NovelToon NovelToon
Ratu Dan Pria Tak Terlihat

Ratu Dan Pria Tak Terlihat

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:820
Nilai: 5
Nama Author: khayalancha

Dari semenjak lahir Syailendra dipaksa untuk "tak terlihat", dirumah, disekolah dan juga di lingkungan sekitarnya. Namun ternyata seorang perempuan bernama Ratu memperhatikan dan dengan jelas dan tertarik padanya. Perempuan cantik dan baik yang memberikan kepercayaan diri untuknya.

Sedangkan Ratu, Ia sosok perempuan sempurna. Ratu terkenal tak mau berkomitmen dan berpacaran, Ia seorang pemain ulung. Hidup Ratu berubah saat Ia dan Syailendra satu team mewakili olimpiade kimia dari sekolahnya. Mereka tak pernah sekelas, dan Ratu bahkan baru mengenalnya. Tapi sosoknya yang misterius merubahnya, Ratu merasakan sesuatu yang berbeda dengan pria itu, membuatnya merasa hangat dan tak mau lepas darinya.

Namun dunia tak mendukung mereka dan mereka harus berpisah, mereka lalu bertemu sepuluh tahun kemudian. Apakah kisah kasih mereka akan tersambung kembali? Atau malah akan semakin asing?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khayalancha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29 - Ada Kamu di Kegelapan

Syailendra berusaha tegar di atas puing-puing kehancuran hidupnya. Ternyata ini alasan ia dibedakan? Karena ia anak dari seorang perusak rumah tangga orang lain. Ingin benci pada ibunya sendiri, namun Syailendra tidak bisa melakukan itu. Kalau tidak ayah dan ibunya, mana mungkin Syailendra ada di dunia ini?

Sekeluarnya dari lift, Syailendra disambut oleh Ratu, Heri dan Sasa yang ternyata sudah menunggunya di lobi lantai lima. Mereka terkejut melihat wajah Syailendra yang lebam serta jalan Syailendra yang sempoyongan.

"Eh, kenapa muka lo lebam gitu? Bukannya tadi lo habis ketemu sama keluarga lo?!" kaget Heri.

"Endra... kamu berantem sama siapa? Besok kita lomba lho. Apa mungkin kamu datang ke acara lomba dalam keadaan wajah kayak gini?!" Sasa menimpali.

Syailendra lantas melirik ke arah Ratu, yang juga kebetulan sedang melihat ke arahnya. Ratu, perempuan itu menitikkan air mata, seolah paham apa yang terjadi dengan dirinya. Dapat Syailendra lihat Ratu menghampirinya, lantas mengusap wajahnya yang luka dengan tatapan sendu.

Detik itu juga Syailendra luruh. Ia begitu rapuh jika dihadapkan dengan kelemahan terbesarnya, yaitu air mata Ratu.

"Jangan nangis," bisik Syailendra, padahal ia juga sedang menangis.

"Ikut aku," ajak Ratu, yang kemudian membawa Syailendra pergi dari lobi tersebut, meninggalkan Sasa dan Heri yang kebingungan menerka apa yang terjadi.

"Jadi kamu bukan anak kandung Mama kamu?"

Sambil mengobati Syailendra di balkon lantai lima, Ratu mendengarkan seluruh cerita Syailendra. Sepanjang cowok itu bercerita, Ratu tak henti menangis. Batinnya terasa sakit mendengar perlakuan keji orang tua Syailendra. Malah sekarang Ratu yang merasa bersalah karena dia yang awalnya meminta Syailendra ikut olimpiade ini.

"Ya gitulah. Kamu ... nggak berubah penilaian ke aku kan setelah tahu ini?" cemas Syailendra.

"Berubah apanya? Bagi aku, kamu tetap Syailendra yang selalu aku kagumi. Apa pun masa lalu kamu, itu nggak akan bikin perasaan aku ke kamu berubah. Aku selalu ada untuk kamu," bisik Ratu tulus.

Syailendra pegangi pergelangan tangan Ratu yang tengah mengompres lebamnya itu hingga membuat Ratu menghentikan kegiatannya sejenak. Mereka berpandangan di titik yang sama.

"Makasih karena selalu ada buat aku. Hanya kamu yang aku punya. Sekarang aku benar-benar hancur dan merasa hina—"

"Ssstt.... nggak boleh ngomong begitu," potong Ratu, menempelkan telunjuknya di bibir Syailendra.

"Kamu adalah kamu yang sekarang. Masa lalu orang tua kamu, itu bukan salah kamu. Jadi jangan pernah salahin diri kamu sendiri. Ya?"

Syailendra menatap Ratu dengan mata berkaca-kaca. Maka Ratu usap rambut Syailendra, melemparkan tatapan paling tulus yang pernah ia punya dan tak pernah ia beri untuk lelaki mana pun.

"Maafin aku ya. Gara-gara aku kamu jadi kena hukum dan dengerin yang bukan-bukan dari kedua orang tua kamu. Andai waktu itu aku nggak dorong kamu untuk jadi peserta utama, mungkin nggak akan gini jadinya," ujar Ratu merasa bersalah.

"Kamu nggak perlu minta maaf. Tanpa kamu, mungkin aku akan selamanya jadi pecundang yang nggak mau menata masa depan. Kamu yang bikin hidup aku berwarna. Kamu yang bikin aku punya tujuan hidup. Berkat kamu aku sampai di titik ini. Dan aku nggak akan menyerah. Kita harus memenangkan olimpiade ini karena tinggal selangkah lagi kita menjadi juara yang sebenarnya," ujar Syailendra.

Ratu mengangguk. Ucapan Syailendra membuat dirinya ikut bersemangat menjalani perlombaan ini. Mereka saling seka air mata, kemudian saling melempar senyum untuk menguatkan.

"Aku selalu di sini, Syailendra. Jangan pernah merasa sendiri. Okay...."

"Kamu janji nggak akan pergi dari aku?"

Ratu mengangguk pasti. "Janji. Aku nggak akan pernah tinggalin kamu."

Dan setelahnya Syailendra mendaratkan bibirnya di bibir Ratu sebagai ungkapan bahwa ia sangat menyayangi gadis itu. Ia pegang kata-kata Ratu, ia jadikan alasan untuknya menjalani hari.

"Tunggu aku sukses ya, Ratu. Pada saat itu tiba, saat aku udah layak untuk kamu, aku langsung ngelamar kamu. Dan selama proses itu... tolong dampingi aku," ujar Syailendra bertekad.

Ratu menganggukkan kepala, seolah yakin dirinya akan tetap di sisi Syailendra dan tak akan pernah meninggalkan cowok itu. "Pasti...."

Mereka menghabiskan malam bersama dengan menatap gedung-gedung tinggi menjulang dari balik jendela. Ratu temani Syailendra yang tengah bersedih. Sampai luka lelaki itu hilang. Sampai ia bisa tidur dengan nyenyak.

Mereka bercerita banyak hal, merancang masa depan bersama meski tak ada status pasti antara mereka.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!