NovelToon NovelToon
Figuran Dalam Dunia Fiksi

Figuran Dalam Dunia Fiksi

Status: sedang berlangsung
Genre:TimeTravel / Reinkarnasi / Teen Angst / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Transmigrasi ke Dalam Novel / Idola sekolah
Popularitas:16.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lily Dekranasda

Jelita Pramono seorang gadis periang, namun jangan sampai kalian mengusik nya, apalagi keluarga maupun orang yang ia sayang disekitarnya. Karena jika kamu melakukannya, habislah hidupmu.

Hingga suatu hari, ia sedang pergi bersama kakak nya, tapi di dalam perjalanan, mobil mereka tertabrak mobil lain dari arah belakang. Sehingga, Jelita yang berada di mobil penumpang mengeluarkan darah segar di dahi nya dan tak sadarkan diri.

Namun, ia terbangun bukan di tubuh nya, tapi seorang gadis bernama Jelita Yunanda, yang tak lain merupakan nama gadis di sebuah novel yang ia baca terakhir kali.

Bukan sebagai pemeran utama atau si antagonis, melainkan figuran atau teman antagonis yang sikapnya dingin dan jarang bicara sekaligus jarang tersenyum.

Mengapa Jelita tiba-tiba masuk kedalam novel menjadi seorang figuran? Apa yang akan terjadi dengannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Heboh

Sementara semuanya sibuk dengan makanan, bercanda, dan ketawa-ketawa nggak jelas, Devano hanya duduk di kursinya, sedikit menyender pada sandaran sofa. Matanya tak lepas dari Jelita. Sorotnya tajam, tenang, tapi menyimpan sesuatu yang tak terucap.

"Aku senang melihatmu, bisa tertawa seperti dulu meski lupa siapa aku. Tapi tak apa, asal dia tetap seperti ini. Ceria. Bahagia. Kalau harus mulai dari awal, aku akan mulai dari titik ini. Dari nol. Dari tempat dia tak mengingatku sedikit pun. Aku harap kamu memang tidak mengingatnya kenangan itu, Honey. Aku tak mau jauh dari mu lagi." ucap Devano dalam hati.

Suara ketukan di pintu membuyarkan tawa mereka.

"Bukain noh, Dev," Dara menoleh tanpa ampun sambil nyuap sambal lagi.

Devano tanpa banyak bicara berdiri dari kursinya, berjalan pelan ke arah pintu. Saat dibuka, seorang driver GoFood berdiri sambil tersenyum lebar, mengangkat dua kantong besar.

"Pesanan atas nama Dara?" tanya si kurir.

"Ya." jawab Devano pendek, matanya hanya menatap sebentar sebelum mengambil pesanan itu.

"Thank you ya, Bang." ujar driver sebelum pergi.

Devano kembali ke dalam, meletakkan dua kantong besar itu ke atas meja. Semua langsung heboh seperti anak kecil habis lihat goodie bag ulang tahun.

"YESSS! Lemon tea!" Tiara merebut satu gelas.

"Mana bobaku mana?!" Jelita sudah mencomot lebih dulu, langsung disedot dengan penuh semangat.

"Eh itu punyaku kali!" seru Dara, mencoba menyelamatkan pesanannya.

"Yang ini gak ada bobanya kok." Mey berseru sambil mengocok gelas. "Tuh liat, es teh manis polos."

"Pantas sepi banget bawahnya." Dara ikut tertawa.

"Eh eh yang ini milik Devano, jangan direbut!" Dara buru-buru menyodorkan satu bungkus ayam dan es teh ke arah cowok itu.

Devano mengambil makanannya tanpa berkata-kata. Ia kembali ke sofa dan duduk diam, membuka bungkus perlahan dan mulai makan.

Sisa-sisa tawa masih menggema di ruangan itu, tapi aroma ayam bakar dan sambal sudah berganti dengan kantong plastik kosong, tisu bekas, dan gelas minuman yang tinggal es batu. Jelita menyandarkan punggungnya di bantal, perut kenyang, hati sedikit lebih hangat.

"Ya ampun... kenyang banget. Perut gue udah kayak drum dangdut nih," keluh Meyriska sambil mengusap perutnya.

"Kalo meledak jangan deket-deket gue ya," canda Tiara, menyambar tasnya yang tergeletak di kursi.

Dara menatap langit yang mulai berubah warna dari balik jendela.

"Udah mau gelap nih. Kita balik yuk. Tadi Mama udah ngechat, suruh pulang sebelum Magrib."

"Iya deh, Lit. Kita cabut dulu ya." ucap Mey sambil berdiri dan merapikan jaketnya.

"Besok-besok kita ke sini lagi. Kamu jangan kabur, paham?"

"Mau kabur kemana sih? Aku kan masih ingat tempat tidur ini doang, Lagipula aku masih jadi pasien." gumam Jelita sambil nyengir.

Tiara melangkah mendekat dan meraih tangan Jelita. "Cepet sembuh ya, Jelita. Tetap ceria seperti ini ya."

"Iya. Makasih ya kalian udah datang. Seru banget hari ini. Walaupun aku belum bisa inget banyak hal, tapi aku senang."

"Santai aja. Kita sudah sahabat dari lama." ucap Meyriska sambil membereskan sisa makanan mereka.

"Udah ah, ntar makin malam. Lit, jaga diri ya. Kalo ada apa-apa, telepon!" kata Dara, menepuk bahu Jelita pelan.

"Iya, hati-hati di jalan ya kalian. Makasih udah bawain makanan."

Mereka bertiga melambaikan tangan satu per satu sebelum keluar dari ruangan. Pintu pun tertutup pelan, meninggalkan keheningan sesaat yang terasa sedikit canggung.

"Yah, sekarang tinggal kita berdua di sini." Suara Jelita terdengar ringan, tapi ada nada penasaran di baliknya.

Ia menatap ke luar jendela sejenak, lalu berbalik lagi.

"Ngomong-ngomong, Vano, alasan kenapa kita bisa putus itu apa ya?"

Pertanyaan itu meluncur seperti tembakan pelan yang menggetarkan udara.

Devano tampak kaku. Sekejap saja, mata tenangnya berkedip pelan, lalu menghindar. Jemarinya mengepal, sebelum akhirnya perlahan bangkit dari kursi dan duduk di sisi ranjang.

Ia tak langsung menjawab. Hanya menatap tangan Jelita yang tergeletak terlihat lemah di atas selimut. Lalu menggenggamnya lembut, seperti sesuatu yang rapuh dan hampir hancur.

"Jelita." suaranya berat, nyaris seperti bisikan.

"Kalau bisa, kita gak usah bahas itu, ya honey? Kamu kan masih sakit. Biarkan kita begini saja."

Matanya menatap Jelita dengan sorot lembut, tapi menyimpan gejolak, seakan menyimpan laut yang tak pernah surut badai. "Yang penting sekarang, kamu di sini. Aku di sini. Udah cukup."

Jelita diam. Tangannya masih dalam genggaman Devano, tapi ada rasa tidak nyaman yang samar.

"Kenapa aku malah makin curiga padanya ya? Pasti Ada yang gak beres. Pasti Jelita yang dulu punya alasan besar buat mutusin dia. Alasan yang gak bisa dianggap sepele."

Wajahnya tetap tenang, tapi sedikit senyum dipaksakan terlukis di bibirnya. Ia tak menarik tangannya, tapi juga tak membalas genggaman itu.

"Iya sudah kalau kamu bilang begitu." ucapnya datar.

Tapi pikirannya tidak bisa diam.

"Aku gak punya perasaan apa-apa sama cowok ini. Bahkan sejak pertama kali dia muncul, aku ngerasa aneh. Tapi, aku juga gak bisa langsung nuduh. Aku harus cari tahu. Pelan-pelan. Sendirian."

Devano menatapnya, menelusuri ekspresi Jelita yang tampak lebih tenang dibanding tadi siang. Tapi ia tahu, gadis di depannya sedang berpikir keras.

"Aku sayang kamu, Jelita."

Jelita hanya tersenyum tipis, tidak membalas ucapan sayang dari Devano.

Tak berselang lama, suara pintu diketuk pelan lalu terbuka perlahan. Aroma manis khas cokelat langsung menyeruak masuk ke ruangan, dibawa oleh sosok perempuan paruh baya dengan senyum hangat di wajahnya.

"Assalamu’alaikum, anak mama yang cantik!" seru Mama Acha, dengan dua kotak besar terang bulan di tangannya. Di belakangnya, Papa Rendy masuk membawa satu kantong plastik tambahan.

"Pesananmu, nona manja, datang juga akhirnya," ucap Papa Rendy sambil tertawa kecil.

Jelita langsung bersinar seperti anak kecil melihat permen. "Akhirnyaaa! Duh, terima kasih Mama, Papa! Ini yang aku tunggu seharian!"

Begitu pandangan mereka mendarat pada sosok yang duduk di samping ranjang Jelita, senyum Mama Acha langsung mengembang.

"Oh, ada Dev di sini toh," ucapnya hangat.

"Udah lama nemenin Jelita, Nak?"

Devano bangkit dari duduknya dengan sopan, senyum tipis tersungging di bibirnya.

"Iya, Tante, tapi ini juga saya sudah mau pamit."

Nada suaranya sopan, tapi datar. Sorot matanya menoleh ke Jelita sekilas.

"Makasih ya udah nemenin anak Tante,"

"Sama-sama, Tan, Om," jawab Devano singkat, lalu ia menatap Jelita sesaat, seperti ingin mengatakan sesuatu tapi urung.

"Aku pergi dulu ya, Lit."

Jelita hanya mengangguk kecil. "Iya makasih."

Devano melangkah keluar tanpa suara, menyisakan aroma parfum maskulin yang samar.

1
Viona Syafazea
apa mungkin dulu jiwa mereka tertukar, dan sekarang jiwa mereka ( jelita dunia asli dan novel) kembali ke tubuhnya masing-masing.. 🤔
Viona Syafazea
ini juga bisa dijadiin judul novel baru.. /Facepalm/
Viona Syafazea
wahhh si author ngasi kisi-kisi judul novel baru mu ya thor.. /Facepalm//Facepalm/
Viona Syafazea
lahhh mochi mah kucing aku tapi punyaku oyen.. /Facepalm//Facepalm/
karina
up lagi thor. yg banyak 😁😁
vj'z tri
Thor setelah buat aku tertawa ,sekarang kamu buat ku 😭 😭😭🤧🤧
Lilyana Azzahra Dekranasda: kumenangis........ membayangkan...
total 1 replies
vj'z tri
kerennnn kerennnn kerennnn thorrrr 🥳🥳🥳🥳🥳
vj'z tri
makin seru Thor 🥳🥳🥳🥳
Sribundanya Gifran
lanjut
Putra Baja
gak sabar nunggu up
Tiara Bella
aku mampir Thor....ceritanya banyak,judul banyak ..otaknya encer kaliiiiiii.....semangat ya
Mineaa
ga sabar liat tumbang ny si ulet manipulatif....🤬
vj'z tri
gak sabar tunggu kotak Pandora ke buka 🤭🤭🤭🤭
vj'z tri: coba nanti aku tengok ya Thor 🤭🤭🤭
Serenarara: Ubur-ubur makan sayur lodeh
Minum sirup campur selasih
Coba baca novel berjudul Poppen deh
Dah gitu aja, terimakasih. /Smile/
total 2 replies
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣jelita kan yang minta jadi figuran yng langsung di kabulkan author 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
pakai bawang merang berapa ton Thor 😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭🤧🤧🤧🤧🤔
Wahyuningsih
mantap thor q ska thor klau pemrannya badas abis keren n gk mudah d tindas thor buat buat si goblok varel menyesl krna lbih memilih btu kli ke timbang tunangnnya sndri di buat segan mtipun tk mau biar nyakho dia d tggu upnya kmbli yg buanyk thor n hrs tiap hri sellu jga keshtn istrht yg ckp mkan tept wktu seeeeeeeemaaaaangaaaaaaaat thor 😁😁😁
Sribundanya Gifran
lanjut
Rina Nurvitasari
ceritanya bagus keren👍👍
ᵉᶠ・゚:* 𝕰𝖑𝖑𝖊 *:・゚
beri ingatan sedikit demi sedikit ke lita nya thor, biar gak terlalu puyeng dia ngingat nya
ᵉᶠ・゚:* 𝕰𝖑𝖑𝖊 *:・゚
jika masalah di novel udah kelar, jelita nya balikin ke dunia asli nya lagi ya thor.
gak rela rasanya harus terpisah sama kak jordi nya 🥺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!