Bukan musuh tapi setiap bertemu ada saja yang diperdebatkan. Setiap hari mereka bertemu, bukan karena saking rindunya tapi memang rumah mereka yang bersebelahan.
Mungkin peribahasa 'witing tresno jalaran soko kulino' itu memang benar adanya. Karena intensitas keduanya yang sering bersama membuat hubungan antara mereka makin dekat saja.
Di usia Abhista Agung yang ke 31, masalah muncul. Dia ditodong untuk segera menikah, mau tidak mau, ada atau tidak calonnya, ibu Abhista tak peduli! Yang penting ndang kawin, kalau kata ibunya Abhi.
Lalu bagaimana cara Abhi mewujudkan keinginan sang ibu? Apa dia bisa menikah tahun ini meski calonnya saja belum ada?
Ikuti kisah Abhista selanjutnya di Emergency 31+
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Sae
Di depan sana sudah ada Sae yang menatap nyalang ke arah gadis yang direncanakan akan dia nikahi akhir bulan ini. Semua rencananya untuk memiliki Deepika seutuhnya gagal berantakan karena ulah Lisa. Betapa marahnya Sae kala tau Lisa berbuat gila dengan menyabotase pekerjaan Juan dengan menyelipkan hasil perbincangan mereka setelah melakukan adu kelamin beberapa bulan lalu. Tentu saja Sae tidak tau jika Lisa bisa selicik itu. Selain rekaman suara yang mengudara membuka tabir kepalsuan yang sengaja dia tutupi untuk terus bisa bersama dengan Deepika dan menggenjot Lisa, Lisa ternyata juga punya rekaman video sejak awal dirinya berhubungan badan dengan wanita licik itu. Ya, Sae menyebut Lisa si licik!
Bagaimana tidak licik, jika wanita itu datang sendiri atas kemauannya, tanpa adanya paksaan mereka melakukan hubungan terlarang yang terus terulang ketika mereka punya kesempatan, tapi hanya Sae yang di cap buruk oleh masyarakat. Dituding sebagai bajingan, diputuskan pacar, dipecat dari pekerjaan, serta lebih parahnya lagi.. Sae harus menikahi Lisa karena desakan keluarga Lisa yang mendengar berita viral tentang anaknya hampir di seluruh media sosial.
Bagi Sae Bagus Kuncoro, menikahi Lisa adalah mimpi buruk! Dia hanya terpikat sesaat oleh rayuan serta tubuh Lisa tapi akibat dari ketertarikan sesaat itu dia harus menanggung sesal seumur hidup!
Lisa hamil! Dan sudah bisa dipastikan jika itu adalah anaknya. Bagaimana bisa dia sesial ini? Bahkan dalam mimpi pun Sae tidak pernah membayangkan akan menikah dan menjadi suami Lisa. Karena baginya, Deepika lah satu-satunya gadis yang mampu membuatnya bahagia.
"Kita baru berpisah dua hari.. Dan kamu sudah berani dekat dengan laki-laki lain Dee? Apa semudah itu kamu hilangkan kenangan tentang kita? Apa semudah itu buatmu menghapus namaku dari hatimu? Kenapa bisa begitu...? Aku saja mati-matian ingin kembali padamu karena rasa ini hanya satu.. Untuk mu! Tapi kamu menyepelekan perasaan ku." Sae berucap dengan didengarkan angin.
Sae sengaja menunggu Deepika pulang kerja karena ingin kembali mencoba meluluhkan hati Deepika. Sae sangat yakin jika Deepika bisa memaafkannya, syarat apapun akan Sae sanggupi asal bisa kembali merajut kasih dengan Deepika, gadis yang dia cintai.
Tapi sayang, Sae terlalu percaya diri. Karena pada kenyataannya sekarang ini dia bisa melihat senyum dan tawa renyah Deepika ketika ada seseorang yang menjemputnya pulang kerja. Lelaki itu bahkan datang lima belas menit sebelum Deepika keluar dari gedung perkantoran itu.
"Atau jangan-jangan selama ini, kamu lah yang selingkuh dari ku Dee? Makanya kamu bisa santai aja meski kita udah bubar kayak gini. Enggak.. Aku nggak mau kita berakhir seperti ini Dee. Aku dan kamu itu tercipta untuk menjadi satu. Aku masa depan mu! Bukan masa lalu mu! Aku yang berhak memiliki kamu! Bukan orang lain! Dan hanya aku yang boleh mendapatkan semua yang ada di dirimu.. Senyummu, cintamu, suara manja mu, bahkan mungkin... Tubuhmu."
Dan Sae seperti hilang akal. Dia dikendalikan oleh amarah dan obsesinya terhadap Deepika. Darahnya mendidih melihat senyum Deepika tak lagi ditujukan untuknya.
"Harusnya dulu aku bisa merawanin kamu sebelum kita pisah kayak gini. Jadi nggak ada alasan buatmu untuk menolak ku karena aku adalah orang pertama yang memasuki mu! Tapi tunggu... Aku tetap bisa melakukannya dengan mu meski kamu udah bukan lagi jadi pacarku. Dan aku pastikan kamu akan mengemis memohon untuk kembali pada ku setelah aku melakukan itu padamu Dee.. Sayang sekali, aku harus berpikir sejahat ini.. Tapi mau bagaimana lagi. Kamu yang lebih jahat karena nggak mau kembali bersama ku. Dan aku hanya memperjuangkan apa yang selama ini kita lalui bersama. Tunggu aja Dee.. Aku pastiin kamu akan kembali padaku!"
Rencana gila itu muncul begitu saja kala melihat Deepika dijemput oleh Abhi, lelaki yang sering Sae lihat ketika bertamu ke rumah Deepika. Lelaki yang Sae anggap hama karena sangat menggangu hubungannya dengan Deepika.
"Mas, beli roti tadi di mana ya?" Tanya Deepika membuka obrolan di antara mereka.
"Suka?" Tanya Abhi menatap lurus ke depan.
"Suka! Enak. Beli lagi yok. Jauh nggak belinya?"
Deepika antusias sekali, dengan mata berbinar dia sudah membayangkan kembali menikmati roti lezat yang sama persis seperti tadi pagi dia nikmati. Deepika memang selalu ekspresif. Raut wajahnya bisa berubah-ubah sesuai moodnya. Berbeda dengan mas pengacara di kursi pengemudi itu, di dalam kamusnya hanya terdapat satu ekspresi yang diperlihatkan pada orang-orang, yaitu muka datar tanpa senyuman.
"Jauh kalo jalan kaki." Ucapnya asal.
"Lebih jauh lagi kalo jalannya pake satu kaki! Dih!"
Dan lihatlah, muka cerah ceria yang tadi ditunjukkan Deepika sekarang berubah kecut cemberut bin merengut.
"Kamu memang seperti itu?" Tanya Abhi yang belum bisa dimengerti oleh Deepika.
"Seperti itu apa? Kalo ngomong jangan sepatah dua patah kata bisa nggak sih mas? Kamu nggak lagi pidato lho! Orang pidato aja panjang banget, nggak kayak kamu gini! Aku yakin klien mu pasti kamu suruh pake bahasa kalbu kalo komunikasi sama kamu saking malesnya kamu ngomong sama orang lain." Dan kembali Deepika menggerutu.
"Owh aku lupa, kamu penyiar radio. Ya udah.. Lanjutin aja ngomelnya. Aku anggap lagi nonton streaming mu langsung di depan mata." Jawaban dari Abhi yang membuat Deepika memukul pelan lengan Abhi.
"Iiiih apa sih mas, aku nggak ngerti! Kamu ngomongnya mbok ya yang jelas gitu to!"
"Kamu ekspresif, cerewet, lucu. Perasaan dulu kamu nggak kayak gini." Abhi berusaha tidak mengembangkan senyumnya.
"Dari dulu juga aku gini kali mas! Gimana mas Abhi bisa kenal karakterku, lha kan kita nggak pernah sedekat itu, mas sibuk kerja berangkat pagi pulang malem. Aku juga. Dan baru tiga kali ini kita ada di situasi sedekat ini. Ada di satu mobil! Ngobrol banyak, bisa lihat mas Abhi dari dekat, dan bisa tau kalo mas itu orangnya nggak semenyebalkan itu. Mas bukan cuek tapi emang kalem luar dalam!" Ucap Deepika sambil manggut-manggut seperti sedang menilai sesuatu.
"Oowh.."
"Hanya ooh? Serius? Kayaknya aku bakal cepet ubanan kalo sering ada di dekatmu mas! Kenapa dari semua kata di dunia, kamu memilih satu kata 'ooh' sih mas?! Nggak enak banget didengernya!"
"Kamu mau aku ngomong apa Deep?" Tanya Abhi yang makin membuat Deepika gemas.
"Dah lah mas. Udah nggak mood aku ngobrol sama kamu!"
Deepika melihat ke arah luar, tak ingin melanjutkan obrolan sepihak antara dirinya dan Abhi karena jelas dia bukan manusia yang memiliki stok kesabaran berjilid-jilid ketika diminta menghadapi mas mas jarang bicara satu ini.
Mobil berhenti di toko roti yang menjadi langganan Abhi. Karena tak tahu alasan Abhi menghentikan mobilnya, Deepika sampai melihat ke sekeliling dan kembali bersuara.
"Ini kita di toko roti mas??"
"Di mobil. Turun dulu, masuk ke sana. Baru bisa dikatakan kalau kita ada di toko roti."
"Iya iya si paling pinter iya. Oke yok borong roti!!!"
Deepika mengepalkan tangannya seperti tinju ke udara. Dengan sigap Abhi membukakan pintu toko yang tertutup kaca transparan, Deepika ingat... Momen seperti ini pernah Deepika terima dari Abhi saat mereka pergi jalan-jalan bersama kedua keponakan Abhi. Perbuatan simpel tapi manis! Dan Deepika akui, dia suka diperlakukan semanis itu oleh Abhi.
Setelah mendapatkan apa yang Deepika mau, mereka kembali ke dalam mobil untuk melanjutkan perjalanan pulang karena memang sudah hampir jam 21.00 malam.
"Mau makan dulu?" Tanya Abhi pelan.
"Eh apa mas??" Deepika melotot mencoba kembali menajamkan indera pendengarannya.
"Aku tanya.. Mau makan dulu Deep?" Ulang Abhi.
"Gusti.. Kok aku tadi dengernya, 'aku sayang kamu' Dih.. Kuping banyakan dengerin orang ghibah ya gini! Konslet!"
Abhi sedikit terkejut dengan gaya bicara Deepika yang ceplas-ceplos.
'Bisa-bisanya gadis itu terlihat santai setelah bilang seperti itu tadi. Dan apa ini... Kenapa dadaku jadi nyut-nyutan gini? Apa aku perlu ke dokter ahli jantung abis nganterin si cempreng ini?'
ganbatte ne ✊✊
fighting ✊ ✊
inget gak kata Abhi, kamu bakal cemburu hanya dg mendengar nama Abhi disebut sama ciwik lain 😌
skrg keknya terbukti deh, dah betmut kan kamu?! 😅🤣
astaghfirullah minal khotoyaaaa