Rumah tangga Eleanor Lilyana Limson dengan suaminya Julian Debonson yang baru saja berjalan satu tahun, harus menghadapi badai yang teramat besar saat Eleanor mulai merasakan perubahan sikap pada diri Julian hingga membuka sebuah fakta yang sangat mengejutkan.
Ditengah kisruh kekecewaan dalam diri Eleanor terhadap suaminya, sosok ayah mertuanya yang bernama Kenneth Debonson hadir dan memberikan suasana baru bagi Eleanor. Akankah Eleanor memanfaatkan kehadiran ayah mertuanya demi membalaskan dendam terhadap suaminya? Ataukah Eleanor merasakan kenyamanan dan ketenangan yang sesungguhnya didalam selimut Ayah mertuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopi_sopiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8.
Dipagi hari itu juga, Kenneth yang terbangun dengan kedua mata pandanya masih berdiri tegap dihadapan sebuah cermin besar dalam kamarnya! Sambil memasangkan dasi pada lehernya, sejak semalam Kenneth merasakan kegelisahan yang luar biasa, dia tidak habis pikir akan mengalami dicengkeram dan digigit pada bagian-bagian sensitifnya oleh menantunya sendiri.
Lebih tepatnya menantu yang dia benci karena merupakan keturunan group Limson! Sebisa mungkin Kenneth menepis pikiran-pikiran yang mengganggunya saat ini, dan melupakan apa yang terjadi semalam. Hari ini Kenneth ada pertemuan penting untuk membuat sebuah pabrik makanan yang sebenarnya itu hanya dibuat untuk menutupi bisnis narkotikanya yang semakin berkembang pesat.
Setelah selesai pakaian rapih, Kenneth kemudian segera keluar dari dalam kamarnya lalu saat menuju lantai satu rumah mewah miliknya itu untuk sarapan terlebih dahulu. Sementara Eleanor yang semalam banyak memuntahkan isi perutnya, sejak pagi tadi sudah berada dimeja makan menunggu sarapan yang baru selesai dibuat, lidahnya sudah tidak sabar merasakan makanan masuk kedalam mulut, dan cacing-cacing diperutnya pun sudah berontak karena merasa lapar.
Saat beberapa pelayan mulai menghidangkan jus, susu, dan sandwich kesukaan Eleanor yang masih hangat karena Barus selesai dibuat, harum dari sandwich isi itu pun membuat Eleanor langsung melahap satu gigitan kedalam mulutnya, akan tetapi saat sebelah matanya melirik kearah kanan karena merasa ada seseorang yang datang lalu duduk disalah satu kursi makan.
Phuhhh...
Eleanor langsung memuntahkan sandwich dari dalam mulutnya ketika melihat sosok Kenneth duduk didekat dimeja makan yang sama dengannya, karena rasa malunya Eleanor pun langsung tergesa-gesa untuk bangun dari kursi dan tidak berniat meneruskan sarapannya.
Sementara Kenneth bersikap biasa saja karena dia berpura-pura melupakan kejadian semalam.
"Aku permisi dulu!" kata Eleanor.
"Bukankah kau baru mengigit satu gigitan sarapanmu itu?" tanya Kenneth.
"I-iya, tapi ternyata perutku sudah kenyang! Silahkan ayah mertua saja yang lanjutkan sarapan," kata Eleanor sambil tergugup.
Krukkk..
Krukk...
Bunyi dari lambung Eleanor yang seperti diremas akibat sudah merasa lapar pun terdengar nyaring, membuat Kenneth akhirnya menatap wajah Eleanor. Melihat Kenneth menatap kearahnya Eleanor pun membalas tatapan tersebut.
Memanglah jika tidak sedang bersikap sinis dan menatap dengan tatapan entah yang berarti apa! Kenneth jauh berkali-kali lipat lebih tampan dan berkarisma dibandingkan Julian. Kenapa laki-laki yang terpaut usia jauh diatas Eleanor itu bisa awet muda seperti ini, dalam hati Eleanor malah berpikir jika mungkin saja Kenneth adalah seorang vampir yang berengkarnasi menjadi seorang pria tampan sehingga wajahnya tidak menua.
"Aku pasti kebanyakan menonton drama Korea sampai-sampai punya pikiran jika ayah mertuaku adalah vampir!"
"Duduklah!" kata Kenneth.
Suara Kenneth memecah lamunan Eleanor, memang seharusnya Eleanor sarapan banyak hari ini! Karena hari ini juga Eleanor akan pergi menemui agent mata-mata yang sudah dia minta mengikuti suaminya sendiri untuk mengetahui apa yang disembunyikan oleh Julian.
Eleanor pun duduk, tapi pikirannya tentang semalam membuat Eleanor merasa harus menjelaskan pada ayah mertuanya agar tidak salah paham.
"Tentang semalam, aku minta maaf! Aku benar-benar tidak sadar aku tidak berniat mencengkram itumu dan,"
Uhuk..
Uhuk..
Kenneth yang tadinya sedang menikmati sarapannya langsung tersedak karena Eleanor malah membahas masalah semalam lagi, melihat Ayah mertuanya tersedak Eleanor pun langsung spontan mendekati ayah mertuanya untuk memberikan air putih.
"Kau tidak apa-apa? Ini minumlah dulu!" kata Eleanor sambil meminumkan air putih.
Namun saat Eleanor justru semakin dekat seperti sekarang, Kenneth yang merupakan seorang duda yang sangat lama tidak menyangka jika miliknya harus bangkit pagi-pagi begini hanya karena berdekatan seperti sekarang dengan menantunya sendiri, perilaku yang jelas ini salah.
Air putih pun tidak sempurna tertelan oleh Kenneth dan malah membasahi pakaiannya hingga celananya, replex saja Eleanor segera mengambil tisu kemudian mencoba membersihkan bagian yang basah pada diri Kenneth, tapi lagi-lagi Eleanor justru melihat tepat dicelana bagian milik Kenneth sangat basah, tanpa disadari Eleanor pun mengusap bagian tersebut dengan tisu.
"Biar aku bersihkan!" kata Eleanor yang langsung mengusap celana dibagian tersebut.
Kenneth pun meletakkan gelas diatas meja kemudian menatap Eleanor yang belum menyadari bagian apa yang saat ini sedang dia usap dengan tisu! Barulah setelah beberapa detik, Eleanor yang merasakan dibagian tersebut semakin membesar dan mengembang hingga terasa keras oleh tangannya, perlahan menaikkan wajahnya kemudian menatap wajah Kenneth yang sejak tadi tengah menatapnya dengan tatapan tajam.
Tangan Eleanor pun langsung berhenti karena dia saat ini sudah sadar, pagi ini dia kembali merasakan bagaimana bentuk milik ayah mertuanya! Hal yang sungguh diluar nalar, dan tidak ingin terulang kembali justru malah terulang lagi.
Secepatnya Eleanor duduk kembali dikursi dan meneruskan sarapannya, padahal saat ini Eleanor benar-benar merasa malu.
"Lain kali, jangan pernah mendekat padaku!" kata Kenneth.
"Ba-baik,"
Karena bagian bawahnya sudah berdiri tegak dan mengganggu kenyamanan dirinya saat ini, Kenneth pun memutuskan untuk mengakhiri sarapannya kemudian pergi sekarang juga. Sementara Eleanor hanya tertunduk dan tidak bergeming saat mertuanya itu pergi tanpa meneruskan sarapannya.
"Elea, ada apa dengan tanganmu ini hah?" gumam Eleanor.
Setelah selesai sarapan dan mandi, Eleanor pun bersiap-siap untuk bertemu agent mata-matanya.
Sementara itu Julian yang baru saja turun dari dalam mobilnya bersama sang sekretaris pribadinya, tepat didepan salah satu rumah yang berada dikawasan elite.
Keduanya turun dari mobil, namun saat sedang berjalan untuk masuk kedalam rumah tersebut! Dimitry dan juga Noulan yang merupakan saudara dan adik dari Eleanor langsung menyergap Julian dengan menyerangnya hingga tubuh Julian terjatuh ke rumput.
Bugg...
Aaaa,, sekertaris pribadi Julian pun sampai berteriak.
Aaa...
"Shit!! Kalian? Bukankah kau adik Elea?"
"Bangun kau laki-laki brengsek!" kata Noulan.
"Ada apa ini?" Julian kemudian bangun.
"Beraninya kau berselingkuh dari kakakku, padahal dia sudah meninggalkan keluarganya sendiri hanya demi menikah denganmu!
Ckckckck...
Julian justru tertawa terbahak-bahak sambil memasukkan satu tangannya kedalam saku celana.
"Selingkuh? Apa buktinya? Hanya karena aku dan sekertarisku berada disatu tempat, kau bilang aku selingkuh? Lucu sekali,"
"Tutup mulutmu itu!" teriak Dimitry.
"Pergi dari sini, atau aku akan menelpon polisi karena kalian berdua sudah menyerangku!"
"Laporkan saja! Dengan begitu kakakku akan tau busuknya kau Julian!" kata Noulan.
"Dengar, aku disini untuk membeli rumah untuk Eleanor karena saat ini di rumah utamaku ada Ayahku, aku tidak mau dia sampai tidak nyaman dan kau menuduhku selingkuh dari kakakmu?"
Mendengar penjelasan Julian yang masuk akal, Noulan pun jadi ragu apa benar begitu? Apa benar Julian tidak selingkuh dari kakaknya? Kemarahan Noulan pun mulai mereda, memang sejak Noulan dan Dimitry memergoki Julian dengan wanita saat itu, Noulan dan Dimitry sering mencoba membuntuti Julian saat mereka sedang memiliki waktu senggang.
Walau bagaimanapun Eleanor adalah kakak yang sangat disayangi oleh Noulan, meskipun saat ini Steiner sang ayah sudah melarang keras semua anggota keluarga Limson berhubungan dengan Eleanor karena anak itu telah rela meninggalkan keluarganya sendiri hanya demi menikah dengan putra dari musuh bebuyutan group Limson yaitu keturunan group barat.