📣Mungkin kalian akan mengalami keram perut, bengek, diabetes, dan gangguan Bucin akun lainnya....
---Niat lari dari perjodohan, justru terjebak dalam Penthouse milik calon tunangan.
Queen masuk menjadi PRT tunangannya setelah lari dari rumah orangtuanya dengan alasan tak mau dijodohkan.
Sama-sama tak mengenal, Queen dan Dhyrga Miller tinggal di atap yang sama... Yok intip keseruan mereka yang bakal bikin kamu senyum-senyum sendiri.(Musim pertama)
---Raja tumbuh menjadi makhluk yang tampan, ia pandai meretas, lompat kelas, bahkan menduduki kursi Presdir di usia muda. Terlebih, ia memiliki tunangan super cantik bernama Kimmy Zoya.
Namun, hidup tak semulus wajah cantik kekasihnya, ia harus menghadapi bagaimana lika-likunya hubungan mereka.(Musim ke dua)
Yok, baca selengkapnya di sini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu
Di lantai dasar ada restoran mewah yang buka dua puluh empat jam untuk penghuni gedung ini.
Ada toserba juga di lantai tersebut. Gedung ini di lengkapi dengan beberapa toko yang akan memudahkan seluruh pemilik apartemen.
Queen duduk berhadapan dengan Dhyrga pada salah satu meja restoran, menyelesaikan ritual sarapan pagi bersama.
"Sudah kenyang?" Dhyrga mengelap sudut bibirnya, ia menatap Queen yang saat ini tengah meneguk susunya.
"Sudah." Queen meraih tas punggung miliknya lalu menggendongnya. Bibirnya lebar saat tersenyum.
Pandangan Queen pada Gaga perlahan berubah. Setidaknya Gaga yang dia kenal lebih pengertian.
Sekarang Queen tak bisa memakai uang pribadinya karena semua fasilitas itu telah dia berikan pada Murni sebagai kesepakatan bersama. Tapi lihatlah, dia di berikan cara hidup yang layak oleh sang Tuan muda yang sangat tampan.
"Sekarang bangun, kita berangkat." Dhyrga bangkit dari duduk, ngeluyur pergi di ikuti Queen yang berlari.
Kaki mereka beriringan keluar dari bangunan, Queen sedikit berlari samar untuk mengimbangi langkah besar Dhyrga, hingga tiba saatnya mereka menghampiri mobil sport berwarna hitam.
Queen menatap Dhyrga setelah merotasi kan pandangan ke seluruh penjuru arah. "Kemana sopir Tuan?" Tanyanya.
Biasanya Dhyrga selalu memakai jasa sopir kini tidak. Dhyrga menaiki mobil tanpa atap itu sendiri. "Tidak ikut, hari ini aku sendiri yang menyetir." Jawabnya.
Queen menyengir. "Tumben, ... Pasti gara-gara mau ketemu pacarnya yah? ... Ciye, yang mau kencan." Goda nya.
Dhyrga tersenyum tipis. Tidak bisa di ungkapkan rasa senangnya. Dia cukup lama menunggu hari ini tiba.
Queen membuka pintu mobil, duduk di jok penumpang bagian depan bersisian dengan jok kemudi yang Dhyrga duduki. Tangannya menarik sabuk pengaman yang tiba-tiba saja melukai kulitnya.
"Ahh!" Queen memekik dan Dhyrga terpekik. Lelaki itu menoleh secara cepat. "Ada apa hmm?"
Queen meringis mengeluhkan jarinya yang terluka. Tergores beri lancip dari pengait sabuk pengaman.
Reflek jemari Dhyrga memberikan perhatian pada tangan lentik gadis itu. "Kamu berdarah. Hati-hati makanya, ceroboh!"
Perlahan Queen menatap Dhyrga yang membuka satu storage mobil, meraih plester dari kotak p3k kecilnya.
Dhyrga ambil satu plester lalu membukanya, kembali ia meraih jemari Queen untuk di tutup lukanya. "Lain kali hati-hati, merepotkan saja."
Queen tersenyum secuil mengamati setiap ekspresi kepedulian lelaki tampan itu. Ketus memang, tapi ini sama seperti saat Raka ayahnya memperhatikan Krystal ibunya.
Andai saja Dhyrga Miller yang Raka pilih setampan dan sebaik sang Tuan muda Gaga mungkin Queen tak perlu repot-repot kabur dari perjodohan. Akan dengan senang hati Queen menerima.
Queen masih setia menatap gerak tubuh Dhyrga, lelaki itu membalut lukanya lalu menarik sabuk pengaman untuk di simpulkan pada tubuh kecil nan seksinya.
Queen menyengir. "Ma- acih Tuan muda ganteng, baik banget sih." Ada binar lucu yang keluar dari balik kacamatanya.
Duduk lurus kembali Dhyrga memutar bola matanya. "Ingat Murni. Jangan pernah berpikir aku menyukai mu Murni. Apa pun kepedulian ku, itu hanya sebatas asisten dan Tuan saja."
Queen menarik ujung bibirnya. "Belum tahu saja Gue siapa, kalo tahu Gue Queen sang artis terkenal, apa Lo juga ketus kek gini?" Batinnya.
"Iya tahu, nggak usah di perjelas lagi, lagian Murni juga udah punya pacar kok, idol Korea malahan." Sanggah Queen.
Dhyrga menoleh cepat. "Siapa?" Entah lah kenapa kok penasaran dengan gadis yang bukan siapa-siapa ini.
Queen menunjukkan layar ponselnya, di sana ada wajah tampan kekasihnya. "Jee Yeon, dia ganteng kan? Semua cewek di Indonesia mengidolakan dia bahkan menjadikan dia suami halusinasi nya." Ucapnya.
Dhyrga tersenyum samar. "Cowok kayak dia kamu idolakan? Selera mu norak." Dhyrga tak menganggap ucapan Queen serius. Pasti Murni salah satu gadis dari penggemar idol Korea.
"But, ... He's really handsome, ..."
"Terserah."
Dhyrga menyalakan mesin mulai melajukan mobilnya perlahan. Sesekali melirik ke arah Queen yang nyengir tak jelas memandangi layar ponsel dengan wallpaper Jee Yeon.
Anak buahnya bilang, Queen berhubungan dengan Jee Yeon, lalu sekarang Murni juga sangat mengidolakan artis itu.
Padahal, jika bicara ketampanan Dhyrga tak kalah dari Jee Yeon, bahkan terbilang lebih tampan, gagah, dan juga macho.
Dalam perjalanan mereka mengobrol random, Dhyrga menikmati setiap detik kebersamaan mereka, sampai tiba lah mobil itu di sekolah milik Murni. "Makasih Tuan muda." Queen turun setelah Dhyrga membukakan sabuk pengamannya.
"Hmm." Gadis itu melambaikan tangan saat Dhyrga kembali melajukan mobilnya. Tujuan Dhyrga kali ini adalah rumah istana calon mertuanya.
...❇️❇️❇️❇️❇️...
^^^Beberapa waktu kemudian.^^^
Di meja makan bundar, Murni telah rapi dengan pakaian sekolah elit milik Queen. Raja pun sama.
Raka dan Krystal juga harus ngantor, mereka sama-sama bekerja mengurus puluhan jenis perusahaan raksasanya.
Satu pelayan berpakaian nyentrik mendekati kursi milik Raka, dia Alia. "Permisi Tuan, ..."
"Yah." Raka menoleh.
Alia menyengir. "Di depan, Tuan muda yang Tuan besar tunggu sudah datang loh. Hihi, tampan sekali." Katanya.
Krystal terkekeh. "Kamu naksir Alia?"
"Banget, abisnya ganteng banget, ..."
Murni tersenyum, sedikit dia tekan rasa gugupnya, sebelumnya Murni tak pernah bisa berdekatan dengan pria. Tapi, menjadi Queen dia di kelilingi cowok ganteng.
Kemarin Jee Yeon, kali ini Dhyrga Miller, setelah semalaman mengingat lagi sepertinya Dhyrga Miller yang di maksud Raka adalah Tuan muda dari keluarga bangsawan di tempat ibunya bekerja.
Murni sengaja tak mengatakan apa pun pada Queen, sudah pasti Queen melarangnya berjumpa dengan Dhyrga sementara Murni tak enak jika terus terusan menolak perintah Raka.
Murni memiliki alasan tersendiri yang menurutnya benar. Dia sudah dewasa, dia juga bisa menjalankan perannya sebagai Queen dengan baik. Lagi pun, Murni menikmati hidup menakjubkan ini.
Queen sendiri yang menginginkan pertukaran identitas mereka, lalu untuk apa dia sia-siakan. Menjadi gadis kaya dan populer adalah salah satu impiannya. It's an amazing life!
^^^Beberapa waktu berselang.^^^
Murni duduk pada jok penumpang bagian depan setelah Dhyrga membukakan pintu tersebut. Raka, Raja, dan Krystal menatap mereka.
"Hati-hati Dhyrga, jangan ngebut." Pesan Krystal mengusap sedikit lengan Dhyrga.
Dhyrga tersenyum. "Tentu saja Tante." Lelaki itu memutari mobilnya lalu mengambil alih kemudi.
Raka, Raja dan Krystal melambaikan tangan perpisahan sementara. Mobil pun melaju seperti seharusnya.
Di joknya Murni duduk berdiam diri sembari memainkan jemarinya berusaha mengurangi canggung yang ada, sesekali melirik tangan Dhyrga yang masih mengendalikan setir.
"Ekm ekm." Dhyrga berdehem sedikit dan membuat Murni menoleh.
"Makasih yah, akhirnya Baby mau bertemu dengan ku." Tangan Dhyrga mengacak kecil puncak kepala gadis itu. Rasanya bersyukur sekali bisa kembali bertemu setelah bertahun-tahun lamanya hanya mengagumi Queen lewat sosial media.
"I-iya." Baby adalah panggilan yang paling menyentuh seumur hidup Murni. Gadis itu meleleh.
"Pulang nanti boleh aku jemput lagi? Kita makan di restoran kesukaan mu, tenang saja, aku tahu semua tempat yang Baby sukai."
Dhyrga membuang napas, berusaha setenang mungkin saat memberai kata-kata, ini salah satu usaha pendekatan yang mengawali langkahnya.
Murni mengangguk. "Iya." Tak ada kata selain kata itu. Sedari tadi wajah Murni pucat manai.
"Kamu gugup?" Pria itu memiringkan kepalanya memandangi wajah kaku Murni.
"Iya." Jawab Murni.
Dhyrga tersenyum samar lalu meluruskan kembali pandangan ke depan. Ada perubahan sikap yang Dhyrga amati dari gadis itu.
Dahulu Queen yang Dhyrga kenal begitu ceria, antusias, lucu, menggemaskan, agresif, dan sangat energik, lalu apa ini, Queen menjadi pendiam seolah tidak mewarnai hatinya bahkan di pertemuan pertamanya.
Mungkin belum, Dhyrga berusaha menampik perasaan anehnya. Dia yang melamar Queen, jangan sampai dia yang lalu mundur karena gadis incarannya tidak sesuai ekspektasi.