NovelToon NovelToon
Midnight Class

Midnight Class

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / TimeTravel / Reinkarnasi / Perperangan / Kutukan / Penyelamat
Popularitas:214
Nilai: 5
Nama Author: Rheanzha

Tiga sekolah besar dibangun pemerintah untuk menampung anak-anak yang memiliki talenta. Salah satu dari tiga sekolah itu, membuat sebuah kelas khusus untuk mereka yang mempunyai potensi terpendam dan dapat membantu negara, dan dengan berbagai cara mereka mencari dan memasukan anak-anak yang memiliki bakat khusus untuk masuk kesekolah mereka.


Seorang programer yang merahasiakan identitasnya, tiba-tiba didatangi tiga orang kepala sekolah ternama, agar bergabung dengan mereka. Setelah bergabung, dia juga dimasukan ke kelas zero dengan kode name 'RAVEN', sebagai seorang programer dengan rekannya Mius, agar bisa dilatih menjadi agen rahasia pemerintahan.


Satu per satu identitasnya mulai bermunculan, bersamaan dengan kebenaran akan dirinya yang ada di sekolah itu.
.
.
.
.
semua itu terjadi di-

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rheanzha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Night 23: Putri ke-2

Julian telah selesai dirumah Inka setelah mendapatkan persetujuan dari Inka dan orangtuanya. Dia kini tengah melanjutkan mobilnya menuju rumah gadis yang harus dia bawa berikutnya.

"Permisi, selamat sore ..." ujar Julian saat pintu rumah itu terbuka dan muncul orang yang membukanya.

"Iya, ada yang bisa saya bantu." ucap wanita itu.

"Apa benar ini rumah dari Nuha Yurihama?"

"Iya benar, saya Ibunya."

"Boleh saya masuk dan membicarakan sesuatu." pinta Julian.

Wanita itu mempersilahkan Julian masuk dan menyuguhkan minuman untuknya.

"Perkenalkan, saya Julian Andrew, Kepala Sekolah dari Akademi Bright Hawk, dan ini kartu nama saya."

Julian memberikan kartu namanya dan wanita itu memperhatikan kartu nama yang dia pegang itu.

"Jadi, ada urusan apa tuan kerumah saya?"

"Saya langsung keintinya, saya ingin puteri Ibu belajar disekolah kami, dan kami sangat menginginkan dia ada di sana."

"Apa bisa saya membicarakan hal ini dengan suami dan anak saya?"

"Tentu saja bisa, tapi saya harap bisa mendengar jawabannya hari ini, soalnya besok saya harus mengurus kepindahannya serta saya juga masih harus menjemput beberapa anak lagi di Negara lain." jawab Julian

"Bisa tunggu sebentar, saya akan menghubungi mereka agar segera untuk pulang."

"Iya. Silahkan."

(Satu Jam Kemudian)

Suara bel rumah itu berbunyi. Seorang pria paruh baya berjalan masuk kedalam rumah dengan raut wajah yang terlihat sedikit cemas diwajahnya.

"Maaf, apakah anda sudah lama menunggu?" tanya pria itu saat dia berhadapan dengan Julian

"Hal itu tidak menjadi masalah bagi saya." jawab Julian.

"Saya sudah mendengar sebagian besarnya dari istri saya tujuan anda di sini. Tapi, hal itu tidak mungkin dapat saya percayai."

"Saya mengerti maksud anda, tapi sebelum itu karena Nuha dan kalian berdua juga sudah berkumpul." Julian mengeluarkan sesuatu dari tasnya dan meletakan di atas meja.

"Apa yang kamu lakukan? Apa kamu itu gila?" ujar Ayah Nuha atas apa yang dilakukan Julian.

"Nuha ... silahkan ambil!" ujar Julian menghiraukan perkataan Ayahnya Nuha.

"Yang mana yang harus saya ambil?" tanya Nuha.

"Yang menarik hatimu." jawab Julian.

Nuha langsung berdiri dan mendekati Julian, mengambil apa yang diletakan Julian di atas meja. Apa yang dilakukan Nuha membuat kedua orangtuanya dipenuhi tanda tanya.

"Tuan ... apa benar saya bisa bersekolah di tempat anda?" ucap Nuha setelah dia mengambil buku itu.

"Tentu saja." jawab Julian.

"Nuha ..." panggil orangtuanya.

"Apa yang kamu lakukan? Apa kamu ikutan menjadi gila?" tanya Ayahnya dengan tatapan geram.

"Maksudnya?" Nuha bertanya-tanya.

"Kamu percaya dengan perkataan dia yang terlihat seperti penipu itu. Dan lagian apa yang kamu lakukan bertingkah seperti orang gila, dan mengikuti apa yang dia lakukan." ujar Ayahnya menaikan suaranya.

Nuha tidak tahu kenapa Ayahnya tiba-tiba marah dan memberikan wajah yang tidak bersahabat.

"Maksud Ayah, yang aku lakukan tadi! Aku hanya mengambil buku yang dia keluarkan. Memangnya aku terlihat gila darimana nya, Ayah?" ujar Nuha, namun kedua orangtuanya menunjukan ekspresi bingung dan aneh.

"Tunggu! Ayah dan Ibu tidak melihat buku yang aku pegang dan buku yang ada dimeja? Apa mereka benaran tidak melihatnya, Tuan?" tanya Nuha memandangi orangtuanya lalu menatap Julian.

"Benar. Orangtua kamu tidak bisa melihatnya." jawab Julian.

"Benarkah!! Waw, orang yang membuatnya pasti jenius." ujar Nuha antusias dengan mengangkat buku yang dia pegang ke langit dan menatapinya.

Kedua orangtua Nuha dibuat bingung dengan tingkah dari Putrinya itu. Mereka tidak mengerti yang dia bicarakan dan mereka hanya melihat Putrinya itu seperti sedang berhalusinasi.

"Maaf kan saya Pak, Bu. Saya mengerti jika kalian tidak percaya dengan saya. Saya akan menunjukan sesuatu untuk kalian mempercayai saya."

Julian mengeluarkan benda yang mirip seperti Smartphone dari sakunya dan melakukan apa yang harus dia lakukan dengan benda itu. Suara yang terdengar seperti suara shooter kamera membuat Nuha yang sibuk dengan buku ditangannya memandangi Julian.

"Semoga ini bisa menghilangkan kecurigaan kalian, dan alasan saya mencari anak anda." jelas Julian memberikan benda itu

[ Nama. : Nuha Yurihama (Prudr

Valkyrie)

Tanggal Lahir : 18 Agustus 2073 (933 tahun)

IQ : 170

Hobby. : Bermusik, Bermain Drum

Innate : (Line of Judgment), (Absolute

Domain), (Valkyrie) ]

"Bisakah arahkan lensa kameranya ke arah saya?" pinta Julian.

Nuha yang memegang benda itu segera mengikuti apa yang dipinta Julian, mengarahkan lensa kamera benda itu ke dirinya. Tidak lama setelah itu, benda itu secara otomatis memotret Julian dan terlihat beberapa data yang muncul dilayar benda itu.

[ Nama : Julian Andrew (Syadim)

Tanggal Lahir : 20 Desember 2046

IQ : 177

Innate : Mind Paralel, Stealth

State : Kepala Sekolah Bright Hawk ]

- Dan beberapa data serta keterangan lainnya.

"Maafkan saya atas sebelumnya." tutur Ayah Nuha menunduk.

"Haha ... Tak perlu kalian pikirkan tentang hal itu." jawab Julian.

"Wah ...! Benda apa ini? Bisa memotret sendiri lalu keluar biodatanya." ujar Nuha kembali antusias.

"Aku tidak tahu apa nama pasti alat itu. Dia hanya bilang itu tiruan dari God Eye's yang dia punya."

"God Eye's, namanya terdengar keren ... siapa yang membuatnya?" tanya Nuha dengan wajah yang berseri.

"Seorang sahabatku, seorang programer yang membuat Red Pupil's yang kini dipakai seluruh dunia, serta seorang siswi di Sky Heaven." jawab Julian.

"Apakah saya bisa bertemu dengan dia kalau saya pindah ke sana?" tanya Nuha semakin antusias.

"Tentu saja. Dia sangat berharap kamu di sana. Dia juga mengirim saya dan kedua Kepala Sekolah yang lainnya untuk menjemput kamu dan yang lainnya."

"Benarkah itu!" tutur Nuha berlonjak senang.

"Apakah anda ingin menjemput dia juga?" tanya Nuha menunjuk ke arah meja.

"Ya. Dia orang terakhir yang akan saya jemput."

"Orang terakhir? Apakah ada yang sebelum aku?" ujar Nuha dan dijawab dengan senyuman oleh Julian.

Nuha kini sedang diliputi rasa gembira yang tak bisa dia bendung lagi sambil bersenandung. Julian melanjutkan obrolannya dengan orangtua Nuha.

"Jadi ... bagaimana keputusan kalian berdua?"

"Melihat ekspresi dan tingkah senangnya, saya tidak berani untuk menghancurkannya." tutur Ibu Nuha.

"Kami akan menerimanya." lanjut mereka berdua.

"Kalau begitu, besok kita akan berangkat setelah mengurus surat perpindahan Nuha disekolah. Barang-barang yang akan dibawa Nuha nanti akan ada yang menjemputnya. Kalau begitu, saya permisi." ujar Julian menyalami orangtua Nuha dan meninggalkan rumah Nuha.

......................

1
「Hikotoki」
ditunggu novel fantasy isekainya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!