NovelToon NovelToon
Si Kembar Milik Raja Perang

Si Kembar Milik Raja Perang

Status: tamat
Genre:Tamat / Time Travel / Anak Kembar / Raja Tentara/Dewa Perang / Roh Supernatural
Popularitas:672.8k
Nilai: 4.8
Nama Author: Risa Jey

Meng Lusi, seorang kapten wanita di ketentaraan zaman modern, kuat dan cerdas. Karena suatu alasan, dia tiba-tiba saja berpindah ke zaman kuno dan mewarisi mata air spiritual.

Baru saja tiba di zaman yang belum dikenalnya, Meng Lusi diperkosa oleh Shin Kaichen yang dibius oleh seseorang. Setelah itu, Meng Lusi memilih melarikan diri. Lima tahun kemudian, Meng Lusi yang sudah memiliki anak kembar dikenali oleh Shin Kaichen dan mencoba untuk mendapatkan hati ibu dan kedua anaknya tersebut.

Di sisi lain, klan penyihir yang sudah lama mengutuk negara untuk tidak memiliki keturunan anak perempuan, kembali berulah. Anak kembar Meng Lusi menjadi incaran mereka karena bakat bawaan luar biasa yang akan mengancam klan penyihir. Mampukah si kembar selamat dari bahaya? Akankah Meng Lusi dan Shin Kaichen memiliki kehidupan bahagia? Mari ikuti setiap kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Shin Kaichen Menyusul

Meng Lusi mencoba untuk menggerakkan tubuhnya, berusaha berdiri. Tapi sia-sia. Wajahnya sedikit pucat. Saat masih berada di ketentaraan zaman modern, Meng Lusi belajar tentang beberapa penanganan kecelakaan kecil.

Namun sekarang ini bukan hanya kakinya yang terkilir, pinggangnya juga sakit. Tangannya sedikit lecet dan agak membiru.

“Sunni, bisakah kamu berubah menjadi besar dan bawa aku keluar?” tanyanya.

Sunni melihat ke atas. Melihat ada lapisan array menghalangi permukaan lubang. Ia menggelengkan kepala.

“Tidak bisa. Aku melihat ada array yang menghalangi permukaan lubang. Sepertinya ini adalah lubang jebakan yang dibuat seseorang. Mungkin awalnya untuk menjebak hewan buruan.”

Sunni memperhatikan sekitarnya. “Coba lihat. Lubang ini harusnya digali lebih dari lima puluh tahun yang lalu,” katanya.

“Bagaimana kamu tahu?”

“Tentu saja aku tahu. Aku ini ular putih spiritual yang bisa mengetahui berapa umur suatu benda atau tanaman bahkan manusia sekalipun.” Ular putih itu tampak bangga.

“Jika dibuat lima puluh tahun lalu, kenapa masih ada sampai sekarang? Tidakkah ada orang lain atau hewan yang terjebak di sini?” Meng Lusi merasa heran.

“Biar aku melihat-lihat dulu. “Sunni juga meragukan penilaian awalnya sebagai lubang jebakan hewan buruan.

“Eh, apa ini?” Meng Lusi mengambil salah satu kepingan emas bulat yang sudah tertutupi oleh lumpur kering.

Sunni juga melihatnya lalu kembali memperhatikan tanah di sekitar. “Tuan, kamu akan menjadi kaya! Ini potongan emas dan juga kepingan emas. Ada juga tael emas! Sepertinya ini bukan lubang jebakan tapi lubang untuk menyembunyikan uang!”

“Uang?”

Meng Lusi tertegun dan dia membersihkan koin emas itu dengan bajunya. Memang tampaknya seperti emas. Sayangnya, dia tidak berdaya saat ini.

“Tidak ada cara untuk keluar? Kita tidak bisa di sini selamanya bukan?”

Sunni memikirkan sesuatu. Ia sebenarnya bisa menerobos array ini. Hanya saja dia tidak berdaya ketika menghadapi array kuno.

“Tuan, kamu harus lebih kuat lagi di masa depan sehingga aku bisa memecahkan array kuno. Itu artinya kamu harus lebih dekat lagi dengan pria itu,” katanya.

Sunni tidak bermaksud untuk meminta Meng Lusi menggunakan cara licik agar bisa dekat dengan Shin Kaichen. Hanya saja dia tidak bisa tidak melirik aura ungu pada tubuh pria itu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Hari sudah sore dan hampir akan gelap. Meng Shilan dan Meng Shuya menunggu kepulangan ibu mereka. Namun belum ada tanda-tandanya. Keduanya menunggu di depan pintu rumah Shin Kaichen.

“Ibu pulang terlambat hari ini,” ujar Meng Shuya mengira-ngira.

Shin Kaichen menemani keduanya. “Apakah ibu kalian sering pulang terlambat?”

Keduanya menggelengkan kepala. Meng Shilan menjawab, “Ibu biasanya pulang sore. Sebelum hari gelap biasanya sudah menjemput kami dari rumah kakek,” jelasnya.

Mendengarnya, Shin Kaichen mengerutkan kening. Sepertinya Meng Lusi terlambat bukan karena berburu. Mungkin karena hal lain. Ia memutuskan untuk mencarinya seorang diri. Mungkin bisa bertemu di jalan.

Si kembar dititipkan pada Dou Heng dan Lin Zhou. Biarkan keduanya menenangkan anak itu.

Shin Kaichen menunggang kuda dan pergi ke hutan yang biasanya dijelajahi oleh Meng Lusi.

Di dalam hutan sudah terlihat agak gelap. Suhu di udara juga mulai turun. Jika Meng Lusi mengalami kecelakaan, seharusnya akan dibekukan sampai mati oleh cuaca dingin di malam hari nanti.

Sementara itu ….

Meng Lusi yang sudah menunggu di dalam lubang pun mulai bosan menggali kepingan emas dan tael emas di sekitarnya. Tidak tahu ada berapa banyak yang terkubur, ia tidak bisa menghitungnya lagi.

Seharusnya sekarang sudah malam. Hawa dingin mulai menerpa tubuhnya hingga uap dingin keluar dari mulutnya.

“Ini sudah malam,” ucapnya. Meng Lusi hanya bisa makan buah yang diambilnya dari ruang mata air spiritual.

Ia juga minum air spiritual tapi hanya bisa membuat lelah di tubuhnya hilang serta memar juga berkurang. Hanya saja, kaki yang terkilir tidak akan lurus sendiri. Ia harus membenarkan posisi pergelangan kakinya kembali. Tapi masalahnya, dia kurang berani.

“Jangan khawatir, pria itu pasti akan datang.” Sunni menenangkannya. Tapi dia yakin jika Shin Kaichen pasti akan datang.

Terakhir kali, pria itu menatap Meng Lusi dengan ekspresi berbeda. Ini seperti menatap orang yang telah lama diinginkannya.

Tak lama, suara ringkikan kuda terdengar. Meng Lusi dan Sunni akhirnya memiliki secercah harapan jika orang yang datang bisa menyelamatkan mereka.

“Meng Lusi! Apakah kamu di sini?” teriak Shin Kaichen yang menarik tali kuda agar berjalan perlahan.

Meng Lusi mendengar teriakan pria itu akhirnya menyahut. “Aku di bawah sini!”

Suara wanita itu tentu tidak terlalu terdengar. Tapi Shin Kaichen adalah ahli bela diri dan ilmu tenaga dalam. Tentu pendengarannya juga sensitif. Ia turun dari kuda dan menghampiri lubang yang cukup besar.

Lubangnya agak dalam dan ia bisa melihat Meng Lusi duduk tak berdaya di bawah sana.

“Apakah kamu baik-baik saja?” tanyanya.

“Kakiku … terkilir. Aku tidak bisa bangun.”

“Aku akan turun dan membawamu keluar.” Shin Kaichen bersiap untuk melompat.

“Tunggu!” Meng Lusi menghentikannya. “Ada array kuno di permukaan lubang. Tidakkah kamu merasakannya?”

Shin Kaichen mengerutkan kening, sama sekali tidak melihat ada sesuatu di permukaan lubang. Tapi ketika dia mengulurkan tangan ke arah permukaan lubang, rasanya seperti ada penghalang aneh yang membakar tangannya.

Array kuno? Shin Kaichen belum pernah mendengar hal itu. Tapi dia memang percaya ada penghalang gaib di permukaan lubang.

“Tunggu sebentar.”

Shin Kaichen mengeluarkan pedang dari sarungnya dan langsung memukul permukaan array dengan pedang tersebut. terlihat kilatan cahaya di permukaan array saat bersentuhan dengan bilah pedang yang dingin.

Kemudian, array kuno yang terpasang itu perlahan retak dan akhirnya pecah. Energi dari array kuno langsung terserap ke dalam pedang Shin Kaichen.

Meng Lusi melihat itu, terkejut. Sangat hebat?

Sunni berkata di pikirannya jika pedang yang digunakan Shin Kaichen merupakan pedang milik raja perang dari generasi ke generasi. Pedang yang telah membunuh banyak musuh di masa lalu, bermandikan darah klan penyihir dan masih banyak lagi.

Wajar jika Shin Kaichen memiliki pedang tersebut. Lagi pula dia adalah raja perang saat ini.

Setelah array kuno pecah, Shin Kaichen melompat dan menghampirinya. “Bagaimana kondisimu sekarang?”

“Tidak apa-apa, terkilir dan sakit pinggang karena jatuh. Sisanya tidak masalah.” Meng Lusi menggelengkan kepala. “Terima kasih sudah datang dan mencariku.”

Shin Kaichen tersenyum. “Kedua anak itu khawatir karena kamu belum kembali lebih awal seperti biasanya. Ayo, aku akan membantumu ke atas.”

“Tunggu dulu. Bisakah benda-benda ini juga dibawa?”

“Hmm?”

Shin Kaichen melihat beberapa keping emas, tael emas dan emas batangan di sekitarnya. Dia jelas terkejut dan memeriksa benda-benda ini.

“Seharusnya sudah lama terkubur. Ini barang yang seharusnya ada sejak lama. Bagaimana benda-benda ini ada di sini?”

“Sepertinya aku tak sengaja jatuh ke tempat penyembunyian barang ini. Sunni bilang harusnya sudah lebih dari lima puluh tahun terkubur.”

1
Jakaria Hidayat
Luar biasa
Binti
menarik 💪💪💪
Riva84
mampir thoorr
M27
apa ga ada karya yg baru, thor? semua karya² mu sudah clear dibaca huhuhuhhu
wakwau@manisq
cakep... banget...
ᶜᵃˡˡ ᴹᵉ ᴶⁱⁿᵍᵍᵃ😜
auto ngakak bayangin exprezi Dazuang🤣🤣
siti fatimah
Luar biasa
RusNa ANtox DEwi
baguss
R. Kamal
cumi ... cuma mimpi yaaaa...
R. Kamal
Sirnaaaaaaa
dafa ramadhan
keren
Sonya Kapahang
Aaahhh Tamat.. Semoga secepatnya ad karya baru ya, Kak Risa.. ❤
Sonya Kapahang
Kasian jg sm An Ding.. Sebenernya baik tp krn saking baiknya itu jd dimanfaatin sm Rayu Yan..
L A
👏👏👏👏
asli keren novelnya, meskipun harus nungguin lama, tapi syukurnya author bertanggung jawab nyelesain ceritanya...terimakasih author Risa Jey
Happy New Year 2025
Hening Aryanti
Yah, udah ending aja, syedih g bisa ketemu sama Lulu lagi huhuhu 😭😭😭 Semangat kak Jey, ku tunggu karyamu selanjutnya
R. Kamal
lanjutkeun....
M27
up banyak² thor, please.. dah makin seru ini thor...
Lyvia
luar biasa 😍😍
Sonya Kapahang
Mau tempur lbh besar kyanya niy..
Sonya Kapahang
Wah.. petir ungunya malah ga nyamber Meng Lusi.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!