"boleh nggak, aku cium kamu?"
"aku ingin melakukannya malam ini denganmu"
WARNING!!!
JANGAN MENJIPLAK, MENGCOPY, MENYALINDAN APAPUN ITU. MARI SAMA-SAMA MENGHARGAI DAN MENGHORMATI KARYA ORANG LAIN.. MAKASIH
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Agashi 김나리, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32
Aldo tertunduk lesu, tak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya.
"Al.. Kenapa?" Panggil Siska lembut. Aldo mendongak.
"Maaf" Hanya kata itu yang keluar dari mulut Aldo saat ini.
"Kamu nggak salah kok" Siska tersenyum.
"Tapi aku udah bikin kamu kayak gini, aku nggak becus jadi suami kamu. Nggak bisa lindungin kamu. Aku..."
"Ssstt.." Siska menaruh telunjuknya di bibir Aldo.
"Udah ya, aku nggak apa-apa kok" Siska menaruh kompresan dan menangkup wajah Aldo.
"Kamu kenapa diem aja di tampar sama Viona?"
"Nggak apa-apa, emang aku pantes kok di tampar sama dia. Aku udah jadi perusak hubungan kamu sama dia kan?" Siska menuturkan dengan suara lembutnya.
"Kenapa kamu ngomong gitu?" Aldo melepas tangan Siska.
"Karna sebelum aku disini, hubungan kalian kan baik-baik aja"
"Nggak, kamu nggak salah sayang.. Pokoknya kamu tenang aja, tadi aku udah mutusin Viona" Siska kaget dengan ucapan Aldo.
"Kok bisa?"
"Emangnya kenapa? Kamu nggak seneng?"
"Bukan gitu.. Tapi, emangnya kamu udah nggak cinta sama dia?"
"Nggak!" Tegas Aldo.
"Masih sakit nggak?" Aldo memegangi pipi kanan Siska yang masih sedikit memerah akibat tamparan pacarnya. Bukan sih, mantan pacar yang bener.
"Sedikit, tapi nggak apa-apa.. Udah di kompres juga biar nggak makin parah" Siska tersenyum simpul.
"Kamu mending balik aja ke audit, pasti kamu ditungguin kan? Lagian hari ini kan terakhir bazar. Pasti bakal lebih banyak kegiatan lainnya"
"Nggak deh, aku disini aja nungguin kamu"
"Cckkk.. Udah sana balik aja. Lagian aku udah nggak apa-apa"
" Beneran?" Aldo menatap manik Siska.
"Hmm.. Nanti aku kabarin kamu kalo butuh sesuatu"
"Bener ya? Kamu disini aja istirahat. Nanti kalo ishoma aku bakal kesini lagi" Siska mengangguk.
"Yaudah, aku ke audit dulu ya" Aldo mencium kening Siska lembut. Siska merasakan getaran hebat dalam dirinya, seperti terserang aliran listrik.
Jantungnya berdegup tak beraturan, tapi Siska sangat suka dengan perlakuan manis dan hangat yang Aldo berikan. Dulu sewaktu pacaran, mereka cuma bergandengan tangan. Itu pun dengan malu-malu. Karna mereka benar-benar saling menjaga agar tak terjerumus dalam pergaulan bebas.
Makanya, sewaktu Viona sering mengajak ke kos nya malam-malam. Aldo selalu menolak, bahkan Aldo pun tak pernah menyentuh selain tangannya.
Sampai di depan pintu, Aldo melihat Rendi sedang menuju ke UKK.
"Ngapain lo kesini?"
"Bukan urusan lo!" Aldo mencekal lengan Rendi agar tak masuk ke UKK.
Pasalnya, Siska hanya sendiri di dalam. Jika Aldo pergi, maka mereka akan berduaan di dalam.
"Siska mau istirahat, lo mending pergi deh!" Usir Aldo.
"Gue cuma mau ngecek keadaan Siska!"
"Nggak perlu, barusan gue udah dari sana. Siska cuma butuh istirahat" Aldo melepaskan tangan Rendi.
"Kenapa jadi lo yang ngatur? Emang lo siapa nya Siska?"
"Gue su.." Hampir saja Aldo keceplosan.
"Mantan pacar doang kan? Jadi, nggak usah berlebihan deh! Urusin aja pacar lo yang satu itu! Jangan biarin dia nyentuh Siska lagi. Kalau sampai dia ganggu Siska lagi, gue nggak akan tinggal diam!!"
Kedua tangan Aldo mengepal, bisa-bisanya Rendi bicara seperti itu di depan suami Siska sendiri. Ya memang itu semua ulah Viona saat menjadi pacarnya. Tapi, Aldo kan lebih berhak atas Siska bukan Rendi.
"Lo kenapa di bilangin ngotot banget sih?!"
"Karna gue suka sama Siska, jadi mendingan lo jangan ganggu Siska lagi. Mulai sekarang, gue yang bakal lindungin dia!"
Ddduuuaaaarrr!!!!!
Dada Aldo seperti di hantam palu, sakit sekali mendengar istrinya di cintai oleh orang lain. Mereka berdua beradu pandang, sama-sama tak mau kalah.
"Kok masih disitu Al?" Siska berjalan mendekat ke arah pintu saat melihat Aldo ternyata masih di sana.
Aldo menengok ke arah belakang, ia khawatir kalau Siska mendengar semua ucapan Rendi. Aldo sangat terganggu sekali, jangan sampai Siska lebih memilih Rendi ketimbang dirinya.
"Ah, ada Rendi juga rupanya"
"Kenapa kamu keluar, bukannya istirahat aja?" Aldo mengerutkan keningnya.
"Capek Al, lagian aku udah nggak apa-apa kok. Aku pengen balik ke stand aja deh"
"Lo beneran udah nggak apa-apa Sis?" Rendi membuka suara.
"Emmm.." Siska mengangguk dan tersenyum.
"Tapi kamu.." Aldo menatap Siska penuh khawatir.
"Nggak apa-apa, kamu tenang aja ya. Aku boleh kan ke stand dulu?" Siska meyakinkan sang suami agar tak terlalu khawatir.
Aldo mengangguk, mau tak mau ia mengizinkan istrinya intuk kembali ke stand. Kasian juga kalau di UKK cuma sendiri, lagian pasti Siska akan bosan.
Setelah mendapat persetujuan dari Aldo, Siska, Aldo dan Rendi kembali ke auditorium untuk acara bazar sampai nanti pukul 21.00.
Sampai di auditorium, stand nomer 16 sangat ramai membuat Anggi kewalahan.
Tapi Raka dan Miko ikut membantunya disana, karna kasian melihat Anggi sendiri melayani pembeli. Sedangkan tadi Rendi ijin akan menengok Siska sebentar.
"Haiii.. Sorry ya, gue datengnya telat" Siska sampai di stand.
"Ya ampun Sis.. Lo udah baikan?" Anggi mengecek pipi Siska yang tadi memar.
"Tenang aja, gue kan wonder woman!!"
Siska dan Anggi tertawa bersama. Di belakang Siska ada Rendi dan Aldo yang datang bersama.
"Itu kan mahasiswa baru yang tadi di tampar sama kak Viona bukan sih?"
"Iyaaa, weh.. Gilak tuh anak, ketua BEM di embat terus Atlet renang kampus kita juga. Wah parah emang"
"Gue kok kasian sama kak Viona, padahal mereka juga serasi. Ya meskipun anak baru itu lebih cantik, tapi kalo jadi pelakor juga buat apa? Ya kan?"
"Bener kata lo.. Cantik tapi murahan"
Orang-orang berbisik tentang Siska yang dekat dengan Aldo dan Rendi. Mereka tak suka dengan kedekatan Siska dengan Aldo dan Rendi, seperti pepatah diam-diam menghanyutkan.
"Diem ya lo bacot!!" Anggi yang mendengar omongan mereka langsung menegurnya karna tak terima sahabatnya di fitnah.
"Lah kenapa jadi lo yang sewot. Hahaha" cewek itu malah mentertawakan Anggi.
Rendi dan Aldo yang mendengar itu pun hanya bisa memberikan lirikan tajam. 2 mahasiswa yang tadi membicarakan Siska langsung pergi begitu saja.
"Gue gunting juga ya mulut kalian, kalo punya mulut tuh dijaga!!" Anggi sedikit berteriak.
"Udah Gi, udah.. Biarin aja" Siska menenangkan Anggi.
"Lo berdua, bantuin gue sini! Bengong aja kek orang bego!" Raka sudah bertanduk. Pasalnya dari tadi tak berhenti-berhenti yang datang untuk membeli terus saja berdatangan.
Akhirnya tanpa penolakan, Aldo dan Rendi ikut berjualan juga bergabung dengan Miko dan Raka.
Siska dan Anggi duduk manis melihat betapa gantengnya mereka. Kalau di drama udah kayak F4 nggak sih?
"Ya ampun Sis, lo lihat nggak mereka tuh most wanted banget!!" Anggi memandangi ke empat pria ganteng di depannya.
"Kak Aldo gantengnya nggak ada obat, mana kalo senyum bikin gue meleleh.. Di tambah kak Miko yang maskulin, udah gitu keren banget lagi, dia kalo ngomong tuh bikin hati gue adem. Rendi meskipun sikap dia dingin tapi kalo udah mode kayak gini bisa langsung bikin jatuh cinta. Kalo kak Raka, ya biasa aja sih tapi nggak kalah kece juga"
Anggi bercerita detail tentang ke empat cowok yang saat ini sedang jadi bahan gosip mahasiswa. Empat cowok ganteng bersatu dalam satu stand.
Apalagi sekarang stand mereka tambah ramai, di tambah yang jualan versi oppa oppa korea gini.
"Kalau gue bisa milikin salah satu dari mereka, dah lah gue jadi orang yang paling beruntung" Siska memutar bola matanya malas.
"Kira-kira, gue harus pilih yang mana ya Sis?"
Siska malah tercengang dengan khayalan sahabatnya itu. Bisa-bisanya malah terbayang jadi Geum Jan Di.
"Woy!! Bangun woy!! Jangan kebanyakan mengkhayal lo, gila ntar"
"Apa sih Sis, gue lagi ngebayangin aja kalo itu sampe terjadi beneran. Apa gue terima kak Aldo aja? Dia cowok terganteng di kampus ini, ketua BEM, anak keluarga kaya, mandiri, pekerja keras. Lo liat aja tuh" Siska mengikuti arah mata Anggi.
Benar saja, ditambah lagi Aldo orangnya sangat hangat, perhatian, bucin, dan masih banyak lagi.
"Apa lo bilang? Jangan mimpi lo dapetin Aldo!"
"Kok lo marah-marah sama gue? Iya deh iya, dia kan udah punya pacar. Jadi, gimana kalo kak Miko ya Sis? Udah ganteng, keturunan bule, ramah, udah gitu nggak pernah ngomong kasar ke cewek"
"Gi.. Udah deh! Jangan ngelantur, lama-lama pusing gue. Mendingan lo coba aja satu-satu. Kecuali Aldo ya, jangan pernah lo coba deketin dia!" Siska memperingatkan.
Anggi menelan ludahnya kasar, sorot mata Siska seperti mengajak perang.
Sudah menjelang malam, tapi pengunjung juga belum berhenti datang. Memang sudah tak seramai tadi. Paling hanya 1, 2 orang yang datang.
Aldo cs pun sudah balik ke belakang panggung, untuk menyiapkan puncak acara malam ini dan penutupan bazar.
Rendi sedang membeli nasi padang di luar kampus karna sudah waktunya makan malam.
NEXT...