NovelToon NovelToon
RUMAH EYANG

RUMAH EYANG

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Rumahhantu / Iblis
Popularitas:370.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ratna Jumillah

"Kalo sudah malam, jangan keluar rumah ya ndok. Nanti di bawa kuntilanak!"
~~
"Masalah nya bukan di kamu, tapi di dia."
~~
"JADI SELAMA INI EYANG!??"

Dara, adalah seorang gadis yang baru saja lulus sekolah SMA, dia tidak langsung melanjutkan studi karena orang tua nya terkendala biaya. Dara lalu di titipkan pada Eyang nya yang Dara sendiri tidak pernah tau kalau dia punya eyang, dia di kirim ke kampung yang entah itu dimana.

Dan di sanalah Dara mengalami semua kejadian yang tidak pernah dia alami sepanjang hidup nya, dia juga mengetahui rahasia tersembunyi tentang keluarga nya yang tidak pernah dia sangka..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPS. 23. Bagaimana caranya

Dara sedang berdiri di depan pintu samping rumah, dimana dia semalam keluar mencari eyang nya. Dia memperhatikan memang tidak ada kunci pintu yang menempel, tak lama bi Lastri berjalan dari arah belakang rumah, Dara pun memanggil.

"Bi.." Panggil Dara.

"Ya, non?" Sahut bibi, dia berjalan mendekat kearah Dara.

"Semalem.. pintu ini di kunci, kan?" Tanya Dara dan bi Lastri mengangguk.

"Iya non, kayak biasanya bibi selalu kunci sebelum maghrib malah, kenapa toh?" Tanya bi Lastri.

"Eyang.. semalem bisa keluar gimana cara nya bi?" Tanya Dara, menyadari itu bi Lastri langsung mengecek pintu.

Bi Lastri kaget karena di lubang pintu nya tidak ada kunci yang menyangkut, dan setelah dia ingat ingat lagi, semalam dia memang tidak mengeluarkan kunci sama sekali.

"Astagfirullah, iya ya non.. Bibi kok ndak kepikiran. Kunci nya masih di lemari, non." Ujar bi Lastri, Dara terkejut mendengar nya.

"Hih, gimana cara eyang buka pintu nya wong tak kunci kok." Bi Lastri heran sendiri sekarang.

'Itu berarti eyang buka sendiri tanpa kunci? Tapi kan mustahil..' Batin Dara.

Akhir nya Dara kembali ke depan, dimana Amar masih duduk sambil membuka hp nya. Dara yang sudah lama tidak main hp pun penasaran apakah Amar dapat sinyal atau tidak seperti dirinya.

"Hp abang dapet sinyal?" Tanya Dara.

"Nggak dapet, di sini susah ya sinyal nya." Ujar Amar, padahal dia juga tinggal di daerah sana.

"Aku juga gitu, dari aku dateng ke sini aku nggak dapet sinyal." Ujar Dara.

"Abang pulang dulu ya, abang nanti bawa temen - temen abang buat ngaji di sini." Pamit Amar.

"Iya bang.. Eee.. Aku boleh minta tolong abang lagi nggak? Maaf ngerepotin sebelum nya.." Ujar Dara.

"Boleh, kenapa?" Tanya Amar.

"Kalo abang punya supir atau kenalan supir, aku mau nyewa buat ngelayat ke rumah pakde bang." Ujar Dara.

Mendengar itu Amar sejenak terdiam, dia teringat dengan bisikan yang meminta nya untuk menjaga Dara. Apalagi Dara orang baru di sana, Dara pasti akan kebingungan..

"Mm, kalo gitu nanti abang aja yang anter." Ujar Amar tiba - tiba.

"Eh? Nggak usah bang aku udah ngerepotin banget." Ujar Dara sambil melambaikan kedua tangan nya.

"Nggak kok, jam berapa jalan nya?" Tanya Amar.

"Abang seriusan?" Tanya Dara.

"Iya abang serius, ntar abang balik lagi kok." Ujar Amar.

Dara tersentuh mendengar nya, orang lain justru lebih baik dari pada keluarga nya sendiri. Padahal dia adalah anak yang mandiri dan tangguh, tapi kedua orang tua Dara lebih memperhatikan kakak nya Dara yang lemah jantung bawaan.

"Kok bengong?" Tanya Amar sambil terkekeh.

"Abang baik banget, aku nggak enak." Ujar Dara.

"Jangan merasa sungkan, dek. Jam berapa jalan nya?" Tanya Amar lagi.

"Jam tiga sore pemakaman nya." Ujar Dara.

"Oke, ntar abang balik lagi sebelum jam dua, nanti abang sekalian sama pakde dan beberapa orang yang akan bantu di sini." Ujar Amar.

"Makasih banyak ya bang." Ujar Dara dan Amar mengangguk.

"Ya udah, Assalamualaikum." Pamit Amar.

"Waalaikumsalam." Sahut Dara

Amar pun pergi dari rumah eyang, Dara mengantar sampai ke depan rumah dan siang itu suasana di sekitar rumah Dara terasa begitu suram. Seharus nya pemandangan alam terasa menyegarkan, apalagi di sekitar nya tidak ada rumah orang lain lagi. Tapi di sana.. Terasa begitu sunyi.

Setelah Amar sudah pergi dengan motor nya, Dara melihat ke sekitar rumah itu. Angin di sana terasa sejuk dan dingin mengibarkan rambut pendek Dara dan saat itu Dara melihat ke arah sungai di samping rumah.

Dara berjalan kesana tapi tidak turun ke bawah dan hanya berdiri memandangi sungai dari atas, jika dia lihat memang tidak ada yang aneh dia juga tidak melihat rumah orang lain di sana..

'Tunggu, nggak ada rumah orang lain di sekitar sini selain rumah perwayangan eyang putra, terus laki - laki yang aku lihat waktu aku pertama kali itu siapa?' Batin Dara.

Saat Dara sedang berpikir sambil berdiri di pinggiran dari belakang nya tampak seseorang berjalan mendekati Dara, Dia berjalan cepat tanpa alas kaki dan tiba - tiba

"Aah!!" Dara terkejut saat pundak nya di tepuk.

"Non, astagfirullah jangan ngelamun di sini."

Ternyata itu bi Lastri, Dara sampai mengusap dada nya saking kaget nya dia. Masalah nya dia berdiri tepat di pinggir dan kalau dia sedikit terdorong saja maka Dara akan jatuh ke bawah.

"Bibi, aku kaget.." Ujar Dara.

"Maaf non, tapi tadi bibi liat non Dara ngelamun jadi bibi buru - buru." Ujar bi Lastri.

"Ayo masuk non.." ajak bi Lastri dan menggandeng Dara pergi, mereka pun masuk kedalam rumah.

"Bi, selain kita apa ada yang tinggal dekat sini?" Tanya Dara.

"Ndak ada non, tanah rumah ini sampe ke belakang sana dan nyebrang ke rumah mendiang eyang putra, itu lahan milik eyang. Selain eyang ndak ada yang tinggal disini." Sahut bi Lastri.

Dara tertegun, luas sekali lahan milik eyang nya pikir nya. Jelas eyang nya pasti orang yang sangat berada dulu nya, karena jika Dara lihat, yang di pasangi pembatas saja sangat jauh dan rumah itu seperti berada di atas tebing.

"Kalo bibi sendiri rumah nya di mana? Bibi nggak pulang - pulang ke rumah?" Tanya Dara, entah kenapa Dara sangat ingin tahu semua hal.

"Rumah bibi di bawah sana non, bibi ndak pulang sebab bibi ndak punya keluarga lagi. Jadi lebih baik bibi jaga eyang di sini.." Sahut bi Lastri.

"Siapa yang gaji bibi?" Tanya Dara.

"Itu tante nya non Dara, dia akan pulang setiap sebulan sekali nengokin eyang sekalian kasih gaji bibi dan uang keperluan rumah." Ujar bi Lastri.

Dara manggut manggut, tante nya yang satu itu belum pernah dia temui. Tantenya pasti sangat mirip dengan Melisa, mengingat mereka kembar.

"Kapan tante pulang, bi?" Tanya Dara.

"Kalau ndak meleset yo sekitar sepuluh harian lagi, biasanya pulang cuma dua hari soal nya dia ngajar di kota." Ujar bi Lastri dan Dara kembali mengangguk.

'Sepuluh hari, masih lama.. Alangkah bagus nya kalo aku bisa ketemu sama tante, mungkin tante tau banyak hal.' Batin Dara.

"Ya udah bi, aku istirahat dulu ya.. Bangunin aku kalo udah jam satu siang." Ujar Dara.

"Iya non, non Dara pasti kecapekan.. Oiya, bibi bikin wedang jahe.. siapa tau bisa bikin suara non baikan." Ujar bi Lastri..

"Iya bi, terimakasih." Ucap Dara.

Dara lalu berjalan masuk kedalam kamar, dia merebahkan dirinya di ranjang dan memejamkan matanya.

"Gimana caranya aku bisa tau apa yang eyang lakuin dulu.." Gumam Dara.

''Pergi ke rumah itu!"

DEG!!

Dara membuka matanya karena terkejut oleh suara yang tiba - tiba berucap tepat di telinganya.

BERSAMBUNG..

1
tse
ya Allah ko baru pada sadar kalo bi Endang ga ada..
semoga bi Endang baik3 saja dan ga jadi tumbal atau pengganti, atau penerusnya juga ya...
semoga masalah ini segera teratasi
sagi🏹
jangan2 bik endang nih yang di jadikan yang ke 1000 atau malah bik endang di jadikan seperti mereka penyembah iblis karena dulu waktu eyang dara masih ada bik endang juga punya peran dengan ritual yang dilakukan eyang dara bahkan yang membantu eyang dalam setiap ritual nya.
Ubed Cgm
smoga BI endang GK knapa²
cici cici
waduh... kecolongan lagi
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🍭ͪ ͩ💜⃞⃟𝓛 S҇ᗩᑎGGITᗩ
kecolongan ,
bi endang hendak di bawa Mbah uyut
selama ini juga eyang di bantu bi endang
secara tdk langsung pun ikut ritual
bisa jadi bi endang terseret
ku pikir tadinya nyawa papa dara yg genap seribu
neni nuraeni
iya thor selamatkan BI endang ksian BI endang itu pingsan nya lama ksian,lnjut thor,seruuuu
Shaymatuatu Atu
semoga bi endang selamat ya kasihan
Husein
semoga bi Endang bs diselamatkan jd ga akan sampai seribu....
Redmi Note 10 Pro
yeay seruu bangettt, terimakasih untuk hari ini, semangat dan selamat beristirahat author sayang🙈😴😴😴
Redmi Note 10 Pro
halo author, aku sudah mulai mengintai apa udah up🙈
✎§𝆺𝅥⃝©ᴏᴛᴛᴀɴ🦉✍: Lagi di seleksi ama edi duyu kak, hehehe/Joyful/
total 1 replies
EsTehPanas SENJA
addduhh itu padahal pondok pesantren.. masih bisa aja kebobolan yang jahat2 😳
Liani purnafasary☺
miris memang, kebencian menjadi iri dengki.😧😧
Siti Yatmi
serem yah..sm s uyut..dari anak2 sampe tua jd abdi setan... gimana itu mo diterima kalo mati...ih....
Amara
Kira2 mereka sadar tidak yaa,Bi Endang di bawa Uyut, ntah Uyut atau makhluk peliharaan nya yang mengganggu bi endang.
semoga selamat Ndak terjadi lagi korban nyawa
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©
wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh
neni nuraeni
iya thor SMA apa yg di alami BI endang saya bisa merasakannya,iih serem lnjut thor dengan cerita"mu yg lebih menarik dan bgus,sukses buat author
✎§𝆺𝅥⃝©ᴏᴛᴛᴀɴ🦉✍: Makasih banyak kak.. /Joyful//Joyful//Rose/
total 1 replies
sagi🏹
jangan sampai bik endang menggantikan peran mbah uyut meneruskan pemuja iblis karena bik endang rentan terbawa arus kira2 siapa yg menjelma jadi mbah uyut.
Mirabel
kayanya bi endang yg akan jadi penerus Mbah yut deh
Hary Nengsih
bi endang jd korban lg
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🍭ͪ ͩ💜⃞⃟𝓛 S҇ᗩᑎGGITᗩ
bi endang jangan sampai jadi korban lagi ,
sdh banyak nyawa yg di tumbalkan ,
bayangin Mbah uyutt sepertinya
jadi nenekk lampirr ,
sama licik dan jahat nya
andaikata bang amar yg mengemudi mobil apa jadinya ketika kena serangan ghoib ,untung pakle yg pegang kemudi
Abah Warman punya ilmu yang kuat ,pantas saja mampu bertahan di dusun mati selama bertahun2
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!