NovelToon NovelToon
Dr.Amelia: The White Coat Hero

Dr.Amelia: The White Coat Hero

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Dokter Genius / Wanita Karir / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Fantasi Wanita / Careerlit
Popularitas:661
Nilai: 5
Nama Author: nurul natasya syafika

sinopsis Amelia, seorang dokter muda yang penuh semangat, terjebak dalam konspirasi gelap di dunia medis. Amelia berjuang untuk mengungkap kebenaran, melindungi pasien-pasiennya, dan mengalahkan kekuatan korup di balik industri medis. Amelia bertekad untuk membawa keadilan, meskipun risiko yang dihadapinya semakin besar. Namun, ia harus memilih antara melawan sistem atau melanjutkan hidupnya sebagai simbol keberanian dalam dunia yang gelap.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurul natasya syafika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 6: Keeranian yang Mematikan

Amelia tidak lagi bisa mengabaikan panggilan nuraninya. Dua pasien telah kehilangan nyawa, dan ia yakin ada lebih banyak lagi yang terancam jika cacat perangkat jantung mekanik ini terus dirahasiakan.

Meski risikonya besar, Amelia memutuskan untuk bertindak. Ia mengumpulkan semua dokumen yang ia miliki, hasil autopsi, laporan kegagalan perangkat, dan korespondensi internal perusahaan pembuat perangkat. Laporan tersebut ia siapkan untuk dikirimkan ke regulator medis sebagai bukti.

Namun, langkah ini bukannya tanpa risiko. Sejak ia mulai menyelidiki, pesan-pesan anonim yang bernada mengancam mulai membanjiri ponselnya.

“Berhenti sekarang, atau kau akan menyesal."

Amelia mengabaikan pesan itu, menganggapnya sebagai gertakan. Tapi ancaman itu terus berlanjut, semakin intens dan personal.

“Jika kau terus mencampuri urusan ini, keluargamu tidak akan aman."

Ketika ancaman itu mulai menyentuh orang-orang yang ia cintai, Amelia merasa takut, tapi ketakutannya tidak cukup besar untuk menghentikannya. Kebenaran ini terlalu penting untuk diabaikan.

......................

Amelia melangkah masuk ke kantor Dr. Johan dengan dokumen di tangannya. Ia sudah siap menghadapi argumen apapun yang mungkin dilontarkan Johan. Di sisi lain meja, Johan tampak mencoba bersikap tenang, tapi ketegangan di wajahnya sulit disembunyikan.

"Amelia, kau harus mengerti, ini bukan hanya soal perangkat," kata Johan, suaranya penuh tekanan. "Proyek ini adalah harapan ribuan orang, bukan hanya pasien, tapi juga para pekerja yang bergantung pada keberhasilan ini."

Amelia menatapnya tajam. "Dan apa kau lupa, Johan? Jutaan nyawa juga bergantung pada kita. Kita tahu perangkat ini cacat. Dua orang sudah meninggal, dan kita tidak tahu berapa banyak lagi yang akan menyusul jika kita membiarkan ini terus terjadi."

Johan mulai kehilangan kesabarannya. "Amelia, kau pikir semuanya hitam putih, ya? Dunia ini tidak sesederhana itu. Jika kau mengirim laporan ini, perusahaan pembuat perangkat akan bangkrut, dan kita semua—termasuk rumah sakit ini akan terkena dampaknya. Kau tahu apa artinya? Dana penelitian hilang, peralatan medis baru tak lagi bisa kita dapatkan. Pasien-pasien lainnya juga akan menderita."

"Dua nyawa, Johan," Amelia mengulangi, nadanya penuh kemarahan. "Berapa banyak lagi yang harus mati sebelum kau sadar bahwa diam saja adalah kesalahan? Kau tidak hanya membiarkan ini terjadi, kau secara aktif menutupinya. Itu salah!"

Johan berdiri, mencoba mendekati Amelia, nada bicaranya berubah menjadi ancaman halus. "Amelia, aku memperingatkanmu. Jangan bawa ini keluar. Kau tahu apa yang akan terjadi jika kau tetap melanjutkan ini."

Amelia berdiri dengan tegap, sorot matanya penuh tekad. "Aku sudah memutuskan."

......................

Saat berjalan pulang dari rumah sakit pada malam itu, Amelia merasa aneh. Jalanan sepi, hanya suara langkah kakinya yang terdengar. Tiba-tiba, sebuah van hitam berhenti di dekatnya. Sebelum ia sempat bereaksi, dua pria bertopeng keluar dan menariknya ke dalam van.

Amelia mencoba melawan dengan sekuat tenaga. "Apa yang kalian inginkan?! Lepaskan aku!"

Salah satu pria, dengan nada dingin, menjawab, "Kami hanya ingin bicara. Tapi jika kau terus melawan, ini akan jadi lebih buruk untukmu."

Setelah perjalanan yang terasa seperti selamanya, van itu berhenti di sebuah gudang terpencil. Amelia didorong keluar, tangannya diikat. Di dalam gudang itu, seorang pria berjas hitam berdiri menunggunya. Wajahnya tenang, tapi sorot matanya dingin dan penuh ancaman.

"Dr. Amelia," pria itu memulai dengan nada sopan yang palsu. "Kau adalah wanita yang cerdas. Sayang sekali, kecerdasanmu justru membawamu ke jalan yang berbahaya."

Amelia menatapnya dengan keberanian yang hampir memudar. "Apa yang kalian lakukan ini hanya membuktikan bahwa aku benar. Kalian menyembunyikan sesuatu."

Pria itu tersenyum kecil. "Kami tidak menyembunyikan apa-apa. Kami hanya ingin mengingatkanmu. Berhenti sekarang, atau sesuatu yang lebih buruk akan terjadi. Pikirkan keluargamu, teman-temanmu, orang-orang yang kau sayangi."

Amelia menggertakkan gigi, mencoba menahan rasa takutnya. Ia tahu bahwa mereka serius, tetapi ia tidak berniat mundur. Setelah menyampaikan ancaman itu, mereka meninggalkannya di gudang dengan tangan terikat.

......................

Laras, yang merasa curiga karena Amelia tidak menjawab teleponnya, memutuskan untuk melacak lokasi ponsel Amelia menggunakan aplikasi pelacakan. Setelah beberapa saat mencari, ia tiba di gudang itu dan mendapati Amelia sendirian, berusaha membebaskan dirinya.

"Amelia!" seru Laras, suaranya penuh kekhawatiran.

Amelia terkejut, tapi segera merasa lega. "Laras! Bagaimana kau menemukanku?"

Laras menunjukkan ponselnya. "Insting dan aplikasi pelacakan. Ayo, kita harus keluar dari sini."

Namun, sebelum mereka sempat melarikan diri, salah satu pria bertopeng kembali ke gudang. Laras, tanpa ragu, meraih tongkat besi yang tergeletak di lantai dan memukul pria itu dengan keras, membuatnya terjatuh. Mereka memanfaatkan momen itu untuk melarikan diri melalui jendela kecil di belakang gudang.

Saat mereka berlari menjauh, Amelia berkata dengan napas terengah, "Sekarang aku benar-benar yakin, Laras. Mereka tahu apa yang aku lakukan. Mereka takut aku akan mengungkap semuanya."

......................

Setelah pelarian mereka, Laras membawa Amelia ke apartemennya untuk berlindung. Di sana, mereka membuka tas Amelia, yang untungnya tidak diambil oleh para penculik. Di dalamnya, mereka menemukan dokumen tambahan yang belum sempat Amelia periksa.

Laras mengamati salah satu dokumen dengan ekspresi terkejut. "Amelia, lihat ini! Ini bukan hanya cacat produksi. Ini korupsi besar-besaran."

Amelia mengambil dokumen itu dan membacanya dengan saksama. Dokumen itu berisi bukti transfer dana dalam jumlah besar dari perusahaan farmasi pembuat perangkat ke rekening salah satu anggota dewan rumah sakit.

"Ini... ini menjelaskan kenapa mereka begitu nekat menghentikanku," kata Amelia dengan suara pelan. "Jika ini sampai ke regulator, bukan hanya perusahaan yang akan jatuh, tapi juga dewan rumah sakit."

Laras menatap Amelia dengan cemas. "Apa yang akan kau lakukan sekarang?"

Amelia terdiam sejenak, memikirkan langkah berikutnya. "Aku tidak punya pilihan. Aku harus terus maju. Tapi aku tidak bisa melakukannya sendiri. Aku perlu lebih banyak bantuan."

Laras meletakkan tangannya di bahu Amelia, memberikan dukungan. "Kau tahu aku ada di pihakmu, Amelia. Apapun yang terjadi."

Amelia tersenyum kecil, meskipun rasa takut masih menguasainya. "Terima kasih, Laras. Aku benar-benar membutuhkannya."

......................

Di layar komputer Amelia, data transfer dana itu menunjukkan sebuah nama besar yang mengejutkan: salah satu anggota dewan rumah sakit yang selama ini dikenal sebagai sosok bersih dan dihormati. Amelia tahu, langkah berikutnya akan semakin berbahaya, tapi ia tidak akan mundur.

...----------------...

Amelia yang menatap layar komputer itu dengan ekspresi penuh tekad. Di luar apartemen Laras, sebuah mobil hitam terparkir diam, seseorang di dalamnya memandang ke arah jendela mereka. Tekanan semakin besar, dan ancaman nyata semakin mendekat.

1
ahyuun.e
mohon maaf ya ini thor, ini Doktor apa dokter ya? penulisan gelar dokter itu dr. penulisan Dr. itu untuk gelar doktoral atau lulusan s3 jdi mana yg bner ini? tolong di perjelas klo gak tau istilah nama" gelar mending sebutin aja lengkapnya dokter gitu gak usah mke istilah ketimbang salah 🙏🏻
ahyuun.e: sama-sama thor, terus berkarya thor. untuk penulisan gelar depan emang se krusial itu ya thor, kalau salah penulisan jdinya juga salah penyebutan hehe mohon untuk di koreksi kembali apalgi masuk ke judul besar 🙏🏻
Syasmile: haloo makasih sarannya sebelumnya, saya juga ga terlalu merhatiin ini sebelumnya nanti bakal di perbaiki lgi
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!