Dewasa🌶🌶🌶
"Temukan wanita yang semalam tidur denganku, dia harus bertanggungjawab karena telah mengambil keperjakaanku!"
—Bhaskara Wijatmoko—
"Gawat! Aku harus menyembunyikan semuanya. Kalau tidak, aku bisa dipecat!"
—Alicia Stefi Darmawan—
----
Bhaskara Wijatmoko dikenal sebagai CEO dingin yang tak pernah peduli pada wanita. Alasan dia memilih Alicia Stefi Darmawan sebagai salah satu sekretarisnya adalah karena sikap profesionalismenya yang luar biasa.
Namun, segalanya kacau setelah sebuah pesta topeng. Alicia tanpa sengaja menghabiskan malam dengan pria misterius yang ternyata adalah Bhaskara! Panik dan takut dipecat, Alicia pun kabur sebelum Bhaskara bangun.
Sialnya saat di kantor, Bhaskara malah memerintahkan semua sekretarisnya untuk menemukan wanita yang sudah bermalam dengannya. Alicia harus menyembunyikan rahasianya, tapi apa yang terjadi jika Bhaskara akhirnya tahu kebenarannya? Akankah karier Alicia hancur, atau sesuatu yang tak terduga akan terjadi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HANA ADACHI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Backstreet (2)
Alicia mendengus. Meremas kertas notes itu dengan kesal. Ia pun segera beranjak dari kursinya dengan wajah bersungut-sungut.
"Loh, mau kemana Lis?" tanya Niko heran.
"Mau keluar bentar Mas," jawab Alicia tanpa menoleh.
Tujuan Alicia yang sebenarnya adalah menuju ruangan Bhaskara. Ia mengetuk pintu ruangan itu dengan tidak sabar, lalu langsung masuk tanpa menunggu jawaban dari dalam.
"Loh, Alicia?" Senyum Bhaskara merekah saat melihat sosok wanita itu. "Ada apa? Kamu udah kangen aja sama saya,"
"Pak Bhaskara," Alicia mendekati pria itu sambil menahan kesal. "Saya mau bicara serius sama Bapak,"
"Oke," Bhaskara malah senyum-senyum. "Duduk sini," ujarnya sambil menepuk-nepuk pangkuannya.
"Pak, saya mau bicara serius loh," Alicia masih berusaha sabar.
"Iya, tau," Bhaskara menarik tangan Alicia dan menuntunnya agar duduk di pangkuannya. "Ngomongnya sambil duduk di sini,"
Alicia menarik napas. Baiklah, lebih baik dia menurut ketimbang harus berdebat panjang.
Alicia akhirnya duduk di pangkuan Bhaskara. Ia menatap pria itu dengan serius, sementara Bhaskara justru tersenyum puas, seolah menikmati momen tersebut.
"Pak Bhaskara," ujar Alicia, mencoba mengendalikan emosinya. "Bukankah saya sudah bilang untuk bersikap profesional selama di kantor?"
"Hm mm?" Bhaskara manggut-manggut, entah mendengarkan atau tidak. Dia malah fokus memainkan rambut Alicia.
"Kalau bapak terus begitu, saya jadi merasa nggak nyaman," Alicia menghela napas panjang.
"Pak, saya lagi bicara serius loh! Bisa nggak tangannya diem dulu!" tukasnya sambil mendengus kesal. Bhaskara terkekeh, melepaskan tangannya dari bo kong Alicia. Sempat-sempatnya pria itu mencuri kesempatan.
"Saya salah apa, Alicia?" Bhaskara mengangkat bahu. "Saya kan cuma nanya kamu mau makan siang apa, emang salah?"
"Salah, karena Pak Bhaskara tanyanya di depan Mas Rendy sama Mas Niko!"
"Jadi, kalau cuma ada kita berdua, nggak apa-apa?"
"Iya," Alicia mengangguk. "Nggak masalah kalau cuma berdua,"
"Oke, noted." Bhaskara tersenyum, menatap kekasihnya itu lembut. "Asal kamu tau, sekarang kita cuma berdua di sini,"
"Ya terus?"
"Jadi kita bisa pacaran, kan?"
"Tapi masih ada karyawan lain di luar. Gimana kalau mereka tiba-tiba masuk?"
"Nggak mungkin lah. Mereka kan harus ketuk pintu dulu kalau mau masuk,"
Alicia mendengus. Berdebat dengan Bhaskara memang tak ada habisnya. Pria itu pasti bisa mematahkan alasan apapun yang dia katakan.
"Memangnya, Pak Bhaskara mau ngapain?"
"Mau cium kamu," Bhaskara berkata tanpa malu-malu. Alicia sampai terkejut mendengarnya.
"Kenapa? Kamu nggak suka kalau kita ciuman aja? Mau lebih dari itu? Saya sih ayo,"
"Pak!" Alicia memukul pelan dada pria di depannya itu dengan kesal.
Bhaskara tertawa kecil, menikmati reaksi Alicia. "Alicia, kamu itu lucu kalau lagi marah-marah. Jadi tambah cantik," katanya sambil mengusap pipi wanita itu.
"Pak Bhaskara, ini serius," ujar Alicia. "Kita harus jaga sikap. Kalau sampai orang lain tahu—hmph!" Bhaskara sudah membungkam Alicia dengan ciuman.
"Saya baru tau kalau kamu tuh cerewet banget. Padahal sebelumnya saya lihat kamu itu selalu diem aja seperti robot," ujar Bhaskara sambil tersenyum.
"Itu kan gara-gara Bapak," kata Alicia kesal.
Bhaskara tertawa terbahak-bahak. Baginya, apapun yang dilakukan Alicia benar-benar lucu, membuatnya selalu merasa senang. "Oke, Oke, saya janji akan berhati-hati mulai sekarang,"
Alicia menatap Bhaskara dengan ragu. "Janji?"
"Janji," jawab Bhaskara mantap. "Kalau saya melanggar, kamu boleh hukum saya."
"Hukum apa?" Alicia mengerutkan kening.
"Ya, terserah kamu. Tapi kalau boleh saya kasih saran, hukumannya yang menyenangkan aja, ya," ujarnya dengan senyum nakal. Alicia mendengus kesal.
"Kamu sudah memikirkan panggilan sayang untuk saya?"
"Astaga," Alicia mendesah. "Mau sampai berapa kali bapak menanyakan itu? Saya jadi mau mikir kan juga susah karena ditanya terus,"
"Kenapa mikirnya lama banget?"
"Ya karena ini pertama kalinya saya pacaran," Alicia menjawab malu-malu. "Saya belum pernah bikin gitu-gituan seumur hidup saya,"
"Wah, sama dong. Ini juga baru pertama kalinya saya pacaran," Bhaskara tersenyum lebar.
"Hah? Masa sih?" Alicia terlihat tidak percaya dengan pengakuan Bhaskara.
"Kenapa? Kamu heran karena cowok seganteng saya masih jomblo sampai sekarang?"
Alicia membuka mulut, mau menjawab. Namun, belum sempat ia melakukannya, pintu ruangan tiba-tiba diketuk. Alicia langsung meloncat dari pangkuan Bhaskara dengan cepat, wajahnya memerah.
"Masuk!" Bhaskara menjawab dengan santai, seolah tak terjadi apa-apa.
Pintu terbuka, dan Niko muncul di ambang pintu. "Permisi Pak. Saya mau mengantarkan dokumen yang harus Bapak tanda tangani sekarang."
Bhaskara mengangguk sambil meraih berkas dari tangan Niko, sementara Alicia berdiri di samping Bhaskara, mencoba terlihat tidak tegang. Niko sempat melirik ke arah Alicia, namun tak mengatakan apa-apa.
"Kalau begitu, saya permisi dulu Pak," Alicia menundukkan kepala, lalu segera keluar dari ruangan itu. Bhaskara hanya tersenyum sambil mengangguk. Merasa senang karena sudah mendapat jatah ciuman dari Alicia.
Setelah keluar dari ruangan, Alicia berusaha menenangkan diri. Jantungnya berdegup sangat cepat, antara gugup dan takut ketahuan.
"Mas Niko curiga nggak, ya?" gumam Alicia sambil berjalan kembali ke ruang sekretaris. "Mana dia orangnya curigaan lagi. Duh,"
...----------------...
Niko masuk ke ruangan sekretaris tak lama kemudian. Alicia berusaha menghindari kontak mata dengan pria itu.
Jangan ajak gue ngomong, jangan ajak gue ngomong, please, Alicia membatin dalam hati.
"Lis," harapan Alicia tidak terkabul, karena Niko sekarang sudah mendekatinya.
"I-iya Mas?" Alicia berusaha menjawab setenang mungkin, meski sekarang dadanya serasa bergemuruh. "Kenapa?"
"Jangan-jangan kamu..." Niko memicingkan mata, seperti sedang menginterogasi. Alicia menelan ludah, apa yang akan dikatakan Niko?
"...lagi dikerjain ya sama Pak Bos?"
"Hah?" Alicia terbelalak, tak menyangka Niko akan beranggapan seperti itu.
"Ngaku aja Lis. Soalnya tadi kamu pas lagi makan siang keliatan buru-buru banget, eh ternyata ke ruangan Pak Bos. Pasti Pak Bos yang nyuruh kan? Ah! Pantesan aja tadi Pak Bhaskara perhatian banget nanyain kamu mau makan siang apa, karena nanti kamu mau dikasih tugas yang aneh-aneh," Niko berceloteh, sibuk berasumsi sendiri. "Astaga, keterlaluan banget deh Pak Bhaskara,"
Alicia sudah tak bisa berkata-kata. Lagipula, mustahil kan dia mengatakan alasan sebenarnya kenapa ada di ruangan Bhaskara tadi?
"Yang sabar ya Lis," Niko menepuk-nepuk bahu Alicia dengan prihatin. "Dulu aku juga pernah ngalamin masa-masa itu kok. Kamu pasti bisa melaluinya, semangat!"
Alicia tersenyum kecut. Diam-diam melirik ke arah CCTV. Bhaskara nggak mungkin sedang mendengarkan percakapan mereka kan?
"Wah, kurang ajar si Niko," Tapi nyatanya Alicia salah. Saat ini Bhaskara sedang menonton rekaman CCTV sambil berdecak kesal. "Bisa-bisanya dia ngomporin pacar gue. Apa gue tambahin aja kerjaan dia biar nggak bisa gosip lagi,"