NovelToon NovelToon
Aku Akan Mencintaimu Suamiku

Aku Akan Mencintaimu Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Paksa / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:21.8k
Nilai: 5
Nama Author: Umi Nurhuda

Aku belum bisa mencintai sosok pria yang telah menikahiku. Kenapa? Karena, aku tak mengenalnya. Aku tidak tahu dia siapa. Dan lebih, aku tak menyukainya.

Pria itu lebih tua dariku lima tahun. Yah, terlihat begitu dewasa. Aku, Aira Humaira, harus menikah karena usiaku sudah 23 tahun.

Lantas, kenapa aku belum siap menikah padahal usiaku sudah matang untuk melaju jenjang pernikahan? Yuk, ikutin kisahku bersama suamiku, Zayyan Kalandra

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Umi Nurhuda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jadi, Lamarlah Aku

Harry Rafardhan, seumuran Aira.

Harry memiliki wajah yang tampan belia. Cenderung masih terlihat muda, belum menampilkan sisi maskulin yang tegas seperti laki-laki dewasa pada umumnya. Gayanya kasual tapi selalu rapi dan memperhatikan penampilan.

Ia dikenal sebagai lelaki rajin, dan sholih. Dengan sikap yang penuh perhatian. Namun, di balik senyum ramahnya, ada ketidaktegasan yang perlahan terungkap seiring waktu, membuat pesonanya memudar di hadapan laki-laki yang tahu pasti apa yang ia perjuangkan.

"Harry, aku senang kamu menjemputku. Ini hal yang nggak biasa. Tapi, aku benar-benar bahagia bisa ketemu sama kamu hari ini," ucap Aira, suaranya hangat seperti cahaya pagi yang baru saja menyentuh wajah bumi.

Harry hanya tersenyum tipis. Ia tidak menjawab. Udara pagi terasa segar, tapi dadanya sesak. Terlalu sesak.

Aira duduk menyamping di boncengan, membiarkan angin membelai wajahnya. Ia memejamkan mata sejenak, membiarkan hatinya menikmati ketenangan. Sampai akhirnya motor berhenti di tikungan dekat TK tempat Aira mengajar. Ia selalu berhenti sebelum gerbang.

"Makasih ya, Harry. Udah nganterin aku," kata Aira sambil turun dari motor.

Tapi belum sempat ia melangkah pergi, Harry meraih tangannya dengan lembut namun gugup. "Aira, bolehkah aku memelukmu?"

Aira terkejut. "Eh? Kenapa tiba-tiba?"

Tak menunggu jawaban, Harry menarik Aira langsung ke dalam dekapannya. Aira kaget, merasa tak sepantasnya dipeluk oleh lelaki yang belum menjadi suaminya itu. Seolah menahan gejolak rasa yang telah lama terpendam, cowok tampan itu berani mendekatkan ciumannya. Sontak Aira langsung menggeliat menolak.

"Harry, apa yang kamu lakuin?!"

Harry masih memfokuskan ciuman itu tapi Aira tetap menolak. Gadis itu mencengkeram erat jaket kekasihnya dan terpejam hebat ke dalam pelukannya. "Harry, jangan lakukan itu..."

"Ma-- maaf, Aira." Harry luruh.

Aira membeku. Jantungnya berdetak tak karuan. Tangannya sempat mendorong dada Harry, tapi akhirnya ia diam. Luluh setelah mendengar Harry berbisik.

"Ayo kita menikah, Aira" suara itu lirih tapi dalam, seakan keluar dari bagian terdalam jiwanya.

Dada Aira terasa hangat, senyum pun muncul tanpa sadar. Ia mengangguk. Namun sebelum ia bisa menyelami lebih dalam rasa bahagia itu, Harry berkata lagi.

"Aku benar-benar ingin menikahimu, Aira. Tapi..."

Aira mendongak, "Tapi?"

"Kalau suatu hari ada pria lain yang datang melamarmu, terimalah dia." Harry mempertegasnya dengan Hadits Nabi, "Kamu ingat hadits itu kan? Kalo ada pria sholeh yang melamarmu, maka terimalah lamaran itu."

Kata-kata itu menghantam jantung Aira. Seakan seseorang tiba-tiba memadamkan lilin harapannya. "Apa maksudmu bicara seperti itu? Kenapa kamu ngomong begitu?" Aira melepaskan pelukannya, wajahnya berubah gelisah.

"Aku belum selesai dengan diriku sendiri, Ai. Ada banyak hal yang harus aku bereskan. Hutang, pekerjaan yang belum stabil, masa lalu yang belum sepenuhnya aku tuntaskan. Semuanya belum cukup pantas untuk menyeretmu ke dalamnya."

Aira menatapnya, matanya bergetar. "Aku nggak peduli, Harry. Aku ingin bersamamu, walau harus menunggu."

Harry menggeleng perlahan. "Nggak, Ai. Kamu perempuan yang terlalu baik untuk disimpan dalam ketidakpastian. Aku mencintaimu, tapi aku juga harus jujur. Cinta... kadang nggak cukup untuk membangun rumah tangga."

Aira menggigit bibirnya, "Kalo begitu, lamarlah aku." Air matanya hampir saja tumpah. Ia ingin melanjutkan tentang perjodohan yang dirancang Papanya, tapi suaranya sudah tercekat di tenggorokan. Tak mampu melanjutkan karena khawatir air matanya semakin tumpah tak terkendali.

Harry mengusap kepala Aira pelan. "Kamu pantas mendapatkan seseorang yang bisa hadir penuh, bukan separuh seperti aku sekarang."

Cukup lama Aira memberikan jawaban, akhirnya dia berkata. "Harry, hari ahad kita jadi ketemu kan?" tanyanya.

"Um, iya..." Harry menggaruk pipinya.

“Kalau begitu, datanglah ke rumahku,” ucap Aira, sebelum ia berbalik dan Mulai melangkah pergi tanpa pamit.

"Tapi, Aira?"

Aira tak berhenti. Ia terus melangkah menjauh. Namun, satu meter sebelum sampai di gerbang TK tempatnya mengajar, ia menoleh dan memberikan senyum manisnya. “Aku yakin, kamu bakalan datang, kan?!” katanya sambil melambaikan tangan. Lalu ia berlari ringan, meninggalkan Harry yang berdiri mematung di tempat.

Hari-hari pun berlalu.

Aira mematikan ponselnya. Kalau Harry memang sungguh-sungguh, pikirnya, dia pasti akan datang langsung ke rumah. Ia ingin tahu seberapa besar tekad dan keberanian laki-laki itu untuk memperjuangkan hubungan mereka.

Namun, di hari yang dijanjikan...

...Harry tak juga datang.

Dari pagi hingga sore, Aira berusaha meyakinkan dirinya bahwa mungkin Harry terlambat, mungkin ada urusan mendesak. Tapi senja datang, dan malam mulai menggulung langit. Tetap tak ada tanda-tanda kehadiran Harry. Tidak juga sepucuk pesan atau telepon.

Dan akhirnya, saat malam menjelang dan rumah mulai tenang, suara deru mobil hitam Civic Type R berhenti di depan gerbang rumahnya. Aira mengintip dari celah tirai jendela kamarnya di lantai 2.

"Astaga, dia orang berduit rupanya. Masa Papa mandang cuma dari harta sih? Aku sampe nggak percaya," gumam Aira.

Ketukan terdengar dari pintu depan rumah. Seorang pria muda berdiri di teras bersama seorang lelaki paruh baya yang berwibawa. Wajah mereka asing. Namun senyum sopan dan pakaian rapi mereka menandakan bahwa mereka datang bukan tanpa maksud.

Mama Shania menyambut mereka dengan senyum hangat. Papa pun ikut menyilakan masuk dengan ramah. Aira hanya bisa menatap dari balik tembok ruang tengah, jantungnya berdegup lebih keras dari sebelumnya.

Tidak. Itu bukan Harry.

Aira memutar tubuhnya, masuk ke kamarnya. Menutup pintu perlahan. Mengunci. Di balik pintu, ia bergumam lirih, penuh luka. "Kamu jahat, Harry. Setelah semua yang kita lalui selama lima tahun... kamu malah menghilang begitu saja. Bahkan untuk datang dan mengucap sepatah kata pun kamu tak sanggup? Apa kamu benar-benar sepengecut itu?"

Air matanya akhirnya jatuh juga malam itu. Dan kali ini, tak ada pelukan yang menenangkan. Hanya sunyi. Dan kenyataan, bahwa Harry mungkin bukan laki-laki yang ditakdirkan menepati janjinya.

Mama datang ke kamar. Mengetuk pintu. Suaranya terdengar lembut, tapi ada nada harap di sana. "Ai sayang, ayo turun, Nak. Ada yang ingin bertemu denganmu. Dia pria tampan... dan Mama rasa dia hebat."

Aira mendengus, "Nggak mau!" serunya. "Mau setampan apa pun, sekaya apa pun, kalau bukan Harry, aku nggak mau, Mama!"

Mama menarik napas panjang, berusaha tetap sabar. "Oke, oke. Mama nggak mau berdebat sekarang. Tapi Mama cuma mau bilang, cinta itu bisa tumbuh, Ai. Kalau dia jodohmu, Mama yakin... kalian akan cocok pada waktunya."

Mata Aira memerah. “Kalau ternyata nggak cocok gimana? Ujung-ujungnya cerai juga, kan? Lebih baik tolak dari awal!”

"Dia pria baik, Ai. Sholih, sopan, dan penuh hormat. Mama dan Papa nggak asal pilih. Mama yakin... kamu akan berubah pikiran kalau sudah mengenalnya."

Aira menggeleng keras, matanya mulai basah lagi. “Mama dan Papa jahat...” suaranya lirih, penuh amarah yang bercampur luka. “Maaf, Mama. Aku nggak mau durhaka sama Mama dan Papa, tapi aku nggak bisa patuh gitu aja. Tolong, tinggalin Ai sendiri.”

Mama tak berkata apa-apa lagi. Ia melangkah turun. Aira menjatuhkan tubuhnya ke ranjang, membenamkan wajah di bantal, dan menangis tersedu-sedu.

“Kamu juga jahat, Harry...” gumamnya di sela isak.

Menyadari gadis itu menangisi kekasihnya yang baik berakhir jahat, Aira bangkit untuk menghapus air mata yang tak ada penyelesaiannya itu. Lalu, bergegas mengambil air wudhu. Dia akan melakukan shalat istikharah.

"Allaah... Pertegas pilihan aku ini. Siapa yang harus aku pilih? Harry atau pria yang bahkan aku tidak tahu namanya," doanya sebelum mengangkat takbir.

1
Author.Miu
Vibes-nya langsung mellow dan manis, pelukan mereka tuh kayak healing yang nggak pake kata-kata. Tapi di balik itu, Zayyan ternyata lagi overthinking berat karena insecure sama masa lalu Aira dan tekanan dari Harry.

Nangis sih guweh...
Author.Miu: Sebelum akhirnya Zayyan curhat soal rasa takutnya nggak bisa sepenuhnya punya hati Aira. Semangat ya Babang Zay ❤
total 1 replies
Author.Miu
Harry yang kelihatannya anak berbakti karena rawat ibunya, ternyata punya sisi kelam. Dia nyari duit gampang tapi dari jalan yang mungkin nggak halal BROOHH... NGERIIHHH...
Author.Miu: Endingnya, Zayyan keluar tetap dengan kepala dingin, tapi jelas, badai belum berlalu. Drama masih panjang, dan bisa jadi lebih kacau dari yang kelihatan.
Author.Miu: Tapi Zayyan chill vroohh... meski dihina, dia tetep percaya sama Aira dan cinta yang mereka bangun.
total 3 replies
Author.Miu
Ternyata Aira udah ‘diperjuangin diam-diam’ sama Zayyan selama LIMA TAHUN penuh kerja keras BROOHHH demi bisa nikahin cewek impiannya dengan kepala tegak.
Author.Miu: NGGAK NYANGKA GUWEH !!
Author.Miu: Dari awal keliatan receh dan lucu, tapi makin ke belakang makin kerasa dalemnya perjuangan cinta yang diem-diem serius banget, apalagi pas Aira tahu kalau semua ini udah kayak jodoh yang dijemput sejak lama, bukan dadakan.
total 2 replies
Author.Miu
Astaga... cuma gegara Aira kalap makan rendang malem-malem eh, bukannya seneng, dia malah kena serangan asam lambung akut sampe dibawa ke IGD, nyaris kayak mau pingsan. Jelas donk Zayyan panik parah, langsung sigap ngebawa istrinya ke RS tanpa mikir apa-apa.
Author.Miu: Ending-nya makin misterius pas Paman Tukimo ke RS, dan kaget banget liat Kasandra, yang sepertinya dia wanita masa lalunya. Rahasia masa lalu pelan-pelan kebuka.
total 1 replies
Author.Miu
Vibesnya manis banget. Tiap pagi siap dianter suami idaman yang ternyata bos desain interior yg keren banget!
Author.Miu: Ini bisa bikin Aira pengin saling ngerti dan jaga satu sama lain dari hal kecil. Semangat Aira.
Author.Miu: Makin bikin resah nih gara-gara mantan obsesif Aira masih nge-chat mulu. Blokir aja, bagus tuh.
Bikin Zayyan jadi sering ngelamun di balkon bareng rokoknya lagi deh.
total 3 replies
Author.Miu
Rumah barunya super duper fancy wow!!! sampe bikin kaki lemas dan jatuh gara-gara kaget banget, terus Zayyan nggendong Aira masuk rumah tuh sweet banget.
Author.Miu: Endingnya? mereka akur lagi sambil milih makanan, tapi tiba-tiba muncul WA dari mantan yang bikin hati Aira ketusuk lagi. Duh, drama banget, tapi manis juga.
Author.Miu: Abis itu mereka debat kecil soal beli makanan, Zayyan gaptek parah, nggak tau Goofood, bikin Aira shock. Gila, parah.
total 3 replies
Author.Miu
Harry ternyata main belakang sambil manfaatin cewek lain buat cari modal nikahin Aira. Pas ketahuan, semuanya meledak di café. Aira ngamuk, si cewek lain ngamuk juga. Harry makin gila sampai main kasar.
Author.Miu: Endingnya? mereka saling memaafkan dan memutuskan buat bareng2. Tapi jelas banget, masa lalu Aira belum bener-bener selesai dan Harry bisa jadi ancaman berikutnya.
Author.Miu: Zayyan juga sempat kecewa berat, tapi dia tetap jadi suami pengertian yang sabar dan tulus banget.
total 4 replies
Author.Miu
Di tengah drama keluarga, mereka sweet banget, sampai akhirnya Zayyan janji kasih Aira ‘rumah baru’ yang tenang.
Author.Miu: Dan BOOM, Aira ngamuk! Dari drama keluarga, beralih ke drama cinta segitiga yang siap-siap nambah panas. 🔥
Author.Miu: Tapi pas mau mulai hidup baru, plot twist dateng. Aira nggak sengaja liat mantannya, Harry, lagi duduk mesra bareng cewek seksi di kafe.
total 2 replies
Author.Miu
dikasih "jamu misterius" dari mbah-mbah, akhirnya mereka makin deket dan momen intim pun terjadi.
Author.Miu: Meski Aira belum cinta sepenuhnya, tapi dia mulai merasa tenang dan pengen move on dari mantannya, Harry.
Author.Miu: Bukan karena nafsu doang, tapi karena ada usaha dari Zayyan buat jadi suami yang ngerti dan gentle.
total 2 replies
Author.Miu
Ya iyalah Aira yang dari kota dibikin kaget campur geli sama vibes kampung yang rame ini. Dari adik ipar bawel kayak Melati yang kayak wartawan gosip 24 jam, sampe tante julid se-RT yang ceplas-ceplos tapi aslinya sayang.
Author.Miu: Di balik tawa dan kehebohan itu, terselip rasa haru dan adaptasi Aira yang pelan-pelan mulai paham: cinta itu bukan cuma soal dua orang, tapi juga tentang menerima ‘keramaian’ di baliknya.
Author.Miu: Zayyan jadi suami siaga yang ngemong istrinya sambil tetep bercanda lepas kayak bocah layangan.
total 2 replies
Author.Miu
Aira masih struggle buat nerima semuanya. Dari cinta Zayyan yang super tulus, sampai ibu mertua yang toxic-nya nggak kira-kira.
Author.Miu: Di tengah semua drama dan luka batin, Aira dan Zayyan tetep berusaha saling rangkul, pelan-pelan nyari kenyamanan dalam hubungan yang belum sepenuhnya mereka pahami.
Author.Miu: Di satu sisi, Zayyan beneran all-in, siap nemenin Aira dari nol, tapi di sisi lain Aira masih saja dihantui rasa bersalah sama Harry dan dihajar kata-kata pedas mertua yang nggak ada ampun.
total 2 replies
Author.Miu
Di hari ngunduh mantu, Aira dibikin kaget banget karena harus masuk ke dunia super sederhana dan jauh dari glam-nya kota. Semua serba lowkey coy :: jalan batu, rumah joglo, dekor seadanya, dan vibe-nya slow abis.
Author.Miu: Dan Aira... mulai sadar, cinta sejati emang nggak selalu dibungkus kemewahan.
Author.Miu: Aira ngerasa dibohongi, Zayyan ngerasa disalahpahami, tapi akhirnya mereka saling buka hati. Zayyan ngaku kalau dia emang berasal dari keluarga sederhana tapi kerja keras buat bahagiain Aira.
total 4 replies
Author.Miu
Sweet banget waktu Aira masih mager bangun tapi malah nyari kehangatan dari suaminya, Zayyan langsung gercep cium dan peluk donk.
Author.Miu: Ending-nya? Zayyan tiba-tiba nyebut soal ibunya yang bikin Aira kaget karena selama ini dikira udah nggak ada.
Author.Miu: Momen mereka makin uwu pas Aira manggil dia “Kak Zen” dan Zayyan malah baper gemas. Tapi semua jadi mellow lagi waktu Zayyan sadar Aira masih nyimpen masa lalu bernama Harry.
total 4 replies
Author.Miu
Hubungan Zayyan dan Aira masih canggung karena Aira belum siap secara emosional, meski Zayyan udah super sabar, manis, dan kasih cincin kece yang filosofis banget.
Author.Miu: Jadi mereka sama-sama berjuang pelan-pelan, nyari cara buat saling terima dalam hubungan yang belum utuh tapi penuh harapan.
Author.Miu: Aira galau karena belum rela jatuh cinta, sementara Zayyan juga nyimpen luka masa lalu, ngerasa bersalah karena ibunya nggak terima Aira.
total 3 replies
Author.Miu
Acara resepsinya super fancy brooh!! Tapi deep down Aira ngerasa kayak dicekik emosinya sendiri.
Author.Miu: Jadi ya, ini kisah pernikahan yang campur aduk antara luka lama, ekspektasi orang tua, dan cowok baru yang maybe 'just maybe' bisa nyembuhin semuanya.
Author.Miu: Endingnya? Doi mulai luluh pelan-pelan, tapi tetep panik pas Zayyan peluk… kayak, “Tunggu! Aku belum siap,” gitu.
total 4 replies
Author.Miu
Pernikahan Aira dan Zayyan kelihatan sweet di mata orang, dengan mahar yang super niat!! Rumah, umrah, emas, plus buku puisi handmade 30 malam, bikin guwe pun takjub.
Author.Miu: Jadi walau status udah istri orang, jiwa Aira masih stuck di cinta yang belum selesai.
Author.Miu: Dia nggak bisa pura-pura bahagia meski semua orang nyangka dia lagi terharu, dan Zayyan yang keliatan tulus banget pun nggak bisa langsung ngegantiin luka yang Aira simpan.
total 3 replies
Author.Miu
Aira ngalamin bulan tergalau sepanjang hidupnya. Ditinggal Harry yang katanya cinta, tapi gak punya nyali buat maju nemuin keluarganya.
Author.Miu: Jadi ya udah.
Di antara gugup, haru, dan lelucon soal boker, Aira pelan-pelan nerima bahwa mungkin... ini jalannya.
Author.Miu: Namanya Zayyan, bukan tipe ganteng wow, tapi vibes-nya stabil dan mature. Tapi, Aira masih berharap Harry bakal muncul buat bawa dia kabur, tapi ternyata nggak ada siapa-siapa.
total 3 replies
Author.Miu
Cerita ini relate banget sama vibes galau-galauan Gen Z yang terjebak antara cinta lama yang nggak pasti dan realita hidup yang makin kejam.
Author.Miu: Ending-nya? Aira pasrah, nggak ke siapa-siapa, tapi ke Tuhan, sambil nyari jawaban di atas sajadah. Ini bukan sekadar kisah cinta, tapi soal ketegasan, harapan, dan nyeseknya ditinggal pas lagi sayang-sayangnya.
Author.Miu: Dan pas hatinya lagi remuk, malah disodorin cowok baru yang katanya sempurna versi orang tua. Tapi Aira belum bisa nerima, karena hatinya belum move on.
total 4 replies
Author.Miu
Aira makin dilema berat banget karena orang tuanya 'terutama Papanya' maksa dia cepet-cepet nikah sama cowok mapan yang direkomendasiin.
Author.Miu: Tapi ternyata, Harry pun nyimpen sesuatu yang mungkin bakal ngerubah arah hubungan mereka... atau malah jadi titik akhir.
Author.Miu: Aira ngerasa hidupnya seakan-akan dinilai dari status pernikahan doang, bukan dari kebahagiaannya sendiri.
total 3 replies
Author.Miu
Jadi gini, Aira tuh cewek 23 tahun yang udah punya pacar. Namanya Harry. Cowok yang udah dia pilih sendiri dan udah bareng lima tahun, tapi sayangnya belum kasih kepastian juga.
Author.Miu: Aira pun mulai goyah, bingung harus percaya sama cinta yang udah dibangun lama, atau nurut sama orang tua demi ‘jalan hidup’ versi mereka.
Author.Miu: Awalnya Aira ngira ini soal utang atau tradisi kuno, eh ternyata cuma karena kekhawatiran Papa soal masa depan dan karena mereka ragu sama komitmen Harry yang nggak kunjung serius.
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!