Tring
" Melalui pesan ini aku talak kamu. Mulai hari ini kita bukan lagi suami istri."
Dunia wanita 35 tahun itu seakan runtuh. Dia baru saja selesai melakukan operasi sulit pagi ini. Dan pesan yang berisi talak dari suaminya membuat wanita itu terhuyung.
" Kenapa, kenapa kamu ngelakuin ini ke aku."
Dia tentu bingung, selama 3 tahun menjalin pernikahan mereka terlihat baik-baik saja. Tidak pernah sekalipun berseteru.
Jadi, apa penyebab pesan talak itu sampai terjadi?
Apakah pernikahan wanita itu akan benar-benar hancur? Atau dia akan berusaha untuk mempertahankannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 23
" Neha, kamu kok diem aja digituin sama tuh wanita sinting. Harusnya kamu tadi kamu kasih dia pelajaran."
" Neel, dia lagi hamil. kalau aku main fisik, kasihan anaknya. Anak yang dikandungnya nggak salah apa-apa. Yang salah dan bejat tuh dia sama Dimitri. Lagian ngabisin tenaga tahu ngurusin wanita macam gitu. Dah biarin aja."
Neel membuang nafasnya kasar melihat Neha begitu tenang dalam menghadapi Nilam. Dia sendiri malah yang merasa kesal. Bagiamana tidak, kemunculan Nilam di RSMH dan dengan terang-terngan memunculkan wajahnya di depan Neha seolah menantang Neha.
Wanita itu sangat tidak tahu malu. Dia malah terlihat bangga bisa hamil hasil dari perbuatannya menjadi selingkuhan pria beristri.
Apa dunia ini memang segitu rusaknya? Neel sangat tidak habis pikir. Dan yang membuatnya semakin tidak habis pikir, bagiamana bisa pria yang dulunya begitu mencintai istrinya bisa berbuat sekeji itu dengan berselingkuh.
Apa dia tidak teringat kepada istrinya ketika menyentuh wanita lain? Haah, Neel membuang nafas kasar, dia tidak mengerti jalan pikiran Dimitri yang berselingkuh dari wanita seperti Neha.
" Maaf Ne kalau aku nanya kayak gini. Sebenarnya apa sih yang dilihat dari suamimu itu dari wanita model kayak si Nilam itu? Dan aku beneran kaget pas tahu dia kerja di perusahaan Bhumi."
" Hahaha entahlah Neel, aku juga nggak tahu. Mungkin dia ngrasa kesepian kali karena aku sibuk terus."
" Tapi kan nggak bisa dibenerin juga sampai selingkuh gitu. Dan dulu kan dia juga udah komit mau ngerti profesimu."
Neha hanya menggelengkan kepalanya pelan. Dia jelas tidak bisa mengerti mengapa Dimitri bisa melakukan hal gila itu bahkan sampai si selingkuhan hamil.
Bukan hanya itu, bisa-bisanya Neha sama sekali tidak memiliki firasat apapun tentang perselingkuhan suaminya.
Mungkin dia memang bodoh, karena sangat percaya terhadap Dimitri. Tapi bukannya pernikahan landasan utamanya adalah kepercayaan? Entahlah, Neha sendiri pun bingung.
" Dah tenangkan pikiran kamu. Aku balik dulu ke ruanganku."
" Oke Neel, thanks ya."
Neel menganggukkan kepalanya pelan, sembari melenggang pergi Neel tersenyum ke arah Neha. Saat ini tidak ada pikiran apapun terkait rasa sukanya terhadap Neha. Dia hanya ingin Neha bahagia, itu sudah cukup. Dan Neel sudah membuat keputusan yang tepat.
Drtzzzz
" Halo Fat."
" Katanya lo mau ketemu sama gue. Sekarang gue udah free nih."
" Oke, gue kesitu."
Neel mengambil nafasnya dalam-dalam dan membuangnya perlahan. Dia sudah memikirkan ini selama beberapa hari, dan akhirnya sebuah keputusan besar dalam hidupnya akan diambil.
Pria itu melangkah dengan pasti menuju ke tempat wakil direktur rumah sakit berada. Apa yaang ada di dalam pikiran dan hatinya akan ia ungkapkan saat ini juga.
Tok tok tok
" Fat?"
" Masuk Neel."
Sreeet
Bruk
Sebuah kursi ditarik oleh Neel. Dia menghempaskan tubuhnya di sana. Sedangkan Fattah, dia malah bangkit dari duduknya, mengambil sebuah cangkir lalu menyeduh kopi.
" Tanpa gula?"
" Yups."
Fattah tersenyum, meskipun dia sudah paham selera temannya itu, tapi dia tetap bertanya. Dengan permintaan Neel untuk bicara lebih dulu, ia yakin pembicaraan kali ini pasti lebih serius dan lama.
Tak
Cangkir diletakkan di atas meja oleh Fattah, dan Neel mengambilnya. Neel menghirup aroma kopi dalam-dalam, dan meminumnya secara perlahan.
" Hmmm pas, thanks fat."
" Nah, ngopi udah nih sekarang apa yang bakalan lo omongin? Bukan soal lo yang mau resign kan?"
" Seribu buat lo Fat. Gue udah mutusin, gue jadi pergi. Nah ini surat pengunduran diri gue. Ah iya, kemarin gue juga udah ngobrolin ini ke dokter Sai, dan dia setuju sama keputusan gue."
Haaaah
Fattah menghela nafasnya, ia pikir Neel tidak jadi pergi tapi ternyata keyakinan temannya itu tidak tergoyahkan. Jika sudah begini Fattah pun tidak mampu untuk menahan Neel. Dia tidak mau menghalangi seseorang yang ingin belajar untuk menjadi lebih baik lagi.
" Kalau itu keputusan lo, gue juga nggak bisa nglarang lagi. Dan kayaknya keputusan lo udah bulet bener. Jadi have fun dengan study lo Neel. Terus kapan lo berangkat?"
" Minggu depan."
" Ya? Hahaha. Oke deh, ntar kalau gue dapat libur gue bakalan nyatronin lo ke sono."
Fattah kehabisan kata-kata. Ia pikir Neel akan pergi setidaknya dalam beberapa bulan lagi. Tapi ternyata dia akan pergi minggu depan. Sangat tidak sabar sekali ternyata temannya yang satu ini.
Fattah tersenyum, dia mengulurkan tangannya untuk menjabat sang teman.
" Terimakasih atas kerja kerasnya selama ini Dokter Neel Kaulika Abinawa, kami akan menunggu Anda kembali dengan kemampuan dan pengetahuan yang sudah diupgrade. Pintu Rumah Sakit Mitra Harapan selalu terbuka untuk Anda kapanpun Anda kembali."
" Terimakasih Pak Wakil Direktur Fattah Washa Dewandaru, saya akan mengingat ucapan Anda. Dan terimakasih kembali untuk semuanya."
Dua orang teman itu berbincang kembali. Mereka membicarakan hal-hal yang ringan dan berakhir saat Neel mendapat panggilan dari departemen toraks.
Dengan langkah yang ringan dan nafas yang lega, Neel akhirnya merasa bahwa apa yang ia putuskan sudah sesuai. Untuk Neha, dia tidak perlu khawatir karena Neha punya keluarga yang begitu menyayanginya. Semua akan baik-baik saja meskipun tidak ada dia di sisi wanita itu.
Toh dia selama ini hanya dianggap sebatas teman. Maka dari itu Neel merasa harus pergi. Kali ini bukan untuk sekedar melarikan diri tapi dia memang ingin mencari suasana baru, dia juga ingin meng-upgrade ilmu medisnya untuk menjadi dokter yang lebih baik kedepannya.
" Bismillah, mari melakukan hal yang lebih baik lagi kedepannya. Semangat Neel, kamu pasti bisa!"
Neel mengangkat kedua tangannya ke atas. Dia sangat bersemangat dan sudah tidak sabar akan pergi ke tempat yang baru.
TBC