NovelToon NovelToon
Airin & Assandi

Airin & Assandi

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Selingkuh / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: DewiNurma28

Airin dan Assandi adalah pasangan suami istri yang saling dijodohkan oleh kedua orang tuanya dari kecil. Namun Assandi sangat tidak suka dengan perjodohan ini. Dia merasa ini adalah paksaan untuk hidupnya, bahkan bisa bersikap dingin dan Kasar kepada Airin. Namun Airin tetap sabar dan setia mendampingi Assandi karena dia sudah berjanji kepada orang tuanya untuk menjaga keutuhan rumah tangga mereka. Akankah Airin sanggup bertahan selamanya? Ataukah Assandi akan luluh bersama Airin? Atau malah rumah tangga mereka akan retak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DewiNurma28, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berlin, Jerman

Airin berjalan dengan langkah pelan setelah keluar dari pesawat. Dia merasa bersalah telah membohongi semua orang.

Karena sebenarnya dirinya tidak pergi ke Paris, Perancis. Tetapi dia mengubah rute penerbangannya ke Jerman.

Dia hanya ingin menenangkan hatinya untuk sementara dari Assandi.

"Maafkan aku kek." Ucap Airin menatap sendu foto keluarganya di ponsel.

Dia kemudian berjalan keluar bandara untuk menunggu taksi yang lewat.

Disana dia bisa melihat banyak orang asing yang berlalu lalang melakukan aktivitasnya.

Airin tersenyum senang, akhirnya dia bisa merasakan kehidupan di negeri orang.

"Semoga negara ini adalah pilihan terbaik untuk mengobati rasa sakit hatiku." Gumamnya.

Airin melambaikan tangannya setelah melihat dari kejauhan terdapat taksi yang melaju ke arahnya.

Dia kemudian memasukkan semua barangnya ke dalam bagasi.

Airin meminta kepada sopir taksi untuk mengantarkannya ke suatu penginapan.

Sopir taksi itu mengangguk mengerti apa yang diucapkan Airin. Karena sebelumnya dia sudah berhasil belajar bahasa Jerman secara online.

Sehingga sekarang dirinya bisa dengan mudah saling berbincang dengan orang disana.

Taksi yang ditumpangi melaju dengan pelan. Dia bisa menikmati suasana kota Berlin yang begitu ramai.

Matanya berbinar ketika melihat para pemuda disana yang bergembira dengan pasangannya.

Airin merasa para pemuda itu sangat beruntung bisa memiliki pasangan kekasih yang setia. Bahkan banyak yang perhatian.

Airin menghela napas lelah, dia sangat kecapean setelah penerbangan yang lumayan lama.

"Nona sudah sampai." Ucap sopir taksi itu.

Airin mengangguk kemudian keluar sambil membawa semua barang-barangnya.

Dia memasuki penginapan yang cukup sederhana untuk dia tinggali beberapa bulan kedepan.

Airin menyapa petugas resepsionis dan melakukan check-in. Setelah itu dia memasuki kamar yang sudah dipesannya.

Airin sangat terpesona dengan kamar yang dia tempati. Suasananya seperti ada di dalam negeri dongeng.

"Ini adalah pertama kalinya bagiku keluar negeri sendiri tanpa rencana yang matang."

"Jika bukan karena ucapan Mas Sandi, mungkin aku masih ada di dekatnya." Sambung Airin.

Dia membuka jendela kamarnya, menikmati suasana kota yang mulai terlihat senja.

Perjalanan yang cukup lama membuat perutnya sangat lapar. Dia akan keluar untuk mencari beberapa bahan makanan dan camilan siap makan.

Airin berjalan keluar setelah membereskan semua barang bawaannya ke dalam lemari.

Dia kemudian menutup kembali pintu kamarnya agar aman dari orang jahat.

Airin berjalan dengan hati yang tenang, dia menatap kesekelilingnya untuk melihat-lihat suasana kota.

Saat melewati hotel mewah berbintang lima, matanya menangkap pada papa pengumuman di depan pintu.

Airin berjalan mendekat untuk membaca salah satu pengumuman yang terpasang.

Disana tertulis lowongan pekerjaan sebagai staff hotel. Mata Airin berbinar melihatnya.

Inilah yang dia cari setelah tiba di Berlin. Dia akan bekerja sampingan sambil melanjutkan pendidikannya.

Tapi dia baru ingat, jika ijazah yang dia punya hanyalah ijazah sekolah menengah pertama.

Karena dirinya belum lulus dari sekolah menengah atas. Wajahnya menjadi muram karena gagal melamar pekerjaan di tempat itu.

Airin berjalan kembali menuju supermarket terdekat. Dia mengambil troli untuk barang belanjaannya.

Disana banya sekali produk internasional yang dijual. Bahkan banyak sayuran segar dan buah lengkap dijual di supermarket itu.

Airin dengan senang hati mengambil beberapa sayuran dan buah untuk stok makan sebulan.

Setelah itu dia akan membeli peralatan mandi, dan masak yang akan digunakannya selama berada di Berlin.

Airin juga mengambil beberapa camilan sehat dan minuman untuk stok di kulkasnya.

"Selesai, segini sudah cukup." Ujar Airin sambil menatap belanjaan yang memenuhi trolinya.

Dia mengantri di kasir sambil menyiapkan kartu yang akan dia gunakan untuk membayar.

Namun, tangannya terhenti ketika melihat kartu ATM dan buku tabungan pemberian kakeknya.

Hati Airin mendadak sedih teringat kakeknya yang sudah baik memberinya uang sebanyak ini.

Tapi dia malah membohonginya dengan pergi ke Jerman bukan ke Perancis.

"Maafkan saya kek, saya tidak bermaksud membohongi kakek." Ujarnya bergumam.

Airin berjalan maju mendekat ke meja kasir. Dia meletakkan semua belanjaannya disana.

Tangannya juga menyodorkan kartu yang akan dia gunakan untuk membayar.

Setelah selesai, Airin berjalan kembali ke penginapannya. Disana dia meletakkan semua belanjaan yang sudah dia beli.

Cling...

Suara notifikasi dari akun media sosialnya berbunyi.

Airin segera melihat ponselnya. Dia menatap nama yang menghubunginya melalui media sosialnya.

"Mas Nando." Bacanya.

Airin segera membalas pesan dari Nando melalui akun media sosialnya.

Nando :

Kamu kenapa tidak masuk Rin?

Airin :

Maaf mas, aku lupa memberi kabar ke kamu.

Nando :

Kamu sakit lagi?

Airin :

Tidak, aku sekarang berada di luar negeri.

Nando :

Kok secepat itu?

Airin :

Iya mas.

Nando :

Berarti sekarang kamu berada di Perancis?

Airin menghentikan jemarinya, dia berfikir sejenak untuk membalas pesan dari Nando.

"Bagaimana ini? Apa aku juga harus bohong kepadanya?" Gumam Airin.

Dia akhirnya kembali membalas pesan Nando.

Airin :

Iya mas, aku berada di Paris.

Nando :

Hmm, baiklah Rin. Apabila saat libur sekolah nanti aku akan menjengukmu disana.

Airin :

Iya mas terima kasih.

Nando :

Sama-sama Rin.

Airin meletakkan ponselnya kembali. Dia tidak melanjutkan membalas pesan dari Nando.

Akhirnya dia juga berbohong kepada laki-laki itu bahwa sebenarnya dia tidak berada di Paris.

Karena pasti akan panjang urusannya jika dia memberitahu Nando soal keberadaanya.

Sebab dia ingin menyendiri terlebih dahulu dari orang-orang yang dia kenal.

Airin bangkit berjalan menuju kamar mandi. Dia ingin membersihkan badannya, kemudian dirinya akan pergi keluar menikmati suasana kota di malam hari.

Rasanya dia ingin sekali berjalan-jalan sebentar menghirup udara segara disana.

"Sudah selesai." Ucapnya bergumam.

Dia menatap penampilannya di cermin. Dengan sweater berwarna ungu dan rok selutut berwarna cream.

Dirinya bersiap keluar untuk menikmati suasana kota Berlin.

Airin berjalan dengan santai sambil sesekali menatap gedung-gedung yang menjulang tinggi.

Dia sangat kagum dengan semua bangunan itu. Karena mereka masih mempertahankan ciri khasnya seperti pada jaman dahulu.

Airin terus berjalan menyusuri trotoar yang sudah ramai pejalan kaki.

Dia melihat ada kedai coffee di seberang jalan. Kakinya melangkah menuju kedai tersebut untuk menikmati coffee khas disana.

Airin memesan satu cangkir coffee dan satu roti coklat. Dia duduk di bangku teras kedai.

Tasnya dia letakkan di atas meja dekat dengan minumannya. Dia memotret semua bangunan disana dengan kamera ponselnya.

Namun, tiba-tiba...

Sreeeekkkk...

Tas yang dia bawa di ambil begitu saja oleh orang yang tidak dia kenal.

Airin terkejut melihat tasnya sudah dibawa lari jauh. Dia segera beranjak untuk mengejar orang itu.

Tetapi dirinya masih kalah jauh karena orang tadi mengendarai sepeda dengan kecepatan tinggi.

Airin menunduk mengatur napasnya yang kelelahan. Dia mencari bantuan kepada warga sekitar.

Tetapi semua orang menyarankan agar ke kantor polisi. Karena mereka juga tidak bisa membantu dengan cepat.

Airin akhirnya terpaksa mendatangi kantor polisi terdekat. Dia sudah menceritakan kronologi terjadinya pencurian tadi.

Polisi menerima aduannya dan akan segera membuntuti pencuri itu. Dia disuruh menunggu sebentar di kediamannya.

Airin mengangguk dan berjalan gontai karena dia sudah tidak memiliki uang sepeserpun.

Sebab semua uang dan kartunya ada di dalam tas itu. Dia sangat ceroboh karena tidak membagi uangnya di beberapa tempat.

Sekarang, dirinya hanya bisa berjalan jauh menuju penginapannya.

Krukkk...

Perut Airin sangat lapar karena dia lelah berlari mengejar pencuri tadi.

Dia mengecek ponselnya untuk melihat uang yang ada di tabungan onlinenya.

Matanya melotot setelah melihat saldo yang dia miliki habis tidak tersisa. Airin sangat panik karena itu uang tabungannya sendiri.

Bahkan sebelumnya dia tidak pernah menggunakan uang tersebut.

Dia melihat kesekelilingnya untuk mencari bank terdekat. Matanya menangkap gedung bertuliskan bank di seberang jalan.

Dia segera berlari kesana untuk mencaritahu kenapa saldo tabungannya tiba-tiba menghilang.

Airin segera menemui customer service untuk mencari informasi.

Tetapi saat memasuki gedung, petugas security memberitahu jika mereka sudah tutup. Dirinya diminta datang kembali besok pagi lebih awal agar tidak mengantri panjang.

"Maaf nona, kami sudah jamnya tutup." Ucap Petugas security itu.

"Saya mohon pak, saya saja tolong di layani. Karena uang saya tiba-tiba menghilang di mbanking saya."

"Mohon maaf nona, silahkan kembali besok pagi. Kami tidak bisa melayani customer di luar jam kerja. Karena akan terkena peringatan dari pimpinan kami." Jelas Security itu.

Airin menunduk sedih, dia berjalan keluar bank dengan keadaan yang kacau.

Bahkan wajahnya sudah muram tidak bisa sebahagia saat dia datang.

"Kenapa aku ceroboh sekali tidak bisa menjaga pemberian dari kakek." Gumamnya.

Dia melanjutkan perjalanannya menuju penginapan.

Perasaannya sekarang sangat sedih, niatnya kesini ingin menghindar dari Assandi malah dia mendapat musibah harus kehilangan semua uangnya.

Airin menangis tersedu-sedu karena bingung tidak bisa berbuat apapun disini. Tidak ada orang yang bisa dia mintai pertolongan.

Karena dia tidak mempunyai teman maupun kenalan di negeri orang. Airin semakin terisak meratapi nasibnya disini.

1
DewiNurma28
siappp kak, terima kasih supportnya 🥰
DewiNurma28
Coba di Refresh kak.
xiao xiao bai
sumpah thorr aku baca dari awal sampai saat ini nyesek pokoknya lanjut lagi thorr dan tetap semangat update nya
DewiNurma28: Authornya juga nyesek pas ngetik 😭

terima kasih supportnya kak, ditunggu bab selanjutnya ya 🥰😍
total 1 replies
Marifatul Marifatul
😭😭😭
risa Muawenah
lanjut thorr
DewiNurma28: siapp, ditunggu updatenya ya.

Terima kasih sudah menyukai karyaku 😍🥰
total 1 replies
DewiNurma28
Karya yang sangat luar biasa.
Kisah cinta yang cuek tetapi sebenarnya dia sangat perhatian.
Alurnya juga mudah dipahami, semua kata dan kalimat di cerita ini ringan untuk dibaca.
Keren pokoknya.

The Best 👍
Elain
Terima kasih penulis, masterpiece!
DewiNurma28: Terima kasih kak 🙏 ditunggu part selanjutnya ya...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!