Bagaimana jadinya seorang Master beladiri yang terkenal dengan ketegasan dan disiplin tiba-tiba masuk ke dalam dunia novel yang memiliki cerita sedih di mana pemeran utamanya hidupnya tragis.
Kisah di dalam novel itu adalah seorang istri sah mati di tangan pelakor. Semasa hidupnya ia hanya alat tukar uang oleh ibunya dari keluarga suaminya. Bahkan keluarganya tahu kalau suaminya punya istri baru dan tidak peduli jika ia di siksa oleh suami. Yang penting adalah, UANG!
Akhir cerita sad ending yang sangat memilukan membuat para pembaca ikut menangis, tapi setelah sang Master di tarik ke dunia novel, akankah ia bisa mengubah jalan cerita yang menyedihkan itu? Atau tetap mengalami nasib yang tragis?
Yang penasaran dengan kisahnya yuk baca ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8
......❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️......
"Ya udah Sayang, jangan ladenin dia lagi Ayo kita pergi ke counter beli ponsel baru untuk ku," ajak Eva sambil menggandeng tangan Afgan dengan wajah yang sengaja dibuat manja agar Glarissa cemburu.
Afgan dan Eva segera pergi dari restoran tersebut, Glarissa juga beranjak dari kursinya.
Mereka sama-sama masuk ke dalam mobil masing-masing. Glarissa tersenyum melihat Afgan yang masuk ke dalam mobilnya, karena ia punya rencana lain.
Perlahan-lahan mobil Afgan dan Eva melaju di jalanan. Glarissa pun tak mau ketinggalan ia mengikuti kemana mobil Afgan pergi.
"He-he-he seru juga mengganggu mereka, lagian pula aku juga tidak punya pekerjaan lain selain menganggu merek," ucap Glarissa tersenyum puas.
Sampailah mereka di sebuah counter terkenal di kota itu, Counter yang terkenal dengan berbagai merk HP mahal tersusun rapi di rak pajangan. Biasanya counter ini yang selalu menerima ponsel terbaru lebih dulu dari pada counter yang lain.
"Wow HP mahal semua nih," ucap Clarissa terkagum-kagum.
Afgan membantu Eva keluar dari mobil dan mereka bersama-sama masuk ke dalam counter berjalan dengan mesra.
Melihat Afgan dan Eva datang, seorang karyawan langsung mendekati mereka. "Selamat datang tuan dan nyonya. Ada yang bisa saya bantu?" tanya karyawan itu sopan dan ramah dengan senyum yang mengembang.
"Aku mau ponsel iPhone model terbaru, bisa kamu tunjukkan?" pinta Eva.
"Baik Nyonya, sebentar ya," ucapkan karyawan counter tersebut mengambil beberapa iPhone lalu meletakkannya di atas meja steling HP.
"Wah HP baru nih," ucap Glarissa tiba-tiba muncul berdiri di samping Afgan.
Afgan merasa risih melihat Glarissa mengikutinya. "Kamu lagi, kamu lagi! Ngapain sih kamu ikut-ikut terus!" ucap Afgan merasa kesal.
"Dia aja beli HP baru, masa aku nggak sih," ucap Glarissa memasang wajah manyun meletakkan tangannya di meja steling itu sambil melihat Afgan dengan mengangkat alisnya.
"Kan HP Eva sudah kamu ambil mau apalagi kamu?!" tanya Afgan setengah membentak.
"Itu hanya HP second, Aku mau HP baru. Dia aja pelakor kamu beli HP baru, masa aku istri sahnya cuma di kasih HP bekas dari pelakor itu," ucap Glarissa dengan santai tanpa beban sambil menujuk Eva dengan mulutnya.
Afgan langsung menutup mulut Glarissa dengan cepat. "Sekali lagi kamu ucapkan itu, Aku tidak akan membiarkanmu tenang," ancam Afgan dengan suara pelan dan mengintimidasi.
Karyawan di depannya itu menatap ke arah Glarissa, Afgan lalu ke Eva, ia merasa perasaan yang rumit yang di alami oleh ketiga orang di hadapannya itu.
Glarissa menarik tangan Afgan dan menghempaskan dengan kasar. "Makanya turuti keinginanku. Kalau tidak, aku tidak bisa menjaga mulutku dengan baik, jawab Glarissa sambil mengangkat bahunya.
Afgan menggenggam erat tangannya, situasi saat ini tidak menguntungkan baginya, mau tak mau dia harus mengikuti keinginan Glarissa.
"Tunggu saja kau di rumah, habislah kau ku buat," ucap Afgan dalam hati sambil menatap Glarissa sinis.
"Ya sudah beri dia HP biasa," pinta Afgan kepada karyawan itu.
"Aku nggak mau HP biasa, aku maunya HP yang sama dengan HP dia," jawab Glarissa menunjuk ke arah Eva yang sedang memegang HP iPhone model terbaru
Afgan merasa telah dipermainkan oleh Glarissa ia menggenggam tangannya, darahnya berdesir hebat. "kamu maunya apa sih? Apa kamu tidak punya pekerjaan lain selain mengikuti ku terus?" tanya Afgan yang terus mengepal tangannya.
"Kalau kamu tidak mau membelinya, maka aku akan teriak di sini," ucap Glarissa.
Afgan mencoba mengatur nafasnya agar tidak memukul Glarissa di tempat orang ramai, perdebatan itu aja sudah membuatnya malu.
"Ya udah ambil iPhone terbaru untuknya," pinta Afgan sambil pengatur nafasnya agar tidak amarahnya meledak.
"He-he-he Terima kasih suamiku," ucap Glarissa dengan senyum manja sementara karyawan yang melihat kejadian itu merasa nyeri dia takut jika Glarissa bakal dihajar di rumahnya.
Tunggu update bab baru selanjutnya ya gaes
......❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️......
jadi samsak yang ada dia....
saingan dong sama mba kun-kun...🤭
skalian nyoba2 akting bagus gak 😂😂😂
drama nya......
semoga sukses ya.....💪💅
dikit banget up nya.