Setelah ibunya meninggal sejak usianya tujuh tahun, kini Naira terpaksa tinggal dengan ibu serta kakak tirinya, pilihan ayahnya kali ini cukup membuat kehidupan Naira serasa di neraka.
Penyiksaan yang selalu Naira dapatkan selama ini, pada akhirnya telah membuat nya mulai berani melakukan perlawanan, dirinya sudah sangat lelah karena selalu mengalah dan terus-terusan ditindas oleh ibu serta kakak tirinya.
Suatu ketika, telah terjadi peristiwa memalukan dalam hidupnya, hingga membuat dirinya terpaksa di nikahkan dengan seorang pria misterius oleh warga satu kampung,nah loh! Kira-kira apa yang membuat mereka sampai di paksa harus menikah? Serta telah membuat warga satu kampung menjadi murka ? Mengapa pria misterius tersebut bisa datang secara tiba-tiba dalam kehidupan Naira dan malah menjadi suami dadakannya.
Lantas siapakah pria misterius tersebut?
Jangan lupa ikuti kisahnya hanya di Noveltoon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengatakan yang sejujurnya
Kali ini Monic berada di atas angin karena pada akhirnya rencana busuknya bersama Marcel telah berhasil. Sedangkan Nathan benar-benar di buat kesal atas kejadian ini, iya pun meminta izin kepada kedua orangtuanya dan juga orang tua Monic untuk berbicara secara empat mata.
Di dalam ruang perpustakaan, Nathan sempat bersikap kasar, di hempaskan nya tubuh Monic ke atas kursi sofa.
"Kyyyaaa..kau telah menyakitiku Nathan!" keluh Monic tidak terima sikap dari Nathan.
"Diam kau, rupanya aku tidak bisa menganggap remeh dirimu, cih...dasar singa betina!" Nathan kali ini mengumpat karena kesal.
"Kak Nathan, apakah kau mau lari dari tanggung jawabmu sebagai Ayah biologis dari anak yang sedang aku kandung ini?"
"Sudahlah, diam kau! Aku tidak butuh ocehan darimu, karena aku sangat yakin jika bayi di dalam rahimmu bukanlah benihku!" tegas Nathan
"terserahlah, yang penting sebentar lagi kita akan segera menikah!" sahut Monic, dengan senyum puas di bibirnya .
Lalu Nathan mencoba mendekati Monic, di cengkeramnya dagu miliknya."aku pastikan pernikahan itu tidak akan pernah terjadi, apakah kau tidak ingat jika hubungan kita sudah berakhir, dasar wanita tukang selingkuh!" hardik Nathan membuat Monic semakin di buat kesal olehnya.
"Selamanya kau tidak akan pernah lepas dari genggaman tanganku kak Nathan, kau harus menjadi milikku apapun caranya!" jawab kembali Monic sambil menatap tajam ke arah Nathan.
Kini kedua mata mereka saling bertemu, sorot mata pertarungan di antara keduanya sudah terpancar.
"Baiklah Kak Nathan, jika tidak ada yang ingin kau bicarakan lagi, sebaiknya aku pergi dari sini!"
"Enyahlah kau dari hadapanku sejauh mungkin, melihat wajahmu malah membuatku semakin muak!" balas Nathan sembari mengepalkan kedua tangannya.
Baginya masalah yang iya hadapi, malah semakin bertambah rumit, tiba-tiba terlintas di dalam benaknya wajah seorang wanita, yakni tidak lain adalah Naira, kali ini Nathan bisa melihat dengan jelas bayangan wanita yang selalu terlihat samar selama ini, dan iya pun tersadar jika ingatannya akan kebersamaan dirinya dengan Naira mulai sedikit pulih.
Nathan mengusap dadanya yang secara tiba-tiba berdegup cukup kencang.
"Perasaan seperti ini lagi, akh..kenapa begitu menyiksaku, Apakah aku begitu mencintai wanita itu? Kalaupun aku dan dirinya sudah menikah, itu artinya aku dan dia pernah...! Aarrkhhhhh ini tidak mungkin, benar-benar konyol!" Nathan berusaha mengelak atas kenyataan yang telah terjadi.
"Kalaupun aku pernah tidur dengan seorang wanita, pastinya wanita itu adalah orang yang telah mengaku dirinya sebagai istriku, atau jangan-jangan? Ini tidak mungkin." Nathan terus saja berfikir yang tidak-tidak hingga kepalanya menjadi sakit karena terus memaksakan untuk mengingat momen saat dirinya bersama dengan Naira.
Keesokan harinya Nathan berencana untuk menemui kembali Naira, iya ingin sekali menanyakan sesuatu yang membuat dirinya semalaman tidak bisa tertidur, sedangkan Tony saat ini dengan setianya mendampingi Tuannya yang sedang sibuk berkutat di depan layar laptop.
"Ton, nanti sore kosongkan jadwal untukku, aku ingin menemui seseorang!" perintah Nathan dengan pandanganya yang masih fokus di depan layar laptop.
"Siap Tuan Muda, ehhhh...apakah Tuan berencana akan menemui istrinya Tuan kembali?" tanya Tony mulai kepo
Lalu Nathan menghentikan aktifitas pekerjaannya, kemudian netranya beralih ke arah Tony.
"Iya Ton, aku masih penasaran saja dengan wanita itu, mendengar ceritanya kemarin aku sangat terkejut di tambah bukti video saat kebersamaan ku dengan wanita itu, aku merasa diriku pada saat itu sudah seperti orang lain." Nathan malah termenung
"Sepertinya baik Tuan Muda dan juga istrinya Tuan, kalian berdua dulu saling mencintai, sekarang boleh saya bertanya sesuatu padamu?" kali ini Tony memberanikan diri menanyakan hal ini, iya begitu penasaran akan jawabannya.
"Kau mau tanya apa, Ton?" tanya Nathan dengan mata menyipit.
kemudian Tony duduk di kursi yang menghadap ke arah meja kerja Tuannya."jadi begini Tuan, pada saat anda di dekat wanita yang mengaku sebagai istrinya Tuan, apa yang anda rasakan? contohnya seperti gugup, atau jantung yang berdebar mungkin."
Pertanyaan dari Tony, cukup membuat Nathan terkejut bahkan wajahnya berubah menjadi merona.
Kemudian Nathan menyenderkan kepalanya di senderan kursi kebesarannya. Di pejamkannya kedua bola matanya." jujur sih apa yang barusan kau tanyakan itu, telah aku rasakan saat berada di dekatnya, bahkan saat pertemuan pertamaku dengannya, aku ingin sekali membalas pelukannya, namun bodohnya aku malah bersikap dan berkata kasar padanya." Nathan langsung termenung, tersirat rasa penyesalan dari raut wajahnya.
"Tuan sedari dulu selalu bersikap kasar dan arogan terhadap wanita, hati mereka itu terlalu sensitif dan juga lembut untuk di perlakukan seperti itu, sebaiknya anda mulai belajar bersikap ramah dan juga lembut, Tuan!" usul dari Tony cukup membuat Nathan tersadar atas sikapnya kali ini
"Tapi pada waktu itu aku sangat kesal karena ada Monic di Club dan ia secara sengaja memberi tahuku di depan kak Marcel kalau dirinya sedang mengandung benih dariku, di saat aku sedang merasakan emosi yang meluap-luap tiba-tiba wanita itu muncul dan mengaku sebagai istriku, bahkan sengan seenaknya memeluk tubuhku."
"Tapi Tuan suka kan di peluk?" ejek Tony
"Arrkkhh, diam kau Ton!" bentak Nathan.
"Loh, tadi anda bilang ingin sekali membalas pelukannya, jangan-jangan dulu, Tuan dan juga wanita yang mengaku sebagai istrinya Tuan sudah melakukan sesuatu yang lebih dari sekedar pelukan?"
Perkataan dari Tony malah membuat Nathan menjadi naik pitan.
Pletak
kali ini Nathan sengaja melemparkan Tony dengan bolpoin miliknya sehingga jidatnya memerah.
"awwww, kenapa Tuan melempar kepalaku dengan bolpoin?"
"Biar otakmu yang mesum itu segera musnah!" bentak Nathan
Tony malah tertawa cengegesan."Saya hanya membicarakan fakta saja Tuan, kalau pasangan suami istri itu otomatis mereka akan melakukan hubungan itu, dan aku yakin jika Tuan dan wanita itu sudah...!"
Lagi dan lagi Nathan kembali melempar sesuatu ke arah Tony.
beruntungnya Tony berhasil menepisnya, kemudian mengambil sesuatu yang telah di lemparkan oleh Tuannya.
"Tega sekali Tuan melemparkan aku dengan sepatu milik anda!" keluh Tony dengan wajahnya yang masam.
"Sekali lagi kau berkata yang tidak-tidak, bukan sepatu lagi yang aku lempar Ton, tapi pisau yang akan tertancap di kepalamu!" ancam Nathan.
Mendengar hal itu seketika Tony langsung bergidik ngeri.
Menjelang sore hari, Nathan telah menunggu Naira di taman Suropati tanpa memberitahunya terlebih dahulu, pikirnya jika Naira setiap sore pasti berada di taman ini, namun nyatanya Naira tidak kunjung datang, Nathan yang sedang duduk di kursi taman, terlihat seperti kerupuk alot.
"Tuan, apa sebaiknya kita pergi saja dari sini, kenapa Tuan tidak datang saja ke tempat wanita itu bekerja!" usul Tony.
Kali ini Nathan benar-benar menyadari jika tindakannya saat ini begitu konyol, mana mungkin wanita itu setiap hari datang ke tempat ini? Dan kenapa juga Ia harus menunggunya seperti pria bodoh tanpa wanita itu ketahui, dan yang lebih bodohnya lagi kenapa baru kepikiran jika sebaiknya dirinya menemui Naira di tempat iya bekerja.
Nathan pun terus saja mengumpat kesal atas tindakannya yang sangat bodoh, sedangkan Tony hanya tersenyum tipis melihat sikap Tuan Mudanya yang tidak pernah seperti itu.
'Ck..ck..Cinta oh cinta, mantramu bisa membuat seseorang menjadi sangat bodoh, contohnya pria yang saat ini berada di hadapanku, baru kali ini aku melihat Tuan Muda sebodoh ini! gk..gk..gk!" batinnya tertawa geli
Sekitar pukul delapan malam, akhirnya Nathan memutuskan untuk pergi ke Club malam, kebetulan hari ini Marcel sedang berada di luar kota untuk mengurus bisnis baru Papahnya di sana.
Baik Nathan dan juga Tony mereka gencar mencari keberadaan Naira, sampai-sampai para karyawan lainnya yang menyapa dan menyambut kehadirannya tidak iya hiraukan sama sekali.
"Sstttt, si bos tampan ini nyari apaan sih Mil? gak mungkin kan nyari seekor tikus di sini?" ejek Selin.
"Bisa jadi Lin, seekor tikus tapi tidak memiliki ekor!" balas Mili sambil tertawa cekikikan.
Kedatangan Nathan yang secara tiba-tiba akhirnya di ketahui oleh Luna atas informasi yang iya dapat dari Mili dan juga Selin. Luna yang pada saat itu berada di ruang meeting untuk menemani Naira, tiba-tiba saja merasa terusik atas kedatangan Nathan yang secara tiba-tiba, tadinya Luna tidak mengizinkan Naira masuk bekerja karena semenjak tadi sore iya terus saja muntah-muntah, namun karena tetap ngeyel karena dirinya masih karyawan baru, akhirnya Naira memaksakan diri untuk masuk bekerja.
Ketika Luna keluar dari ruang Meeting iya sangat terkejut karena Nathan sudah berada di hadapannya bersama dengan Tony.
'Ngapain manusia menyebalkan itu berada di sini?' batinnya sambil menatap sinis Nathan.
"Untuk apa anda datang kesini?" tanya Luna cukup ketus.
"Aku ingin bertemu dengan Naira, ada hal penting yang ingin aku tanyakan padanya!" tegas Nathan membalas tatapan ketus Luna.
"Anda jangan pernah menganggu Naira lagi, belum puas kah anda membuat Naira menderita hah?" bentak Luna tidak ada rasa takut sedikitpun.
Tiba-tiba saja dari dalam ruang meeting terdengar bunyi seseorang terjatuh, baik Luna dan juga Nathan, keduanya bergegas masuk ke dalam ruang meeting.
Betapa terkejutnya Luna dan juga Nathan saat mendapati Naira jatuh pingsan dan tidak sadarkan diri.
"Naira!" Teriak Nathan dan juga Luna secara bebarengan.
Bersambung...
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
gk tega aku thor, klo Naira diduakan😭
itu pasti org Marcel yg mengintip utk mencari tahu apa yg dilakukan oleh Nathan