Saat Kaisar Ryu telah berhasil membunuh musuh Klan Liu, Liu Ryu berniat untuk pergi ke Dunia Tiantang untuk membuat perhitungan kepada Kaisar Langit karena mereka telah mengganggu ketenangan Kekaisaran Awan juga ingin membunuh Keluarganya.
Untuk pergi ke Dunia Tiantang bukanlah perkara mudah, dimana Liu Ryu harus menjelajahi berbagai tempat karena dia bukan dari Dunia Tiantang.
Dalam perjalanan tersebut Liu Ryu menemukan pengalaman baru sehingga dia semakin kuat.
Apakah Liu Ryu berhasil pergi ke Dunia Tiantang???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Percakapan Di Dunia Quzhu
( Pinggir Hutan )
Ryu dan rombongannya yang masih berada di perkemahan, kini mengemas barang mereka berniat untuk meninggalkan tempat tersebut.
" Ryu'er... Kita akan kemana sekarang?" Tanya Xiao Long.
" Ayah Mertua... kita akan kembali ke tempat persembunyian. Karena aku juga membutuhkan bantuan kalian untuk menghancurkan Kekaisaran Kabut Awan." Ucap Ryu.
" Baiklah... Aku dan anggotaku pasti akan membantumu." Xiao Long bernafas berat, karena menyerang Istana Kekaisaran Kabut Awan bukanlah perkara mudah.
Disisi lain Ryu hanya membutuhkan bantuan mereka untuk mengecoh kan lawan. Meskipun Pasukan Semesta sangat kuat, namun jika berhadapan dengan pihak lawan yang memiliki jumlah 1 berbanding 20 bahkan lebih, tentu saja akan kewalahan.
Dengan sebuah kibasan tangan, Ryu mengeluarkan kapal udara yang membuat Xiao Long dan yang lain membulatkan mata.
" Ryu'er... " Xiao Long tidak bisa berkata apa-apa lagi karena kapal udara yang ada di depan mereka sangatlah mewah.
Sebenarnya Ryu berniat untuk memberikan kapal udara tersebut kepada mereka, karena saat pergi ke Dunia yang lain, kapal udara tidak terlalu berfungsi.
" Ayah Mertua... Sebaiknya kita pergi sekarang." Ucap Ryu seraya berjalan memasuki kapal udara diikuti Istrinya.
Tanpa menunggu lama Xiao Long dan rombongannya juga masuk ke kapal udara tersebut hingga anggota Pasukan Semesta masuk ke dalam kapal.
" Wu Tian... Jalankan kapal ini untuk kita!" Ucap Ryu.
" Baik Dewa Agung." Ucap Wu Tian lalu melangkahkan kakinya menuju ruang kemudi.
" Adik Ipar... Aku minta bantuanmu untuk menuntun jalan ke tempat persembunyian." Ucap Ryu sambil menoleh ke arah Xiao Hao.
" Baik Dewa Agung." Ucap Xiao Hao lalu mengikuti Wu Tian.
Mendengar ucapan tersebut Ryu mengerutkan kening sambil menatap Istrinya secara bergantian.
" Dewa Agung... Kami minta izin untuk melihat pemandangan dari ruang kemudi." Ucap Huli Chen yang diikuti Yun Chu, Jun Zuan, dan Lin Molie.
" Mmmm." Ryu mengangguk kecil.
" Ryu'er... Aku juga ingin melihat pemandangan dari udara. Apa bisa naik ke atas kapal?" Tanya Huli Hei.
" Ayah Mertua... Aku bisa membantu kalian." Ucap Ryu sambil melangkahkan kakinya menuju atas kapal.
Saat berada di atas kapal udara, Ryu langsung menciptakan pelindung mengelilingi kapal tersebut agar tidak terkena terpaan angin kencang.
Xiao Long dan yang lain juga ikut berjalan ke atas kapal udara untuk menikmati pemandangan tersebut, dimana Kapal udara sudah melaju.
Mereka pun terpana saat melihat pemandangan tersebut dari balik awan, dimana terlihat hamparan hijau dibawah mereka.
Setelah memastikan keamanan rombongan tersebut, Ryu kembali ke dalam kapal menuju kamar utama dimana Istrinya sedang menunggu.
" Gege... Apa kita pergi ke Dunia Quzhu saja? Disana kita akan banyak waktu." Ucap Huli Yue.
" Perjalanan kita hanya beberapa jam, tapi tidak masalah karena mungkin kita bisa menghabiskan waktu beberapa hari di Dunia Quzhu." Ucap Ryu.
Mereka pun kembali ke Dunia Quzhu, dimana Ryu langsung ke tempat kediaman Tou Shuijing dan Jiu Tou She.
Di dasar lautan, Tou Shuijing dan Jiu Tou She merasakan kehadiran Tuan mereka, kini langsung membuka mata dan menuju pulau kecil.
" Salam Tuan." Kedua Hewan Kontrak tersebut menundukkan kepala.
" Jiu, Shuijing... Bagaimana keadaan kalian?" Tanya Ryu.
" Sepertinya kondisi kami sudah baik. Mungkin dalam beberapa saat lagi, kami akan pulih total." Ucap Tou Shuijing.
" Tuan... Sepertinya pedang raksasa itu bisa menghisap kami. Untung saja nyawa kami bisa terselamatkan." Ucap Jiu Tou She.
" Aku minta maaf karena tidak sempat menyelamatkan teman kalian. Daya hisap pedang itu begitu cepat." Ryu merasa bersalah akibat kejadian tersebut.
" Dalam pertarungan, kita tidak lepas dari kematian. Yang penting sekarang Tuan Muda dan Tuan Putri bisa selamat. Bahkan dengan kematian, aku akan tetap melindungi Tuan Muda dan Tuan Putri." Ucap Tou Shuijing.
" Aku juga." Ucap Jiu Tou She.
" Kalau begitu kalian boleh kembali, jika masih membutuhkan Sumberdaya kalian langsung ambil saja tidak perlu meminta izin." Ucap Ryu.
" Terimakasih Tuan." Kedua Hewan Kontrak menundukkan kepala lalu kembali ke dasar lautan.
Saat mereka sudah pergi, Ryu pun kembali ke Istana Kristal untuk menemui istrinya.
Saat berada di Istana Kristal, Ryu langsung duduk di samping Liu Jiang Yu yang dimana mereka sedang berbincang kecil.
" Yu'er... Apa yang terjadi padamu?" Ryu merasakan keanehan dari Liu Jiang Yu.
" Gege... Sepertinya Jiwa Jiu Wei Hu menyatu dengan tubuhku. Itulah kenapa aku bisa berubah wujud menjadi Rubah bersayap." Ucap Liu Jiang Yu.
" Hanya saja karena memiliki tubuh yang sama, mungkin saat aku tertidur, maka Jiu Wei Hu yang akan bangun dan mengendalikan tubuhku." Ucap Liu Jiang Yu.
" Rubah itu memang licik, bisa saja dia memanfaatkan situasi itu untuk merebut hati Suami kita." Huli Yue yang mengetahui bahwa Rubah ekor sembilan sulit dikendalikan.
Meskipun Jiu Wei Hu bersikap baik kepada mereka, namun sebelumnya dia juga ingin menjadi Istri Ryu, maka tentu saja dia bisa bersikap seperti Liu Jiang Yu.
" Haaahh... Jika saja aku memiliki Batu Dimensi, aku bisa mengambil jiwanya. Tapi yang kita butuhkan adalah Raga yang baru untuknya." Ucap Ryu.
" Untuk masalah itu, kita fikirkan nanti. Lagi pula Jiu Wei Hu tidak membahayakan kita. Bahkan sepertinya dia ingin.... " Ucapan Liu Jiang Yu terhenti sambil melirik ke arah Ryu.
" Aku sudah tau itu... Saat dia menjadi Hewan Kontrak milikku, aku dapat merasakan Jika Jiu Wei Hu sering memohon kepadaku agar dia juga bisa bersama keluarga kecil kita." Ucap Huli Yue.
" Itu wajar saja karena dia adalah Roh Suci. Tidak bisa disamakan dengan Hewan Kontrak yang lain. Hanya saja kita terlalu memaksa agar dia menjadi Hewan Kontrak." Ucap Sheng Zhishu.
" Apa mungkin Jiu Wei Hu tidak bisa melupakan kejadian waktu di Sekte Kabut Ilusi?" Nan Sian mengingat kembali saat Ryu tertangkap oleh anggota Sekte Kabut Ilusi yang bertentangan dengan Lan Liwei.
" Makanya sudah aku bilang Bunuh saja dia." Ucap Jinying.
" Apa kamu bilang? Jika tidak ada Jiu Wei Hu, mungkin saja Yu'yu yang akan terbunuh." Xin Chie terlihat kesal dengan ucapan Jinying.
" Haaahh... Aku minta maaf." Ucap Jinying yang merasa bersalah.
" Jangan bahas itu lagi! Sekarang kita fikirkan bagaimana menghadapi segala kemungkinan saat melawan pihak Istana Kekaisaran Kabut Awan." Ucap Ryu.
Sejenak mereka berfikir jika berhadapan dengan pihak Istana, maka akan kewalahan karena kalah dalam jumlah.
" Begini saja, bagaimana kalau semua anggota Sekte Teratai Putih kita bawa kesini! Dengan begitu mereka ada waktu untuk berlatih." Sheng Zhishu memberi usul.
" Aku setuju. Nanti aku akan membuat Pil Kultivasi untuk mereka." Xin Chie ikut menimpal.
Ryu memang memiliki pemikiran seperti itu, hanya saja dia tidak ingin Istrinya terganggu oleh orang lain.
Itupun semua atas usulan dari Istrinya sendiri yang masih pemilih.
" Aku juga setuju, tapi mereka tidak boleh tinggal disini. Meskipun aku tau diantara mereka adalah keluargaku. Tapi itu tidak semuanya." Ucap Yuwang.
" Mmmm... Aku juga setuju. Yang boleh tinggal disini hanya Ayah dan Ibu. Selain itu tidak boleh." Ucap Yinshi.
Mendengar ucapan tersebut Ryu memasang wajah masam, apa yang dia fikirkan sebelumnya menjadi kenyataan.
" Baiklah... Aku juga setuju. Sepertinya kalian sudah membuat bangunan baru tempat kediaman Komandan Rou Lyn dan Komandan Xia Yun." Ryu tidak menyangka jika kedua wanita itu saja dilarang tinggal di Istana Kristal.
Meskipun Xin Xia Yun adalah adik dari Xin Chie itu sendiri, namun sebenarnya Sheng Zhishu melakukan hal tersebut karena mereka bisa mengetahui bahwa kedua wanita itu juga menyukai Suami mereka.
Hal itulah yang membuat Xin Chie tidak keberatan jika adiknya tinggal di tempat lain.
" Bagaimana dengan perkembangan mereka?" Tanya Ryu, meskipun dia mengetahui perkembangan kedua wanita itu.
" Gege tidak perlu khawatir, biar mereka urusan kami." Ucap Xin Chie.
Ryu tidak pernah menyalahkan Istrinya, karena dia juga menyadari sering melakukan kesalahan. Meskipun hal itu diluar kendalinya.
Setelah melakukan percakapan kecil, mereka pun satu-persatu menuju kamar masing-masing untuk istirahat.