NovelToon NovelToon
Cintaku Kandas Karna Perjodohan

Cintaku Kandas Karna Perjodohan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Hani_Hany

Pacaran bertahun² bukan berarti berjodoh, begitulah yang terjadi pada Hera dan pacarnya. Penasaran? Ikuti terus karya Hani_Hany hanya di noveltoon ☆☆☆

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB TUJUH BELAS

"[Rudi, kamu dimana?]" pesan terkirim. Hera dan Hasyim masih menikmati waktu berdua di taman. Melihat betapa bahagianya masa anak-anak, mereka berlarian tanpa beban.

"[Aku lagi di Kota L sama mama. Ada apa Hera?]" balasan pesan Rudi. Ternyata Rudi sibuk menemani mamanya di luar kota. Pantas gak ada muncul ketua gank.

"Rudi gak disini. Dia sibuk temani mamanya. Kita pergi berdua saja ya?" tanya Hera memastikan. Hari mulai sore, mereka masih disibukkan dengan kegiatan di luar rumah.

"Ya sudah ayo kita pergi." ajak Hasyim berdiri menuju motornya yang diparkir. Hera menyusul setelah membuang kotak es teh mereka. Jika orang lain mengira bahwa mereka pacaran.

"Mereka pacaran deh!" ucap anak muda yang masih didengar Hera saat melintas. "Cocok ya, sama tinggi. Lakinya gagah dan perempuannya cantik." ucap mereka lagi sambil berbisik.

Hera tersenyum menanggapi ucapan anak muda tersebut. "Mungkin mereka anak SMA." batinnya. "Mereka gak tahu saja kalau Hasyim itu es kutub, mengalahkan Aldo yang pura-pura jaim demi menutupi kebusukannya." batin Hera miris.

Dia merasa kesal karena begitu saja percaya pada Aldo. Ternyata Aldo memiliki niat terselubung menjadikannya kekasih. Hasyim sudah siap dengan kendaraannya. Hera masih saja belum naik ke atas boncengannya.

"Ayo naik." tegur Hasyim, akhirnya Hera sadar jika dia melamun. Hera naik di atas boncengan Hasyim lalu menuju pusat perbelanjaan. Sampai pada tujuan, Hera turun dari boncengan dan mengajak Hasyim masuk untuk mencarikan kado buat Rika.

"Tas kerja gimana?" tanya Hera pada Hasyim. Kini mereka masuk pada Toko Tas yang termasuk bagus meski bukan branded. Melihat-lihat sepertinya akan cocok digunakan oleh Rika aaat kerja nanti menjadi bidan.

"Bagus juga." jawab Hasyim mengikuti Hera dibelakangnya. Sudah seperti pacar atau bahkan body gard nya. Hasyim tidak begitu suka belanja, tetapi jika dimintai pendapat cukup cocok seleranya.

"Gimana kalau tas ini, bagus gak?" tanya Hera pada salah satu tas yang berwarna hitam, cocok buat kerja. Karena warna hitam netral, akan cocok jika digunakan dengan warna lain.

"Bagus warnanya. Tapi modelnya terlalu meriah kalau untuk kerja." ujar Hasyim jujur. Dia tidak suka jika orang yang terlalu menor atau glamor. Dia suka jika berpakaian sederhana tapi terlihat mewah.

"Iya sudah, cari lain lagi." gumam Hera pelan, meninggalkan tas yang menurutnya bagus. Mencari dan terus mencari hingga akkhirnya mendapatkan yang cocok.

"Ini bagus gak?" tanyanya lagi. Hasyim mengangguk setuju. "Bener kan?" tanya Hera kurang yakin. Hampir tiga puluh menit mereka berkeliling, akhirnya dapat juga yang cocok.

"Alhamdulillah akhirnya dapat juga." gumam Hera pelan, kini mereka menuju kasir untuk membayar tas yang dicari. Hasyim memberikan uang lima puluh ribu. Hera terima dengan senang hati!

"Itu suami isteri ya? Masih muda ya!" bisik-bisik para ibu-ibu yang hendak membayar di kasir. Mereka mengira bahwa Hera dan Hasyim adalah suami isteri. Padahal mereka sahabat dan tetanggaan.

"Itu impianku tan, tapi Hasyimnya kagak peka." gerutu Hera dalam hati, dia cemberut sambil membayar tas yang dibelinya. "Berapa Mbak?" tanyanya.

"Enam puluh ribu Mbak." jawab Mbak Kasirnya. Hera menyerahkan uang seratus ribunya dan menerima kembalian empat puluh ribu. Kemudian mereka keluar toko untuk pulang.

Saat diparkiran Hera mengembalikan uang Hasyim dua puluh ribu, bahkan dia akan minta pada Rudi tiga puluh ribu. Lihat, Hera sangat untung bahkan tidak ikut membayar!

"Ayo. Pulang kan?" tanya Hasyim, Hera menjawab dengan deheman saja. Dia naik ke atas motor, Hasyim menjalankan motor dengan kecepatan sedang.

Hera mengambil ponselnya, mengabari kepada Rudi jika mereka harus mengumpulkan uang untuk memberikan Rika hadiah wisuda. Rudi setuju saja.

"[Kalian atur saja, besok kita ketemu di gedung SR untuk foto-foto]" balas Rudi, karena dia masih di Kota L. Malam hari dia akan kembali.

"[Okey. Siap bos]" balas Hera semangat. Beberapa menit diperjalanan, mereka tiba di Jalan Merpati. Hera turun tepat di depan rumahnya, begitu juga dengan Hasyim.

"Ternyata cepat juga." gumam Hera pelan sehingga Hasyim tidak mendengarnya. Hera masuk dalam rumah setelah mengucapkan terima kasih.

"Thank you Mas Bro." ucap Hera jujur, dia masuk ke dalam rumah dengan mengucapkan salam.

"Waalaikumsalam." jawab Ibu Ros. "Lama juga keluarnya nak?" tanya ibu. Ibu sedang menyiram tanaman yang sudah makin banyak dan subur. Waktu menunjukkan pukul 16.00, makanya menurut ibu, Hera pergi cukup lama.

"Iya bu. Tadi ada urusan di kampus, terus beli kado sekalian buat Rika besok bu." jawab Hera meski tidak sepenuhnya bohong. Hera mencium punggung tangan ibunya.

"Hera masuk kamar ya bu, mau mandi dan sholat." pamit Hera pada sang ibu. Ibu hanya mengangguk saja.

Hera masuk dalam kamar menyimpan tas yang sudah dia beli, menyimpan tas dan ponselnya di atas nakas. Dia baring di atas kasur empuknya untuk melepas penatnya kepala.

"Huft." Hera menghela nafas kasar tanda lelah. "Aku harus gimana ya? Apa aku lanjutkan atau putus saja? Semuanya sudah seperti perselingkuhan deh." gumam Hera pelan sambil berpikir apa tindakan yang harus dia ambil.

"Okey, aku dengarkan dulu penjelasannya, kalau masuk akal maka aku akan memaafkannya." gumamnya yakin. Dia bangkit untuk mandi dan berwudhu serta melaksanakan kewajibannya sebagai muslimah.

Usai dengan segala kegiatannya, Hera ke dapur membantu ibu memasak untuk makan malam. Saat di dapur ponselnya berdering tanda ada yang menelfon.

"Ponselmu bunyi nak." ujar sang ibu, merasa bahwa ponsel Hera sangat mengganggu. Mungkin sudah tiga kali berbunyi makanya ibunya bersuara.

"Iya bu." jawabnya singkat meninggalkan sang ibu di dapur. Tidak ada yang dikerja selain memanasi sayur yang sudah dibuat pagi tadi.

"Siapa sih? Berisik banget." omel Hera menuju kamarnya mengambil ponsel pintarnya. "Eh, nomor barus, siapa ya?" tanyanya pada diri sendiri sebelum mengangkat panggilannya.

"[Halo, dengan siapa?]" tanya Hera tanpa basa basi. Dia penasaran, siapa nomor baru yang menghubunginya?

"[Hai sayang, aku Aldo. Kenapa pesanku gak dibalas?]" tanyanya. Hera heran kenapa Aldo menggunakan nomor baru?

"[Aku belum sempat baca pesan]" jawabnya jujur. "[Ada apa Aldo?]" tanya Hera dingin. Dia menghela nafas panjang untuk meredakan emosinya mengingat siang tadi di kampus.

"[Aku boleh ya ke rumah kamu? Aku mau menjelaskan semuanya Hera supaya tidak terjadi kesalah pahaman diantara kita]" ucap Aldo memelas supaya diberi kesempatan untuk menjelaskan kejadian sesungguhnya.

"[Malam ini gak bisa Aldo, aku sibuk kerja tugas]" tolaknya secara halus. Dia masih enggan menerima Aldo dan juga mendengarkan penjelasannya.

"[Okey. Maafkan aku Hera]" ucap Aldo sebelum menutup panggilannya. Hera bernafas lega, setidaknya Aldo mau mendengar alasannya belum ingin bertemu. Meski alasannya adalah tugas, seharusnya Hera dapat berkata jujur.

Malamnya Hera makan malam bersama keluarganya, ada Ayah Rahim, Ibu Rosita, Hera, dan sang kakak yaitu Udin. Makan malam dengan khidmat, hanya suara piring dan sendok yang berbunyi semua diam dengan pikiran masing-masing.

...****************...

Terima kasih sudah mampir dikarya sederhana Hani ♥︎

1
Hani
Hera: ayo bikin acara?
Nurul Hanifah
enak makan2
Nurul Hanifah
semangat update thor
Nurul Hanifah
sukses
Nurul Hanifah
berkarya sesuai dengan kemampuan, jika masih sepi pembaca maka sabar.
Nurul Hanifah
semangat update thor....
Hani
Assalamu'alaikum wr wb. Mampir yuk dikarya sederhana Hani ♡ jangan lupa like dan komen buat Hera ☆
Nurul Hanifah: selalu mampir di karya mu thor
total 1 replies
Hani
siap siap
Hani: siap kk. mksh
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡: semangat 1 iklan buat semangat nya, maaf ya cuma iklan🙏✌
total 2 replies
Nurul Hanifah
semangat berkarya thor, abaikan orang yang ingin menjatuhkan mu. buktikan jika kamu pantas menjadi pemenang nya
Nurul Hanifah
semangat update thor
Nurul Hanifah
dah baca sampai selesai sovvia?
Nurul Hanifah
Aldi kayak anak pertama donk!!!
Nurul Hanifah
Hera Hasyim dan Rika Rudi
cocok
💫0m@~ga0eL🔱
oma mampir, semngat Hani, lanjuut 💪
Hani: maaf ya Oma, aku belum sempat mampir dikarya Oma /Pray/
Hani: Terima kasih Oma, semoga suka dg karya aku.
total 2 replies
sovvia
wah lanjut terus Thor
Hani: semangat semangat hehehe
sovvia: wah bab baru nih kak
total 3 replies
sovvia
lanjut /Smile/
Hani: semangat juga Sovia berkarya
sovvia: iya kak hani /Kiss/
total 3 replies
sovvia
lanjut kak
Hani: makasih sudah jadi supporter utama /Smile//Pray/
total 1 replies
Nurul Hanifah
Sahabat laki dan perempuan akan ada yg jatuh cinta...
Nurul Hanifah: tapi dari judul saja sudah kentara thor
Hani: bener banget. lebih bagus jika kedua saling mencintai
total 2 replies
Nurul Hanifah
Keren karya baru lagi thor
sovvia
aku tunggu bab berikutnya kak
sovvia: sama kak hani
Hani: terima kasih Sovvia
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!