Mawar seorang wanita yang bekerja di sebuah bar, tanpa sengaja menemukan seorang anak laki-laki yang membuatnya terikat dalam sebuah pernikahan dengan pria dingin namun hangat.
Di dalam pernikahan itu, harus banyak tugas yang mawar jalankan. Tapi akankah pernikahan itu berjalan sesuai dengan kesepakatan awal, atau berbelok ke arah lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Rangga pulang sekolah dengan wajah yang berbunga-bunga, ia membawa sebuah paper bag kecil. Supir yang ada di sampingnya nampak gelisah dan bingung, "Tuan muda, bagaimana jika kita membeli barang yang lain saja. Itu bukan barang permen." Jelas Supir.
Rangga dengan tegas menggelengkan kepalanya, ia pergi ke minimarket sendirian tanpa di temani oleh supir dan dengan susah payah membeli sebuah permen rasa strawberry.
"Paman, ini permen. Mama dan Ayah pasti sangat suka.. Apa kau tidak lihat, gambar strawberry di kotak nya." Jelas Rangga seraya menunjukkan barang yang ia beli.
Rangga berjalan dengan penuh semangat, ia masuk ke dalam rumah dan segera pergi menuju kamar. Saat pintu di buka Rangga tersenyum senang saat melihat kedua orangtuanya ada di dalam kamar.
"Mama.." Rangga berteriak dengan senang, Mawar menoleh dan tersenyum. Ia ingat jika Rangga pergi ke sekolah sendiri dan tidak ingin di jemput.
"Anak Mama udah pulang." Ucap Mawar dengan senyuman di wajahnya, Mawar memangku tubuh mungil Rangga.
Begitu juga dengan Arga, ia tersenyum tipis saat melihat anaknya. "Mamah.. Ayah.. Rangga punya hadiah buat kalian, Rangga tadi beli permen. Bagaimana kalau kita makan permen itu bersama." Jelas Rangga dengan penuh antusias.
"Kau membeli permen sendirian?" Tanya Mawar tak percaya.
Rangga dengan antusias menganggukkan kepalanya, ia juga mengatakan jika dirinya sengaja menabung banyak untuk membeli permen yang ia inginkan. Ia sering melihat permen itu, tapi harganya sangat mahal dan Rangga dengan tekun terus menabung untuk bisa membeli barang yang ia inginkan.
Mawar tersenyum senang, lalu Arga berjalan mendekat. Ia mengambil sebuah paper kecil dari tangan Rangga. Dengan senyuman Arga langsung membukanya secara perlahan.
"Bagaimana, ayah suka kan? Kita makan bareng-bareng. Permen nya rasa strawberry." Jelas Rangga dengan antusias.
"Sungguh? Anak Mama hebat." Ucap Mawar dengan senyuman senang, ia melihat Arga yang hanya diam mematung dan tidak berbicara dengan mata yang masih menatap barang yang ada di dalam paper bag.
"Ada apa?" Tanya Mawar heran.
"Ayo ayah.. Kita makn permen nya bareng-bareng." Ucap Rangga, ia lalu berjalan mendekati Arga dan hendak mengambil paper bag tapi Arga dengan cepat langsung menjauhkan paper bag itu dari Rangga.
"Ayah.." Rangga merengek kesal saat melihat reaksi Arga.
Mawar menatap Arga dengan tatapan bingung, "Berikan pada ku." ucap Mawar dengan tatapan kesal karena Rangga susah payah membeli permen itu tapi Arga malah bersikap seperti itu.
"Bukan begitu, Rangga kau baru pulang sekolah. Bagaimana jika kau makan siang dulu, kau pasti lapar bukan?" Tanya Arga yang mengalihkan situasi saat ini.
Rangga langsung menggelengkan kepalanya, "Sebelum pulang sekolah, di sekolah Rangga sudah makan." Ucap Rangga.
Arga kini menatap ke arah Mawar, ia berjalan mendekati Mawar dan berbisik pada wanita itu. "Ini bukan permen, tapi ini kondom." Bisik Arga.
Ucapan Arga membuat Mawar terkejut saat mendengarnya, ia lalu menatap ke arah Rangga yang kini menatap mereka berdua dengan tatapan bingung.
"Mana permen Rangga.." Pinta Rangga dengan wajah yang kesal.
"Rangga, Mama tadi membeli makanan untuk kita berdua. Jadi sebelum makan permen, kita harus makan nasi dulu." mawar langsung memangku tubuh mungil Rangga dan membawa anak itu pergi.
Arga lalu mengeluarkan sebuah kotak berwarna merah, memang di luar kotak itu terdapat gambar strawberry. Tapi Rangga tahu betul jika itu bukan permen, tapi sebuah pengaman untuk melakukan hubungan intim.
Lalu Arga memanggil supir yang bertugas untuk menjemput Rangga, supir itu terdiam dengan ekspresi yang takut dan bingung.
"Bagaimana bisa putra ku membeli barang seperti ini, apa kau tidak mencegahnya?" Tanya Arga dengan tatapan kesal.
"Maaf Tuan, saya sama sekali tidak tahu. Saat membeli barang itu Tuan muda masuk sendiri ke mini market dan dia tidak ingin di antar. Saya juga baru mengetahui tuan muda membeli itu saat ia turun dari dalam mobil." Jelas Supir dengan nada yang gugup dan takut.
"Bagaimana bisa orang yang bekerja di minimarket itu hanya diam dan membiarkan anak sekecil itu membeli kondom." Maki Arga kesal, ia juga bingung bagaimana nanti menjelaskan kepada Rangga.
Arga lalu mengusir supir itu dari ruangannya, setelah beberapa waktu. Rangga datang ke ruangan Arga dengan wajah yang senang, "Ayah mana permen ku?" Tanya Rangga.
Arga lalu tersenyum, "Rangga maaf, permen yang kau beli rasanya sangat enak. Jadi ayah tak sengaja menghabiskan semuanya.." Ucap Arga dengan nada yang merasa bersalah.
Rangga sama sekali tidak marah, ia tersenyum senang. "Kalau begitu nanti Rangga akan beli lagi yang banyak.." Ucap Rangga.
"Jangan!" Arga dengan sedikit berteriak melarang Rangga untuk membeli lagi benda itu. Rangga sedikit heran saat mendengar jawaban dari ayahnya.
"Enggak, maksudnya.. Bagaimana jika nanti kau jangan membeli permen lagi, kau bisa membeli cemilan yang lain." Jelas Arga dengan senyuman di wajahnya.
Rangga lalu setuju, ia berlari ke arah Mawar yang dari tadi hanya diam dan tidak berbicara sama sekali.
"Rangga, bagaimana jika sekarang kita tidur siang dulu." Ajak Mawar, sudah menjadi kebiasaan Mawar untuk mengajak Rangga tidur siang.
Rangga lalu dia ajak Mawar untuk kembali ke kamar dan tidur siang, setelah Rangga tidur siang. Arga mendekati Mawar yang tengah menyelimuti Rangga.
Ia mengeluarkan sebuah kotak yang di beli oleh Rangga, "Ini yang di beli Rangga." ucap Arga yang menunjukkannya pada Mawar.
Mawar melihat sebuah kotak yang tidak terlalu besar, wajah Mawar memerah sedikit saat melihat benda itu.
"Biar aku buang saja." Ucap Mawar seraya hendak mengambil benda itu.
"Biar aku saja yang membuangnya." jelas Arga yang langsung menoleh ke arah yang lain.