Reinkarnasi Super Jenius Kultivasi 2

Satu bulan berlalu dengan cepat, Chen Xuan, Xu Murong, dan Duan Yue terus terbang melintasi langit dengan kecepatan stabil dan tak terhenti. Mereka telah melewati berbagai wilayah, pegunungan panjang, dan gunung-gunung menjulang yang membentang luas di cakrawala.

Dinasti Xuan kini jauh tertinggal di belakang, dan mereka telah mendekati perbatasan Benua Barat. Pemandangan alam yang berubah-ubah, dari hutan lebat hingga gurun pasir, menjadi saksi bisu perjalanan epik mereka. Angin kencang terus berhembus, namun tidak mengurangi semangat dan tekad mereka untuk mencapai tujuan.

Di cakrawala depan, sebuah pemandangan menakjubkan terhampar. Sebuah gunung raksasa mengambang di langit, seolah-olah ditopang oleh kekuatan misterius. Awan putih tebal berputar-putar mengelilingi gunung tersebut, membentuk lingkaran yang sempurna dan menimbulkan efek dramatis.

Cahaya alam memantulkan warna biru muda pada awan, menciptakan kontras yang menakjubkan dengan gunung berbatu yang kokoh. Pemandangan ini memancarkan kesan magis dan misterius, seolah-olah gunung tersebut adalah gerbang menuju dunia lain.

Duan Yue, yang terbang di samping Chen Xuan, menunjuk ke arah gunung mengambang tersebut dan berkata, "Itu Kota Long, kota legendaris yang menjaga portal dimensi menuju Benua Barat. Kota ini menjadi gerbang penting bagi mereka yang ingin memasuki Benua Barat."

Mendengar penjelasan Duan Yue, Chen Xuan dan Xu Murong saling menatap dengan senyum tipis. Sebagai orang yang terlahir kembali, mereka sudah familiar dengan portal dimensi yang dirancang untuk mempersingkat perjalanan jauh dan memperluas cakrawala spiritual.

Dengan kecepatan luar biasa, kelompok Chen Xuan mendekati gunung mengambang tersebut. Mereka perlahan-lahan menembus awan putih yang tebal dan berputar-putar seperti kabut mistis.

Saat kabut tersebut terangkat, pemandangan sebuah kota yang megah dan spektakuler terhampar di depan mata mereka. Kota Long, dengan arsitektur unik dan menakjubkan, memancarkan cahaya yang berkilauan. Bangunan-bangunan yang menjulang tinggi, kuil-kuil kuno, dan jalan-jalan yang teratur rapi membentuk sebuah pemandangan yang tak terlupakan.

Suasana kota yang tenang dan damai, dengan semburat kekuatan spiritual yang kuat, menyambut kedatangan mereka.

Duan Yue tersenyum dan berkata dengan tenang, "Mari, kita turun!"

Sambil berbicara, dia meluncur ke bawah dengan kecepatan tinggi, meninggalkan jejak cahaya yang mempesona di langit. Chen Xuan dan Xu Murong mengikuti dari belakang, terbang bersamaan menuju Kota Long.

Kelompok Chen Xuan mendarat dengan anggun di depan pintu gerbang kota yang megah. Saat itu juga, suara keras dan berwibawa bergema dari langit, "Pendatang baru, nyatakan identitas dan tujuan kalian!"

Duan Yue mengeluarkan token giok berkilau dari cincin penyimpanannya dan mengangkatnya ke langit. "Aku Duan Yue dari Klan Duan," ujarnya dengan penuh wibawa. "Mereka berdua adalah pengawalku. Kami datang untuk menggunakan portal dimensi menuju Benua Barat, dengan izin."

"Silakan masuk!" suara besar di langit bergema, disertai dengan bunyi gerbang kota yang terbuka lebar, mempersilakan kelompok Chen Xuan untuk memasuki Kota Long.

Chen Xuan memandang menara tinggi dengan mata menyipit. "Dao Spirit Ancestor," ujarnya dengan suara rendah.

Xu Murong yang berdiri di samping Chen Xuan juga menoleh ke arah menara tersebut dengan pandangan penuh rasa ingin tahu.

Melihat kedua temannya terpaku pada menara tersebut, Duan Yue menjelaskan, "Kota Long ini dijaga oleh Dao Spirit Ancestor yang kuat dan dianggap netral, tidak berafiliasi dengan kekuatan manapun."

"Baiklah, mari kita masuk!" ajak Duan Yue sambil melangkah menuju kota dengan langkah percaya diri.

Chen Xuan dan Xu Murong mengangguk, lalu mengikuti jejak Duan Yue ke dalam kota.

Suasana di dalam Kota Long sangat ramai dan meriah. Banyak praktisi asing berduyun-duyun ke tempat ini untuk menggunakan portal dimensi yang terkenal. Jalan utama kota dipadati oleh kerumunan orang yang berlalu-lalang, menciptakan suasana dinamis dan penuh semangat.

Jalan-jalan sempit dipenuhi pedagang yang menjajakan barang-barang langka dan berharga. Suara perdagangan, negosiasi, dan derak langkah kaki mengisi udara. Aroma makanan khas dan rempah-rempah memenuhi hidung, membuat perut lapar.

Di antara kerumunan, praktisi dengan pakaian dan gaya unik berjalan berdampingan. Beberapa mengenakan jubah hitam dengan simbol klan, sementara yang lain memakai pakaian sederhana dengan senjata di punggung.

Keriuhan kota ini semakin diperkuat dengan kehadiran grup-grup kecil yang terlihat berdiskusi tentang strategi dan rencana. Mereka duduk di penginapan dan restoran, menikmati hidangan lokal sambil memantau kerumunan.

Kemunculan kelompok tiga orang itu segera menarik perhatian. Penampilan Duan Yue dan Xu Murong yang anggun dan cantik mempesona, menarik mata banyak orang. Mata-mata penuh napsu dan kagum terarahkan kepada keduanya secara terang-terangan.

Xu Murong dengan rambut hitam panjangnya dan mata biru yang dalam, memancarkan aura elegan dan anggun. Sementara Duan Yue dengan rambut merahnya yang ikal dan mata hijau yang sebening kristal, menunjukkan kecantikan yang unik dan memikat.

Banyak praktisi muda yang tidak bisa menahan pandangan mereka, terpikat oleh kecantikan kedua wanita itu. Beberapa dari mereka bahkan berani mendekati, mencoba menangkap perhatian Duan Yue dan Xu Murong dengan senyum dan kata-kata manis. Namun, Chen Xuan yang berdiri di samping mereka, dengan tatapan tajam dan aura kuat, membuat banyak orang berpikir dua kali sebelum mendekati.

Namun, saat itu juga, dari kejauhan, muncul seekor harimau raksasa yang melintas di jalan utama kota. Harimau tersebut memiliki ukuran yang sangat besar, dengan otot-otot yang terlihat jelas di bawah kulitnya yang tebal. Di atas punggung harimau raksasa itu, berdirilah seorang gadis muda yang mengenakan jubah mewah berwarna emas dengan hiasan mutiara yang berkilauan.

Gadis itu memiliki rambut panjang berwarna hitam yang tergerai di belakangnya, dan matanya yang tajam berkilauan dengan aura kuasa. Dia memegang cambuk bergerigi yang terlihat menakutkan di tangannya, dan memandang sekeliling dengan percaya diri. Kehadiran gadis itu, didampingi harimau raksasa, langsung menarik perhatian semua orang di sekitar. Suasana kota yang ramai menjadi sunyi sejenak, semua mata terpaku pada duo yang mengesankan ini.

Dengan cepat, harimau raksasa itu berhenti tepat di depan kelompok Chen Xuan. Gadis muda yang berdiri di atas punggungnya, dengan wajah sombong dan senyum sinis, menatap Chen Xuan dengan mata tajam. Dengan cambuk bergerigi di tangan, dia menunjuknya dan berkata dengan suara yang penuh percaya diri, "Kamu tampan, jadilah suamiku!"

Begitu suara gadis itu terdengar, suasana kota yang semula ramai langsung berubah menjadi sunyi dan tegang, keheningan yang mematikan menyelimuti semua orang.

Chen Xuan menatap gadis di atas harimau raksasa dengan rasa heran dan bingung, sementara Xu Murong menyipitkan matanya, kilatan dingin dan tajam melintas di pupil matanya, menunjukkan ketidaksenangan dan peringatan.

...