Kehidupan Brian yang menjadi pemuda begajulan dan merupakan anggota geng motor, tiba-tiba berubah total saat sang ayah mengusirnya dari rumah. Dia terpaksa belajar mandiri dengan menjadi kurir pengantar makanan untuk menyambung hidup.
Sialnya, malam itu dia terjebak dengan seorang perempuan mandiri bernama Naomi yang mendapat fitnah dari tetangganya. Mau tak mau Brian dan Naomi harus menikah karena fitnah itu.
Namun, baik Brian maupun Naomi tak ada yang mau mengumumkan pernikahan mereka dan merahasikannya sampai waktu berpisah tiba. Akankah mereka sanggup merahasiakan pernikahan itu sampai akhir?
cek visual di ig @ittaharuka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bad Boy | Bab 1
Deru suara mesin motor meraung-raung di udara malam yang sangat gelap. Ini sudah tengah malam, waktunya orang-orang mengistirahatkan tubuh yang lelah. Namun, yang anak-anak muda geng motor itu lakukan malah membuat keributan. Mereka melakukan balap liar di sebuah jalanan sepi.
Salah seorang anggota geng motor itu tersenyum menyeringai menatap lawan yang akan beradu dengannya malam ini. Dia adalah Brian Atmaja, seorang pembalap liar yang selalu ditakuti lawan karena tak pernah kalah dalam setiap pertandingannya.
“Nyali lo gede juga, Bro! Gue udah nggak sabar buat terima duit dari temen-temen lo!” cibir Brian seraya mengangkat satu alis matanya. Dia juga mengangkat sebelah sudut bibirnya menciptakan senyum sinis yang meremehkan lawannya.
“Baacoot banget lo! Lihat aja nanti, siapa yang pulang sambil nangisin duit yang gue terima!” balas pemuda yang menantang Brian itu tidak mau kalah.
Memang, taruhan kali ini tidak main-main. Brian bahkan rela mengeluarkan uang sepuluh juta untuk pertandingan malam ini. Jika dia menang, kemungkinan yang akan Brian bawa pulang akan bernilai ratusan juta.
Pemuda yang menantangnya saat ini adalah geng motor dari kota sebelah. Dia sangat penasaran dengan Brian yang memang tak pernah dikalahkan.
Saat ini, seorang wanita mengangkat kain kecil tanda pertandingan akan dimulai. Brian bersiap dengan menutup kaca helm dan mulai fokus pada jalanan aspal di depannya.
Begitu hitungan selesai dan kain yang dijadikan bendera itu dilemparkan tinggi-tinggi, Brian segera menarik gasnya dan berkonsentrasi. Dia seorang pemuda kompetitif yang selalu ingin menang dalam pertandingan apa pun. Oleh sebab itu, tidak heran jika Brian selalu menang dalam balapan karena dia akan melakukan semuanya dengan maksimal.
Sesuai prediksi, Brian berhasil memenangkan pertandingan karena mencapai garis finish terlebih dahulu. Pemuda itu bersorak menyombongkan diri dengan melakukan selebrasi kecil bersama teman-temannya. Namun, sialnya ia tak sempat melakukan selebrasi besar-besaran dan menerima uang taruhan karena setelah musuhnya mencapai garis finish, polisi yang menyamar tiba-tiba menangkap mereka.
Brian dan teman-temannya digiring ke kantor polisi untuk diamankan. Rupanya, polisi memang tengah melakukan razia usai kejadian perampokan yang melibatkan kelompok geng motor di minimarket yang tak jauh dari lokasi mereka balapan.
Brian menunduk saat diinterogasi dan diharuskan untuk menghubungi ayahnya. Namun, ia bersikeras menolak dan mengatakan bahwa dia tak memiliki orang tua.
Sampai akhirnya, polisi menghubungi nomor telepon rumah Brian malam-malam begini karena di data yang mereka punya, Brian masih memiliki seorang ayah.
Papa Brian datang ke kantor polisi dan menebus putranya yang sangat bandel itu. Laki-laki itu tak menyangka jika putranya terlibat dengan geng motor yang merampok minimarket. Memang hasil penyelidikan polisi terbukti bahwa geng motor Brian terlibat, tapi saat kejadian itu, Brian tidak ikut serta.
“Anak cuma satu, disuruh jadi orang yang bener kok susah bener! Kamu ini maunya apa sih?” marah papa Brian saat mereka keluar dari kantor polisi.
“Yang jelas aku nggak mau jadi anak Papa!” jawab Brian seraya membuang muka.
Papa Brian hanya bisa menghela napas dengan berat dan mulai memikirkan cara untuk membuat putranya itu jera. “Kalau gitu, kamu bisa tinggalkan rumah dan jangan kembali sebelum kamu mau jadi anak papa!”
Brian memicingkan mata usai mendengar pernyataan sang ayah. Dia sama sekali tidak menyangka jika papanya akan setega itu mengusirnya dari rumah.
“Jadi, Papa mau usir aku biar Papa bisa bebas bawa perempuan pulang ke rumah?” cibir Brian.
“Itu kemauan kamu, Brian! Kalau kamu nggak mau jadi anak Papa, artinya kamu tidak bisa tinggal di rumah Papa? Nggak ada hubungannya sama perempuan mana pun!” balas papa Brian.
“Oke, aku akan pergi, biar Papa bisa puas!” Kebencian Brian pada sang ayah kini terasa semakin besar karena ayahnya itu bisa dengan tega mengusirnya dari rumah tanpa menahannya, atau setidaknya memberikan tempat tinggal yang layak.
Brian berlalu meninggalkan papanya di kantor polisi. Laki-laki itu kini melajukan motornya di malam yang hampir habis tanpa tujuan yang pasti.
Berbekal uang sepuluh juta yang tadinya akan dipakai untuk taruhan, akhirnya Brian mendatangi kos salah satu sahabatnya saat pagi menjelang.
“Brian! Tumben lo pagi-pagi ke sini!” seru teman Brian, Iyan.
“Gue boleh numpang di sini nggak? Gue diusir sama Pak Atmaja!”
Sahabat Brian itu tertawa, lalu mengajak Brian untuk beristirahat di kamar kosnya. Beruntung anak bandel itu masih punya sahabat yang baik yang mau menampungnya. Kalau tidak, mungkin Brian akan menjadi gelandangan.
*
*
*
Dua hari menumpang, Brian sadar bahwa dirinya tidak akan selamanya menjadi benalu. Uang yang dia miliki juga lama-lama pasti akan habis. Untuk itulah, dia harus mencari pekerjaan demi menyambung hidup.
“Daripada lo bingung nunggu dapat kerjaan yang pas, gimana kalau lo gantiin gue sementara jadi drive-food. Lumayanlah, sambil nunggu kerjaan yang sesuai sama kemauan lo!”
Brian pikir, ide Iyan bukanlah ide buruk. Dia juga harus membuktikan pada ayahnya bahwa dia bisa bertahan di dunia luar tanpa bantuan sang ayah. Akhirnya, Brian pun mengambil pekerjaan sampingan Iyan itu. Jika nanti dia sudah terbiasa, Iyan berjanji akan membantunya untuk mendaftar langsung.
Hari pertama, usaha Brian membuahkan hasil yang lumayan. Dia mendapat cukup banyak orderan dan juga mendapat tips yang lumayan. Alasannya sebagian besar mengatakan wajah Brian terlalu tampan untuk menjadi drive-food. Mereka bilang, Brian lebih layak menjadi seorang artis karena wajahnya yang memang putih bersih, dan tampan.
Sebuah awal yang baik untuk Brian, dan dia pun merasa yakin dengan pekerjaan yang menurutnya cukup menjanjikan. Sampai akhirnya, dia menerima orderan nasi goreng dari seorang pelanggan bernama Naomi.
Brian mengetuk pintu dan berteriak memanggil nama customer-nya itu. Tak berapa lama, seorang wanita cantik dengan rambut dicepol ke atas keluar dari kamar kos-nya dengan wajah panik.
“Drive-food, ini pesanannya, Mbak!” ucap Brian dengan sopan.
“Mas, Mas. Bisa tolongin saya nggak? Di kamar mandi saya ada kalajengking. Saya takut banget!” seru Naomi dengan ekspresi memohon.
Gadis itu benar-benar ketakutan saat melihat hewan beracun itu muncul di kamar mandinya. Mau dibunuh, dia tidak tega, tapi mau dibiarkan dia juga takut kena sengatnya. Untung saja ada driver-food yang datang tepat waktu.
Jiwa gentle-man Brian merasa tertantang karena permintaan tolong dari gadis cantik di hadapannya itu. Hitung-hitung, dia bisa jadi pahlawan di mata wanita itu. Akan tetapi, melihat keadaan sekitar rumah Naomi yang sangat sepi, haruskah dia membantunya?
**
Assalamualaikum, nupel baru lagi ya gaess, semoga suka hihi. Jangan lupa subscribe, like dan komen yang banyak ya 😘😘😘
WARN!NG
Kalau kurang suka alur, cerita, karakter dsb. Bisa kasih kritik dan masukan di kolom komentar ya. Akan aku terima dengan senang hati dan jadi evaluasi untuk lebih baik. Tapi, TOLONG BANGET jangan kasih rating 1-4 itu nggak akan ada guna dan untungnya buat pembaca dan kemajuan cerita. Malah bikin mood nulis hancur, dan mungkin bisa memaksa otak penulis untuk tamat tanpa kejelasan ya.
Mau menghujat atau kritik boleh banget di komentar, tapi kalau masih kasih rating buruk, terpaksa aku blockk ya. Mohon maaf yang sebesar-besarnya 🙏🙏