Warning ❗
Mengandung kata-kata mutiara (sebaliknya).
Bacalah dengan bijak, tidak suka pun tak apa bisa skip ya🤗
Alexa gadis berusia 20 tahun, anak broken heart. 3 tahun lamanya ia tinggal sendiri disalah satu rumah mewah setelah kedua orang tuanya cerai, dan melanjutkan kehidupan mereka bersama pasangannya masing-masing.
Kurangnya kasih sayang dari kedua orang tua. Menjadi Alexa tidak membatasi dirinya didunia malam. Kerap kali ia selalu menghabiskan malam bersama teman-temannya dan pulang larut malam dalam keadaan mabuk.
Pada suatu hari ia bertemu seseorang disebuah club malam dan berkenalan dengan seorang pemuda.
Satu malam yang panjang, mengubah kehidupan Alexa pada saat itu.
Next untuk mulai baca👇👇👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MomoCancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
1000 pertanyaan muncul kian berputar di dalam benak Alexa, wanita itu tidak sedikitpun pernah berpikir bisa jatuh hati kepada kakak tirinya sendiri.
Masih sulit Dia mengerti jika hatinya kini berlabuh pada seorang pria yang juga mencintainya namun di antara mereka tercipta dinding pembatas yang cukup menjulang.
Sepanjang malam Alexa memikirkan apa yang sudah mereka perbuat malam itu meski hanya kecupan tidak seharusnya itu terjadi di antara mereka.
Bahkan Alexa sendiri sangat menyesali akan perasaan yang hadir secara tiba-tiba yang tidak pernah ia duga sebelumnya.
Alexa sendiri tidak tahu apa yang harus dia lakukan dengan perasaan yang salah ini. di sisi lain ia takut jika suatu hari nanti hubungan mereka tercium oleh Sofie dan Anwar.
Mereka akan mengutuk Alexa karena sudah berani menjalin hati dengan Evan yang kini berstatus menjadi kakak iparnya sendiri.
Tidak pernah ia duga sebelumnya ia harus dihadapkan dengan percintaannya yang begitu rumit. Dahulu ia pernah begitu mencintai seorang pria yang amat ia cintai Bahkan ia rela melakukan apapun untuk pria itu namun seketika cintanya dihancurkan sehancur-hancurnya bahkan tidak tersisa.
Ia dihancurkan, diporak-porandakan juga dipermalukan hingga ia harus kehilangan kehormatan, harga diri, nama baik, juga kehilangan segalanya.
Dan kini ia harus dihadapkan dengan cinta namun cinta yang salah, cinta yang seharusnya tidak pernah ada.
Di sisi lain Evan pun tidak pernah menyangka jika perasaannya yang dahulu menolak kehadiran Alexa di rumah itu kini ia dibuat mabuk kepayang dengan cinta yang sudah tumbuh di dalam hatinya untuk gadis itu.
Dia sendiri tahu Apa resiko yang akan ia hadapi ketika hubungan mereka diketahui oleh mamanya sendiri termasuk papa sambungnya.
Dan pria itu pun sudah siap dengan segala dugaan yang ada dengan apa yang akan ia pertanggung jawabkan ketika keluarga mereka mengetahui hubungan terlarang diantara dirinya dan Alexa.
Sudah tiga bulan lamanya hubungan mereka terjalin secara diam-diam tanpa diketahui orang banyak.
Sering kali mereka habiskan kebersamaan di luar rumah tanpa diketahui kedua orang tuanya, Bahkan mereka sudah berani mengumbar kemesraan di luaran sana mengekspresikan cinta mereka dengan menghabiskan waktu sebagaimana layaknya sepasang kekasih seperti pada pasangan umumnya tanpa melewati batasan.
Menonton, makan, jalan-jalan, Bahkan mereka sering berlibur bersama dengan alasan yang berbeda-beda tentunya agar Sofie dan Anwar tidak menaruh curiga kepada mereka dikarenakan mereka sering keluar kota dan kebetulan di waktu yang sama.
"Van, mau sampai kapan kita begini?"
Lirih Alexa bersandar di pelukan Evan di mana saat ini mereka Tengah menikmati waktu bersama keluarga dengan alasan pekerjaan sedangkan Alexa memberikan alasan kepada Anwar jika ia ingin menemui temannya di kota.
Padahal mereka Tengah berlibur di pantai bersama-sama.
"Kenapa tiba-tiba kamu kepikiran ke sana?"
Alexa bangkit dan duduk berhadapan dengan Evan setelah itu menatap nanar kepada sang kekasihnya yang kini tengah dilanda kecemasan.
Gadis itu menghela nafas sejenak ia beranjak dari duduknya menatap hamparan laut yang luas di jendela kamar hotelnya.
"Papa ... Pernah liat kamu keluar dari kamar ku, Van. Bahkan pagi itu papa langsung nanya apa yang kamu lakukan di kamarku pada malam itu."
Evan menoleh ia sedikit pun tidak terkejut mendengar Alexa memberitahukan apa yang papanya sampaikan tentang dirinya.
"Lalu apa yang kamu jawab apa?"
"Aku jawab kamu dan aku sedang berdiskusi tentang pekerjaan."Ucapnya Alexa.
Pria itu segera beranjak dan menghampiri Alexa yang tengah memandangi hamparan laut lepas. Evan memeluknya dari belakang dan mengecup lembut sebelah pipi Alexa.
Sedikitpun tak menunjukkan rasa khawatir dari wajah Evan, pria itu masih terlihat santai Bahkan ia sudah siap jika seandainya keluarga mereka akan tahu hubungan yang terjalin diantara Alexa dan dirinya.
"Apa kamu takut?"tanya Evan pada Alexa.
Wanita itu bergeming.
Jauh di dalam lubuk hatinya, iya. dia takut jika suatu hari nanti mereka tahu dan berusaha memisahkan dirinya dan Evan.
Alexa tahu bagaimana sifat kedua orang tuanya. Mereka akan melakukan apapun agar nama mereka tetap baik di mata banyak orang. Bahkan mereka rela untuk membuang nama putrinya dari kehidupan mereka seperti yang mereka lakukan sebelumnya demi keluarga barunya.
Alexa sudah cukup menderita hidup dan tumbuh tanpa kasih sayang kedua orang tuanya yang utuh. Meskipun mereka Baru beberapa tahun bercerai tapi pernikahan mereka tidak berjalan sesuai keinginan hingga akhirnya memutuskan untuk bercerai.
Dan pada akhirnya Alex salah yang menjadi korban keegoisan dari kedua orang tuanya. gadis itu tak ingin lagi kehilangan orang yang membuatnya sangat berarti.
Merasa dibutuhkan, disayangi, dicintai, bahkan keberadaannya yang selalu dianggap berharga dia mendapatkan itu semua dari Evan bukan dari kedua orang tuanya.
"Nggak usah takut, apapun yang terjadi aku siap menghadapi dunia bahkan kedua orang tua kamu."ucap Evan dengan penuh keyakinan.
Namun Alexa masih ragu ia pun menatap pria itu nanar."Jangan terlalu yakin, Van. Tidak ada yang tahu kedepannya kita akan bernasib seperti apa. Hubungan kita ini sudah salah dari awal mereka gak akan dengerin apapun alasan kita."
"Kok kamu jadi pesimis gitu?"
"Bukan begitu tapi, .."
" Udah oke jangan bahas hal yang belum pasti, aku kesini ingin menghabiskan waktu bersama kamu, Lex."mendarat kan kecupan manis di hidungnya.
Mereka turun dan menikmati hamparan pasir putih dan bermain ditepi pantai seperti pasangan kekasih yang tengah dimabuk asmara.
Mereka sangat bersuka ria, bagai kan dunia milik berdua, Alexa dan Evan bermain pasir layaknya seorang anak kecil membangun istana dari pasir.
Mereka tidak sedikitpun menyia-nyiakan waktu yang terbilang sempit bagi mereka, sebelum mereka kembali berpura-pura seolah tidak terjadi apapun diantara mereka.
Alexa dan Evan bermain serving, juga menyewa motor boat, udara bebas yang bisa ia hirup dengan leluasa. Kebersamaan yang indah bagai tak ingin berhenti disana.
Ingin rasanya mereka memberitahu dunia tentang hubungan mereka, agar mereka tidak harus menutupi hubungannya dengan penuh kepura-puraan.
Namun sayang, benih cinta yang sudah tertanam diantara dua sejoli itu tidak bisa mereka tunjukkan melalui hubungan yang resmi.
"Lex I love you......." teriak Evan diatas motor boat nya.
"Salah gak sih gue, mencintai kakak tiri gue sendiri tuhan"menatap jauh pria yang tengah bermain ditengah laut menggunakan motor boat.
Alexa larut dalam pikirannya sendiri ia tidak tahu harus bagaimana menghadapi dirinya sendiri, ia sudah terlalu lama menjalani cinta yang terlarang.
Namun Evan lah yang bisa ia andalkan, sebagai tempat ia pulang dan sebagai sandaran dimana hatinya tengah kalut.
Pria itu berhasil membuat jiwanya kembali bangkit dari keterpurukan yang ia alami selama ini, bahkan dialah orang yang selalu menganggap keberadaannya sehingga ia benar-benar merasakan jika kehadiran nya dibutuhkan oleh seseorang.