NovelToon NovelToon
Jodohku Mas Duda Jutek

Jodohku Mas Duda Jutek

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Pernikahan Kilat
Popularitas:6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Asri Faris

Setelah kepergian istrinya, Hanan Ramahendra menjadi pribadi yang tertutup dan dingin. Hidupnya hanya tentang dirinya dan putrinya. Hingga suatu ketika terusik dengan keberadaan seorang Naima Nahla, pribadi yang begitu sederhana, mampu menggetarkan hatinya hingga kembali terucap kata cinta.

"Berapa uang yang harus aku bayar untuk mengganti waktumu?" Hanan Ramahendra.

"Maaf, ini bukan soal uang, tapi bentuk tanggung jawab, saya tidak bisa." Naima Nahla

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asri Faris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Keesokan paginya, Nahla terjaga. Ia sedikit kaget saat menemukan seorang anak kecil di kasurnya, seketika ia tersadar kalau itu Icha yang kini telah menjadi putrinya. Perempuan itu tidak menemukan Hanan di sana? Ke mana pria itu, apakah sudah bangun sepagi ini?

"Jam berapa ini?" gumam perempuan itu senbari menyambar handphone miliknya di meja.

Masih pagi, selepas subuh lebih tepatnya. Ia baru saja turun dari ranjang saat pintu kamarnya terbuka. Hanan yang masuk kamar, seketika perempuan itu dan juga suaminya saling menatap refleks.

"Baru bangun?" tanya Hanan membuka kopyah dari kepalanya, lalu menaruh di meja. Beranjak duduk di bibir ranjang.

"Iya," jawabnya masih mode canggung. Sepertinya pria itu baru saja sholat subuh, mungkin jamaah di masjid sama bapak.

"Aku duluan Mas, mau mandi, kamu biasanya kalau pagi gimana?"

"Hah, gimana apanya?"

"Ya, ngopi atau teh atau apa gitu, nanti Nahla buatin," ujarnya mencoba menawarkan.

"Owh ... kopi boleh, teh boleh, susu juga boleh," jawabnya menatap Nahla sambil tersenyum. Nahla sendiri malah grogi fan langsung kabur.

"Eh, astaghfirullah ...!" Niat hati mau keluar buat mandi malah tidak membawa handuk dan ganti, sungguh bukan solusi.

Perempuan itu balik ke kamar, membuka lemari pakaian miliknya. Mengambil style seragam untuk hari ini. Sementara Hanan menjadi pengamat setia.

"Dek, nanti pulang sekolah pulang ke rumah ya," kata pria itu menginterupsi.

"Biasanya juga langsung pulang ke rumah Mas," jawab Nahla dengan santai.

"Rumah aku maksudnya, rumah kita lebih tepatnya," kata pria itu memperjelas.

"Insya Allah Mas, nanti aku pulang agak sore seperti biasa," ujar Nahla memberi tahu.

Perempuan itu beranjak serta merta memboyong ganti dan handuknya. Kembali ke kamar masih dengan kepala terbungkus handuk.

"Udah? Aku juga pengen mandi, tapi nanti di rumah aja deh," ujar pria sedikit repot kalau di sini. Bukan apa-apa, ia juga tidak membawa ganti.

"Iya Mas, kalau mau mandi nanti aku pinjaman punya Tio lagi, eh ya itu kopinya sudah siap di ruang tengah," ujar Nahla langsung menutup pintunya begitu Hanan keluar.

Nahla membuka handuknya, sengaja mengeringkan lebih dulu dengan hairdryer agar cepat kering. Memoles wajahnya dengan riasan yang sederhana tetapi cukup percaya diri. Baru membentuk handuknya agar terlihat rapi.

"Icha belum bangun?"

"Eh, Mas, ngagetin aja. Aww ...," desis Nahla mengadih, kurang fokus plus sedikit kaget membuat jarum pentulnya nusuk tangan.

"Kenapa?" Hanan sampai mendekat karena khwatir.

Nggak pa-pa Mas, kamu jangan deket-deket, sana dulu," usir Nahla jelas malu ditatap begitu dekat. Pria itu malah ikut menyender meja sembari memperhatikan istrinya.

"Nggak pa-pa, barang kali butuh bantuan," ucapnya sambil beranjak. kasihan juga pagi-pagi sudah bikin salting anak orang.

Nahla sudah beres, beruntung ia tidak terlambat bangun padahal semalam ia tidak bisa tidur sampai pura-pura tidur.Apa karena efek Mas bojo jadi susah mengantuk.

"Pagi Icha!" sapa perempuan itu melihat Icha terbangun.

"Pagi," jawab Icha langsung tersenyum melihat Nahla di dekatnya.

"Kok Mama sudah rapih? Apa hari ini Mama tidak libur?"

"Enggak sayang, liburnya besok kalau minggu. Icha mau jalan?"

"Mau, Ma, nanti Icha bilang ke papa."

"Papa Mana?"

"Ada di luar, ayo keluar!" ajak Nahla menuntun putrinya.

Nampak keluarga tengah berkumpul menjadi satu di ruang tengah. Icha menghampiri ayahnya, sementara Nahla ke dapur bantuin ibunya.

"Sudah bersih gitu Nduk nggak usah tinggal manasi doang, nanti malah kotor ke dapur gini!" larang Ibu demi melihat putrinya yang sudah rapih.

"Iya Buk, Nahla bantuin siapin piring aja ya." Nahla mengambil piring dalam rak terus, menyiapkan di meja makan. Sambil menunggu memanasi semur daging.

"Pak, Mas, itu sarapannya udah siap," ujar Nahla menginterupsi.

"Icha nggak mau makan," jawab gadis kecil itu tidak berselera.

"Icha mau sarapan apa? Biar nanti aku beliin."

"Nggak usah Dek, nanti sekalian jalan saja," ujar Hanan biar tidak terlalu merepotkan.

Semua makan dengan khusuk terkecuali Icha yang sibuk sendiri memainkan pakaiannya.

Usai sarapan, Hanan serta Icha langsung pamit, diikuti Nahla yang sekalian berangkat ke sekolah.

"Nggak ada yang nemenin duduk di depan nih, aku berasa supir kalau gini."

"Icha mau depan bareng papa."

"Mama aja," ujarnya pintar sekali.

Nahla pun menempati jok sebelah kemudi. Sementara Icha sibuk memainkan princes miliknya yang tertinggal di mobil.

"Nanti pulang jam berapa ngabarin ya? Aku jemput!" ujarnya tak ingin dibantah.

"Iya Mas, tapi bukannya Mas ngantor?" tanya perempuan itu mengingatkan

"Hari ini kerja dari rumah, nanti sekalian jemput kamu," jawab Hanan masih mengambil waktu libur. Pengusaha otomotif dan showroom mobil itu sengaja menyempatkan waktunya sekalian nanti mengajak Nahla pindahan.

"Aku berangkat dulu ya, dadah Icha, mama berangkat dulu ya?"

Perempuan itu memutar tubuhnya hingga menghadap Icha, gadis kecil Itu menyalim punggung tangan ibunya.

"Berangkat Mas," pamit Nahla mengulurkan tangannya. Tanpa diduga Hanan membalas kecupan sayang di keningnya.

Mendadak Nahla terdiam, seperti ada rasa hangat yang masih tertinggal, bikin jantung dan hati tidak aman saja. Ini kali kedua setelah halal, dan di tempat yang sama.

"Udah, Dek, kok bengong? Mau nambah? Atau mau coba di tempat lain?" seloroh Hanan tersenyum.

"Eh!" Seketika Nahla turun dengan pipi memanas. Dasar Mas bojo suka bikin salting dan gagal fokus.

1
Rhenii RA
“Sama Saya?” Sama ibu sendiri pakai Saya Saya?
Jhy Rahma Syahruddin
klw aku nahla aku gak mau pulang dulu.
mars
Luar biasa
Alfa Rizki
tipo thor
Irma Damayanti Manurung
Luar biasa
Irma Damayanti Manurung
Buruk
Lina Nez
keluarga somplak..... 🤣🤣
Qta Aini
Lumayan
Mma Aldi
Luar biasa
Shah Azmn
Maju mas duda🤭😂
Hera
👍🏻👍🏻👍🏻
Desri Yasmita
Lumayan
Ketawang
Suami kalo pengen emang gitu,gak sabaran🤭🤭
Ketawang
Tanda" kecebong mas Hanan sdh brhasil
Ketawang
udah dpt madunya,balik ke mode cuek+dingin
Ketawang
akhirnya mas Hanan berbuka dg yg ting ting,stelah 6 th semedi di dlm sangkar😅😅
Ketawang
alamaaaakkkk,baru stengah jln.. bocil kematian sdh dtg🤣🤣🤣🤣
Ketawang
mas duda udah gak sabar
Ketawang
mas duda meresahkan😍
Naya Nayanur
galak bener pak duda😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!