NovelToon NovelToon
One Night Stand With ( My-Bos)

One Night Stand With ( My-Bos)

Status: tamat
Genre:Tamat / One Night Stand / Selingkuh / Cinta Terlarang / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Rha Anatasya

Balqis Azzahra Naura atau akrab di sapa Balqis, terpaksa menerima tawaran gila dari seorang pria beristri yang juga CEO di perusahaan tempat dia bekerja sebagai sekretaris. Faaris Zhafran Al-Ghifari, CEO yang diam-diam menyukai sekretaris nya sendiri, saat dia tau gadis itu butuh uang yang tak sedikit, dia memanfaatkan situasi dan membuat gadis itu tak bisa menolak tawaran nya. Tapi setelah melewati malam panas bersama, Faaris menjadi terobsesi dengan Balqis hingga membuat sekretaris nya merangkap juga menjadi pemuas nya. Tapi suatu hal yang tak terduga terjadi, Elma pergi untuk selamanya dan membuat Faaris menyesal karena telah menduakan cinta sang istri. tanpa dia tau kalau Elma dan Balqis memiliki sebuah rahasia yang membuat nya rela menjadi pemuas pria itu. Saat itu juga, Balqis selalu datang memberi semangat untuk Faaris, selalu ada saat pria itu terpuruk membuat Faaris perlahan mulai mencintai Balqis dengan tulus, bukan hanya sekedar nafsu semata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rha Anatasya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 14

Di kantor, Faaris mulai berkutat dengan pekerjaan nya. Setelah dari rumah sakit, dia langsung pergi ke kantor tanpa pulang ke rumah terlebih dahulu. Padahal di rumah, Elma sedang menunggu nya.

"Pusing nih kepala, butuh vitamin." Gumam Faaris, padahal tadi pagi dia sudah mendapat asupan vitamin nikmat, harus nya dia bersemangat memulai pekerjaan nya. Tapi tanpa kehadiran Balqis, membuat nya cukup bosan. Menghadiri rapat pun dia sendiri, harus repot menjelaskan materi meeting yang biasa nya di lakukan Balqis.

"Balqis sedang apa ya?" Gumam nya, lalu mengeluarkan ponsel dari saku jas nya. Dia menghubungi Balqis, tapi nomor nya tidak aktif.

"Kok gak aktif, kenapa ya? Apa gak bawa charger? Atau ponsel nya rusak? Hufft, sudahlah nanti sore aku kesana lagi." Gumam Faaris lalu menyimpan kembali ponsel nya, tapi sedetik kemudian ponsel itu berdering tanpa panggilan masuk.

Faaris segera mengeluarkan kembali ponsel nya dengan senang, dia kira Balqis menelpon balik tapi ternyata itu telpon dari rumah.

"Hallo.."

"Tuan, bisakah anda pulang? Kondisi Nyonya memburuk." Ucap Monic dengan panik di seberang sana.

"Memburuk apa maksud mu Monic?"

"Nyonya kembali drop dan tak sadarkan diri tuan, cepat lah pulang."

"Ya, aku pulang sekarang juga!" Jawab Faaris lalu segera pergi dari ruangan nya, dia berjalan cepat menuju parkiran. Dia merasa sangat bersalah karena beberapa hari ini dia mengabaikan sang istri dan malah fokus mengejar Balqis, sang sekretaris cantik nya.

"Pulang sekarang pak, kalau bisa cepat ya!"Perintah Faaris membuat sang supir segera tancap gas mengemudikan mobil nya dengan kecepatan maksimal.

"Maafkan aku Elma, kamu drop pasti karena beban pikiran." Gumam Faaris. Dia mengacak rambut nya frustasi, kenapa bisa dia melupakan istri nya dan malah sibuk memberi perhatian pada Balqis? Bodoh memang!

Singkat nya, Faaris sampai di rumah mewah nya. Dia segera turun dan berlari menuju kamar nya dan Elma , tapi apa yang dia lihat membuat dada nya bergemuruh.

"Apa-apaan ini?" Pekik Faaris, saat melihat ternyata Elma baik-baik saja, bahkan sedang makan dengan lahap.

"Sudah pulang Mas?"

"Ya, apa maksud semua ini Elma ? Aku berlari kesana kemari karena katanya kamu drop lagi, tapi apa ini? Aku bahkan meninggalkan pekerjaan penting ku!" Ucap Faaris, nafas nya tersengal karena baru saja berlari menaiki tangga.

"Mas, dengarkan aku dulu."

"Dengarkan apa Elma ? Kau tak tau betapa panik nya aku, jangan membuat becandaan yang tak lucu begini." Tegas Faaris, mata nya menyorot tajam ke arah Monic yang sedari tadi menundukkan kepala nya.

"Jangan menatap Monic seperti itu Mas, aku yang menyuruh nya menelpon mu."

"Keluar kau, aku tak mau melihat mu ada di kamar ini sekarang!" Danish mengusir Monic dari kamar nya.

"Mas, maafkan aku. Aku merindukan mu, semalam kau tak pulang dan tadi pagi juga tak pulang dulu sebelum ngantor."

"Aku harap kamu paham Elma, aku sibuk. Pekerjaan ku menggunung karena Balqis masih cuti, ibu nya koma di rumah sakit. Semalam aku ingin pulang tapi jalanan di tutup karena kecelakaan, jadi aku menginap di hotel." Jelas Faaris, masih dengan nafas memburu nya.

"Setidak nya kamu beri kabar kalau tak pulang Mas, agar aku tak menunggu."

"Tetap saja, yang kau lakukan barusan itu membuat aku marah Elma ."

"Aku minta maaf Mas, aku kira sekretaris mu itu sudah mulai bekerja lagi." Ucap Elma.

"Kalau Balqis masuk, aku takkan keteteran mengerjakan pekerjaan." Jawab Faaris, pria itu mendudukan tubuh nya di sofa, mengusap wajah nya dengan kasar.

"Maafkan aku Mas!"

"Lain kali jangan melakukan hal bodoh semacam itu lagi Elma , kau hampir saja membunuhku." Ucap Faaris, suara nya melemah tak meletup-letup seperti tadi.

"Baik Mas."

"Kau sudah minum obat sayang?" Tanya Faaris.

"Sudah tadi Mas, kamu sudah makan?"

"Belum, aku sibuk dengan pekerjaan."

"Kamu boleh sibuk bekerja, tapi jangan mengabaikan kesehatan mu juga Mas."

"Iya, nanti aku makan. Aku ingin beristirahat dulu, aku lelah." Jawab Faaris lalu mendekati ranjang dan membaringkan tubuh nya di samping Elma.

Pria itu memejamkan mata nya, merasa sangat lelah hari ini. Bukan hanya lelah fisik, tapi juga lelah hati.

Tak butuh waktu lama, Faaris tertidur terlentang, tanpa memeluk Elma, biasanya pria itu akan memeluk nya. Tapi Elma maklum karena dia baru saja membuat suami nya itu marah karena kebohongan nya.

Elma mengusap lembut wajah sang suami, dia masih sangat mencintai nya. Tapi apa pria itu juga sama? Mungkin tidak, apalagi setelah penghianatan yang dulu dia lakukan. Dia juga tak bisa egois dan memaksa Faaris bertahan dengan nya, sedangkan keadaan nya saja begini. Tak ada cara lain selain berusaha merelakan sang suami bahagia dengan dunia baru nya, atau mungkin perempuan baru nya.

"Mas, aku sudah merelakan mu. Aku berusaha ikhlas kalau pun hati mu bukan untuk ku lagi, aku sadar aku sudah menyakiti mu dulu, aku menyesal tapi sudah terlambat. Saat ini aku mendapat karma ku," Gumam Elma.

"Semoga saja kamu mendapatkan perempuan yang lebih baik dari aku, perempuan yang mampu melayani semua kebutuhan mu dengan baik."

Meski berusaha tegar, tapi tetap saja hati nya terasa perih. Tapi dia sudah bertekad untuk membuat Faaris bahagia, setidak nya dia akan ikut bahagia jika suami nya itu juga bahagia, meski bukan bersama nya.

Di rumah sakit, Balqis sedang menunggui ibu nya. Dia dengan setia menunggu sang ibu bangun dari tidur panjang nya, melupakan sejenak rasa sakit yang mungkin dia rasakan saat ini.

Lalu dia sadar kalau sudah hampir 4 hari ini dia belum pulang dan berganti pakaian. Pakaian nya sudah kusut karena di pakai tidur, belum lagi rok nya lecek karena ulah Faaris tadi pagi.

"Bu, Balqis pulang dulu ya. Mau ganti pakaian dulu, gak nyaman." Dia mengecup sayang punggung tangan Ibu nya, lalu meninggalkan nya di ruangan inap itu sendirian. Tapi Balqis sudah menitipkan nya pada suster yang berjaga.

Balqis berjalan pelan menyusuri lorong rumah sakit yang sepi, karena hari sudah sore. Tapi di perjalanan, dia malah bertemu dengan pria yang tak ingin dia temui, siapa lagi kalau bukan bos menyebalkan nya, Faaris.

"Mau kemana Balqis?"

"Saya akan pulang Tuan, berganti pakaian juga membawa alat-alat kerja saya karena besok saya mulai masuk kantor lagi." Jawab Balqis, tentu saja membuat wajah Faaris berbinar.

"Aku antar."

"Tak perlu tuan, saya tak mau merepotkan anda."

"Tak apa-apa, mari saya antar." Ucap Faaris memaksa, kalau sudah begini mau menolak pun percuma karena pria itu akan tetap mengantar nya.

Faaris mengekor di belakang Balqis, membuat perempuan itu merasa tak nyaman karena sadar kalau Faaris memperhatikan cara berjalan nya.

"Bagaimana bisa berbeda?"

"Apa nya tuan?" Tanya Balqis.

"Cara berjalan mu berbeda Balqis, di kantor dan di kehidupan sehari-hari."

"Beda nya dimana? Rasa nya saya tak membedakan nya." Jawab Balqis.

"Di kantor kau berjalan anggun, tapi saat seperti ini jalan mu biasa saja, seperti wanita pada umum nya."

'Astaga, sampai cara berjalan saja pria ini mengomentari. Menyebalkan sekali, untung dia bos ku kalau bukan sudah aku tendang dari tadi.' Batin Balqis merutuk.

Singkat nya, Balqis dan Faaris sampai di parkiran, supir nya baru saja keluar tapi Faaris sudah datang dan meminta nya mengantarkan Balqis ke rumah nya, dia kira hanya Balqis yang akan masuk, tapi ternyata Faaris juga ikut masuk. Kalau sudah begini, pak Agus selaku supir hanya bisa mengusap dada.

"Bagaimana ibu mu, Balqis?" tanya Faaris.

"Masih seperti kemarin, belum ada perkembangan sama sekali." Jawab Balqis lirih.

"Lalu?"

"Kata dokter itu, kesempatan masih ada tapi entah kapan ibu akan bangun." Jelas Balqis.

"Semoga saja secepatnya, agar kau tak bersedih terus."

"Saya juga berharap begitu tuan." Jawab Balqis.

Setelah itu tak ada obrolan lagi, tapi saat melintas di area lapangan dekat rumah Balqis, dia melihat ada pasar malam yang ramai.

"Ada acara apa ini, ramai sekali."

"Pasar malam tuan." Jawab Balqis sambil tersenyum.

"Mau kesana?"

"Boleh memang nya?"

"Boleh, aku temani." Jawab Faaris. Dia pun meminta supir berhenti dan menyuruh nya parkir di dekat area pasar malam itu.

Tapi baru saja akan masuk ke dalam pasar malam itu, Balqis di kejutkan dengan Faaris yang tiba-tiba saja menggenggam tangan nya.

"Nanti hilang, disini banyak orang." Ucap Faaris datar.

"Saya sudah besar tuan, tak mungkin hilang." Jawab Balqis.

"Menurut saja apa susah nya, Balqis?"

"Ohh ya baiklah tuan." Balqis memilih pasrah saja, dia lupa kalau berdebat dengan Faaris takkan pernah menang.

Mereka pun masuk ke kawasan pasar malam itu dengan yang bertautan mesra, seperti sepasang kekasih pada umum nya, hanya saja beda nya, Faaris dan Balqis tak punya hubungan apapun selain bos dan bawahan.

"Jajan?"

"Pengen itu ya?" Balqis menunjuk gerobak sosis bakar.

"Yuk beli.." Kedua nya pun memesan masing-masing satu porsi. Tak perlu menunggu lama, dua sosis berukuran jumbo sudah tersaji di depan mata.

"Ini gak ada meja atau kursi gitu, masa makan nya sambil berdiri."

"Orang lain juga makan nya sambil berdiri, tuh lihat disana." Faaris mengikuti telunjuk Balqis mengarah, benar saja yang lain pun makan sambil berdiri.

Balqis menggigit sosis itu, mata nya membulat ternyata rasanya sangat enak apalagi di makan saat masih hangat.

"Cobain deh, enak tuan."

"Bentuk nya kayak isi celana ku, Balqis. Tapi lebih besar ya?"

"Mungkin, saya tak terlalu memperhatikan." Jawab Balqis acuh, memang dia tak pernah memperhatikan, tapi lebih besar memang iya.

"Sudah dua kali dia masuk, masa belum familiar sama bentuk nya?"

"Sudahlah tuan, jangan di bahas sekarang." Ucap Balqis, dia bisa malu kuadrat nanti.

Faaris memakan sosis itu dengan lahap, hingga saus nya belepotan mengotori sudut bibir nya.

"Tuan, makan nya belepotan." Ucap Balqis sambil mengusap ujung bibir bos nya itu sengan tangan nya.

"Jajan apa lagi?"

"Sambil jalan aja Tuan.." Kedua nya pun berjalan-jalan lagi, sambil melihat-lihat jajanan yang kira nya menggugah selera, tentu nya dengan Faaris yang terus menggenggam tangan Balqis erat.

****

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!