Membunuh istri seorang Mafia???
Begitulah yang terjadi pada Disha si reporter Indonesia saat berada di kapal pesiar. Dia terjebak dalam situasi sulit ketika dia terpergok memegang sebuah pistol dengan jasad wanita di depannya yang merupakan istri tercinta dari seorang mafia bernama Noir Mortelev.
Mafia Rusia yang terkenal akan hati dingin, dan kejam. Mortelev adalah salah satu diantara para Mafia yang berdarah dingin, dan Noir merupakan keturunan dari Mortelev sendiri.
Kejadian di kapal pesiar sungguh membuat Disha hampir mati di tangan Noir saat pria itu ingin membunuhnya setelah mengetahui kematian istrinya, namun dia bersumpah akan membunuhnya secara perlahan lewat siksaan batin dan jeratan pernikahan.
“Akan aku berikan neraka untukmu sebagai balasan kematian istri dan anakku yang belum lahir. You understand!”
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AM'sLL — BAB 16
MENJEMPUT SANG ISTRI
Langkah Alon yang baru tiba di Mansion. Pria itu tak langsung menuju ke pintu utamanya, melainkan menuju ke pintu masuk milik Noir.
Sofiya yang tak sengaja melihat keberadaan suaminya, tentu saja dia terlihat marah. “Apa yang dia lakukan di sana?” gumam Sofiya menatap bingung.
Hingga beberapa menitan wanita berambut pirang tergelung rendah itu menunggu. Noir keluar dengan tergesa-gesa dan tatapan kesal menuju mobilnya, sedangkan Alon berdiri menatap kepergian mobil Noir hingga akhirnya pria paruh baya itu masuk ke rumah dan ke dalam ruangan kerjanya.
Cklek! Pintu terbuka membuat Alon sekilas berbalik dan melihat keberadaan Sofiya.
“Apa yang kau bicarakan dengan Noir? Kemana dia akan pergi?” tanya Sofiya yang kini berdiri menatap suaminya yang sibuk melepaskan dasi.
“Menjemput wanita itu.”
Deg! Tentu saja terkejut, wanita itu berjalan menghampiri suaminya dan berdiri tepat di depan Alon dengan tatapan tegas. “Apa yang kau lakukan hah?”
Sketsa Alon yang tadinya sudah lebih tenang, kini pria itu menatap tajam istrinya dan menepis tangan Sofiya dari lengannya. “Memperbaiki kebodohanmu!” gertak Alon dengan berani.
Mendengar itu Sofiya berkerut alis.
“Alon! Itu adalah kesempatan emas, kenapa KAU BODOH DENGAN MENCARI WANITA ITU!!” kesal Sofiya sehingga Alon kembali menatapnya dan menghampirinya begitu dekat.
“Semuanya ada waktunya Sofiya. Jika kau ingin mati, maka matilah sendiri.” Ucap Alon angkuh hingga berbalik dan melangkah maju secara perlahan.
“Kecerobohan mu itu hampir saja membuat kita binasa APA KAU TAHU ITU!!” sentak Alon di akhir kalimatnya sehingga Sofiya mendengus kesal.
“Kita sudah lama menunggu. Dan sekarang Noir malah menikah lagi setelah kita susah payah MENYINGKIRKAN TEODORA DAN ANAKNYA!!” Napas Sofiya memburu ketika dia mengatakan dengan nada kesal dan marah.
Alon yang mendengarnya pun langsung menggebrak meja. BRAKK!!
“SUDAH HENTIKAN SOFIYA! BIARKAN AKU YANG MELAKUKANNYA DAN KAU BERHENTILAH! kau hanya bisa mengacaukan semuanya.” Kesal Alon yang akhirnya melangkah pergi ke kamarnya.
Tentu saja Sofiya menggertakkan giginya dan mengepal kuat.
Sementara di luar ruangan, Yoanna menyeringai licik setelah mendengar itu semua. “Yang benar saja. Teodora memiliki banyak sekali incarannya! Wanita malang!” gumam Yoanna tak percaya bahwa kakak iparnya itu banyak yang berusaha menyingkirkannya.
Sementara di kamar, Yelena menatap ke arah suaminya yang baru saja tiba dan tersenyum ke arahnya. “Kau belum tidur?” tanya Ganev menghampirinya.
“Ini masih terlalu awal untuk tidur. Kau sudah makan?!” wanita itu tersenyum menatap suaminya yang berjongkok menyentuh tangannya.
“Aku akan makan bersamamu. Di atas ranjang!” goda Ganev membuat Yelena terkekeh. “Hentikan itu! Aku serius!” balasnya hingga senyuman Yelena hilang ketika dia melihat leher suaminya yang memerah.
Hendak menyentuhnya. “Lehermu merah.”
Ganev langsung menutupinya dan menggaruknya dengan senyuman remang. “Ah, iya. Sshh!!! Entahlah sepertinya nyamuk sangat menyukai ku akhir-akhir ini!” ucapnya tersenyum ke arah istrinya yang terlihat mengangguk kecil namun tersenyum paksa.
“Aku mandi dulu lalu kita bisa makan bersama! Aku mencintaimu!” Ganev mencium Yelena sebelum dia masuk ke kamar mandi.
Kepergian pria itu membuat Yelena merasa aneh akan warna merah tadi. Tentu saja! Itu bukan gigitan nyamuk melainkan lipstik merah yang menempel. Tapi entahlah!
...***...
Selang beberapa menit menempuh perjalanan, mobil hitam Noir berhenti tepat di sebuah wilayah kompleks yang sepi. Di sebuah salah satu perumahan minimalis yang entah milik siapa.
Tidak sendirian, ada beberapa mobil hitam milik anak buah Noir termasuk Falco sendiri. Seperti saat ini, Falco dan yang lain keluar dari mobil menyambut kedatangan Noir di sana.
“Tuan.” Sapa Falco.
“Di mana dia?” tanya Noir yang masih angkuh sembari memperhatikan rumah bercat putih dan merah yang nampak hangat.
“Ada di dalam Tuan. Sepasang tua menemukannya di area kompleks sini.” Jelas Falco.
Ya, memang! Keberadaannya tak jauh dari Mansion Lev, namun cukup jauh bila harus berjalan kaki.
Pria berkemeja hitam itu berjalan santai, masuk ke dalam rumah hingga melihat dua orang tua seorang nenek dan kakek yang menatapnya heran.
“Falco, urus mereka.” Pinta Noir tanpa memperdulikan keberadaan pemilik rumah tersebut.
“Iya Tuan.” Jawab Falco mengangguk dan segera membawa kakek dan nenek tadi ke ruangan lain agar tidak mengganggu bosnya yang tengah menemui istrinya.
Tentu, Noir masuk ke salah satu kamar dan melihat keberadaan Disha yang terbaring di atas ranjang dengan perban di lengan kiri dan luka di keningnya serta selang infus di punggung tangannya.
Oh yang benar saja, wanita itu terlihat tidak baik-baik saja.
Noir menatap lekat wanita cantik berdarah Asia yang kini sudah berstatus sebagai istrinya. Dan dia terdiam saat melihat wanita itu terbaring dengan tenang.
“Who are you?” gumam Noir pelan menatap tak percaya hingga dia sedikit membuka bibirnya dan berpaling terlihat kegelisahan di wajahnya.
Pertanyaan yang muncul di mulut Noir sangatlah aneh? Namun ada makna lain di dalamnya. Dia tidak mengenal Disha dan terpaksa menikahinya disaat istrinya meninggal. Itu semua ada alasannya.
.
.
.
Darr! (“Disha...! No, please no! Aku ingin ikut denganmu... ”)
Dalam tidurnya, Disha terus menggeleng tak nyaman hingga ia meneteskan air matanya saat harus mengingat kejadian di kapal pesiar serta kepergian kakak dan kedua orang tuanya.
Tentu saja wanita itu sesenggukan hingga membuka matanya karena terkejut.
“Senang melihatmu terbangun.” Ucap seorang pria yang langsung membuat Disha menoleh kaget hingga mengusap air matanya dan menghentikan sesenggukan tadi.
Saat wanita itu menatap ke arah Noir yang berdiri di samping ranjang dengan tatapan lekat dan datar membuat Disha menatapnya tak suka.
Dia juga kecewa karena harus gagal dalam pelariannya dan bertemu lagi dengan pria angkuh itu.
“Sudah kubilang, kamu tidak akan mati begitu saja.” Ucap Noir yang masih berdiri di sana dengan kedua tangannya berada di saku celana.
Tentu, dia menunggu Disha hingga meski langit masih gelap dan tengah malam.
“Kenapa kamu kemari dan dimana aku?” tanya Disha sedikit ketus tanpa menoleh.
Pria itu masih menatapnya lekat sehingga membuat Disha canggung akan tatapannya, juga wajahnya yang menawan.
“Apa perlu ku jelaskan? Mencoba kabur dan membunuh anak buahku.”
Disha terdiam dan berpaling malas menahan emosinya. “Kamu pikir hanya kamu saja yang bisa membunuh? Aku juga bisa melakukannya.” Balas Disha dengan menahan dirinya.
Mendengar itu Noir menyeringai kecil, tangan kanannya menyentuh tangan Disha. Hendak menariknya namun wanita itu tak bisa karena Noir menahannya dan menatap punggung tangan istrinya hingga telapak tangannya.
“Tanganmu tidak cocok menjadi seorang pembunuh. Kamu yakin bisa membunuhku?” Noir benar-benar membuat Disha semakin kesal saat mereka saling beradu pandang.
yohana selingkuh sm ganev..
klu sampai noir tahu bgmn reaksi nya coba 😀😁🫢🤭
Disha mulai berani sm noir krn merasa sdh tahu kebenaran nya..siapa yg membunuh teodora..
apakah teodora selingkuh jg?
dan apa tujuan noir melibatkan Disha?
author jwb donk 😍😂😀🫢🤭