NovelToon NovelToon
Kutukan Cinta Gadis Desa

Kutukan Cinta Gadis Desa

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Spiritual / Cinta Seiring Waktu / Mengubah sejarah / Keluarga / Kutukan
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Putri_uncu

Sebuah kisah fiktif yang menceritakan tentang keserakahan dan ketidakpuasan manusia terhadap apa yang dimilikinya

harta dan kekuasaan adalah tujuan manusia saling bermusuhan dan juga saling bersaing untuk mendapatkan yang terbaik

namun ada hal yang tak pernah disadari luka dan korban dari keserakahan manusia itu sendiri akan kembali dan membawa petaka kepada keluarga maupun diri sendiri

hanya cinta yang mampu meluluhkan segalanya dan membuat perjalanan hidup menjadi makin berarti

cinta yang hadir perlahan akan membawa kebaikan dalam hidup manusia yang tulus mencintai

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri_uncu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 15

dengan penuh semangat shila berangkat kerja dan mulai saat ini tak ada shift kedua untuknya, shila hanya masuk pagi dan pulang sore seperti jam kerja atasannya kecuali jika arsen dan stafnya lembur maka shila juga akan ikut lembur

sesampainya dikantor shila langsung meletakan tasnya kedalam loker dan mengenakan seragam barunya

"selamat pagi bu" ucap shila menyapa staf yang masuk kedalam dapur

"pagi mba shila, em boleh ngga saya minta kopi yang biasa dibuatkan untuk pak arsen, kata staf yang lain rasanya enak" ucap salah satu pegawai yang sengaja datang awal karena penasaran dengan kopi yang shila buatkan .

bahkan devisi lain juga sudah mendengar rumor itu namun tak ada yang berani untuk bertanya karena berkaitan dengan wakil pimpinan

shila memperbolehkan karena stoknya sangat banyak, dari uang yang arsen berikan semua shila belikan kopi dan sampai memenuhi gudang penyimpanan makanan yang membuatnya jadi bulan-bulanan ob lainnya

"boleh bu, mau saya buatkan atau buat sendiri?" shila menawarkan diri karena gajihnya yang cukup besar baginya tak masalah bekerja lebih ekstra, bukan hanya melayani wakil pimpinan saja

"shila"

suara panggilan terdengar dan sepertinya sang wakil pimpinan sudah diruangan namun kopinya masih belum ada dimeja

"iya pak sebentar" di dalam dapur dipasang alat khusus yang tersambung dengan ruangan arsen untuk mempermudah memanggil shila jika butuh sesuatu

"bu, maaf saya harus antar kopi pak arsen dulu, ini kalau mau ambil kopinya" shila memberikan dua bungkus kopi untuk staf yang meminta dan segara membawakan kopi milik arsen ke ruangan

"masuk" arsen mendengar ketukan pintu dan menyuruh agar shila masuk

"sudah dingin, ganti" arsen belum menyentuh kopinya namun sudah minta ingin diganti

"baik pak" shila hanya pasrah karena memang tadi kopi yang harusnya diantar malah ditinggal ngobrol dengan staf sehingga menjadi dingin, anehnya kenapa arsen bisa tahu tanpa menyantuh terlebih dahulu

shila berjalan keluar ruangan sambil bergidik merinding " jangan-jangan punya kesaktian" shila membuat kopi yang baru lalu segera mengantarkannya

"permisi pak" shila meletakannya dimeja arsen dan bergegas pergi

"tunggu!" arsen menghentikan langkah shila yang sudah diambang pintu "lain kali tunggu saya datang baru antar kopinya, jika ada yang menaruh sesuatu dikopi saya kamu mau tanggung jawab" ucap arsen

bukan tanpa alasan, persaingan bisnis dalam pekerjaan kadang membuat orang melakukan hal yang tak seharusnya dan arsen ingin menghindari itu, meski ada cctv dan juga staf yang pasti akan menjaganya namub tetap saja waspada itu harus

"baik pak" shila tak banyak menjawab dan ingat belum menanyakan makan siang untuk arsen " maaf pak nanti siang mau makan apa?" tanya shila dengan sopan dan berharap bosnya tak banyak drama langsung mengatakan saja apa keinginannya

"belum tahu, saya masih baru saja sarapan" jawab arsen

"baik pak, permisi" shila ingin segera kabur dari ruangan yang isinya orang sangat menjengkelkan itu

shila kembali ke dapur dan mulai bosan karena pekerjaannya semakin sedikit saat ini, untuk menunggu jam istirahat membuatnya mengantuk dan membuat kopi untuk dirinya sendiri

"hm, wangi sekali"  seseorang datang ke dalam dapur dan mengomentari wangi kopi buatan shila

"pak daren, ngapain pak?" shila kaget mantan teman satu timnya datang. daren sudah lama tak bertemu dengan shila karena beda devisi dan juga kegiatannya banyak dihabiskan diluar dibandingkan dikantor saat ini

merasa kangen dengan teman akrabnya yang hampir satu tahun bersama, daren memutuskan untuk mendatangi ruangan dimana shila berada

"kangen lah, kamu ngga kangen sama temanmu?" ucap daren dengan berbicara santai meski sudah menjadi wakil direktur dan semua pegawai sudah mengetahui jika daren adalah anak kedua dari pemilik perusahaan setelah arsen mengumumkan dalam rapat tahunan kepada semua yang berkepentingan dalam perusahaan

"bapak ada-ada saja, mau kopi pak?" tawar shila, pastinya saat ini shila tak berani terlalu akrab atau ramah karena tahu siapa yang sedang bicara padanya saat ini, salah dikit kakaknya yang ngamuk bisa dipecat shila

"boleh, tapi pakai es" darem melihat-lihat sekeliling dan mengingat betapa daren bangga karena bisa melakukan pekerjaan dalam waktu satu tahun dibidang yang sama sekali belum pernah dia lakukan sebelumnya, sangat dimanja dalam keluarga membuatnya tak pernah bergerak kecuali atas kemauannya sendiri

"kamu betah shil?" tanya daren yang juga merasa aneh kenapa harus ada ob khusus untuk wakil pimpinan, sedangkan semua mendapatkan ob dan og yang sama disetiap lantai gedung

"betah dong pak, gajihnya wow" ucap shila sangat jujur

"oh jadi karena gaji? bukan karena hal lain?" daren mulai bercanda pada shila yang sejak tadi kaku dan juga canggung, mungkin karena tahu siapa daren sebenarnya

"ngga ada pak, saya kerja ya buat uang bukan lain-lain. ini es kopinya pak" shila duduk disamping daren atas permintaan daren sendiri

"hm, enak shil kopi buatanmu, pantas saja semua penasaran dengan kopimu" daren juga mendengar jika salah satu og di kantor memiliki bakat pembuat kopi terenak dan daren juga membuktikannya

"bukan karena saya yang buat pak, tapi kopi dari desa saya memang terkenal enak pak" shila  bukan orang yang haus pujian

"harusnya jadi brand ambasador dikampungmu shil, pasti kopi didesamu makin terkenal" daren  mengatakan hal yang asal saja, tapi jika dilihat-lihat shila bukanlah gadis yang biasa

wajahnya yang manis dan cantik namun tertutup dengan kepolosan dan keluguaannya, tak banyak orang yang bisa melihat kelebihan itu pada shila

"bapak ini ada-ada saja"

banyak hal yang keduanya obrolkan sampai shila lupa belum menyiapkan makan siang untuk arsen karena keasikan mengobrol dengan daren, "pak maaf saya tinggal, saya harus siapkan makan siang untuk pak wakil" shila buru-buru dan tersandung

untungnya daren dapat menangkap tubuh mungil shila, jika tidak pasti akan tersungkur dilantai

"pelan-pelan shila, pesankan saja burger atau pizza untuk kak arsen. dia jarang makan nasi saat siang" daren memberikan saran pada shila untuk makan siang kakaknya

karena pagi hari dan malam diawajibkan makan bersama dirumah, jadi arsen siang hari biasanya hanya makan camilan atau yang tak terlalu berat

"terima kasih sarannya pak, saya permisi dulu" shila berlari lagi keluar kantor untuk membelikan apa yang daren bilang

untuk pembayarannya semua akan dibayarkan oleh sekertaris arsen, shila hanya perlu memesan dan nanti akan diantarkan oleh kurir ke kantor, karena shila tak mau diberikan atm atau uang cash terlalu banyak dan lagi ponselnya tak bisa untuk pembayaran melalui transfer atau qris

setelah memesankan burger yang tak jauh dari kantor shila juga merasakan lapar dan tak jauh dari pandangnnya ada sebuah toko yang menjual bakso dan itu membuatnya tergoda untuk membelinya dan membungkusnya dibawa kekantor untuk makan siangnya

tiba dikantor shila menyiapkan makanan untuk arsen dan juga minumnya lalu mengantarkannya ke ruangan arsen "permisi pak, ini makan siangnya" shila meletakan dimeja dekat sofa tamu karena takut akan menumpahi berkas atau laptop arsen yang pernah dilakukannya dulu

"hm" arsen melihat menu yang dibawa oleh shila dan menghela nafanya karena malas memakannya

"kamu sudah makan?" pertanyaan yang mmebuat shila terkejut psatinya, sejak kapan arsen perhatian pada pegawainya sampai menanyakan perihal makanan

"belum pak" jawab shila jujur

"makanlah yang kamu bawa, saya sedang malas makan" ucapan arsen seolah perintah yang tak boleh ditolak

"ta-tapi saya sudah beli bakso pak, dan saya mau makan bakso saja" ucap shila dengan beraninya membantah ucapan arsen

arsen beranjak dari tempat duduk dan menghampiri shila "ambil makananmu bawa kesini" arsen meminta shila meletakan makanannya dan mengambil makanan shila

tak banyak kata shila melakukan apa yang arsen suruh " kalau cuma bakso ngga masalah nanti beli lagi, yang penting gajihku besar" shila terus saja menggumam setiap arsen melakukan hal yang seenaknya

shila hanya akan mengingat jika gajihnya besar dan tak jadi emosi ataupun marah

"bapak mau makan bakso juga?" tanya shila

"juga? maksud kamu bakso ini mau dibagi 2, makan saja punya saya dan saya yang makan bakso itu" ucap arsen makin semena-mena

"permisi pak" shila mengambil nampan berisi burger dan akan membawanya ke dapur

"makan sini, dan habiskan segera" arsen menarik tangan shila agar tetap duduk dan menghabiskan makanannya

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!