Lin Yan merupakan anak dari ketua sekte Linyu yang tak dianggap di dalam sektenya sendiri setelah kedua orang tuanya meninggal, berbekal kalung leluhur pemberian sang ayah semasa masih hidup, Lin Yan mulai melakukan perjalanan untuk menjadi kuat dengan bantuan kekuatan rahasia yang tersembunyi di dalam kalung leluhur miliknya, bagaimana keseruan cerita ini ikuti terus ya alur ceritanya.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lazuardi aqbar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lin Yan vs Qin Zen
Lin Yan yang mendengar jendral Rugo meminta bantuan padanya tak bisa langsung menyusul ke tempat keberadaan sang jenderal, karena saat ini Lin Yan tengah di datangi oleh seorang pemuda dari sekte naga hitam, dia adalah Qin Zen.
Qin Zen sendiri entah dari mana datangnya yang tiba-tiba saja telah menghadang langkah Lin Yan, yang membuat Lin Yan sangat terkejut mengetahui kehadiran pemuda jenius dari sekte naga hitam.
"Serahkan pedang Asura padaku, atau aku sendiri yang akan mengambilnya darimu," ucap Qin Zen yang memperlihatkan ekspresi dingin di wajahnya.
Lin Yan cukup terkejut mendengar permintaan Qin Zen, karena setahu Lin Yan tak ada seorang pun yang mengetahui jika Lin Yan telah mendapatkan warisan pedang Asura dari cultivator penguasa selain gurunya, namun mengapa tiba-tiba Qin Zen muncul dan meminta pedang Asura dari nya.
Karena penasaran pada akhirnya Lin Yan berkata.
"Aku tak mengetahui apa yang kau bicarakan, tolong jelaskan kepadaku," jawab Lin Yan.
"Kau sungguh sangat pintar dalam berpura-pura, sebelum kau berada di perbukitan ini aku yang terlebih dahulu sampai ketempat ini, dan aku telah melihat kau mendapatkan pedang Asura".
"Pedang Asura adalah milikku dan kau telah merampasnya dariku, maka serahkan lah pedang Asura atau aku sendiri yang akan mengambilnya dengan cara melenyapkan mu dari alam ini," ucap Qin Zen dengan penekanan di dalam perkataannya.
Lin Yan cukup terkejut dengan kesombongan pemuda yang ada di hadapan nya, namun bukan Lin Yan namanya jika dia harus takut hanya dengan gertakan seperti itu, walau Lin Yan tau jika pemuda yang ada di hadapannya memang merupakan salah seorang cultivator yang telah menembus alam saint puncak di usia muda.
"Ha..., ha..., ha..., kau jangan berlebihan seperti itu hanya karena kau adalah seorang jenius dari sekte naga hitam, perkenalkan namaku Lin Yan dan hari ini aku akan melihat bagaimana kau bisa melenyapkan ku dari alam ini," tantang Lin Yan.
Amarah Qin Zen sebenarnya telah memuncak, namun jenius dari sekte naga hitam itu saat ini penuh kehati-hatian, mengingat pemuda yang ada di hadapannya adalah seseorang yang telah mendapatkan pedang Asura, walaupun kekuatan yang dimilikinya masih berada jauh di bawah Qin Zen.
"Jika tak ada pilihan lain maka aku harus bertaruh menghadapinya demi untuk mendapatkan pedang Asura, namun aku harus tetap berhati-hati mengingat Lin Yan telah mendapatkan pedang Asura yang aku sendiri tak mampu untuk mendapatkannya, walaupun saat itu aku telah mengeluarkan seluruh kemampuan ku untuk dapat meraih pedang Asura," pikir Qin Zen yang tak ingin ceroboh dalam mengambil tindakan menghadapi Lin Yan dalam sebuah pertarungan.
Dengan pemikirannya itu Qin Zen pada akhirnya mengalah dan ingin melakukan perundingan dengan Lin Yan. Qin Zen kemudian mengeluarkan sebuah pil berwarna ungu dan menunjukkannya ke arah Lin Yan.
"Pil obat pelangi senja ini adalah pil yang mampu meningkatkan kultivasi seseorang, jika kau menelannya maka kultivasimu akan meningkat berkali-kali lipat, dan dengan tingkat kekuatanmu yang berada di alam Neder jika kau mengkonsumsinya, maka ku pastikan kau akan meningkatkan kultivasimu ke alam saint".
"Lin Yan aku tak ingin menjalin permusuhan dengan mu dan ada baiknya kita melakukan pertukaran antara pil pelangi senja ini dan pedang Asura," ucap Qin Zen.
Lin Yan sebenarnya cukup tertarik dengan pil obat pelangi senja, namun permintaan Qin Zen yang ingin menukarnya dengan pedang Asura tentu saja ditolak mentah-mentah oleh Lin Yan.
"Qin Zen permintaanmu sungguh berlebihan dengan ingin menukar pil obat itu dengan pedang Asura, mungkin jika kau meminta pertukaran lain dariku, aku mungkin bisa melakukan pertukaran seperti yang kau inginkan, namun untuk pedang Asura aku tak bisa memberikannya padamu," jawab Lin Yan.
Mendengar jawaban Lin Yan membuat amarah Qin Zen tak terkontrol lagi hingga membuatnya berkata.
"Aku telah mengalah darimu dengan ingin melakukan pertukaran, namun kau tak menggubris perkataanku maka ada baiknya kau segera ku lenyapkan," ucap Qin Zen kemudian menyerang ke arah Lin Yan dengan teknik tangan kosong yang dimilikinya.
Lin Yan yang sebelumnya telah mempersiapkan diri untuk sebuah pertarungan menghadapi Qin Zen, dengan cepat menangkis seluruh serangan Qin Zen dan melakukan serangan balasan yang tak kalah mematikannya dari serangan yang dilakukan Qin Zen padanya.
Awalnya Lin Yan masih dapat mengimbangi serangan-serangan yang dilakukan oleh Qin Zen, namun karena tingkat kekuatan Qin Zen yang berada jauh di atasnya membuat Lin Yan mulai terdesak.
Tiba tiba suara kalung leluhur terdengar telinga Lin Yan, dengan berkata.
"Jika kau ingin mencoba kekuatan jiwa pedang Asura dalam menghadapinya, maka aku akan membimbingmu untuk dapat melakukannya," ucap kalung leluhur.
Lin Yan tersenyum mendengar perkataan gurunya, Lin Yan tak menyangka jika gurunya saat ini memperbolehkannya untuk menggunakan kekuatan jiwa pedang Asura dengan membimbingnya dalam mengeluarkan teknik itu.
Dengan semangat Lin Yan menjawabnya. "Aku mau melakukannya guru, terimakasih".
Dengan arahan kalung leluhur, Lin Yan kemudian menggunakan teknik jiwa pedang Asura, yang membuat setiap serangannya dapat mengeluarkan bayangan pedang, yang tentu saja hal itu membuat Qin zen menjadi kerepotan di dibuatnya.
Dalam pertarungan itu Lin Yan kini dapat membalikkan keadaan, yang membuat Qin Zen yang tadinya berada di atas angin saat ini mulai terlihat terdesak.
Qin Zen yang merasa kesal dengan pertarungannya melawan Lin Yan, kemudian mengeluarkan tehnik naga hitam membelah langit yang merupakan salah satu teknik terkuat dari sekte naga hitam.
Awan hitam saat ini telah berkumpul di langit dengan mengeluarkan sambaran petir, hingga membuat keadaan di sekitar tempat itu menjadi sangat mencekam.
Tiba tiba dari awan gelap itu memunculkan seekor naga hitam dengan suara raungannya yang sangat mengerikan, yang dengan cepat langsung menuju ke arah Lin Yan berada.
Lin Yan sadar jika saat ini lawan tarungnya tengah mengeluarkan salah satu teknik terkuatnya, pada akhirnya membuat Lin Yan mulai memejamkan matanya untuk dapat menyatukan jiwanya dengan pedang Asura.
Tiba tiba saja Lin Yan membuka matanya dan menghantamkan kedua telapak tangannya ke arah datangnya sang naga, sambil berteriak.
"Tebasan pedang Asura!!"
Dalam sekejap terlihat sebuah Avatar raksasa dengan memakai mahkota, lengkap dengan pakaian perang muncul di hadapan Lin Yan.
Avatar itu pemegang sebilah pedang yang memancarkan cahaya keemasan, siap menyongsong datangnya naga hitam.
Hingga akhirnya pedang itu diayunkan ke arah sang naga yang memunculkan selarik sinar berbentuk bulan sabit berwarna emas, yang langsung menuju ke arah naga hitam.
Dalam sekejap sinar berbentuk bulan sabit telah berhasil memotong naga hitam, yang membuat naga hitam menjerit dan pada akhirnya lenyap.
Sinar matahari kembali bersinar yang menerangi tempat pertarungan setelah sebelumnya tertutup oleh awan hitam, dan kini terlihat Qin Zen tengah tergeletak di bebatuan cadas, dengan kondisi tak sadarkan diri akibat pertarungannya melawan Lin Yan.
Lin Yan dapat tersenyum lega karena telah mengalahkan Qin Zen dalam sebuah pertarungan, dan Lin Yan begitu sangat senang karena saat ini dirinya hampir menguasai kekuatan jiwa pedang Asura, lewat pertarungannya melawan Qin Zen.
Lin Yan kemudian mengambil pil obat pelangi senja dari tubuh Qin Zen sambil berkata.
"Pil obat pelangi senja ini adalah kompensasi darimu karena aku tak membunuhmu," ucap nya.
Lin Yan kemudian teringat akan jenderal Rugo yang sebelumnya telah memanggilnya, yang membuat Lin Yan tanpa pikir panjang segera melesat dari perbukitan batu cadas, menuju ke tempat keberadaan jenderal Rugo.
Bersambung