Novel Ini adalah Seasons Kedua Dari Novel Cerai Yuk.
🌹🌹🌹
SINOPSIS
Ditinggal meninggal oleh istri yang sangat ia cintai, membuat dunia seorang Raditya Gunawan, bapak dengan tiga orang anak tersebut, runtuh seketika.
Dia seperti tak memiliki tujuan hidup lagi. Bahkan dirinya tidak mau menikah lagi. Alasan dia bertahan sampai dengan saat ini hanyalah anak-anaknya.
Namun sepertinya prinsip itu mulai tergoyahkan. Saat tanpa sengaja, dia bertemu dengan seorang wanita yang memiliki paras yang begitu mirip dengan mendiang istrinya, Kalista Vionita (Lilis)
Tetapi meski wajah mereka sangat identik, karakter keduanya sangat berbeda. Membuat Raditya begitu sulit untuk menaklukkan pribadi perempuan yang bernama Melisa Indah Permata itu.
"Harus berapa kali gue bilang. Jangan panggil gue dengan nama Lis, gue nggak suka. Tapi panggil gue dengan nama Melisa.. atau Mel.." - Melisa
"Tapi aku suka panggil kamu dengan nama Lis... atau Lilis.. "- Raditya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lv Edelweiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DILEMA
Melisa baru saja selesai melihat pembukuan pemasukan toko, dirinya pun memutuskan untuk pulang, sebab hari juga sudah pukul 4 sore.
"E, Sin. Lo bilang kemarin mau ambil cuti dulu. Jadi?" tanya Melisa.
"Itu juga yang mau bilang sama lo dari kemarin. Mulai minggu depan kayaknya gue off dulu. Soalnya mau fokus promil dulu Lis." kata Sintya.
"Nah, bagus itu. Gue do'ain semoga berhasil ya?" ucap Melisa seraya tersenyum.
"Lo senyum kayak gitu bikin dada gue nyesek tau nggak." kata Sintya. Dahi Melisa bertaut bingung.
"Kenapa bisa gitu?' tanya Melisa.
" Lo ngingetin gue sama Kalista. Dia itu baik banget sama gue. Selalu mengerti keadaan gue. Pokoknya teman terbaik yang pernah gur punya." Air mata Sintya tiba-tiba saja jatuh dengan sendirinya.
"Lo mau peluk gue nggak?" tawar Melisa.
"Serius? Emang boleh? " tanya Sintya.
"Yaelah lo pakek nanya lagi. Ya boleh dong." kata Melisa seraya merentangkan tangannya.
Sintya pun langsung memeluk Melisa. Dia menutup mata beberapa saat. Bersamaan dengan air mata yang semakin deras.
Lis, rindu gue ke lo terobati sekarang. Lo bahagiakan liat gue Lis? - Sintya
"Makasih ya Lis..?" ucap Sintya.
"Sama-sama. Gue balik dulu ya? Bye..." Melisa berlalu meninggalkan Sintya, yang terus melihat dirinya seraya tersenyum bahagia.
Melisa sudah keluar dari toko dan langsung masuk ke dalam mobilnya. Dia pun mulai menggerakkan mobilnya untuk pulang ke rumah. Namun tanpa Melisa ketahui, Kei dengan kacamata hitamnya sedang memperhatikan gadis 30 tahun itu dari seberang jalan.
Melihat Melisa berlalu, Kei pun mengikutinya. Pria lajang itu mau tahu dimana sebenarnya Melisa tinggal selama ini. Sebab Kei mencurigai ada hubungan khusus antara Melisa dan Raditya.
Sejak kejadian di restoran beberapa waktu yang lalu, rasa penasaran Kei semakin hari semakin besar. Di tambah dengan Melisa yang sulit jika selalu dia ajak untuk bertemu.
Aku tidak akan pernah menyerah untuk mendapatkan kamu Melisa - Kevin
Tak seberapa lama, Kevin melihat mobil Melisa berhenti di depan sebuah rumah yang cukup besar. Melisa lalu turun dan membuka pagar rumah. Kemudian Melisa memasukkan mobilnya ke pekarangan rumah tersebut.
Melisa keluar dari dalam mobilnya dan langsung mengunci kendaraan berwarna putih bersih itu. Namun saat Melisa akan melangkah masuk ke dalam rumah, dia pun mendengar seseorang memanggilnya dari arah belakang. Melisa pun langsung menoleh ke asal suara.
"Kei?" Melisa benar-benar terkejut melihat sang direktur hotel bintang lima itu, sudah berdiri di hadapannya.
"Kamu tinggal di sini?" tanya Kei sama terkejutnya. Sebab Kei tahu jika itu adalah rumah milik Radit.
Saat Kalista meninggal, Kei langsung terbang dari Inggris ke Indonesia, dan menemui Sintya. Sintya pun membawa Kei kerumah Kalista. Walau pun dia tidak sempat melihat Kalista untuk kali terakhirnya, namun Kei sempat bertemu dengan Radit dan orang tua pria tiga anak itu.
"E.... gue... " ucap Melisa terbata.
"Udah, kamu nggak usah jawab kalau nggak mau jawab. BTW, kamu ada waktu nggak? Aku mau ngajak kamu makan malam." kata Kei seraya tersenyum manis.
"Aduh, gimana ya?"
"Please... mau ya?" Kei memohon.
Mau nggak ya? Kalau mas Radit marah gimana? Tapi kan, mas Radit juga semalam berbuat semena-mena sama gue. Peduli amat dia bakalan marah atau enggak- Melisa
"Ya udah deh, jam berapa?" tanya Melisa.
"Jam 19:30 ya? Aku jemput." kata Kei.
"Jemput? Oke...Ya udah, gue masuk dulu ya." kata Melisa seraya tersenyum kepada Kei.
Kei menganggukkan kepalanya dan mulai melangkah mundur. Melisa menoleh kepada Kei sekali lagi. Kei pun melambaikan tangannya kepada Melisa yang membuat Melisa kembali tersenyum.
Aku pasti bisa merebut hatimu Lis... - Kevin
...****************...
Pukul 19:30, Melisa sudah bersiap-siap akan pergi. Setelah mengurus anak-anak makan, Melisa pun pamit pada Kinan, Kaila dan Sus Laras.
"Bunda mau kemana?" tanya Kinan.
"Bunda ada kerjaan sebentar. Kalian tinggal sama Sus Laras dulu ya?" ucap Melisa.
"Bunda pergi sama ayah?" tanya bocah itu lagi. Melisa tersenyum pada Kinan.
"Bunda pergi sama temen bunda. Oke?"
Tak lama dari Melisa bicara, Kei pun sudah berdiri di depan pintu rumah.
"Lis, yuk?" ajak Kei.
"Itu temen Bunda?" tanya Kaila. Melisa menganggukkan kepalanya.
"Sebentar ya?" Melisa membelai wajah Kinan dan Kaila. Dan setelah mencium Demian, Melisa pun segera keluar rumah menghampiri Kei. Kei lalu melambaikan tangannya kepada anak-anak Radit. Namun tak mendapat balasan dari para bocil itu. Membuat Kei kikuk sendiri.
Melisa dan Kei kemudian langsung masuk ke dalam mobil Kei. Setelah itu, segera meninggalkan rumah, menuju ke tempat makan yang sudah Kei reservasi sebelumnya. Namun belum lama mobil Kei meninggalkan rumah Radit, dari arah belakang mobil Radit tiba di rumah.
Radit langsung memasukkan mobilnya ke dalam pekarangan rumah.
"Kamu...suka makan apa?" tanya Kei kepada Melisa.
"Gue?" tanya Melisa balik.
"Kita bicara pakai AKU KAMU aja boleh nggak? Biar lebih terkesan akrab gitu." ucap Kei seraya melihat kepada Melisa. Melisa mengangguk malu.
"Aku suka semuanya..." ucap Melisa seraya tertawa lepas.
"Semuanya?" tanya Kei lagi.
"Iya, semuanya."
"Berarti kamu juga suka dong, sama aku?" kata Kei to the point.
"Hahaha, kamu apaan sih Kei?" Melisa tertawa lepas lagi.
Melisa tampak sangat bahagia saat bersama Kei. Tidak bisa terbantahkan, jika Melisa bisa menjadi dirinya sendiri saat bersama Kei. Di tambah Kei adalah tipikal pria yang banyak bicara dan hangat.
"Ya kan tadi kamu bilang suka semuanya. Berarti kamu juga suka dong sama aku. Sama, aku juga suka sama kamu." kata Kei yang membuat Melisa melihat kepadanya.
"Kei...?"
"Lis....?"
"Udah-udah ah. Jadi kita mau kemana ini? Jangan bilang kalau kamu nggak punya tujuan." Melisa mulai gusar, sebab dari tadi mereka seperti tidak sampai-sampai.
"Ada deh, kejutan." ucap Kei. Melisa hanya tersenyum mendengar jawaban Kei.
Mobil Kei pun kembali melaju membelah jalanan Ibu kota yang padat merayap.
Sementara itu di rumah. Radit masuk dan langsung melihat anak-anaknya di ruang nonton. Dan setelah membuka sepatunya, Radit pun mendekati Kinan dan Kaila yang sedang mewarnai di meja dekat sofa.
"Lagi ngapain sih anak-anak ayah?" tanya Radit.
"Ayah, bunda tadi pergi.." kata Kinan. Bocah itu tidak menjawab pertanyaan ayahnya, dia justru mengatakan hal lain.
"Pergi? Tapi mobil bunda ada di depan." kata Radit.
"Bunda pergi sama temen bunda ayah." sambung Kaila.
"Siapa? Tante Sintya? tanya Radit penasaran.
"Bukan ayah, tapi sama om ganteng." ucap bocah 10 tahun itu lagi.
"Om ganteng?"
Apa yang Kinan maksud adalah Kei? Mau apa lagi sih dia? Dasar bajingan - Raditya
"Ya udah, ayah mandi dulu ya..." Radit lalu bangun dan berjalan masuk ke dalam kamarnya.
Sesampainya di kamar, Radit segera mengeluarkan ponselnya. Dia lalu mendial nomor dengan nama kontak BUNDA itu. Namun sampai beberapa kali Radit menghubunginya, tak satu pun panggilan Radit yang di angkat oleh Melisa.
"AAAA..." Radit membuang ponselnya begitu saja ke tempat tidur. Dia terlihat sangat kesal. Hasrat hati ingin menyusul sang istri, tapi kemana? Radit kan tidak tahu kemana Melisa dan pria yang dia duga adalah sang direktur hotel bintang lima itu pergi.
Awas saja kamu Lis kalau sudah pulang... - Raditya
"Silahkan..." ucap Kei seraya menarik kursi untuk Melisa.
"Makasih..." kata Melisa seraya tersenyum manis.
Tak lama kemudian pelayanan pun datang menghampiri mereka. Pelayanan memberikan daftar menu kepada Melisa dan Kei.
"Kei..." panggil Melisa. Dia menggerakkan jari tangannya, menyuruh Kei lebih mendekat.
"Kenapa?" bisik Kei.
"Apa nggak sebaiknya kita makan di tempat lain aja?" kata Melisa.
"Kenapa? Kamu nggak suka di sini?" tanya Kei yang juga berbisik.
"Mahal-mahal banget makanannya Kei." kata Melisa polos. Kei pun terbahak mendengar kata-kata Melisa. Kei lalu kembali ke posisi duduknya.
"Nggak papa Lis. Pesan aja yang mana kamu mau. Aku traktir." kata Kei.
"Beneran?" kata Melisa. Kei hanya mengangguk seraya menahan tawa.
Kei begitu gemas dengan tingkah polos sang gadis. Baru kali ini Kei makan malam dengan wanita apa adanya seperti Melisa ini. Yang membuat Kei semakin yakin untuk memilikinya.
Tak lama menunggu, makanan mereka pun tiba. Melisa dan Kei langsung memakannya. Di sela-sela mereka makan, tiba-tiba saja Kei bertanya sesuatu yang hampir membuat Melisa tersedak makanan.
"Kamu udah punya pacar belum Lis?" tanya Kei.
"Uhuk... uhuk.." Melisa langsung batuk-batuk.
"Eh, kamu nggak papa? Minum dulu." Kei memberikan Melisa minum.
Melisa lalu membersihkan bibirnya dengan tisu. Dia melirik sepintas kepada Kei. Pria berwajah Korea itu tampak seperti sedang menunggu jawaban darinya.
"Kenapa kamu mau tau Kei?" Melisa justru bertanya balik.
"Yah, mungkin aku masih punya kesempatan Lis." ucap Kei.
"Maksud kamu Kei?" tanya Melisa lagi. Kei pun menggerakkan tangannya dan menyentuh ujung jari Melisa.
"Lis, apa kamu kamu jadi pacar ku?" tanya Kei.
Melisa terperangah dan terdiam seketika. Mulutnya sampai ternganga dan matanya membulat, saking terkejutnya.
"Kei....?"
"Sstt....Kamu nggak perlu jawab sekarang Lis. Aku juga nggak buru-buru kok. Yang terpenting, aku udah ungkapin perasaan ku ke kamu. Aku sekarang udah lega." Kei. tersenyum tulus ke Melisa. Membuat hati Melisa terenyuh melihatnya.
Namun bagaimana bisa dia menjawab iya, jika sekarang dia masih berstatus sebagai istri Radit. Dan kontrak mereka masih 2 tahun lebih lagi. Untuk jujur dan menyuruh Kei menunggu pun, rasanya tidak masuk akal. Memangnya hati itu punya deadline? Dan siapa yang akan tahu apa yang terjadi selama dua tahun lebih itu nanti?
Melisa benar-benar bingung. Bahkan saat dirinya dan Kei sudah sampai di depan rumah Radit, Melisa masih saja diam. Mereka bahkan tidak langsung turun, tapi memilih untuk duduk di dalam mobil sesaat.
"Aku tahu kamu sekarang kerja untuk Radit kan? Tapi aku akan tetap memperjuangkan kamu Lis. " ucap Kei. Melisa lagi-lagi terkejut mendengar kalimat Kei.
Apa Kei tahu ya, kalau aku dan duda anak tiga itu menikah kontrak? - Melisa
Kei dan Melisa pun turun dari dalam mobil.
"Sekali lagi, makasih ya Kei." ucap Melisa.
"Sama-sama, aku pulang ya?" kata Kei. Pria lajang itu pun kembali masuk ke dalam mobilnya. Sesaat kemudian Kei sudah menghilang dari hadapan Melisa. Melisa pun menutup pintu pagar dan segera berbalik untuk masuk ke dalam rumah.
Namun saat melisa membalikan badannya, dia pun terkejut luar biasa.
"Mas..."
*Bersambung
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Terjebak dalam labirin, kamu mungkin akan bisa keluar dari salah satu antara dua sisi. Namun jika terjebak di antara dua hati, pilihan mu cuma satu. Yaitu menyakiti salah satu - LV Edelweiss🌹
tapi jangan jadi jahat lagi ya... 😊
btw, bapaknya Kalista tau nggak ya kalau anaknya udah meninggal
hidup tanpa ayah/ibu. nggak disukai sodara-sodara...😭
masa cuma gini aja..
penasaran...
masa cuma 3thn lebih lama gk pp mel yo tak dukung sapa tau jodoh 😄🤭
pasti gak menduga si Radit 😄