NovelToon NovelToon
Pendekar Pedang Kelabu 2

Pendekar Pedang Kelabu 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Spiritual / Anak Yatim Piatu / Mengubah sejarah / Perperangan
Popularitas:20.1k
Nilai: 5
Nama Author: YanYan.

Setelah mengukuhkan kekuasaannya atas Kota Canyu, Zhang Wei memulai perjalanan epik menuju puncak dunia demi membangkitkan kembali masternya, Lian Xuhuan. Namun, jalan menuju tujuan itu penuh bahaya: musuh kuat, intrik politik, hingga menjadi buronan kekaisaran Qin.

Dalam petualangannya, Zhang Wei harus menghadapi penguasa Tanah Barat, mengungkap rahasia dunia, dan membuktikan dirinya sebagai pendekar pedang kelabu yang tak terkalahkan.

Dengan tekad membara, Zhang Wei bersiap melawan dunia untuk mencapai puncak tertinggi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YanYan., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penghancur Semesta & Warisan

Zhang Wei tidak menjawab, hanya menatap makhluk itu dengan dingin. “Jika aku mati, setidaknya aku akan mati dengan mencoba.”

Aura di sekitar pedangnya terus meningkat, mengguncang dimensi itu. Udara menjadi berat, dan energi yang dilepaskan pedangnya terasa seperti akan merobek ruang dan waktu. Perlahan, pedang itu berubah bentuk, menjadi lebih besar, lebih gelap, dan memancarkan aura destruktif yang membuat bahkan binatang suci itu menghentikan langkahnya.

“Bentuk ketiga…” bisik Zhang Wei, matanya bersinar dengan cahaya abu abu. “Penghancur Semesta.”

Makhluk itu mengamati perubahan itu dengan ketertarikan. Untuk pertama kalinya, senyum di wajahnya menghilang, digantikan oleh kewaspadaan. “Menarik… sangat menarik, manusia ditingkatan martial ancestor memiliki kekuatan sebesar ini. Kau akhirnya menunjukkan sesuatu yang layak disebut kekuatan. Tapi apakah itu cukup untuk mengalahkanku? Kita lihat saja.”

Zhang Wei mengayunkan pedangnya, dan energi gelap menyembur keluar, menciptakan celah besar di tanah. Bahkan dimensi itu tampak bergetar di bawah tekanan dari serangannya.

Makhluk itu menggeram, mengangkat cakarnya untuk menangkis serangan itu. Namun, saat energi dari Penghancur Semesta menghantam cakar makhluk itu, sebuah ledakan besar terjadi, mengguncang seluruh dimensi.

Zhang Wei tidak berhenti. Dia melompat ke udara, menyerang lagi dan lagi, setiap tebasannya membawa kekuatan destruktif yang mengancam untuk menghancurkan segalanya di jalannya.

Namun, meskipun serangan itu jauh lebih kuat daripada sebelumnya, makhluk itu tetap berdiri. Sisik-sisiknya yang hitam berkilauan tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan. Bahkan saat menerima serangan langsung, makhluk itu hanya mundur beberapa langkah, tampak tidak lebih dari terganggu.

“Kekuatan yang luar biasa,” makhluk itu berkata, suaranya tetap tenang meskipun tubuhnya sedikit berguncang. “Tapi tetap saja, itu tidak cukup.”

Makhluk itu mengayunkan ekornya, menciptakan gelombang energi yang memukul Zhang Wei dengan keras, membuatnya terpental ke tanah. Tubuh Zhang Wei terasa seperti dihantam gunung, darah mengalir dari sudut bibirnya.

“Tidak mungkin…” gumamnya, mencoba bangkit meskipun tubuhnya berteriak kesakitan.

Lian Xuhuan berseru di dalam pikirannya. “Zhang Wei! Ini bukan tentang kekuatan. Makhluk ini berada di tingkat yang tidak bisa kau lawan dengan cara biasa. Kau harus berpikir, bukan hanya menyerang membabi buta!”

Namun, meskipun tubuhnya hampir hancur, semangat Zhang Wei tidak padam. Dia menggenggam pedangnya erat-erat, memaksakan dirinya untuk berdiri. Matanya bersinar dengan tekad yang lebih kuat dari sebelumnya.

“Aku belum selesai,” katanya pelan, tetapi penuh keyakinan. “Jika ini belum cukup, maka aku hanya perlu menemukan cara lain.”

Makhluk itu menggeleng, suaranya dipenuhi campuran kekaguman dan ejekan. “Manusia ini… sungguh keras kepala. Tapi aku akan mengakui satu hal, keberanianmu tidak seperti yang pernah kulihat sebelumnya. Mari kita lihat sejauh mana kau bisa bertahan, Zhang Wei.”

Zhang Wei berdiri dengan napas tersengal-sengal, tubuhnya basah oleh keringat dan darah. Aura gelap dari Penghancur Semesta masih berputar di sekelilingnya, meskipun lebih redup daripada sebelumnya. Pedang itu, yang memancarkan kekuatan destruktif yang mampu mengguncang dimensi, tampak hampir kehabisan energi. Namun, tekad di mata Zhang Wei tidak pernah goyah.

“Kau benar-benar keras kepala, manusia,” suara makhluk itu bergema, terdengar seperti guntur yang menggetarkan udara di sekitar mereka. Mata tajamnya mengamati setiap gerakan Zhang Wei, penuh rasa ingin tahu. “Tapi aku harus mengakui, kau berbeda dari manusia lainnya. Apa sebenarnya yang mendorongmu sejauh ini?”

Zhang Wei tidak menjawab. Sebaliknya, dia mengangkat pedangnya sekali lagi, mengumpulkan energi terakhirnya. Lian Xuhuan, yang diam-diam memperhatikan dari dalam pikiran Zhang Wei, merasa was-was. “Zhang Wei, kau sudah terlalu jauh! Tubuhmu tidak akan mampu menahan lebih lama lagi!”

Namun, suara Lian Xuhuan terhenti saat Zhang Wei menggunakan Kehendak Dewa Dimensi. Aura di sekitar Zhang Wei berubah drastis. Dimensi di sekitarnya mulai bergetar, seolah-olah merespons kehendaknya.

Mata makhluk itu melebar, kekaguman bercampur keterkejutan terlihat di wajahnya. “Kehendak Dewa Dimensi... Jadi, kau adalah pewaris kekuatan dari salah satu dewa tingkat tinggi. Menarik. Sangat menarik.”

Zhang Wei menyerang lagi, memanfaatkan kekuatan Kehendak Dewa Dimensi untuk meningkatkan kecepatan dan kekuatan serangannya. Pedangnya bergerak dengan kecepatan luar biasa, meninggalkan jejak cahaya yang memotong udara. Namun, meskipun serangan itu lebih kuat dari sebelumnya, makhluk itu masih mampu menahan semuanya dengan relatif mudah.

Setiap kali Zhang Wei menyerang, makhluk itu hanya menggerakkan cakarnya atau mengibaskan ekornya untuk menangkis. Namun, ada sesuatu yang berbeda dalam ekspresinya. Senyuman kecil mulai muncul di wajahnya, bukan karena mengejek, tetapi lebih karena penghargaan.

“Kau mengingatkanku pada seseorang,” kata makhluk itu tiba-tiba, menghentikan serangan Zhang Wei sejenak. “Seseorang yang pernah kuikuti, seseorang yang sangat mirip denganmu. Masterku, seorang dewa api, adalah orang yang mempercayakan tugas ini kepadaku. Dia memintaku menjaga api abadi ini hingga seseorang yang layak datang untuk memilikinya.”

Zhang Wei terdiam, pedangnya masih terangkat. Matanya menatap makhluk itu dengan penuh kewaspadaan, meskipun tubuhnya sudah berada di batasnya.

Makhluk itu melanjutkan, suaranya kini lebih lembut, meskipun tetap penuh kekuatan. “Kau adalah manusia pertama dalam puluhan ribu tahun yang membuatku berpikir ulang. Keberanianmu, tekadmu, bahkan warisan yang kau miliki—semuanya menunjukkan bahwa kau mungkin benar-benar layak mendapatkan api ini. Namun, ada satu hal terakhir yang harus kau jawab.”

Zhang Wei menatap makhluk itu, matanya masih menyala dengan semangat yang tak padam. “Apa itu?”

Makhluk itu mengangkat kepalanya, matanya bersinar dengan cahaya merah menyala. “Untuk apa kau menginginkan api ini? Apa yang akan kau lakukan jika aku memberikannya kepadamu?”

Zhang Wei menurunkan pedangnya perlahan, mengambil napas panjang. “Aku tidak menginginkan api ini untuk kekuasaan atau kejayaan. Aku menginginkannya untuk membangkitkan seseorang yang sangat penting bagiku. Seseorang yang telah memberiku alasan untuk terus hidup dan bertarung, bahkan di saat aku hampir menyerah.”

Makhluk itu mengangguk perlahan, senyum di wajahnya semakin lebar. “Jawaban yang sederhana, tetapi penuh makna. Sangat mirip dengan masterku dulu.”

Zhang Wei masih berdiri waspada, tidak yakin apakah makhluk itu benar-benar percaya padanya. Namun, makhluk itu menunduk sedikit, menunjukkan sikap penghormatan.

“Baiklah, manusia. Kau telah membuktikan dirimu layak. Tapi ingat, api ini bukan hanya kekuatan. Ia adalah tanggung jawab besar. Jangan sampai kau menyalahgunakannya.”

Dengan itu, makhluk itu mundur, membuka jalan ke altar. Zhang Wei menatapnya dengan penuh kehati-hatian, lalu melangkah maju, mendekati api abadi yang berkilauan di atas altar. Lian Xuhuan, yang menyaksikan semuanya dari dalam pikirannya, merasa emosinya bercampur aduk—antara kagum, terkejut, dan lega.

Saat Zhang Wei menyentuh api itu, kekuatan luar biasa mengalir melalui tubuhnya, seolah-olah api itu mengenalinya sebagai tuan barunya. Dan di belakangnya, makhluk suci itu hanya tersenyum, puas melihat warisan tuannya jatuh ke tangan yang tepat.

1
Andin D
kurang seru mcnya terlalu naif
harusnya seperti dewa iblis
dewa bagi kawan
iblis bagi musuh
setyo adi
Luar biasa
onong suryadi
siiiip
Sri Hayati
dan karna kelalaian mu makasih akan timbul masalah di kemudian hari
༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Lanjut Up Thor ✍️💪💪
༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Lanjut
saniscara patriawuha.
mantapppppp mangggg zhongggg..... gasssss pollllll
Eddy Airborne
mantap
Eddy Airborne
lanjutkan
saniscara patriawuha.
punya pintu doraemon koq bingung seh mang zhong... tinggal suttt ronoooo sutttt renee.... kelarrrrrr....
saniscara patriawuha.: mang otornya apa mc nya neh yg pelupa..
Adzriel Fristyan S: dia kan pikun pelupa 😂
total 2 replies
saniscara patriawuha.
gassssd pollllll manggg Zhonggggh...
sie ucup
mantap Thor,secangkir kopi buat author,ttp lah ceritanya seperti ini,saya suka saya suka 👍
Khairuddin PBBA
terima kasih
ditunggu up nya Thor
༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Lanjut Up Thor ✍️💪💪
Eddy Airborne
mantap
Eddy Airborne
mantap thor
Eddy Airborne
mantap
Eddy Airborne
lanjutkan
saniscara patriawuha.
gassss pollll manggg zhongggg...
saniscara patriawuha.
labubu jangan jangan itu yang mendongol..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!