Alettha gadis 16 tahun yang kini duduk di bangku kelas 2 SMA itu nampak diam termenung, wajah cantiknya masih terlihat kesedihan yang mendalam.
Kehilangan Ayahnya membuat gadis itu begitu frustasi dan begitu sedih, belum lagi semua aset kekayaan ayahnya kini sudah di ambil alih oleh orang orang yang tidak bertanggung jawab.
Alettha Kinaya Ayu, harus meneruskan hidup nya berapa dengan ibu tiri dan kakak tiri nya yang kurang menyukai nya itu, entah apa yang akan terjadi pada gadis malang itu.
Yuk mampir di cerita pertama ku semoga kalian suka❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lembayung Senjaku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Airin Araes Kiandra
" Iya kan mereka terlihat begitu cocok, gimana jeng?." Seorang wanita cantik dengan dandanan gelamor menyentuh tangan Mona dengan lembut.
Mona menyambut nya dengan senyuman manis dan sesekali melihat ke arah Muklis yang juga mengganguk pelan.
" Airin itu lulusan terbaik dan sekarang sudah mau lanjut S2 dan dia juga akan mewarisi semua kekayaan kami . Jadi kamu juga harus selektif memilih calon suami untuk Airin." Timpal nya lagi .
Semua keluarga tersebut berkumpul dengan suka cita dan kegembiraan sedang kan Arsya yang sudah tau topik pembicaraan keluarga besar itu memilih pergi dan tidak berbicara pada mereka .
" Kami sih setuju banget jeng, lagipun Airin adalah calon menantu idaman setiap orang." Mona menatap gadis cantik yang diam dan tersipu malu.
Airin Araes Kiandra anak tunggal dari pasangan suami istri yang kaya raya Febiola Dwikanti dan Kiandra Wicak, gadis berusia 20 tahun itu selalu tersenyum dan bertutur kata lembut pada setiap orang.
Semua orang tak akan mengalihkan mata dari nya mata bulat kecoklatan itu mampu membius banyak pasang mata, hanya dengan pakaian sederhana siapa sangka jika dirinya anak dari seorang pengusaha kaya.
Kesederhanaan selalu mengiringi nya sejak dulu meski dia mampu namun dia memilih untuk hidup sederhana berteman dengan siapa saja dan menghargai semua orang , gadis itu adalah kebanggaan kedua orang tua nya.
Laki laki itu harus lah sepandan dengan Airin. Dapat mengimbangi keserhanana dan juga harus berbibit dan bobot yang sama, karena dia akan mewarisi beberapa saham perusahaan dari orang tuanya yang tidak lah muda di kelola.
Perjodohan itu sudah lama hendak di katakan oleh keluarga Wicaksana namun belum mereka belum bertemu langsung dengan Arsya, maupun Arkha untuk melihat kepribadian mereka.
" Tapi maaf sayang, Arsya ada urusan di Jakarta dan tidak bisa menyusul kita di sini. Tapi tante percaya Arsya tidak akan menolak kamu " Gumam Mona menatap Airin.
" Gak masalah kok tante, Airin juga masih malu buat ketemu kak Arsya ."
Ting
BOS SEMUA SUDAH SELESAI SESUAI PERINTAH.
Pesan masuk dalam aplikasi hijau milik Muklis .
" Bagus, jangan sampai dia merusak keluarga ku yang bahagia dengan hasutan gadis PSK itu pada Arkhana." Batin Muklis tersenyum puas.
" Baik lah, masalah perjodohan nanti kira bahas lagi sekarang waktunya kita makan. Kalian semua pasti sudah lapar kan?." Ucap Kiandra Wicak.
Mereka menikmati makan malam dengan suka cita dengan penuh pertanyaan dan jawaban saling menyahut.
" Paa, gimana sih Arsya malah gak ada kabar. Mama udah kirim pesan di telpon juga gak bisa ..." Bisik Mona pada Muklis .
" Sudah lah ma, nanti kita bahas di hotel saja urusan perjodohan ini. Sekarang nikmati saja pesta dan acara kumpul keluarga besar kita, mama percaya saja Arsya tidak akan menolak dan mengecewakan kita." Ucap Muklis menyakin Mona yang khawatir .
***
" Mama dan papa selalu melakukan apa yang mereka kehendaki , tapi mereka tidak memikirkan bagaimana perasaan dan pendapat ku sendiri." Gumam Arsya meletakkan laptop di atas meja.
Pemuda itu berbaring di atas kasur nya yang empuk.
" Akh..." Pekik nya dengan kesal.
Arsya membuka bajunya yang langsung menampakan perutnya yang sixpack dan otot-otot lengan dan bahu yang memikat , Arsya keluar dari kamar menuju gazebo di rumah nya.
" Mungkin berenang bisa menghilangkan stres kepala ku." Hanya dengan celana pendek jeans Arsya langsung menyembur kan diri kedalam air kolam yang dingin.
Arsya tidak begitu menyukai renang namun ada saat saat nya dia memiliki berenang atau merokok di balkon kamarnya, berenang membuat kepalanya lebih dingin dan segar.
" Mungkin menghubungi Alettha tak ada salah nya, seharusnya dia memang di sini menemani ku dia pelayan di rumah ini."
Arsya segera keluar dari kolam renang menuju telepon yang ada di gazebo itu dan menelpon Alettha lewat sambungan telepon rumah ke paviliun
Alettha yang sudah terlelap kemudian merasa terganggu mendengar dering telepon rumah yang nyaring.
" Astaga jam berapa sih ada telpon dari rumah utama, mata ku ngantuk banget.." Gumam Alettha mengucek mata nya kesal dan beranjak keluar kamar mengangkat telepon yang masuk.
" Ha..."
Arsya langsung menyambar suara Alettha yang hendak menyahut telpon.
" Kemana aja sih, sibuk berkhayal dengan teman laki laki mu ha ..." Seru Arsya dengan keras membuat Alettha langsung membuka mata nya lebar.
" Maaf tuan muda, saya ketiduran. Ada yang bisa di bantu?." Gumam Alettha.
" Ke Gazebo sekarang, buatkan saya jus mangga tanpa es batu. SEKARANG..." Pekik Arsya dengan keras.
" I..iya tuna muda, siap tunggu sebentar." Arsya langsung mematikan sambungan telepon nya .
" Ya ampun udah jam 11 malam, ngapain sih di gazebo tuh orang .." Dengan kesal Alettha berjalan ke rumah utama sesuai perintah Arsya segera membuat kan segelas jus mangga tanpa es batu dan membawa nya menuju gazebo.
Beberapa kali Alettha menguap dan berusaha menguasai dirinya agar tidak tertidur .
Arsya menatap tajam kedatangan Alettha dengan segelas jus pesanannya.
" Astaga Alettha, bisa kah kau membuka mata dan berjalan cepat tanpa menguap ha.." Pekik Arsya dengan keras dari dalam kolam berenang membuat Alettha terkejut.
Dengan cepat gadis itu berjalan ke arah kolam renang tanpa memperhatikan lantai di bawa basah oleh air Arsya saat naik dan menghubungi nya tadi.
Lantai yang licin seketika membuat langkah Alettha oleng dan membuat nya harus terjebur dalam dinginnya air kolam yang dingin.
Biur
Alettha Langsung masuk kedalam kolam agak jauh dari Arsya yang menatap nya terkejut karena terjatuh.
" Byuarrr..." Alettha nampak mengatur nafas nya dengan ngos-ngosan saat air air kolam itu masuk kedalam mulut nya dan membuat nya tersedak.
Tubuh Alettha hampir hilang di dasar kolam jika saja gadis itu tidak berpengalaman pada anak tangga kolam itu, sekujur tubuh nya basah dan menggigil sedang kan Arsya hanya diam menatap nya.
" Kau membuang jus ku dengan percuma Alettha, bisa kah kau bekerja dengan baik ha.." Seru Arsya tanpa kasihan melihat gadis itu menggigil di dalam air.
" Astaga tuan muda, saya sudah basah kuyup kedinginan masih aja di marah marahi sih.." Ucap Alettha kesal melihat tingkah konyol Arsya yang berenang malam hari dan menyuruh nya datang mengantarkan jus.
Arsya mendekati Alettha yang diam melihat tatapan tajam pemuda itu membuat nyali nya bener benar menciut dan takut, Alettha ingin naik ke atas namun mengingat baju nya yang basah itu hanya akan mempermalukan dirinya memperlihatkan tubuh nya pada Arsya.
" Saya akan ganti jus nya tuan muda, emmz..anda bus berbalik saya akan menganti pakaian saya dulu." Gumam Alettha bergetar.
Arsya hanya diam mendekati Alettha perlahan , entah lah fokusnya teralihkan pada bibir merah muda gadis itu yang bergetar menahan dingin nya air kolam.
" Bibirnya menggoda ku untuk mencicipi nya, ada apa dengan ku teramat sulit mengendalikan diriku sendiri saat melihat nya." Batin Arsya.
Arsya mengungkung Alettha di antara dua tangannya membuat gadis itu benar-benar grogi saat hembusan hangat nafas Arsya semakin deket dengan nya.
" entah lah kenapa aku bisa sedekat ini secepat ini dengan mu ..." Gumam Arsya menggagkat dagu Alettha untuk menatap nya.