............. Call Me Jade ..........
" Tetaplah seperti ini Jade, sebentar saja, ijinkan aku melepas rinduku." Lirih pria itu ditelingaku sambil melingkarkan tangannya di perutku.
Aku tahu ini salah, hatiku mengakuinya. Tapi kenapa tubuhku berkata lain, aku bahkan membalas perlakuannya.
Aku membalikkan tubuhku, hingga kami saling berhadap-hadapan. Aku menatap indah manik matanya mencoba mencari kebohongan di sana tetapi aku tidak menemukannya. Hanya pancaran kasih sayang dan ketulusan yang aku dapatkan.
Dia semakin mendekatkan wajahnya, kemudian mengecup keningku lama....
Penasaran kan dengan kisah lanjutnya?
Ikuti terus updatenya yuuukk 👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Esma_04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Selesai menunaikan shalat subuh berjama’ah, Dandy mengajak Jade untuk berbicara di kursi taman samping kamar mereka.
“ Jade...apa kau nyaman tinggal di sini?”
Jade yang masih betah menatap hamparan bunga mawar yang sedang bermekaran menjawab pertanyaan Dandy tanpa mengalihkan pandangannya.
“ Apa ada option lain?”
Mendengar jawaban Jade, Dandy mengembangkan senyumnya dan berdiri membelakangi Jade.
“ Aku sudah menghubungi paman Sam, kau tidak bisa melakukan registrasi ulang di sini karna masih tercatat sebagai siswi Harapan Bangsa.” Dandy menjeda ucapannya sejenak lalu berbalik menghadap Jade.
“ Tapi kau bisa home schooling dan paman Sam akan mengajukan program percepatan untukmu di pertengahan semester nanti”
“ Jadi aku menjadi tahanan rumah?” Jawab Jade sembari menyeruput coklat hangatnya.
“ something like that.” Jawab Dandy yang berjalan menuju gerombolan bunga mawar dan memetik satu tangkai yang berisi sekuncup mawar putih bergaris biru lalu memberikannya kepada Jade.
“ Nikmati harimu, jika membutuhkan apapun katakan saja pada pelayan. Aku ada meeting di kantor, mungkin pulang agak larut.” Dandy mengusap puncuk kepala Jade lalu berjalan menuju kamarnya.
“ Baiklah tuan Dandy...kita lihat apa kau benar-benar bisa menjadikanku tahanan rumah?” Lirih Jade sambil tersenyum smirk.
________________*****____________
Sementara di Indonesia, Joe memporak porandakan unit apartemen yang sebelumnya dia gunakan untuk menyembunyikan Jade.
“ Aaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh....”
Dia luruh ke lantai lalu menelungkupkan kepala di kedua kakinya, punggungnya bergetar, tanpa suara hanya lelehan air mata yang mulai membasahi lengannya.
Sudah seminggu sejak menghilangnya Jade, dia seperti manusia setengah waras. Tak ada sedikitpun informasi yang bisa dia dapatkan tentang keberadaan Jade. Lenyap...bagai ditelan bumi.
Tit....Tit...Tit.....Tit.....Tit...
“ Ceklek...”
Terdengar suara seseorang memencet kode akses pintu apartemen. Joe tak berniat beranjak dari tempatnya karna dia tahu siapa pelakunya. Hanya ayahnya dan dirinya saja yang mengetahui kode akses ke apartemennya.
“ Come up boy...huge me “
Joe mendongakkan wajahnya, mencoba bangkit lalu menghampiri ayahnya yang sudah merentangkan tangannya lebar-lebar.
“ Papa...Jade pergi.” Ucapnya sembari merengkuh tubuh tegap ayahnya.
Tuan Mohammed hanya menghembuskan napasnya perlahan sembari mengusap-usap punggung anak bungsunya. Dia mendapat laporan dari orang kepercayannya di mansion Dandy jika putra sulungnya sudah kembali beserta seorang gadis bercadar.
Setelah sedikit menekan Shawn, akhirnya dia tahu jika gadis itu adalah Jade. Pria dua anak itu berniat akan merahasiakan keberadaan Jade dari putra bungsunya setelah mendengar cerita yang sebenarnya dari Shawn. Juga pengakuan dari ayah kandungnya jika dia telah menikahkan Dandy dengan Joe.
Tuan Mohammed memutuskan untuk mendampingi Joe sementara waktu hingga dia berhasil menyembuhkan luka di hati anak bungsunya. Bagaimanapun, dia juga berperan dalam hancurnya perasaan Joe karna dukungannya untuk melarikan Jade ke Singapura.
Tetapi sudah digariskan, jika manusia hanya berencana dan keputusan akhir tetap di tangan-Nya. Tak ada satupun ayah di dunia yang berada di posisi Tuan Mohammed sekarang, menghancurkan perasaan salah satu anaknya demi kebahagiaan anak yang lainnya.
" Wanna hang out with me?" Tuan Mohammed melepaskan dekapannya dan menelisik dalam kedua mata Joe.
" Thanks Dad, but I'm not." Joe menolak ajakan ayahnya.
" Are you sure? I've rented a racing circuit for you." Joe berakhir dengan memeluk kembali sang ayah saat mendengar tawaran sang ayah. Tuan Mohammed tahu persis, satu-satunya jalan untuk menaikkan mood putra bungsunya adalah melampiaskan rasa marah dan kecewanya di sirkuit balap.
Akhirnya mereka berdua pun menjelajah jalanan kota Semarang untuk menuju sirkuit balap yang dimaksud oleh ayah Joe. Mencoba melupakan sejenak permasalahan yang memenuhi rongga kepala ayah dan anak itu.
Feeling kind of sick tonight
All I’ve had is coffee and leftover pie
It’s no wonder why
Still, you take up all my mind
I don’t even think that you care like I do
I should stop, heaven knows I’ve tried
One day I will stop falling in love with you
Some day someone will like me like I like you
Until then I’ll drink my coffee, eat my pie
Pretend that we are more than friends
Then of course I’ll let you break my heart again
I’m just tryna understand what I am to you
Terdengar lantunan lagu " Laufey- Let you break my heart again" menemani perjalanan Honda Civic berwarna hitam itu, menambah sesak di dada seorang remaja yang duduk di kursi belakang.
Tatapannya masih saja kosong , meratapi betapa harapannya ditepis oleh gadis pujaannya. Dia membuka kembali sebuah catatan kecil yang sempat Jade tinggalkan dia atas lampu tidur di kamar yang dia tempati sebelumnya.
Dear Joe,
Thanks for everything.
For every moment that you make me feel just like a princess.
However...it's not right.
I've my own aim.
That's too many secret that I can't tell you for nowadays.
Hopefully, we are remain friends till getting elder.
Stop looking for me and let me say again: "Thanks."
Jade Ong
Joe meremas kasar secarik kertas dalam genggamannya, membuka kaca jendela mobil lalu melemparnya asal ke sembarang arah. Mengusap kasar cairan bening yang kembali menetes.
Joe menengadahkan wajahnya lalu memejamkan matanya, berusaha menghirup dalam-dalam oksigen di sekitarnya untuk sedikit menetralkan perasaannya.
" I'm fine...I should be okay without you. For now and forever." Lirihnya dalam hati.
Tuan Mohammed masih saja memperhatikan putranya dari center mirror. Dia berharap semoga saja Joe bisa merelakan kepergian Jade selamanya, dan menjalani kehidupannya yang penuh senyuman seperti hari-hari sebelumnya.
Tuan Mohammed tak habis pikir, sebenarnya daya tarik apa yang dimiliki Jade hingga berhasil meluluhlantahkan pendirian kedua putranya hingga timbullah secercah kebencian dalam hatinya kepada Jade.
( Di part ini, Tuan Mohammed belum mengetahui jika Jade adalah anak kandung Yang Zisi Qiao ya guys. Mampir juga ke novelku " Ambillah Darahku, Mr.Ong" agar Readers bisa menemukan bagian-bagian yang sengaja aku sembunyikan di novel JADE )
Menurutnya, Jade persis seperti gadis biasa pada umumnya. Bahkan strata sosialnya jauh berada di bawah keluarganya, IQ nya juga tidak melebihi kedua anaknya. Lalu kenapa anak-anaknya bisa dengan mudah terpesona dengan gadis itu hingga melupakan seorang gadis yang selama ini dikhawatirkan justru akan menjadi perpecahan dikedua kakak beradik saat mereka bisa menemukannya?
Tuan Mohammed tahu dengan pasti, jika selama ini kedua putranya selalu menutup diri dengan lawan jenisnya karna sama-sama masih menunggu ditemukannya gadis kecil yang 10 tahun lalu pernah menyelamatkan nyawa anak sulungnya hingga meregang nyawa lalu diselamatkan oleh anak bungsunya. Gadis kecil yang dia ketahui dengan pasti jika dia adalah satu-satunya wanita keturunan Raja Yang Arta Qiao yang masih selamat dari gempuran sekte Burnrose.
Tuan Mohammed sendiri yang menjadi saksi bisu meninggalnya putri Raja Yang saat jantungnya diambil secara paksa oleh sekte berlambang bara mawar keemasan untuk didonorkan kepada putri satu-satunya ketua sekte biadab itu.
_______________ TBC _____________