Jihan, harus memulai kehidupannya dari awal setelah calon kakak iparnya justru meminta untuk menggantikan sang kakak menikahinya.
Hingga berbulan-bulan kemudian, ketika dia memutuskan untuk menerima pernikahannya, pria di masa lalu justru hadir, menyeretnya ke dalam scandal baru yang membuat hidupnya kian berantakan.
Bahkan, ia nyaris kehilangan sang suami karena ulah dari orang-orang terdekatnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andreane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17
"Ternyata dosen pengganti kita ganteng banget gaes" Celetuk Gabby, saat baru saja memasuki kelas.
Aku dan Emma yang sudah datang lebih dulu sama-sama heran.
"Tunggu, tunggu! Dosen baru?" tanyaku mengernyitkan dahi.
"Oh iya Ji, bu Rahel mengundurkan diri karena mau pindah ke luar kota ikut suami?" Kata Emma, dan sepasang netraku otomatis mencari bola matanya.
"Waktu itu bu Rahel bilang katanya sudah dua bulan lalu mengajukan surat pengunduran diri, tapi dosen baru penggantinya minta kelonggaran waktu karena ingin menyelesaikan materi di kampusnya yang lama, sama persiapan mau menikah, katanya. Itu sebabnya dosen pengganti baru bisa mengajar mulai hari ini"
"Persiapan mau menikah?" Kedua kali aku di buat terhenyak. Pasalnya bu Rahel tidak pernah bilang kalau dirinya mau pindah. Kenapa aku baru tahu? Terus kebetulan banget mas Saga memang mempersiapkan pernikahan sejak bulan lalu.
"Kapan bu Rahel ngomong mau pindah?" Tanyaku ingin tahu.
"Kayaknya pas kamu nggak berangkat deh, itu pas kakakmu nikah" Jawab Emma dengan santainya.
"Kenapa kalian nggak pernah ngomong ke aku?"
"Ya kita lupa, Ji. Lagi pula gimana kita mau crita kalau kamu selalu pulang buru-buru, nggak pernah ngerumpi, jadi ya kita kelupaan nggak beri tahu kamu"
Ah kenapa mendadak aku merasa cemas. Apa pengganti bu Rahel itu mas Sagara?
"Jadi Gabby" Ucap Emma dengan penuh penekanan. Matanya menatap Gabby yang tengah senyum-senyum seolah membayangkan dosen baru yang sedang kami bicarakan. "Meski ganteng, dia sudah menikah, sudah punya istri, jadi jangan berlebihan. Pengantin baru dia"
"Ah aku berharap mereka bercerai, Em"
"Huss.. kok ngedoain gitu"
"Biarin aja, kamu belum tahu si, kalau tahu pasti kamu setuju kalau dosen itu benar-benar tampan. Tadi saja pas keluar dari mobil di tempat parkir, semua cewek langsung menatapnya, mereka terpesona dengan pria itu. Sumpah Em, dia benar-benar pria tertampan, tegas, berwibawa yang pernah ku lihat"
Aku dan mas Sagara memang tadi berangkat sama-sama. Tapi aku turun di depan kampus karena nggak mau teman-teman tahu.
Aku nggak tahu apa orang yang di maksud Gabby itu mas Sagara. Kalau benar, itu artinya mas Sagara yang parkir di tempat khusus mobil para dosen. Tapi kenapa aku bisa sampai nggak nyadar.
Duh... Jantungku kok mendadak bertalu-talu. Jadi resah gini, nggak enak banget rasanya.
"Seganteng apa si?" Suara Emma kembali ku dengar.
"Pokoknya genteng banget, Em"
"Kamu ini, semua cowok kan memang kamu bilang tampan dan ganteng, padahal biasa aja"
"Tapi yang ini beda, dia benar-benar tampan, perfect, kelihatan kalau dia orangnya penyayang"
What? penyayang Gabby bilang?
Reflek kepalaku menggeleng dengan bola mata bergerak malas.
"Kapan jam mapelnya bu Rahel?" tanyaku was-was.
"Sekarang, Kenapa" Sahut Emma menatapku.
"Nggak!" Aku melempar wajah ke arah lain. Tak ingin Emma tahu perubahan wajahku yang panik ini.
"Ah jadi nggak sabar pengin di ajar sama dosen baru, pak dosen tampan itu" Ujar Gabby dengan raut berbinar.
Berlawanan denganku yang menampilkan wajah masam.
"Gaes sepertinya hari ini bu Rahel sudah benar-benar di ganti dosen baru" Itu kata salah satu temanku yang baru saja memasuki kelas. Agung namanya. Dan kami yang sudah duduk di tempat duduk masing-masing kompak menatapnya "Dosennya cowok gaes, dia lagi jalan ke sini"
Sembari berusaha menormalkan ekspresi, aku mengelap keringat yang mendadak muncul di keningku.
Dengan jantung berdebar aku menunggu kedatangan dosen baru itu.
Ah sial... Siapa kira-kira dosen barunya??
Mas Sagara? Kenapa dia nggak ngomong mau gantiin bu Rahel?
Huufff... Kalau iya mas Sagara, awas nanti kamu mas.
Siap-siap aja di rumah!!
Bersambung.