menceritakan tentang pernikahan paksa antara Latifa siswi kelas 2 sma dengan Sandi seseorang yang sangat populer di kalangan kaum hawa. Sandi adalah seorang mahasiswa tingkat akhir di unkversitasnya.
akankah kehidupan rumah tangga mereka baik-baik saja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rill Ridho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menghasut....
Dari kejauhan ada seseorang yang sedari tadi memperhatikan mereka, siapa lagi kalau Laras asistennya Inaya. Setelah Tifa dan Arya pergi, dia berjalan ke arah mereka.
"Ada hubungan apa antara Latifa dan Arya? Akhhhh ini kesempatan bagus buat kak Inaya" Gumamnya senang.
Begitulah Inaya, jika dia tidak bisa turun tangan langsung maka dia akan menyuruh orang untuk melakukan keinginannya.
Karena kondisinya saat ini tidak memungkinkan makanya dia menyuruh Laras untuk mengawasi adiknya dan juga Sandi.
"Hai... Semuanya" Sapa Laras.
"Hai Ras... " Sapa Raka.
"Kita gak di sapa kak? " Tanya Hana polos.
"Kalian tumben berdua, teman kalian satu lagi mana?" Bukannya menjawab pertanyaan Hana, Laras malah sok perhatian menanyakan Latifa.
"Tumben kakak nanyain Tifa? " Sambung Hana, sebelum Hana melanjutkan bicara dia segera di sikut oleh Zela.
"Mending lu diem dulu deh kalau nggak mau kena semprot sama tu cewek" Bisik Zela ke Hana.
"Kenapa? " Tanya Hana bengong.
"Lu gak liat muka kak Laras?.. " Bisik Zela.
Hana yang baru menyadari kalau Laras tidak menyukai pertanyaanya barusan langsung diam Hana tertunduk, bukan karena takut sama Laras tapi dia lebih menghormati terlebih Laras adalah seniornya dulu.
"Kita kesana dulu ya kak, kayaknya acaranya udah mau mulai. " Pamit Zela mengandeng lengan Hana dan berlalu pergi.
"Kesempatan ni buat gue deketin Sandi.. Gue bakala bikin tu bocah di benci sama Sandi. " Batin Laras.
"O iya Ka.. Gue boleh ngomong berdua sama Sandi gak? " Pinta Laras.
"Oke" Jawab Raka singkat.
"Gue ke sana duluan ya, ntar lu nyusul aja! " Sambung Raka dan berlalu pergi.
"San.. Gue mau nunjukin sesuatu sama lo" Kata Laras mengambil Hp di tasnya.
"Apaan?... " Tanya Sandi cuek.
"Tapi sebelumnya gue minta maaf ya kalau nantinya lu bakal kecewa banget setelah mendengar ini, tapi jujur gue gak maksud buat lo sakit hati... Gue cuma pengen liat lu bahagia sama orang yang tepat."jelas Laras.
" Oke"jawab Sandi cuek.
Laras segera menyerahkan Hpnya ke tangan Sandi, dia ingin Sandi mendengarkan rekaman Tifa yang mengatakan kalau dia tidak mencintai Sandi.
Setelah mendengar isi rekaman dari ponsel Laras tampak muka Sandi yang menahan amarah.
"Kayaknya Sandi marah banget... Pasti dia bakal ngebatalin nikah sama Tifa dan dia akan memilih kak Naya" Batin Laras tersenyum puas.
Sementara Sandi, dia memang marah dengan Tifa, tapi entah kenapa dia ingin Tifa mencintainya dan dia bertekat akan membuat Tifa mencintainya.
"Shittt.. Tu cewek bisa ya gak suka sama gue, dasar cewek aneh.. Liat aja lu ya, gue bakal bikin lu cinta mati sama gue. " Batin Sandi yang sudah menahan amarah.
"Thanks ya Ras. " Ucap Sandi tersenyum.
Seketika membuat Laras menyalah artikan senyuman Sandi. Dia berpikir kalau kini Sandi akan bersimpati pada Inaya dan akan memusuhi Latifa.
"Ya udah kalau gitu, gue ke sana dulu ya... " Pamit Sandi.
"Oke, hati - hati ya San... " Dengan senyuman manisnya.
Ditaman, Latifa dan juga Arya sedang asyik memakan bakso yang tadi di pesan Arya di kantin sekolah Latifa... Tapi dia menyuruhnya untuk dia bawakan ke taman kampus, ya... Meskipun dilarang makan di taman tapi Arya memang bandel, toh... Yang punya kampus dan sekolah juga sahabatnya pikir Arya.
"Enak gak, Fa? " Tanya Arya sambil menyuapkan bakso ke aras mulutnya.
"Iya kak, aku tu suka banget sama bakso apa lagi bakso kantin sekolah. "Jawab Latifa.
" Selain bakso.. Makanan apa lagi yang kamu suka? "Tanya Arya.
"Banyak sih kak... Aku tuh termasuk gak pemilih makanan orangnya, yang penting enak, murah dan kenyang pastinya." Jawab Tifa sambil tersenyum.
"Keren... Jarang - jarang lo cewek kayak gitu, kakak makin suka deh sama kamu Fa. " Ucap Arya yang membuat Tifa tiba - tiba tersedak.
Uhukkkk... Uhukkkk...
"Minum dulu , Fa. Makannya santai aja, gak akan ada yang minta kok. " Arya menyerahkan sebotol air mineral kepada Latifa.
"Makasih ya kak. " Ucap Tifa.
"Kamu gak apa - apa kan? " Tanya Arya khawatir.
"Gak kok kak, tadi aku cuma karna kaget aja... " Jelas Tifa.
Setelah selesai makan mereka asyik mengobrol hingga terdengar suara dering HP Latifa.
"Zela sama Hana ya? " Tanya Arya.
"Iya kak, tunggu bentar aku angkat dulu ya.
" Angkat aja, aku kedepan dulu ya buat bayar ni bakso. " Sambung Arya.
Latifa hanya menjawab ya dengan jari berbentuk o pertanda setuju "ok"
"Halo, kenapa Zel? " Jawab Latifa yang ternyata Zela yang menelpon.
"Lu dimana? Acaranya udah mau mulai... " Jawab Zela di seberang telpon.
"Gue masih di taman, bentar lagi gue ke sana,.. " Jawab Tifa.
"Ok cepetan ya, kita tunggu di depan panggung"
"Ok" Jawab Tifa singkat, kemudian mematikan telponnya.
Tiba - tiba dari arah belakang ada tangan yang menyeretnya. Tifa yang kaget pun berontak, dia semakin kaget karema yang menyeretnya tangan Sandi bukan Arya.
"Apaan sih lo... Lepasin!! " Bentak Tifa.
Tapi Sandi tetap menyeretnya sampai di sebuah gedung kampus di mana di sana sangatlah sepi dan tidak ada orang satu pun karena yang lain memang sedang asyik dengan acara di kampus. Setelah sampai Sandi menghempaskan tangan Tifa dengan kasar.
"Awww... Sakit, kasar banget sih jadi cowok! " Tifa mengusap pergelangan tangannya.
"Lu apa apaan sih, main tarik aja? " Tanya Tifa tak terima.
"Gue gak suka liat lo dekat - dekat sama cowok lain, apa lagi Arya! "
"Tc... Mau gue dekat sama siapa pun itu bukan urusan lo, suka - suka gue dong. " Balas Tifa kesal.
"Ooo gitu, jadi lo anggap gue apa? Bukankah sudah seharusnya seorang istri itu mematuhi semua larangan suaminya? Ingat ya gue itu calon suami lo... Dan lo dengan seenaknya menerima ajakan cowok lain di depan gue! Murahan... " Kesal Sandi yang sudah tidak bisa menahan emosinya.
"Lo bilang gue apa, murahan? Apa gak salah? Sebelum ngatain orang , mending lo ngaca dulu deh. " Kata Tifa meluapkan emosinya, setelah mengatakan itu, Tifa langsung berlalu pergi melewati Sandi.
Dengan cepat, tiba - tiba Sandi menarik tangannya dan...
Cupp...
Tifa yang kaget membatu seketika, namun tak lama kemudian ia tersadar dan langsung mendorong Sandi.
Plakkk...
"Gue benci sama lo... Gue gak mau meneruskan perjodohan ini!! " Teriak Tifa.
Cuppp...
Sandi yang sudah emosi langsung mencium bibir Tifa lagi dan ia berlalu begitu saja meninggalkan Tifa. Entah apa yang ada di pikirannya sekarang. Dia sangat marah dengan Tifa tapi dia tidak ingin pernikahannya dengan Tifa sampai di batalkan.
Tifa yang terkejut dengan perlakuan Sandi masih berdiri mematung. Dia melihat punggung Sandi berlalu pergi dan semakin menjauh sampai tak terlihat.
Tifa masih tidak mengerti dengan perlakuan Sandi yang menurutnya begitu seenaknya kepadanya.
-------------------------------------+TBC+---------------------------------