Seorang pemuda yatim piatu dan miskin yang tidak memiliki teman sama sekali, ingin merubah hidupnya. Buku warisan nenek nya menjawab tekadnya, 7 mentor atau guru yang berasal dari dunia lain yang jiwanya berada di dalam buku mengajari nya macam macam sampai dia menjadi orang yang serba bisa.
Kedatangan seorang gadis bar bar di hidupnya membuat dia mengetahui apa yang sebenarnya terjadi kepada keluarganya dan membuat dirinya menjadi yatim-piatu. Ternyata, semuanya ulah sebuah sekte atau sindikat yang berniat menguasai dunia dari balik layar dan bukan berasal dari dunia nya.
Akhirnya dengan kemampuan baru nya, dia bertekad membalas dendam pada musuh yang menghancurkan keluarganya dan menorehkan luka di keningnya bersama gadis bar bar yang keluarganya juga menjadi korban sindikat itu dan tentu juga bersama ke tujuh gurunya yang mendampingi dirinya.
Genre : Fantasi, fiksi, action, drama, komedi, supranatural.
mohon tinggalkan jejak ya, beri like atau komen agar author semangat upload.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 13
Evan menghampiri Bella yang berdiri mematung di belakangnya, dia menunduk mengambil tas Bella kemudian memberikan tasnya pada Bella, setelah itu dia berjalan melewati Bella yang masih terdiam dan menunduk.
Evan berjalan terus menuju ke gerbang sekolah, dia menoleh ke belakang dan melihat Bella tidak mengikuti dirinya. Evan kembali menoleh ke depan, senyum lebar menghiasi wajahnya, dia masih sangat senang karena berhasil mempraktekkan jurus pertama di buku pertama yang dia dapat.
“Gila, kalau jurus itu kena orang gimana ya ? bolong ? hangus ? atau apa ? di jamin langsung koit hahaha,” ujar Evan dalam hati.
“Evan,”
Langkah Evan terhenti karena mendengar teriakan di belakangnya, dia berbalik dan melihat Bella yang terengah engah berdiri jauh di belakangnya. Bella berlari menghampiri nya, setelah berdiri di depannya dengan nafas memburu,
“E...Evan, gue mau ngomong ama lo, boleh ?” tanya Bella.
“Mau ngomong apa lagi ?” tanya Evan ketus.
“Gu...gue udah mikir seminggu ini, gue suka ama lo,” ujar Bella.
“Gitu ? karena gue gampangan ? karena gue bisa di manfaatkan ? udahlah Bel, gue mau balik,” ujar Evan berbalik dan berjalan.
“E..enggak, gue...serius,” ujar Bella.
Tapi Evan tidak menggubrisnya, dia terus berjalan menuju gerbang, tapi tiba tiba “bluk,” Bella mendekap nya dari belakang.
“Lepas Bel, lo liat kan apa yang baru gue lakukan di belakang ?” tanya Evan.
“Iya, gue liat semua, gue ngaku, awalnya gue emang berniat memanfaatkan lo, gue benci lo, karena lo mirip bokap tiri gue yang terus terusan mau mencoba memperkosa gue, nyokap gue juga diem aja walau tahu, malah dia menyuruh gue melayani bokap tiri gue, itu alasan gue kabur, sori gue ga mengatakan apa apa ama lo, gue beneran sori,” jawab Bella sambil menangis di punggung Evan.
“Ok, trus ?” tanya Evan.
“Alasan gue pacaran ama Surya dan cowo cowo yang kayak preman lainnya, itu karena gue cari orang yang bisa melindungi gue dari orang tua gue tapi ternyata mereka sama saja kayak orang tua gue, tapi lo beda Van, lo ga kayak mereka, kalau gue bertingkah sepeti pelacur di depan lo, itu karena gue ngetes lo, sori Van,” jawab Bella.
Evan terdiam, dia mulai berpikir, “jadi itu alasannya dia gemetar waktu itu,” pikirnya. Setelah itu, dia melepaskan tangan Bella yang memeluknya dari belakang. Tapi Bella mendekapnya lagi karena dia tidak mau Evan melihat wajahnya yang menangis.
“Kalo gini susah ngobrolnya kan,” ujar Evan.
“Jangan liat, muka gue lagi jelek,” balas Bella terisak.
“Trus seminggu ini lo dimana ?” tanya Evan.
Bella terdiam sejenak, kemudian dia melonggarkan pegangannya, kemudian dia membiarkan Evan berbalik dan melihat wajahnya, Evan melihat kalau Bella benar benar menangis dan tidak di buat buat,
“Gue...di tempat orang yang ngasih gue duit,” ujar Bella.
“Siapa ?” tanya Evan.
“Bokap asli gue,” jawab Bella.
“Oh gitu, kenapa lo ga bilang ?” tanya Evan.
“Gue ga mungkin bilang, bokap asli gue di penjara, dia kasih gue buku tabungannya sebelum dia masuk ke penjara secara diam diam, jadi gue bisa hidup sendiri dan lepas dari nyokap gue, seminggu ini gue nginep di ruang tunggu penjara,” jawab Bella.
Evan kaget mendengar pernyataan Bella, tanpa sadar dia maju selangkah dan berbalik memeluk Bella yang juga langsung memeluknya dengan erat. Bella langsung menangis tersedu sedu di pelukan Evan dan membenamkan wajahnya di dada Evan. Melihat Bella menangis, Evan membelai rambutnya dan membiarkan Bella mengeluarkan semuanya. Setelah Bella tenang kembali,
“Trus barang barang lo masih di penjara ?” tanya Evan.
“Enggak, di pos satpam yang ada di dalem,” jawab Bella.
“Ya udah, ayo kita ambil, terus pulang,” balas Evan.
“Gue boleh di tempat lo ? gue akan bayar,” balas Bella.
“Boleh, sebagai gantinya, masakin makanan yang enak buat gue hehe,” ujar Evan.
“Hehe iya, makasih ya Van,” balas Bella.
Setelah itu, keduanya kembali masuk ke dalam untuk mengambil koper Bella, kemudian mereka berjalan pulang ke rumah Evan. Setelah masuk ke dalam rumah, Evan dan Bella duduk bersebrangan di sofa,
“Berarti penyebab lo gemetar kemarin, bokap tiri lo ya ?” tanya Evan.
“Iya, gue emang ga sampai di perkosa, tapi dia sudah sering meraba raba gue, semua atas persetujuan nyokap gue, tapi setiap dia melakukannya, gue selalu melawan dia, makanya gue gemetar pas tuh orang meremas dada gue,” jawab Bella.
“Dah ga usah cerita lagi, trus bokap tiri lo mirip gue gitu ?” tanya Evan.
Bella tidak menjawab, namun dia mengangguk, Evan langsung berpikir, kemudian dia berdiri dan membuka lemari di ruang tengah, dia mengambil album foto yang di simpan neneknya dan sudah berdebu, “fuuh,” dia meniup debunya dan membersihkannya menggunakan tangan. Album itu ternyata album pernikahan orang tuanya, kemudian dia membukanya dan memperlihatkan pada Bella. Raut wajah Bella berubah ketika melihat ayah Evan yang berada di album.
“Di..dia bokap lo ?” tanya Bella sambil menunjuk foto di album.
“Ya, orang yang membuat luka di kening gue dan membuat nyokap gue bunuh diri, walau gue rada lupa kejadiannya dan baru inget kalau mimpi, tapi sampe sekarang gue ga percaya nyokap gue bunuh diri, itu sebabnya gue nyari dimana bokap gue dan gue mau tanya langsung,” jawab Evan.
Bella langsung berdiri dan berpindah ke sebelah Evan, dia langsung memeluk Evan yang membalas pelukannya, setelah itu,
“Bel, sekarang tolong anter gue ke rumah lo,” ujar Evan.
“Bentar Van, ada yang beda,” ujar Bella yang melihat album nya.
“Apanya ?” tanya Evan.
“Tahi lalat, foto bokap lo ada tahi lalat di pipi kiri, tapi bokap tiri gue ga ada tahi lalatnya, lagian mukanya mirip bukan sama persis, kayaknya beda orang deh,” jawab Bella.
“Serius lo ?” tanya Evan.
“Iya, gue serius,” jawab Bella.
“Nama bokap tiri lo siapa ?” tanya Evan.
“Hartono Kurniawan (menoleh melihat album dan melihat sampul depannya) bokap lo namanya Andi Mahendra, beda Van,” ujar Bella.
“Hmm bener juga ya, berarti cuman mirip,” ujar Evan.
Evan menatap album nya, wajah pria yang menikah dengan ibunya di foto berbeda namun mirip dengan pria yang dia lihat di mimpinya. Dia langsung bertanya tanya di pikirannya, siapa pria yang di mimpinya, ada kemungkinan kalau ayah tiri Bella benar benar pria di mimpi nya, Evan mulai berpikir keras,
“Setelah mendengar dari Bella, ada kemungkinan bokap tiri nya adalah orang yang menorehkan luka di jidat gue, lalu apa hubungan dia ama nyokap gue, kemana bokap gue yang di foto ini, lagian yang di foto ini bokap gue yang beneran apa bukan, trus nyokap gue beneran bunuh diri apa di bunuh, karena sampai akhir hayatnya, nenek tetap ngotot mengatakan kalau nyokap ga mungkin bunuh diri, nenek selalu mengatakan kalau nyokap di bunuh dan misteri terakhir, kenapa tangan nenek sampai lumpuh padahal waktu kejadian di mimpi itu, dia ga ada, kayaknya ada yang di tutup tutupi ama nenek dari gue nih, gue musti cari tahu,” ujar Evan di dalam hatinya.
Selagi Evan merenung dan berpikir keras, “sreet,” dia mendengar suara di sebelah nya, Evan menoleh melihat Bella yang duduk di sebelahnya, matanya langsung membulat dan dia langsung mundur merapat ke belakang menjauh dari Bella, alasannya karena Bella membuka seragam sekolahnya dan hanya mengenakan pakaian dalam, Bella bergeser mencondongkan tubuhnya mendekat kepada Evan.
“Van, ambil pertama gue, gue serius ama lo, kalau lo yang ambil gue rela,” ujar Bella.
“Hah...lo kesurupan apa Bel ?” tanya Evan kaget.
“Gue udah bilang kan, seminggu ini gue sadar akan perasaan gue, gue serius suka dan cinta ama lo, gue ga bohong, sekarang gue buktiin,” jawab Bella.
“Waduh bos, kenapa pelatihan belum mulai dia udah buka baju ?” teriak Evan di kepalanya.
[Gerard : kemarin aku sudah memberi mu petunjuk dan kamu bertindak sesuai dengan yang ku perkirakan, jadi hadiah nya dia buka baju sekarang, silahkan menikmati.]
“Yang bener aja bos, hati ku belum siap nih,” teriak Evan di kepalanya.