NovelToon NovelToon
Ayah, Aku Anakmu

Ayah, Aku Anakmu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Keluarga / Cinta Murni / Romansa / Trauma masa lalu / Pelakor jahat
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Rahma Banilla

"Ayah, kenapa Ayah merahasiakan ini semua padaku Yah?" Tanya Alesha yang harus menelan pil pahit saat mengetahui kebenaran tentang dirinya, kebenaran bahwa Ia adalah anak hasil dari pemerkosaan yang di alami oleh ibunya.

"Nak, kamu anak Ayah, apapun yang terjadi, kamu tetap anak Ayah." Ucap Pak Damar dengan air mata yang mulai membasahi pipinya.

"Tidak Yah, aku benci Ayah. Aku benci pada diriku sendiri yah." Ucap Alesha sembari memukuli tubuhnya sendiri.

"Jangan lakukan itu Nak, kamu Anak Ayah, sampai kapanpun kamu anak Ayah." Ucap Damar sembari memegangi tangan Alesha agar tak memukuli tubuhnya lagi.

Melihat anak yang begitu Ia sayangi seperti ini membuat hati Damar begitu hancur.

"Atau jangan jangan Ibu terkena gangguan jiwa karena aku Yah, karena Ibu hamil anak dari para bajing*n itu Yah." Tebaknya karena semua orang bilang Ibunya gila semenjak melahirkannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma Banilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cemburu

..."I.Itu Jihan." Kaget Damar dengan mata yang membola menatap wanita yang tengah berjalan ke arahnya....

...Ajeng menatap heran dengan reaksi Damar saat melihat wanita yang di gandeng Kevin, Ajeng juga bisa melihat reaksi wanita itu saat menatap suaminya, seakan ada sesuatu diantara mereka....

...***...

"Mas." Panggil Ajeng, namun Damar tetap menatap ke arah wanita di depan sana.

"Mas." Panggilnya lagi namun tetap tak di respon Damar.

Rama dan Riko saling tatap melihat Damar yang malah melamun menatap istri kevin. Rama yang tau masa lalu Damar dan Jihan tidak menyangka kalau reaksi Damar akan seperti itu saat menatap Jihan. Padahal sedang ada Ajeng di sampingnya.

Ajeng yang merasa kesal karena di abaikan sang suami yang lebih memilih menatap wanita lain pun memutuskan untuk membawa Shasa pergi dari coffe shop itu.

"Shasa sayang, kita ke tempat acara lomba saja ya, takut telat nanti." Ajak Ajeng.

"Tapi Bun, Ayah gimana?" Tanya Shasa.

"Ngga apa apa, Ayah nanti nyusul, Ayah ada perlu sama teman temannya dulu." Jawab Shasa.

"Ya udah Bun, Ayo." Sahut Shasa.

Ajeng dan Shasa pun berbalik dan melangkah hendak keluar coffe shop itu, namun Riko menahannya.

"Kalian mau kemana?" Tanya Riko menghadang Ajeng.

"Maaf Kak, acara lombanya akan segera di mulai, aku ngga mau Shasa sampai telat." Jawab Ajeng.

"Tapi..." Ucap Riko terpotong saat menatap Damar yang masih diam terpaku, Ajeng pun menoleh ke arah pandang Riko sejenak lalu kembali menatap ke depan.

"Biarkan saja Kak, Permisi." Sela Ajeng yang langsung pergi begitu saja tanpa menghiraukan Riko dan Rama yang berusaha menahannya.

Ajeng segera menggandeng Shasa pergi tanpa pamit pada Damar. Ajeng berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh di hadapan Shasa. Hati Ajeng bagai tertusuk benda tajam, baru kali ini Damar mengabaikannya dan terus menatap ke arah wanita itu.

"Shasa sayang, kamu gabung sama teman teman kamu ya, Bunda mau ke toilet dulu, Shasa jangan kemana mana, Oke?" Ucap Ajeng saat sampai di gedung acara dan melihat sudah ada teman teman shasa dan juga gurunya.

"Oke Bunda." Ucap Shasa mengacungkan jempolnya sembari tersenyum pada Bundanya.

"Ya udah sana kamu gabung sama mereka." Ucap Ajeng menunjuk teman teman Shasa yang tengah bersiap, Shasa pun segera menghambur ke teman temannya dan juga gurunya.

Melihat Shasa sudah berkumpul dengan teman temannya, Ajeng memutuskan untuk pergi ke toilet.

"Astagfirullah, kenapa rasanya sakit sekali saat melihat Mas Damar menatap wanita itu, bahkan dia sampai mengabaikan aku. Siapa sebenarnya wanita itu." Batin Ajeng yang sudah tak bisa membendung air matanya lagi.

Ajeng menjalankan kran air agar tak ada yang mendengar isak tangisannya.

"Astagfirullahaladzim" Ajeng terus beristigfar untuk menenangkan hatinya, namun sama sekali tak mengurangi rasa sesak di dadanya setiap membayangkan tatapan Damar pada wanita itu.

"Siapa wanita itu Mas? kenapa kamu menatap nya begitu dalam." Tanya Ajeng entah pada siapa, karena Damar tidak ada disana.

***

Sementara Di Caffe Shop.

Damar masih diam terpaku, padahal kevin dan jihan sudah berdiri di sampingnya namun pandangan mata Damar masih lurus ke depan. Entah apa yang sedang di pikirkan Damar.

"Damar." Panggil Riko menepuk pundak Damar, hingga Damar terlonjak dan tersadar dari lamunannya.

"Kamu kenapa sih?" Tanya Riko heran.

"Dari tadi istri kamu manggil manggil kamu Damar, tapi kamu malah bengong aja." Sambungnya yang juga ikut kesal pada Damar.

Damar pun menoleh ke arah tadi Ajeng berdiri, namun istrinya sudah tidak ada di sampingnya.

"Ajeng." Lirih Damar mengedarkan pandangannya mencari Ajeng, namun dia tak menemukannya, bahkan putrinya juga tidak ada disana.

"Ajeng udah pergi sama Shasa." Sahut Rama.

"Apa? Mereka kemana?" Tanya Damar.

"Katanya sih mau ke tempat acara lomba, takut telat." Jawab Rama.

"Kamu kenapa sih Dam? tiba tiba bengong begitu, sampe di Panggil sama istri juga ngga di gubris, kan Ajeng jadi ngambek." Tanya Riko menatap heran pada perubahan sikap Damar.

"Aku ngga apa apa, aku susul Ajeng dulu." Jawab Damar segera berlalu mengejar Ajeng.

"Ada apa sih?" Tanya Kevin yang heran melihat Damar yang dari tadi terus melamun dan saat sadar dia langsung pergi begitu saja.

Riko dan Rama hanya mengedikan bahunya tanda tak mengerti.

"Damar? jadi dia sahabat Mas kevin. Astagfirullah kenapa dunia ini begitu sempit, kenapa aku harus bertemu dengannya lagi." Batin Jihan.

***

Damar berlari masuk ke gedung Bougenville dimana acara lomba akan di laksanakan. Damar mengedarkan pandangan di gedung itu berharap melihat istri dan anaknya, namun Damar hanya menemukan anaknya yang tengah bersiap untuk mengikuti lomba, karena acaranya akan segera dimulai 20 menit lagi.

"Shasa." Panggil Damar menghampiri Shasa.

Shasa yang tadi sedang fokus membaca buku mendongakan wajahnya menatap sang Ayah, lalu melambaikan tangannya.

"Bunda mana sayang?" Tanya Damar saat berdiri di hadapan Shasa.

"Tadi Bunda bilang mau ke toilet yah." Jawab Shasa.

"Oh gitu, ya sudah Ayah mau susul Bunda dulu ya, Shasa lanjut belajar lagi aja, Shasa harus fokus, biar jadi Juara, Oke." Ucap Damar.

"Siap Ayah." Sahut Shasa lalu kembali fokus pada buku di mejanya.

Damar segera menyusul Ajeng ke toilet yang ada di gedung itu, Damar memutuskan untuk menunggu Ajeng di depan toilet wanita.

Sementara di dalam toilet, Ajeng segera menghapus air matanya dan berusaha menguatkan hatinya, karena teringat dengan putrinya yang saat ini akan mengikuti lomba, dia harus melihatnya dengan wajah ceria untuk menyemangatinya.

"Huffftttt." Ajeng menghela nafasnya berat melepaskan beban yang ada di dadanya.

"Kamu bisa Ajeng, kamu harus fokus pada putri kamu saja, jangan memikirkan hal yang hanya akan membuat hatimu sakit." Ucap Ajeng pada dirinya sendiri sembari melihat pantulan dirinya di cermin besar yang ada di sana.

Setelah di rasa lebih baik dan bisa mengendalikan dirinya, Ajeng segera berjalan keluar dari toilet itu. Baru membuka pintu Ajeng kembali meneteskan air matanya saat melihat suaminya sudah berdiri depannya.

"Sayang? Kamu kenapa?" Tanya Damar saat melihat Ajeng meneteskan air matanya.

"Tidak apa apa Mas, tadi aku habis cuci muka." Jawab Ajeng segera menyeka air matanya kemudian berlalu meninggalkan Damar yang masih menatapnya heran.

"Sayang tunggu." Teriak Damar saat Ajeng terus berjalan menjauh darinya.

Damar segera menghampiri Ajeng saat Ajeng menghentikan langkahnya.

"Kamu kenapa sayang?" Tanya Damar.

"Aku ngga apa apa Mas." Jawab Ajeng berbohong.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh." Salam pembuka dari pembawa acara sudah terdengar, tanda acara lomba akan segera di mulai.

"Mas, Acaranya sudah di mulai, kita harus kesana Mas." Ucap Ajeng yang segera berlalu meninggalkan Damar.

"Selamat pagi, Bapak Ibu guru dan seluruh siswa-siswi peserta lomba yang saya sayangi, serta orang tua atau wali murid yang sudah bersedia hadir di acara ini. Marilah kita panjatkan puji syukur atas hadirat Allah Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kita dapat berkumpul pada hari yang berbahagia ini." Ucap MC di depan sana.

Ajeng segera duduk di bangku yang tersedia untuk orang tua peserta lomba. Ajeng melihat putrinya yang duduk di depan sana dengan perasaan bangga.

Ajeng melambaikan tangan saat Shasa menatap ke arahnya, dan saat itu juga Damar duduk di samping Ajeng.

"Nak, kamu adalah kebanggaan Bunda." Batin Ajeng membuat air matanya kembali luruh.

Entah kenapa hari ini Ajeng sangat mudah meneteskan air matanya, ada rasa terharu karena Putri nya sudah tumbuh menjadi gadis remaja yang begitu membanggakan, yang karena kecerdasannya berhasil menjadi salah satu dari tiga perwakilan sekolahnya untuk mengikuti lomba cerdas cermat dalam rangka memperingati hari pendidikan nasional.

Namun juga ada rasa sedih karena sempat di abaikan sang suami demi menatap perempuan lain. Damar terus memperhatikan Ajeng, namun Ajeng terus mengalihkan pandangan darinya. Damar bisa melihat gurat kesedihan di wajah Ajeng, namun dia tidak mengerti apa yang membuat Ajeng bersedih.

1
Arwondo Arni
damar Lola org udah tau kesalahan ya ngak sadar dipanggil istrinya malah mikirin yg lain
Arwondo Arni
tes DNA mudah2an sasha benih suaminya bukan org yg perkosa
Anonymous
Sosuit pak Damar, suami yg baik bijk pnuh cinta dan kasih sayg👍👍👍❤️❤️❤️
Anindya Nur Rahma
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!