Cinta tidak akan pernah memilih orang yang salah untuk ditinggalinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azmi1410, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#24
Kelvin terdiam mendengar ucapan Satya barusan, sebelum kemudian melanjutkan memberi bedak putranya agar terlihat makin tampan.
"Mereka pikir mereka hebat, heh. Kita lihat saja bagaimana aku akan membawa istriku kembali ke rumah ini, bagus jika Aretha kehilangan ingatannya jadi dia tidak perlu mengingat semua kenangan pahitnya yang ada di rumah ini." Kelvin tersenyum melihat putranya sudah tampan dan memberi ciuman sayang di pipi kanannya.
"Daddy kebiasaankan, aku ngak suka di cium! Bikin malu aja, mana ada om Satya lagi." Putranya berucap tak suka membuat Kelvin gemas dan makin menciumnya lagi dan lagi.
"Kalo Mommy yang cium gimana?" tanya Satya penasaran.
Kenzo nampak berpikir sebentar dengan tangan diletakkan di dagunya. "Hmm, kalau Mommy boleh, Mommy kan cewek kalo Daddy ngak, soalnya Daddy cowok."
Perkataan polos Kenzo membuat Satya tertawa dengan keras sembari memegangi perutnya. Air matanya berlinang tak kuasa menahan tawa itu.
"Anak ini," Kelvin berujar pelan "yang merawat dan membesarkanmu selama ini Dad, tapi kenapa kau paling sayang dengan Mommy kamu sih?" tanyanya berpura-pura kesal dan sedih dengan mimik wajah yang benar-benar tak sesuai dengan umurnya.
"Karena perjuangan mommy buat ngelahirin aku susah kata nenek, nenek bilang aku juga harus menuruti apa yang nantinya dikatakan Mommy daripada Daddy." jawaban polos Kenzo tak bisa membuat Kelvin berkutik, dia akhirnya menyerah menggendong putranya itu ke arah meja makan.
"Aku dapat info mereka menitipkan putrimu ke tempat penitipan anak, Aretha tidak ingin putrinya merasa kesepian dan meminta Alex mencari tempat penitipan anak agar ada teman, sehingga bisa betah di sini mengingat pekerjaan Alex agak lama juga." penjelasan Satya membuat Kelvin memiliki ide di otaknya.
"Dan aku sudah mendaftarkan Kenzo di sana juga, aku memiliki ide ini dan kau tentunya juga punya ide yang sama denganku bukan?" Satya tersenyum menyerahkan dokumen lain pada Kelvin yang sedang asik menyuapi sarapan Kenzo.
"Kau benar-benar sahabatku Sat, aku beruntung memiliki kalian semua. Jika kalian tak ada aku mungkin tak bisa bangkit dan berdiri lagi."
Di ingatan Kelvin kembali terbayang saat-saat dia terpuruk menyesali kesalahan dan semua perbuatan buruk yang dilakukannya terhadap Aretha dulu, dia menyakiti dirinya jika mengingat bagaimana Aretha mencoba bunuh diri dan mengakhiri hidupnya. Bagaimana Aretha menghilang setelah melahirkan anak-anaknya.
"Hey apa yang kau katakan membuatku muak saja, akan ada waktunya kau yang akan membantuku nanti bukan? Jadi sekarang biarkan aku memerankan sahabat yang baik, dan esok jika aku yang mengalaminya kau bisa berganti posisi juga." balasnya dengan penuh kebahagiaan.
Kelvin mengangguk di dalam hati, dia akan mengingat semua ini, semua nasihat dan juga semangat yang ditunjukkan para sahabatnya, bahkan mereka juga rela membantunya merawat Kenzo kecil.
Jika Kelvin terlalu sibuk di kantor maka sahabatnya akan datang dan menjaga mengasuh bayi itu meski ada perawat khususnya sendiri yang menjaga, mereka mengatakan tidak terlalu percaya dengan orang lain.
"Kalian ada di saat aku terpuruk, di saat aku putus asa, kalian juga membantuku mengurus perusahaan disaat aku sibuk menyalahkan diri sendiri, apalagi yang bisa kulakukan jika kalian tak ada."
Kelvin benar-benar merasa beruntung memiliki sahabat yang sangat sangat peduli padanya, yang perhatian dan juga menyemangatinya di saat dia tak lagi bisa berdiri dan menentukan benar atau salah.
"Kita semua pernah melakukan kesalahan, hanya saja tergantung apakah kita bisa merubahnya atau tetap menjadi bodoh dan tetap berdiam diri menerima takdir itu saja, tanpa mau melakukan yang terbaik." Satya memandang Kenzo dengan penuh kasih sayang, dia juga ingin memiliki putra tapi nasibnya tak sebaik Kelvin mendapat wanita baik-baik dan juga sempurna.
"Kau yang sok bijak seperti ini yang membuatku ngeri dan tak bisa apa-apa." Kelvin berpura-pura bergidik mencoba mengalihkan perhatian Satya lagi, dia tau Satya mungkin mengingat pengkhianatan Kiara wanita yang sangat dicintainya dan dijaganya dengan baik.
"Aku menyesal membantumu Vin sungguh, bolehkah aku berpura-pura salah memberimu dokumen." Satya berlagak menyedihkan, seolah-olah dia benar-benar di aniaya oleh Kelvin.
"Itu tidak akan mempan padaku, sana pergilah bekerja! Aku juga akan membawa Kenzo ke kantor, besok baru mengantarnya ke tempat penitipan anak itu." Kelvin mengusir Satya dengan tangannya.
"Oke" Satya melangkah meninggalkan meja makan dengan senyum kecil di bibirnya, seolah-olah hal yang menyakitkan dan pembicaraan di antara mereka tak pernah terjadi.
" Dad, besok Kenzo bisa ketemu Mommy? Apa Mommy akan kenal dengan Kenzo Dad?" pertanyaan putranya membuat Kelvin mengalihkan pandangannya dari punggung kesepian Satya.
"Maaf sayang, untuk sementara Mommy mungkin ngak akan kenal kamu, Mommy sedang sakit dan dia melupakan kita semua, tapi Dad janji akan membuat Mommy segera ingat kamu dan Daddy, jadi Kenzo ngak perlu lagi tidur sambil meluk foto Mommy."
"Kenzo tau, Kenzo bakalan jadi anak yang pintar, yey akhirnya Kenzo bisa ketemu langsung sama Mommy sama adik Kenzo juga." Kenzo nampak senang dia bahkan melompat di kursinya untung saja Kelvin bisa menahannya tepat waktu jika tidak dia pasti akan jatuh dan menangis dengan keras.
"Tapi Kenzo harus pura-pura ngak kenal dulu ya sama Mommy, jika Kenzo langsung deketin Mommy, Mommy Kenzo bisa curiga dan lari dari kita, yang perlu Kenzo lakuin sekarang mendekati adik Kenzo dan membawanya main kesini agar kalian bisa dekat, dan Mommy juga bisa ingat sama kita dan semakin cepat Kenzo dekat dengan adik Kenzo semakin baik, kalau bisa nanti siang Kenzo belajar bicara dengan paman Rey dan paman Satya, biar besok Kenzo bisa langsung membawa Mommy pulang ke rumah."
" Oke Dad, Dad tenang saja Ken bisa diandalkan kok." janjinya penuh dengan semangat dan tekad.
"Bagus, ayo habiskan sarapannya biar nanti siang bisa belajar dengan cepat."
Setelah sarapan selesai Kelvin menggendong putranya keluar menuju mobil untuk langsung bekerja, karena dia sudah berpakaian sebelum membereskan putranya dengan baik, dia sudah terbiasa merawat dan menyiapkan semua kebutuhan putranya.
🤦