Tuan Alaxander Almahendra adalah seorang CEO dan tuan tanah. Selain memiliki wajah yang tampan ia juga pintar dan cerdas dan nyaris sempurna. Namun, siapa sangka di balik kesempurnaan fisik dan kecerdasannya tuan Alex terkadang sangat kejam terkesan tidak berprikemanusiaan. Ia seperti tenggelam dalam lorong hitam yang menggerogoti jiwanya.
Nayla De Rain gadis canti dengan paras sempurna. Setelah mengalami kegagalan dengan Fandy ia memutuskan untuk menikah dengan Zainy lelaki yang tida di cintainya. Namun, sebuah peristiwa membuatnya tertangkap oleh anggota tuan Alex dan di bawa ke menara dengan seribu tangga memutar.
Nasib baik atau buruk yang menimpa gadis bernama Nayla iti malah mempertemukannya dengan tuan Alex. Entah tuan Alex dan anggotanya akan akan menyiksa Nayla seeprti yang lainnya atau malah menjadikannya tahanan abadi. Novel 'REMBULAN YANG TENGGELAM' adalah kisah cinta dan balas dendam. Para tokoh mempunyai karakter unik yang membuat mu jatuh cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dongoran Umridá, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Balas dendam
"Sungguh menyenangkan andai aku tertarik dengan tubuh seksi mu itu. Aku pasti bisa mempermainkan mu dengan sesuka ku, aku yakin kamu pasti tidak akan menolak ku. Begitu tergila-gilanya kamu pada ku? Namun sayangnya sedikit pun aku tidak tertarik pada mu, bahkan aku muak mu."
Tambah tuan Alex melepaskan jambakannya dengan kasar. Membuat gadis itu mengerang kesakitan. Tuan Alex meludah tepat di depan gadis itu.
"Bawa gadis gila ini ke tahanan para perempuan. Aku tidak lupa bahwa tahanan di sini adalah lelaki bajingan. Aku tidak mau sampai ada tahanan yang melahirkan di neraka yang ku buat ini." Perintah tuan Alex.
Si pengawal langsung mendekati si gadis, menyeretnya dengan kasar. Mereka benar-benar memperlakukannya sperti binatang. Membuat si pemilik bar mencaci-maki mereka dengan geram. Ia tidak peduli lagi bagaimana situasinya saat ini. Makian itu berhenti ketika tuan Alex memasukkan ujung sepatunya ke mulut si pemilik bar
"Bagaiamana rasanya jika saudara mu di perlakukan seperti binatang? Apa rasanya sakit? Sesak dan panas? Oh ya, aku baru ingat bahwa kamu tidak bisa merasakan apapun karna kamu tidak punya hati. Ah, pasti pertanyaan ku percuma."
Gumam tuan Alex membuat lelaki pemilik bar itu terdiam memandanginya denga penuh kebingungan dan tanda tanya, menerka-nerka siapa gerangan lelaki tampan yang kejam ini. Sepertinya lelaki ini tau kelakuan bejat dan kelakuan bajingannya di masa lalu. Tuan Alex tersenyum sinis melihat pandangan itu.
"Pertanyaan yang bagus. Kamu sungguh penasaran? Apa kamu masih ingat peristiwa Villa Green palace?" Tuan Alex membuat wajahnya bermimik serius. Si pemilik bar terlihat bingung, seolah berusaha mengingat sesuatu, lalu wajahnya berubah pucat pasi dan tubuhnya gemetaran.
"Ku tanya sekali lagi, apa kamu masih ingat peristiwa green palace? Jawab yang benar!"
Bentak tuan Alex membuat ketiga tahanan lainnya terkejut dan gemetaran. Si pemilik bar itu mengangguk ketakukan. Bibirnya gemetaran menduga-duga apa yang akan terjadi selanjutnya. Wajah tuan Alex berubah memerah. Terlihat luka yang dalam dan amarah yang amat besar di wajah tampan miliknya. Matanya memerah dan air mata hampir jatuh dari pipinya.
"Kamu ingat gadis kecil berusia 14 tahun di halaman villa itu?" Kini suara tuan Alex terdengar di tekan dan terkesaan gemetar, penuh luka di setiap kata dan tanya yang keluar dari mulutnya. Mendengar pertanyaan menakutkan itu si kepala botak terdiam. Ia ingat jelas peristiwa itu. Ketika itu ia bersama tujuh orang rekannya tertawa melihat villa itu terbakar namun mata mereka tertuju pada seorang gadis yang cantik bayi kecil berada di gendongannya. Ia ingat jelas wajah gadis kecil itu begitu polos. Bayi kecil yang imut tanpa dosa berada di dalam gendongannya. Masih jelas dalam ingatannya gadis yang masih kecil itu terkejut ketika tiba-tiba villa meledak dan terbakar. Wajah gadis itu terlihat cantik di bawah cahaya rembulan. Rambut panjangnya tanpak bercahaya di bawah sinar bulan. Bayangan bagaimana mereka membunuh gadis kecil dan bayi kecil dan melenyapkan semua bukti, jeritan semua orang yang mereka bunuh di villa itu. Siapa sangka kalau ternyata kejadian itu bukan hanya di saksikan oleh-oleh pohon jati dan rembulan malam? Si pemilik bar bemar-benar bergidik ngeri dan ketakutan. Keringat dingin bercucuran di wajah dan seluruh tubuhnya.
"Dari ekspresi yang kau tunjukkan pasti kamu sudah memutar rekaman mengerikan itu. Jadi, agar kalaian tau..." Tuan Alex membuat jeda di kalimatnya itu. Ia memandangi satu persatu ke lima tahanan itu dengan penuh dendam dan luka.
"Agar kalian tau, aku adalah jiwa gadis kecil dan bayi mungil itu, aku terlahir sebagai rembulan malam itu untuk membalas dendam dan sakit hati orang-orang yang mati tanpa dosa saat itu. Aku Alexander Al mahendra akan menciptakan neraka untuk kalian di dunia ini."
Tuan Alex terlihat begitu terluka, bahkan lelaki itu kini gemetar dan menitikkan air mata. Andan memberikan kursi pada tuan Alex dan menuntunnya duduk di kursi. Ia faham betul dengan tuan Alex. Kemudian Andan mendekati si pemilik bar itu. Lalu memandanginya dengan pandangan tajam seperti binatang buas yang siap menerkam mangsa. Lelaki tegap itu memberikan isyarat pada para pengawal. Pengawal yang di beri isyarat itu langsung mengeluarkan korek api dari saku masing-masing dan memulai penyiksaan pada empat orang tahanan itu.
Tuan Alex merasakan hatinya terguncang. Rekaman tragedi memilukan itu tidak pernah bisa di hapus olehnya bahkan setiap rembulan datang di malam hari lalu pergi lagi peristiwa itupun alan datang menyapanya. Melambai menuntunnya untuk balas dendam. Suara erangan dan jerit sakit dari mulut lima orang tahanan itu tidak membuat hati tuan Alex melembut . Hatinya masih sakit dan pedih. Andan mendekati tuan Alex yang masih duduk lalu membisikkan sesuatu di telinganya.
"Beritanya sudah menyebar."
Bisiknya memperlihatkan layar HPnya pada tuan Alex. Tuan Alex memperhatikan layar HP yang sodorkan padanya, meperhatikan artikel di sana dengan seksama lalu tersenyum puas. Berita tentang bar terkutuk itu sudah menyebar, benar sekali berita yang menyebar bahwa kejadian itu adalah murni kebakaran yang di akibatkan oleh kosleting listrik. Korban di duga mabuk saat kebakaran dan tidak bisa di identifikasi. Kira-kira begitu artikel yang di rilis hari ini.
"Tunjukkan padanya!"
Perintah tuan Alex kemudian. Andan mengangguk, lalu tersenyum sambil mengarahkan pandangannya pada si pemilik bar. Para pengawal yang sedang melakukan penyiksaan seketika berhenti saat tuan Alex mendekat. Andan memperlihatkan layar HPnya pada si pemilik bar. Ramly kepala pengawal mendekat, lalu menjambak rambut si pemilik bar memaksanya melihat layar HPnya Andan. Mau tak mau si pemilik bar itu melihatnya. Hatinya terasa panas. Andai bisa ia pasti sudah melempar HP itu ke lantai hingga berkeping-keping dan mematahkan tangan orang-orang yang menyiksanya, menyumpal mulutnya, medendangnya, menginjaknya hingga tulang-tulang remuk seremuk-remuknya. Namun tiada dayanya kini, rupanya roda di dunia ini terus berputar. Kemaren-kemaren dia membuat orang menderita di bawah langit timur bisa jadi hari ini dia di buat menderita di langit barat oleh orang lain.