Xin Yue, seorang wanita cantik dengan kecerdikan yang mematikan, hidup dari mencuri dan membunuh. Namun, sebuah insiden membuatnya terlempar ke dunia kuno tanpa apa-apa selain wajahnya yang menipu dan akalnya yang tajam. Ketika dia mencuri identitas seorang wanita misterius, hidupnya berubah drastis—dari buronan kekaisaran hingga menjadi bunga paling dicari di Ruoshang, tempat hiburan terkenal.
Di tengah pelariannya, dia bertemu Yan Tianhen, pangeran sekaligus jenderal dingin yang tak pernah melirik wanita. Namun, Xin Yue yang penuh tipu daya justru menarik perhatiannya.
Dipaksa berpura-pura menjadi kekasihnya, keduanya terjebak dalam hubungan yang penuh intrik, adu kecerdikan, dan momen-momen menggemaskan yang tak terduga.
Akankah Xin Yue berhasil bertahan dengan pesonanya, atau akankah hatinya sendiri menjadi korban permainan yang ia ciptakan?
Tagline: Di balik wajah cantiknya, tersembunyi rencana yang tak terduga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seojinni_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 : Permainan Dimulai (Revisi)
Pagi itu, udara terasa lebih segar dari biasanya, namun bagi Xin Yue, ketenangan yang seharusnya hadir bersama matahari terbit terasa jauh dari jangkauannya. Di dalam kamarnya yang luas, sinar matahari menembus celah-celah tirai, namun perhatiannya tertuju pada surat yang baru saja selesai ditulisnya.
Dengan hati-hati, dia melipat surat itu dan memasukkannya ke dalam amplop. Tangannya bergerak lincah, menulis nama Ru Jian di atasnya. Surat itu berisi permintaan yang jelas—bantuan untuk memperkuat posisinya di istana. Beberapa orang terpercaya dari Ruoshang, mata-mata dan pengawal yang setia hanya padanya, adalah hal yang dia butuhkan untuk melancarkan rencananya.
"Ini hanya permulaan," pikir Xin Yue sambil meletakkan surat itu di atas meja. Dia melangkah menuju lemari pakaian, bersiap untuk mengirimkan surat itu melalui jalur rahasia yang telah dia siapkan.
Namun, ketukan lembut di pintu kamarnya menghentikan langkahnya. Segera, dia mengatur ekspresi wajahnya, menampilkan kesan lemah dan tak berdaya seperti yang selalu dia tunjukkan di hadapan orang lain.
"Masuk," ucapnya dengan nada lembut, meskipun dalam hatinya dia sudah siap menghadapi siapa pun yang datang.
Seorang pelayan masuk dengan nampan sarapan. Dengan gerakan hati-hati, pelayan itu meletakkan nampan di meja dekat tempat tidur Xin Yue sebelum menunduk hormat.
"Jika Nona membutuhkan sesuatu, saya akan siap membantu," katanya sebelum meninggalkan ruangan.
Xin Yue hanya mengangguk, matanya kembali tertuju pada surat di meja. "Mereka semua berpikir aku hanya seorang gadis lemah," gumamnya dalam hati. "Tapi mereka tidak tahu bahwa di balik kelemahan itu ada kekuatan yang lebih besar."
Setelah memastikan surat itu sampai di tangan Ru Jian melalui jalur rahasia, Xin Yue memulai langkah berikutnya dari rencananya—menghubungi Madam Hua, figur berpengaruh di dunia bawah tanah. Dia tahu bahwa tanpa dukungan Madam Hua dan jaringan Ruoshang, rencananya akan sulit terwujud.
Namun, sebelum dia sempat melangkah keluar, langkah berat terdengar mendekat. Ketika dia membuka pintu, sosok Tianheng berdiri di depannya dengan senyum licik yang selalu membuatnya waspada.
"Kau ingin bertemu Madam Hua, bukan?" tanyanya dengan suara rendah penuh arti.
Xin Yue menatapnya tajam. "Apa urusanmu?"
Tianheng mengangkat bahu, senyumannya melebar. "Aku tidak akan membiarkanmu pergi sendirian. Kau tahu itu."
Xin Yue menghela napas panjang, menyadari bahwa Tianheng tidak akan mundur. Dengan satu langkah, dia melewatinya, memulai perjalanan menuju Ruoshang dengan pria itu di sisinya.
---
Di Ruoshang
Langkah mereka menggema di gang sempit yang dipenuhi pintu-pintu tak mencolok. Udara di Ruoshang terasa dingin, dengan aroma rempah-rempah dan kertas terbakar yang memenuhi udara. Tempat ini adalah pusat kekuatan tersembunyi, di mana rahasia dan informasi dijual dengan harga yang mahal.
Madam Hua duduk di ruang kerjanya, dikelilingi peta dan dokumen. Wajahnya yang cantik namun penuh kewibawaan memancarkan ketegasan. Di sampingnya, Ru Jian duduk dengan ekspresi serius.
Ketika Xin Yue dan Tianheng masuk, Madam Hua hanya melirik sekilas sebelum kembali fokus pada pekerjaannya.
"Xin Yue," sapanya dengan nada datar. "Apa yang membawamu ke sini?"
Xin Yue melangkah maju, menundukkan kepala sedikit sebagai tanda hormat. "Madam Hua, aku membutuhkan bantuanmu. Aku ingin memperkuat posisiku di istana, dan aku tahu bahwa hanya Ruoshang yang bisa memberikan informasi dan perlindungan yang aku butuhkan."
Madam Hua mengangkat alis, tatapannya tajam. "Kau tahu kami tidak sembarangan memberikan bantuan. Apa yang membuatmu berpikir kami akan mempercayaimu?"
Xin Yue tersenyum tipis. "Aku tahu bahwa Ruoshang hanya bekerja dengan orang yang memiliki nilai. Aku bukan gadis lemah yang kau kira. Aku tahu bagaimana bernegosiasi, dan aku tahu bagaimana memanfaatkan jaringan ini."
Ru Jian akhirnya angkat bicara. "Dia benar, Madam. Xin Yue bukan orang sembarangan. Aku percaya dia bisa menjadi aset yang berharga."
Madam Hua memandang Ru Jian, lalu kembali menatap Xin Yue. "Kau memang memiliki keberanian. Tapi ingat, setiap langkah ada konsekuensinya. Apa yang kau inginkan dari kami?"
"Aku ingin akses ke jaringan informasi terbaik, serta orang-orang terpercaya untuk menjadi mata-mata dan pengawal pribadiku," jawab Xin Yue dengan tegas.
Madam Hua tertawa pelan. "Kau punya kepala yang tajam, Xin Yue. Aku akan memberimu apa yang kau inginkan, tapi ingat, tidak ada yang gratis di dunia ini."
Tianheng, yang sejak tadi diam, akhirnya berbicara. "Aku akan memastikan Xin Yue tidak gagal. Kau bisa mempercayakan rencananya padaku."
Madam Hua menatap Tianheng dengan tatapan penuh arti. "Baiklah. Aku akan memberimu bantuan, tapi kau harus siap menghadapi segala konsekuensinya."
Ru Jian menyerahkan sebuah amplop berisi informasi penting pada Xin Yue. "Namun, ada satu hal yang perlu kau ketahui," katanya serius. "Ada seseorang yang mengincarmu. Mereka sudah mulai bergerak."
Xin Yue menggenggam amplop itu erat, senyum tipis di bibirnya. "Siapa pun itu, mereka tidak tahu apa yang akan datang pada mereka."
---
Bayangan yang Mengintai
Ketika Xin Yue dan Tianheng keluar dari Ruoshang, udara malam terasa semakin dingin. Namun, langkah mereka terhenti ketika sebuah bayangan melintas di depan mereka, cepat dan tak terdeteksi.
"Sepertinya kita sedang diawasi," bisik Xin Yue.
Tianheng memandang sekeliling, matanya menyipit tajam. "Siapa yang berani?"
Namun, tidak ada siapa pun di sana. Hanya angin malam yang berhembus pelan.
Xin Yue tersenyum tipis, matanya berkilau penuh tekad. "Mereka akan segera belajar siapa yang mereka hadapi."
Dari kejauhan, seorang pria berpakaian gelap berdiri di balik pohon besar, mengawasi mereka. Apakah dia teman atau musuh? Hanya waktu yang akan menjawabnya.
Namun satu hal yang pasti—permainan baru saja dimulai.
saya suka bagus banget 🙏
cuma tolong perhatikan kata kata nya, cerita nya seperti loncat loncat seperti tidak menyambung dan seperti terulang ulang kata kata nya dan cerita nya dalam 3 bab ini😊
sukses selalu thor saya suka ceritanya
saya nanti kan kelanjutan ceritanya lagi Thor
semangat 💪