NovelToon NovelToon
Dibuang Pak Jendral, Kunikahi Adiknya

Dibuang Pak Jendral, Kunikahi Adiknya

Status: sedang berlangsung
Genre:Wanita Karir / Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Dokter Genius
Popularitas:4M
Nilai: 5
Nama Author: Kim99

"Nak!" panggil Pak Basuki. "Masih belum rela, ya. Calon suami kamu diambil kakak kamu sendiri?"

Sebuah senyum tersungging di bibir Sashi, saat ini mereka sudah ada di sebuah restoran untuk menunggu seseorang.

"Ya sudah, mending sama anak saya daripada sama cucu saya," kata sang kakek.

"Hah?" kaget Sashi. "Cucu? Maksudnya, Azka cucu eyang, jadi, anaknya eyang pamannya Mas Azka?"

"Hei! Jangan panggil Eyang, panggil ayah saja. Kamu kan mau jadi menantu saya."

Mat!lah Sashi, rasanya dia benar-benar tercekik dalam situasi ini. Bagaimana mungkin? Jadi maksudnya? Dia harus menjadi adik ipar Jendral yang sudah membuangnya? Juga, menjadi Bibi dari mantan calon suaminya?

Untuk info dan visual, follow Instagram: @anita_hisyam TT: ame_id FB: Anita Kim

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Situasi Genting

Dua perahu karet tim SAR menyusuri area pinggiran kota yang dulunya hidup dan ramai, kini nyaris rata dengan tanah. Air kecoklatan cukup tinggi menenggelamkan aspal, menelan pagar dan rumah-rumah. Sisa-sisa puing mengambang, sebagian tergulung arus perlahan.

Sashi duduk di ujung perahu, tangan menggenggam erat pegangan. Ia menarik napas panjang, menatap lurus ke arah bangunan tiga lantai yang tampak miring, seperti hendak tumbang setiap saat.

"Takut?" suara berat Letkol Dirga memecah kesunyian, entah benar-benar bertanya atau mengejek.

Sashi menoleh sebentar, lalu kembali menatap ke depan. "Enggak."

Dirga menyunggingkan senyum kecil. "Kalau takut, bisa kembali. Gak ada yang maksa kamu di sini."

"Saya bukan tipe yang mundur, Komandan." Sashi mendengus kecil.

Saat perahu mendekati bangunan tiga lantai yang separuhnya sudah tenggelam, Dirga berdiri dan memberi aba-aba. "Perahu dua, ke sisi kanan. Jangan terlalu dekat, pastikan arus tenang. Siapkan tambang."

Mesin dimatikan, air beriak pelan.

Sashi hendak berdiri, namun keseimbangannya goyah karena beban tas medis di tangannya. Dirga sigap menahan lengannya dari bawah, sementara anggota SAR dari atas balkon menariknya naik. Begitu berhasil menapak lantai balkon yang miring, lutut Sashi sedikit gemetar.

Kalau bangunan ini amblas, mereka mungkin tidak akan sempat menyelamatkan siapa pun.

"Ikuti saya," kata Dirga. Sashi mengangguk dan mengikuti. Berpencar dengan yang lain.

Mereka berdua mulai memanggil, berteriak.

"Halo! Ada orang di dalam?" teriak Sashi. Namun, ia hampir tergelincir dan Dirga menahan lengannya.

"Terima kasih." Sashi mengangguk.

"Jangan ceroboh!"

Pintu kusam di ujung terbuka sedikit, seorang anak laki-laki dengan rambut lepek dan baju kotor muncul dari baliknya.

Melihat hal itu, Sashi cepat berjongkok. "Sayang, ada siapa aja di dalam?"

Anak itu menunjuk ke ruangan besar di belakang. Dirga pun melangkah cepat dan membuka pintu lebar. Seketika keduanya terpaku.

Di dalam ruangan yang pengap dan gelap, ada lebih dari sepuluh orang. Nenek-nenek, kakek yang lumpuh, anak-anak, dua bayi yang terbaring dalam kardus, dan dua ibu hamil, salah satunya tergeletak lemas, pucat pasi. Seorang pria tampak kaku, separuh wajahnya melorot, gejala stroke.

"Inalillahi," bisik Sashi.

Dirga langsung mengangkat tangannya, memberi aba-aba. "Tim SAR! Prioritaskan evakuasi anak-anak lansia dan ibu hamil!"

Sashi berlutut di samping ibu hamil yang wajahnya pucat. Ia membuka peralatan medis, mengambil termometer dan memeriksa nadi.

"Demam tinggi. Nadi cepat," gumamnya. Saat tangannya menyentuh sisi perut, ia merasakan keanehan. "Izin dilihat ya, Bu." Perempuan itu hanya mengangguk.

Lalu dengan hati-hati membuka pakaian ibu itu dan seketika ia terkejut.

Ada memar besar, keunguan, di sisi kanan perut.

Sashi menoleh ke arah Dirga. "Komandan... ini trauma tumpul. Bisa jadi perdarahan dalam."

Pria itu langsung berbicara ke radio. "Posko utama, ini Komandan 37, koordinat saya dua delapan delapan utara. Kirim unit medis segera. Prioritas satu, ibu hamil trauma perut! Kami kekurangan orang."

Ibu hamil kedua mulai meringis kesakitan.

"Aduh... perutku... sakiiit...!"

"Kontraksi mulai!" Sashi membuka sarung tangan steril, bersiap memeriksa lebih lanjut, namun sebelum sempat menyentuh apa pun .... Bangunan berguncang.

"Astaghfirullah!"

Lantai berderit. Dinding retak di sisi kanan terlepas sebagian.

"Evakuasi! Sekarang juga!" Dirga berteriak sambil melindungi satu bayi yang masih ada di sana.

"Posko utama, saya ulang! Kirim tambahan perahu karet dan tandu basket! Banyak korban rentan dan satu ibu melahirkan! Informasi sebelumnya keliru."

Ketika guncangan sudah berhenti, Sashi menoleh panik. "Komandan! Kalau dia lahiran di sini, takut bangunannya keburu tenggelam, tapi ....!" Sashi Bingung harus melakukan apa. Dia yakin kalau ibu hamil satunya sudah kehilangan anak yang dia kandung.

Dirga menahan napas, lalu menatapnya tajam.

"Kamu tetap fokus! Ke balkon! Pindahkan mereka ke titik evakuasi!"

"Siap!"

** **

Mereka mulai dipindahkan satu per satu ke perahu karet. Prosesnya tidak mudah. Anak-anak dipeluk erat oleh petugas SAR, lansia digendong dengan hati-hati, beberapa ditandu oleh dua orang bersamaan karena tak bisa berdiri sendiri.

Bagian tersulit adalah evakuasi korban yang tak mampu bergerak sama sekali, seorang pria tua lumpuh, dan si ibu hamil dengan trauma di perut. Ketegangan menyelimuti situasi saat itu, seolah waktu menipis lebih cepat daripada napas mereka.

Lalu, suara berderum terdengar dari kejauhan.

"Helikopter!" seru salah satu anggota SAR dari bawah.

Dari langit yang semakin gelap, helikopter SAR mulai menurunkan tandu basket dengan tali baja. Angin dari baling-balingnya membuat air beriak dan barang ringan beterbangan, menciptakan badai kecil.

"Sashi!" Dirga berteriak di tengah bisingnya udara. "Prioritaskan yang trauma!"

Sashi mengangguk cepat, lalu memanggil seorang relawan medis yang ikut serta.

"Tolong, kamu sampaikan ke dokter nanti! Wanita ini trauma abdomen, Doppler gak deteksi detak jantung janin! Harus segera ditangani, mungkin perdarahan dalam!" katanya cepat.

Ibu hamil itu, pucat, diam, dan hampir tak sadar, diletakkan di tandu basket. Saat ia perlahan diangkat ke udara, Sashi menatapnya lama, seperti menggantungkan harapan terakhir di tali baja yang membawanya menjauh dari bencana.

"Hati-hati!" kata Dirga sebelum memegang tali yang turun dari helikopter. Sashi hanya mengangguk dan kembali fokus pada tugasnya.

Saat itu, langit yang muram akhirnya menyerah. Hujan turun deras, tanpa aba-aba. Petir menyambar jauh di barat, dan air mulai meninggi.

Ketika sudah ada di perahu, Sashi meminta yang lain untuk duduk di pinggir, sedang si ibu di tengah-tengah dengan posisi siap untuk melahirkan dalam kondisi hujan dengan segala keterbatasan.

"Bukaan sepuluh! Kepala bayi sudah turun!"

Sashi menoleh pada yang lain. "Ambil kain apa pun! Jaket atau terpal, Cepat!"

Perahu karet bergoyang di tengah air. Hujan makin menggila, dan suara petir menggelegar.

Wanita itu menggenggam tangan yang lain erat-erat. Wajahnya tegang, basah oleh hujan dan peluh. Napasnya tersengal.

"Ayo, Bu... lihat saya. Ikuti aba-aba saya, ya? Tarik napas... satu... dua... tiga... sekarang, dorong!"

Ibu itu mengejan, wajahnya menegang. Perahu berayun ringan, membuat semuanya terasa mustahil.

Di atas helikopter, Dirga memantau pergerakan dari udara. Radio di tangannya penuh suara statik dan laporan.

"Tim dua, Bidan Sashi membantu persalinan darurat di perahu. Kondisi hujan ekstrem."

Dirga menggenggam radio lebih erat. Harusnya dia yang di bawah, tapi ibu hamil yang bersamanya dan pria dengan trauma di dada membutuhkan operasi segera.

"Tarik napas lagi, Bu. Kita bisa. Sedikit lagi, iya betul seperti itu!" seru Sashi.

"Arghh, Bu Bidan, saya tidak kuat, saya lemes, Bu."

"No!" pekik Sashi ketika ibu itu malah memejamkan mata. "Bu, Ibuuuuuuu!" pekiknya.

1
Khotimah Khotimah
semoga Dirga benar2 orang yang mengerti....
Nur Koni
duuhhhh.... bikin ati ku ke siram air es pagi denger suara mas dirga
Netiihsan
ada.apa ni...ada permainan kah arga d belakang sahsi....jgan mnghancur kn keluarga kecil mu
DianWulanDari
udh Sashi jgn memiliki pikiran yg aneh²
Yulia Dhanty
menarik
Wiwid Fadil
bagus bangetttt
Yunita Aristya
lanjut
Anita_Kim: Siap, Kak
total 1 replies
iqha_24
apa mau menuju tamat yaa kakak, skrng makin sedikit tulisannya 🤭
Agustin Indah: waduhh.. cepet bgt kakk,br berapa bab 😍😍
Pengenya sih part-nya si sombong Bu Wira..kok bisa tiba² luluh dan setuju azka menikah.
total 2 replies
Wiwid Fadil
cantik dan ganteng banget thorrrr😍😍😍😍 cocok bangettttt ademmmmmm
Wardah Saiful
bisa gombal.juga abang Dimas neeh🤭❤️💪
Samsiah Yuliana
double up atuh thor🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Kimo Miko
kasihan sashi hatinya selalu tersisihkan oleh ibu kandungnya sendiri...
Agustin Indah
rasa pengen tak uyel² kau kakkk..Gemes sama polah mu!
ditungguin..up nya sedikit doang,abis itu cuma pendek lagi babnya.

kapan sih up banyak²🤭🤭🤭 sorry yaa..penggemar mu satu ini agak gila soale 🤣🤣 apalagi kalau nyangkut Mas Dirgaaa!!Si Paling "Dalemm Sayanggg"
Anita_Kim: 🤣🤣🤣🤭 kabur ah
total 1 replies
Ambu Purwa
lagi2 seru2nya nyambung lagi kapan thor
Kimo Miko
alhamdulillah pak jendral agak meleleh setelah kejadian azka yang hampir mati. secara tidak langsung pak jendral merestui pilihan azka. Dan sashi dengan rasa sakitnya tidak bisa disalahkan juga karena saat sashi dalam keadaan menyedihkan ibunya tetap memilih amara dengan alasan karena pak hari yang bertanggung jawab sehari harinya. makah sashi dibuat seperti pembantu.
Nyayu Annisa
mantap
Nur Koni
aku tuh melelh kludenger dirga ngucap kata sayang.... kayanya orgnya kalem lembut tatapannya... tra ngomong nya daleemm sayaaaaaang... aduh melehoy ati adik bang
Anita_Kim: 🤣🤣🤣🤣🤣🥰
total 1 replies
sulastri arriza_03
aduhh aduhhh kalau mas Dirga udah hadir rasanya semuanya kayak gula deh
Bagus Rahmad
dikit banget Thor baru membayangkan udah amyarrrr.blm sayang2an ke kamar kek maem bareng,cerita dulu gitu..itu..ahh.kira2 Azka juga lagi ngapain ya
Netiihsan
sasy..bruntung kamu memiliki suami sperti dirga
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!