Azka Mahespatih (28th) bersembunyi di rumah Nandita (20th) saat ia tengah di kejar oleh beberapa orang preman yang hendak mencelakainya.
Dita yang kaget saat mendapati lelaki asing yang memasuki rumahnya sontak ingin berteriak,tapi sebelum itu terjadi Azka dengan cepat berlari menuju Dita tetapi kakinya tersandung oleh kaki kursi hingga ia kehilangan keseimbangan dan terjatuh di atas tubuh mungil Dita,di saat bersamaan para warga sekitar menggrebek mereka dan menikahkan mereka. mau tidak mau mereka menikah juga. bukan tanpa sebab Azka tidak menolak menikahi Dita,karena Azka pernah di tolong oleh Dita maka dari itu ia ingin membalas kebaikan Dita dengan menikahi gadis itu.
bagaimana kelanjutan ceritanya apakah pernikahan mereka akan langgeng atau sebaliknya?
jangan lupa dukung author dengan cara klik love,komen dan subcreb ya...🤗🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yadah elek, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#24
Azka memikirkan apa yang telah di ucapkan Ahsan barusan,sungguh ia tak mengerti dengan ucapan Ahsan.
"apa Ahsan tadi mendengar pembicaraan kita?" tanya Azka kepada kedua wanita yang ada di hadapannya.
"mama juga tidak tahu,sudahlah jangan terlalu dipikirkan. dia tahu atau tidak tidak akan merubah apapun." ucap Irina santai.
tetapi Azka masih memikirkan ucapan Ahsan,ada ketakutan di hatinya jika Ahsan tau bukan tidak mungkin pemuda itu akan memberitahukan rencananya kepada Dita.
dan dia juga takut kalau Ahsan mengambil Dita.
"kenapa aku jadi ragu gini sih?" ucap batin Azka.
🥀🥀🥀🥀🥀
"sepertinya aku harus mencari tahu tentang Dita ke Rani,dia kan sahabatnya.kalau nanya langsung ke Dita dia pasti takkan mau jujur." monolog Ahsan.
tanpa mau berpikir panjang ia melajukan Mogenya untuk menuju kampus,dia harus menanyakan sesuatu ke Rani sahabat Dita.
tak butuh waktu lama untuk Ahsan sampai di kampusnya,dia segera memarkirkan motornya dan berjalan masuk menuju kelas Rani.
"Rani tunggu..." panggil Ahsan saat melihat Rani yang sedang berjalan menuju kelasnya.
Rani yang merasa terpanggil sontak menghentikan langkahnya lalu segera menoleh ke asal suara. seketika ia menyunggingkan senyumnya saat melihat ahsanlah yang memanggilnya.
"ada apa ka,cari Rani? ngajakin makan ngedate ya?"canda Rani
"emang kamu mau?" tanya Ahsan.
"tentu mau dong ka,kan dapat makan gratis." ucap Rani sambil cengengesan.
"kok sendirian?mana Dita?"tanyanya pada Rani.
"Dita hari ini gak masuk,gak ada kelas harusnya aku juga,tapi pak Tio nyuruh Rani buat bantu pak Tio melakukan penelitian katanya." Rani menjelaskan
Ahsan manggut-manggut,lalu menatap Rani serius.
"sekarang kamu ada waktu gak,ada yang mau Kaka tanyain."
"mau nembak Rani ya,gak bisa kak Rani udah ada gebetan." ucap Rani pede.
"Kaka serius Rani,ada waktu gak?"
"he...he...kayaknya masih ada waktu tiga puluh menit deh kak,sambil nunggu pak Tio."
"ya sudah ayo ikut Kaka ke kantin."
Rani mengangguk dan berjalan bersisian dengan ahsan.
"kok serius amat ya,emang apa sih yang mau di tanyain kak Ahsan?"ucap Rani dalam hati.
"kita duduk disana ya,sepi dan enak di buat ngobrol."
"wokey,aku kesana dulu ya? tolong pesenin batagor sama es kopi. saya tunggu Kaka senior." ucap Rani sambil cengengesan.
sementara Ahsan hanya geleng kepala melihat tingkah Rani yang konyol itu.
Rani duduk dengan nyaman sambil memainkan ponselnya ia berselancar ke media sosial. saking asiknya ia tak menyadari kalau Ahsan sudah duduk di depanya.
tuk..tuk..tuk...
ketukan di meja mengalihkan perhatian Rani dari ponselnya.
"loh...kak Ahsan sudah ada disini?" ucap Rani nyengir.
"kamu sih,serius amat ngelihat hapemu."
"Sekarang Kaka mau ngomongin apa?" tanya Rani sambil memakan batagor yang di belikan oleh Ahsan.
"aku mau menanyakan soal Dita,aku harap kamu jawab dengan jujur."
mendengar ucapan Ahsan Rani langsung menghentikan kunyahanya,dan dengan susah payah ia menelan batagor yang ada di mulutnya lalu ia meraih es kopi yang ia minta pada Ahsan tadi.
"serius sekali,memang apa yang ingin Kaka tanyakan?"
"apa benar Dita sudah menikah?"
Rani meneguk ludahnya dengan susah payah mendengar pertanyaan yang meluncur dari mulut Ahsan.
melihat gelagat Rani,membuat Ahsan semakin yakin kalau Dita memang sudah menikah.
"Rani tolong jawab pertanyaan saya."
"emmm... sebenarnya Dita memang sudah menikah kak,tapi Dita tidak ingin orang-orang tahu. sebenarnya bukan Dita sih,tapi..."
"maksud kamu suaminya Dita yang gak ingin mempublis pernikahan mereka?tapi kenapa?"
"itu juga Rani gak tau kak,Dita belum mau cerita katanya dia belum siap untuk menceritakannya."
Ahsan menghembuskan nafasnya dengan kasar lalu menatap ke arah Rani yang gugup.
"kamu tenang saja saya akan merahasiakanya,saya juga tidak berniat untuk mengumbarnya. saya hanya ingin tahu saja." ucap Ahsan.
"apa Kaka kenal dengan suaminya Dita?"
"tentu aku mengenalnya,bahkan tahu niat busuknya." batin ahsan
tetapi Ahsan hanya bisa mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Rani.
"kak,sudah dulu ya kak. Rani menemui pak Toni makasih batagornya." ucap Rani langsung melenggang pergi dari hadapan Ahsan.
Ahsan menatap pungung Rani yang semakin jauh dan menghilang pandanganya.
"sepertinya aku harus memperingatkan Dita,agar lebih berhati-hati terhadap suaminya itu." Ahsan bergumam.
🥀🥀🥀🥀
seharian ini Dita menghabiskan waktunya untuk membersihkan apartemen dan beristirahat.
Dita melihat jam yang menempel di dinding ruang televisi,jam sudah menunjukkan pukul enam sore,tetapi suaminya itu tak kunjung pulang.
"mas Azka kemana ya,kok tumben belum pulang?apa aku telfon aja ya?" monolognya.
ia segera mengambil ponselnya,dan saat ia ingin mencari nomor suaminya tiba-tiba ponselnya berdering tanda ada sebuah panggilan.
Dita langsung menyunggingkan senyumnya saat melihat siapa yang menelponnya.
dia mengangkat telpon dan menyalakan video call,
"hallo kak apa kabar?" ucap Dita sambil tersenyum lebar
"jangan tunjukan senyum jelekmu itu." ucap Abi
"his...walaupun jelek,Kaka tetep rindu kan?" ucap Dita sambil menarik turunkan alisnya.
"terserah kau saja adik jelek."
"kak...Dita mau tanya sesuatu tidak?"
"tanya saja."
"kak, apa Kaka tahu tentang Tante Irina sahabat mama waktu kuliah dulu?"
Abi terdiam sejenak, akhirnya adiknya ini menanyakan hal ini juga
"kenal memangnya kenapa?"
"apa benar,ayah dan ibu yang sudah mencelakai Tante Irina?"
Abi menghela nafas kasar,
"sudah saatnya kamu tahu dek, sebenarnya itu bukan kesalahan orang tua kita,ayah dan ibu di jebak."
"bahkan benar dugaanku."
"memang kenapa kau menanyakan itu?"
"apa Kaka tahu?suami Dita itu anaknya Tante Irina." dan Dita menceritakan semuanya tanpa ada yang ditutupi.
"tapi kamu gak apa-apa kan dek?"
"Kaka tenang aja mas Azka udah berubah kok,dan aku harap Kaka punya bukti buat buktiin kalau ayah dan ibu gak salah."
"Kaka gak punya bukti dek,tapi Kaka tahu siapa orang yang sudah di suruh buat ngejebak ayah dan ibu."
"apa Kaka tahu alamat rumahnya?"
"kalau itu Kaka tidak akan memberitahumu,karena itu sangat berbahaya. tunggu Kaka pulang nanti kita akan kesana."
"baiklah...Kaka kapan pulang,apa Kaka tidak merindukanku?"
"tentu Kaka merindukanmu sayang,Kaka pasti pulang sebentar lagi."
"okey Dita pasti nunggu Kaka."
akhirnya panggilan pun berkahir. Abi termenung ia sedikit kawatir dengan adik kesayanganya itu,ia benar-benar tak menyangka kalau adiknya menikahi anak dari Tante Irina yang dulu pernah memaki ibunya saat berpapasan di jalan.masih teringat jelas bagaimana Irina menghina kedua orang tuanya saat itu.
"semoga kamu baik-baik saja sampai Kaka kembali dek." doa Abi dalam hati.
Dan benar2 bkn orang tuanya yg melakukan
padahal pelakunya bkn ibunya dita.
hanya saksi hidup sdh tdk ada