kehidupan rumah tangga yang dijalani nya jauh dari kata bahagia saat Hafiz meminta untuk menikah lagi dengan perempuan yang menjadi dosen di kampus nya.
pantas awal pertemuan mereka kanza dosen baru di kampus itu seperti membenci nya,
Yasmin meminta hafiz untuk menceraikan nya jika ingin menikah dengan kanza, namun hafiz menolak.
di situ Yasmin berontak dengan tidak menuruti perintah Hafiz dan bergaya sesuka hati, pergi kemana pun ia mau Tanpa menghiraukan Hafiz yang sudah menyakiti nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siluet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tercampakan.
yesa mengajak Lutfhi untuk pergi makan dengan Mona, berulang kali Lutfhi menolak namun yesa terus saja memaksa.
"dengar ya fi, bunda gak mau punya menantu seorang janda, jadi berhentilah mengejar perempuan itu. bunda gak suka! sekarang ikut bunda!"
ucap yesa menyuruh Lutfhi masuk ke dalam mobil.
acara makan bersama berjalan dengan lancar hingga ponselnya berdering terlihat Yasmin melakukan panggilan telepon.
"sebentar Bun...!"
ucap Lutfhi menjauh.
"Halo Yas.... kenapa? kamu dimana?"
ucap Lutfhi di telpon.
"kak...bisa gak jemput Yasmin..!"
"kamu dimana?"
"di Perum anggrek elite!"
Luthfi terdiam sedang apa Yasmin di tempat itu.
"bisa gak kak, motor Yasmin di bawa sela, dari tadi gak ada Taxi lewat..!"
"oh gitu...tapi agak lama,gk apa-apa? soalnya ini lagi ada acara keluarga!"
"oh gitu....ya udah gak apa-apa, Yasmin sambil tunggu Taxi..!"
ucap Yasmin, ia kembali harus menelan pil pahit.
Kenapa bukan Hafiz yang ia hubungi, tidak..
ucapan Kahfi seakan menyadarkan nya untuk segera pergi sebelum ia tercampakan seperti sekarang ini.
"belum pulang kamu?"
ucap seseorang yang berada dalam mobil berhenti di hadapan Yasmin.
"lagi nuggu taxi...!"
ucap Yasmin memalingkan wajahnya ia tidak ingin Kahfi melihat air matanya.
"ya udah masuk, jam segini gak ada Taxi lewat!"
ucap Kahfi tak tega melihat perempuan itu berdiri sendiri.
tidak ada pilihan lain selain menerima tawaran Kahfi, karena saat ini ia benar benar membutuhkan nya.
Yasmin masuk ke dalam mobil dengan perasaan sungkan, sungguh ia tidak enak tapi ia tak mungkin menuggu acara Lutfhi hingga selesai.
Yasmin mengernyitkan alisnya melihat seorang perempuan yang sedang bergelayut manja, posisi kedua nya berada di lampu merah namun berlawanan arah.
Yasmin menggigit bibirnya, menarik nafas dalam-dalam menahan air mata yang ingin meluncur bebas.
Kahfi dan Hafiz tidak sama sama melihat karena fokus dengan ponsel nya, hingga lampu hijau menyala dan mobil Hafiz melintasi nya.
"pak berhenti di depan gerbang perumahan aja pak..."
ucap Yasmin tanpa menoleh ia harus segera turun dari mobil itu, rasanya tak sanggup lagi menahan air matanya.
"ya udah....!"
ucap Kahfi tanpa merasa curiga apapun.
"terima kasih pak.. maaf sudah merepotkan"
ucap Yasmin menunduk.
kahfi menutup kaca mobil kemudian berlalu pergi tanpa mengatakan apapun.
Yasmin langsung beranjak duduk di kursi taman, suasana tampak sepi.. gerimis mengiringi luka hati nya.
"kuat yas ....!" ucap Yasmin membuang nafas.
Yasmin mencoba menghubungi Lutfhi,tapi nomor nya tidak aktif. Yasmin beranjak dari duduknya dan berjalan menyusuri jalanan kompleks.
"malang nya kamu Yas...!"
ucap Yasmin terkekeh kecil, ironis... sakit nya tercampakan seperti ini.
Yasmin masuk ke dalam rumah yang tampak sepi, Ina bergegas menghampiri Yasmin.
"non dari mana!?"
ucap ina melihat Yasmin yang tampak lusuh.
"dari rumah teman bi...!"
ucap Yasmin lirih, tubuhnya lelah.
"den Hafiz dan Bu kanza pergi ke luar kota..!"
ucap ina dengan wajah iba melihat kondisi Yasmin.
"oh.. gitu ya udah gak apa-apa bi..!"
ucap Yasmin tersenyum getir, jadi tadi itu mereka mau pergi liburan ke luar kota.
Yasmin masuk ke dalam kamarnya yang gelap,
merebahkan tubuhnya di ranjang menghapus air mata yang begitu betah menemani hari hari nya.
sebenarnya ia waras atau tidak bertahan dengan luka yang Terus menerus tersayat. Yasmin masuk kedalam kamar mandi, membersihkan diri kemudian mengambil wudhu.
meraih kekuatan dengan mencurahkan segala isi hatinya kepada Sang pencipta yang memiliki hidupnya.
ponselnya bergetar terlihat Lutfhi dan Hafiz berulang kali menghubungi nya, namun tak ada satu pun yang ia terima.
"cengeng sekali kamu Yas....!"
ucap Yasmin sendiri terkekeh.
"kamu emang gak waras...bisa bisa nya menikmati rasa sakit ini........."
Yasmin terkekeh kecil kemudian menghapus air matanya dan tertidur.
***
Beberapa jam kemudian Hafiz sampai di kota Jogjakarta, mencoba menghubungi Yasmin namun tidak di angkat.
"hebat Kamu Yas....puas kamu bikin aku frustasi " ucap Hafiz melempar batu ke arah laut.
seperti permintaan kanza, mereka menginap di hotel yang tak jauh dari pantai Parangtritis.
hafiz duduk di pantai tak perduli dengan air yang pasang membasahi celana nya, angin laut yang dingin pun tak di hiraukan nya, kegelisahan nya membuat ia frustasi sendiri karena Yasmin yang tak ia ketahui kabar nya.
kanza menatap Hafiz nanar, kenapa justru liburan nya di hiasi dengan kegelisahan Hafiz tentang Yasmin.
Hafiz terlalu takut untuk menghubungi Marisa, image nya sudah rusak di hadapan mertua nya itu,mending kalau Yasmin ada bersama nya. kalau tidak ia akan membuat Marisa khawatir dan mempengaruhi kesehatan nya.
Yasmin bangun merentangkan kedua tangannya menghirup udara pagi yang sejuk,
keadaan nya sudah lebih tenang.. siang ini tidak ada kuliah, ia janjian dengan kedua sahabatnya itu untuk pergi berbelanja untuk kebutuhan mereka yang hendak pergi camping besok, melupakan segala sesuatu yang membuat nya terpuruk..
dengan cara seperti itu ia bisa mendapatkan kebahagiaan nya sendiri, lebih dekat dengan alam seperti hobinya ia suka naik gunung.
Hafiz sudah lebih lega, saat mendengar dari Ina jika Yasmin berada dirumah, Setidaknya ia tahu keadaan perempuan itu baik baik saja.
'itu yang terlihat dari luar berbeda dengan keadaan nya yang tersembunyi'
Yasmin pergi berbelanja bersama Wulan dan sela di mall memilih berbagai macam makanan untuk bekal perjalanan mereka.
"yas.. emang gak kapok ?"
ucap wulan melihat Yasmin yang begitu antusias.
"ya gak...itu kan hal biasa!"
ucap Yasmin cuek sambil memilih minuman.
"ngapain aja coba pas kesasar sama kak Lutfhi?
ucap sela menilik wajah Yasmin.
"kepo ah..mau tahu aja!"
ucap Yasmin senyum membuat keduanya mengernyitkan dahi.
"dih ...aku tahu jadi ceritanya kamu mau nostalgia ya Sama kak Lutfhi, jangan jangan kesasar nya boongan..!"
ucap Wulan.
"enak aja....itu asli bukan setingan..!"
ucap Yasmin menepuk bahu Wulan pelan.
seru kalau udah kumpul bersama, seperti tidak pernah ada beban yang merantai kaki nya.
mereka makan bersama, Nonton. sampai sore baru lah mereka memutuskan untuk pulang.
"Yasmin.....!"
ucap seseorang memanggil membuat langkah mereka bertiga terhenti, Yasmin membalikkan badannya dan melihat mami Rina, ibu mertua nya yang memanggil.untungnya saat ini Yasmin berpakaian seperti keinginan Rina.
terlihat Rina bersama teman teman sebaya nya.
"kamu dari mana?" ucap Rina mendekati bersama seseorang yang membuat nya membeku. bunda Yesa.
"ini istri nya Hafiz, menantu aku!"
ucap Rina merangkul bahu Yasmin.
yesa hanya tersenyum menanggapi.
"kamu gak sama Hafiz?"
pertanyaan Rina membuat Yasmin tertegun.
"bang Hafiz ke luar kota, ada keperluan bisnis!"
ucap Yasmin tersenyum paksa.
hanya yesa yang tahu kondisi Yasmin yang sebenarnya dari Lutfhi.
bersambung...