Pencinta makanan, pelit dan konyol, itulah Mu Lingyao. Anehnya, dia diberkati Dewa Koi. Karena membeli sebuah buku novel percintaan fantasi yang berakhir tragis dan berantakan, ia justru dibawa masuk ke dunia Beastman untuk menyelesaikan misi penyelamatan.
Pertama, jadilah istri dan permaisuri dari seorang Kaisar Duyung Biru—Long Mujue. Kedua, selesaikan misi-misi yang ada agar dua tokoh utama asli di dunia tersebut hidup sampai akhir. Kemudian Mu Lingyao menyadari jika isi novel tersebut lebih berdarah dari pada versi aslinya.
Dia hanya ingin makan, jalan-jalan dan menjadi permaisuri malas lalu dimanja oleh suaminya yang tampan. Kenapa begitu sulit dilakukan? Dia bahkan harus menyelesaikan krisis untuk mencegah kehancuran ras duyung biru.
Mampukah Mu Lingyao menyelesaikan misi dan menjadi permaisuri malas yang dimanja Long Mujue sampai akhir? Ikuti kisahnya hanya di novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamu Milikku, Pasanganku
Tiba-tiba saja suara gemuruh menggelegar di langit berawan gelap. Mu Lingyao terkejut. Tidak heran dia merasa kedinginan meski sudah ada api unggun di dekatnya.
Zhu Yu melihat ke luar gua. "Sepertinya hujan badai benar-benar akan datang ke pulau ini. Haruskah kita mencari tempat yang lebih aman?" tanyanya.
"Badai? Bukankah ini hanya hujan badai? Akan segera berlalu." Mu Lingyao tidak terlalu menganggap serius.
Di zaman modern, hujan badai dianggap biasa. Meski pun selalu ada pohon tumbang dan lain sebagainya.
"Betina, apa yang kamu tahu?" Yue Yu kurang setuju. "Ketika hujan badai turun, ombak ganas di laut akan menghantam batu karang dan air laut menggenangi daratan pulau. Tak jarang juga bagi sebagian manusia duyung yang hilang terseret arus ombak."
"Sangat serius?" Mu Lingyao terkejut. "Bisakah udang karang muncul karena terbawa arus ombak?"
Dan tolong, jangan panggil dengan sebutan betina lagi!
"..."
Serius, apakah kamu memikirkan makanan di saat seperti ini?
Tetapi mereka semua mendengar suara perut Mu Lingyao yang keroncongan. Wanita itu mengeluh. Dia bahkan belum makan apa pun. Jadi tidak heran jika lapar.
Long Mujue berkata, "Kita harus pindah ke tempat yang lebih tinggi dulu."
"Ada gua lain di atas bukit bebatuan. Sepertinya aman." Zhu Yu mengangguk.
Mereka bersiap untuk pergi. Tetapi Mu Lingyao tidak mau keluar dari cangkang.
"Tidak! Sebelum aku berpakaian, aku tidak akan pergi!" tolaknya ketika Long Mujue mengulurkan tangan.
Xiao Fu yang ada di Ruang Koi akhirnya berkata dalam pikir Mu Lingyao. "Ada gaun di dalam ruang yang ditinggalkan oleh pemilik terdahulu. Kamu bisa memakainya."
Lagi pula, tidak masalah jika Mu Lingyao mengeluarkan sesuatu dari dalam ruang. Ras ikan koi memiliki ini sebagai salah satu keberuntungan.
Sebelum Mu Lingyao menolak, sebuah gaun zaman kuno muncul dari udara kosong dan menghantam wajahnya.
Kejadian ini dilihat langsung oleh ketiganya. Dan tidak ada satu pun dari mereka yang terkejut.
"Betina ini juga memiliki ruang seperti Yang Mulia. Pasti sangat kuat, bukan?" gumam Yue Yu.
Long Mujue tidak banyak bicara. Dia meminta Mu Lingyao untuk memakai pakaiannya lebih dulu.
Karena wanita itu sangat pemalu, ketiganya hanya membelakangi saat Mu Lingyao memakai gaun berwarna biru langit yang indah tapi ringan ketika dikenakan.
Setelah itu, mereka bersiap pergi.
"Pegangan yang erat," kata Long Mujue ketika membopong Mu Lingyao tanpa permisi.
Mu Lingyao merangkul leher pria itu. Ia sedikit takut hingga memejamkan mata. Yang ia rasakan hanyalah embusan angin kencang disertai hujan deras. Sangat dingin.
Kenapa cuacanya begitu dingin di zaman ini?
Xiao Fu yang sedang bersantai di dalam Ruang Koi, menjawab kebingungan Mu Lingyao.
"Ini musim gugur. Wajar saja cuacanya dingin."
Tidak heran ....
Mu Lingyao sedikit menggigil saat ini.
Setelah tiba di cua yang dimaksud Zhu Yu, api unggun baru kembali dibuat. Long Mujue menurunkan Mu Lingyao dan memintanya untuk menghangatkan diri di dekat api.
Sebelum pergi, dia menggunakan kekuatan magisnya untuk mengeringkan pakaian dan tubuh Mu Lingyao.
Dalam sekejap, wanita itu kembali kering. Di bawah keterkejutan Mu Lingyao, pria itu berniat untuk pergi sebentar.
"Aku akan mencari udang karang yang kamu maksud. Tunggulah sebentar dan tahan laparmu dulu."
"Bukankah cuacanya buruk di luar sana? Kenapa tidak nanti saja untuk mencarinya?” Mu Lingyao lapar tapi bukan orang yang kejam.
Satu jam berlalu sejak badai berlangsung, Mu Lingyao benar-benar ingin makan sesuatu. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa.
Kini, gemuruh besar kembali menggelegar.
Seperti yang dijelaskan Yue Yu, air laut mulai naik ke pantai. Mu Lingyao melihat dari bibir gua. Lautan luas yang biasanya tenang kini mulai bergelombang hebat.
Dalam sekejap, pantai bebatuan dan rerumputan rendah terendam sepenuhnya.
Hanya melihatnya saja membuat Mu Lingyao menggigil. Zaman manusia binatang ini memang berbeda.
Gelombang laut pada saat ini mungkin setara dengan tantangan yang dihadapi saat mencari kepiting raja Alaska di tengah badai.
Lalu perlahan, air mulai surut kembali saat badai mereda. Sungguh ajaib.
Saat ada ombak tinggi lain menghantam batu karang besar yang ada di dekat tebing batu, Mu Lingyao langsung berseru.
“Itu! Itu! Ada banyak kepiting terdampar di pantai!”
Dari kejauhan saja sudah terlihat pergerakan kepiting yang bergerak menyamping. Pasti ukurannya juga besar.
“Kalau begitu kami akan mengambilnya untukmu,” kata Zhu Yu.
Ini hanya kelompok kepiting yang terbawa ombak. Tetapi wanita itu sungguh kegirangan.
“Tidak! Aku ingin mengambilnya sendiri. Tunggu saja badai reda sepenuhnya. Badainya pasti akan segera berakhir,” ucap Mu Lingyao yakin.
Sebagai orang yang selalu beruntung sejak kecil, ia tahu bagaimana cara meminta pada Dewa Koi. Jika ia bilang badai akan segera reda, pasti akan reda.
Belum beberapa menit berlalu, badai di luar sana memang reda sepenuhnya dan hanya menyisakan hujan biasa.
Mu Lingyao bersiap melangkah ke luar gua tanpa berpikir bahwa dia baru saja menggigil akibat kedinginan. Namun Long Mujue langsung menarik kerah gaunnya dengan santai.
“Tunggulah di sini sebentar.” Dia pergi sebelum Mu Lingyao bisa protes.
Karena wanita itu ingin mengambilnya sendiri, ia tidak bisa memaksanya tinggal di gua. Jadi Long Mujue memotong gagang daun talas besar yang ada di hutan untuk dijadikan sebagai payung.
“Gunakan ini dan jangan biarkan dirimu kehujanan,” ujarnya seraya menyerahkan daun talas pada Mu Lingyao.
“Besar sekali.”
Mu Lingyao cukup terkejut dengan ukuran daun talas di sini. Sungguh seukuran payung pada umumnya.
Keduanya turun dari bukit dengan hati-hati lalu pergi ke pantai untuk memungut kepiting besar.
Long Mujue sudah membuat tali dari serat kulit pohon tertentu untuk mengikat kepiting yang berhasil ditangkap. Jika tidak, capit kepiting akan menyerangnya.
Di bibir gua, Zhu Yu dan Yue Yu kebingungan seraya menatap langit, lalu sekitar pantai.
Zhu Yu memiringkan kepalanya sedikit. “Bukankah badai biasanya berlangsung lama sekali? Kenapa kali ini begitu singkat?” tanyanya.
Alih-alih menjawab pertanyaan itu, Yue Yu justru berlutut dengan menangkupkan kedua tangan.
“Dewa Laut, tolong berkahi ras duyung biru kami. Jika betina itu dikirim untuk menjadi pasangan hidup Kaisar, maka berikanlah kami berkahmu.”
“...”
Sejak kapan kamu begitu percaya keberadaan dewa? Batin Zhu Yu.
Keduanya lupa jika Mu Lingyao bukan betina, tapi wanita, ras manusia. Tapi bagi keduanya, entah itu manusia atau manusia binatang, tidak ada bedanya.
......................
Sementara itu di pantai, Mu Lingyao dengan senang hati mengambil kepiting yang mencoba melarikan diri. Dan Long Mujue mengekorinya untuk mengikat kepiting. Tidak ada udang karang, kepiting pun jadi.
“Ngomong-ngomong, aku belum tahu namamu,” kata Long Mujue.
Mu Lingyao hampir melupakan ini. Ia mungkin tahu siapa Long Mujue, tapi bukan berarti pihak lain tahu siapa namanya. Tentu saja dia memperkenalkan dirinya dengan baik.
“Namaku Mu Lingyao. Usiaku 23 tahun.”
“Sangat muda?” Long Mujue menaikkan alisnya. “Namaku Long Mujue, Kaisar Duyung Biru dari wilayah Atlantis Selatan. Karena aku menyelamatkanmu, maka kamu adalah milikku.”
“Milikmu? Status apa? Budak atau pelayan?”
“... Pasangan hidup. Kamu suka atau tidak, itu tidak penting. Yang jelas aku tertarik padamu.”
Beranikah dia menjadikan Mu Lingyao sebagai pelayan atau budak?
Dia khawatir jika keberuntungan klan koi diusik, ras duyung biru akan terkena sial.
semangat Thor up nya 🤗🤗