Pernikahan yang yang sudah berlangsung selama 2 tahun harus kandas begitu saja ketika Ela mengetahui suaminya Dayu yang mempunyai wanita lain yang dimana wanita itu bekerja sebagai pelayan dirumahnya
Ela meminta Dayu untuk menceraikannya dan ia berencana untuk membalas semua perbuatan Dayu dengan menikah dengan Salman yang tak lain adalah Kakak Dayu.
Apakah rencana Ela akan berhasil untuk membalas perbuatan Dayu atau ia malah akan jatuh cinta kepada Salman.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Dua bulan kemudian
Seperti biasa di pagi hari Ela selalu merasa mual muntah sampai tubuhnya terasa lemas.
Salman selalu mengajak istrinya ke rumah sakit tetapi Ela selalu menolaknya.
Ela mengatakan kalau semua ibu hamil pasti akan mengalami mual muntah.
"Sayang ayo kita sarapan dulu" ajak Salman sambil membawa nampan berisi bubur dan susu untuk Ibu hamil. Ok
Salman membantu istrinya agar bisa duduk dengan nyaman.
"Sayang setelah ini kita ke rumah sakit ya, wajah kamu pucat sekali" pinta Salman.
"I-iya Mas" ucap Ela yang tidak menolak ajakan suaminya karena hari ini ia merasakan tubuhnya yang sangat lemas sekali.
Salman mulai menyuapi istrinya dengan penuh kesabaran.
Setelah selesai Salman mengambil jaket dan mengajak istrinya untuk menuju ke rumah sakit.
Disaat akan membuka pintu mereka dikejutkan dengan kedatangan Nyonya Emilia dan Casandra yang ada di hadapannya.
Salman tidak menghiraukan kedatangan mereka dan ia menggandeng tangan Ela.
"Salman Kamu harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada Casandra. Dia sekolah sedang hamil anak kamu!" ucap Nyonya Emilia.
Ela yang mendengarnya langsung memandang wajah suaminya.
"Sayang jangan percaya dengan omongan mereka, aku tidak pernah menghamili Casandra" ucap Salman.
Nyonya Emilia memberikan surat keterangan dari dokter dan mengatakan kalau Casandra sudah hamil tepat dimana kejadian itu terjadi.
"J-jahat kamu M-mas..." Ela yang sedang dalam kondisi lemah langsung jatuh pingsan dan untung saja Salman langsung menarik pinggang istrinya sehingga tidak sampai tersungkur ke lantai.
Salman langsung membawa istrinya ke dalam mobil dan segera ia melajukan mobilnya menuju ke rumah sakit.
Nyonya Emilia dan Casandra langsung tersenyum puas dan ia berharap kalau Ela mengalami keguguran.
"Ini cucuku yang sebenarnya bukan dari wanita gembel itu" ucap Nyonya Emilia sambil memegang perut Casandra.
Sementara itu Salman melajukan mobilnya sekencang mungkin agar lekas sampai di rumah sakit.
Tak berselang lama Salman menghentikan mobilnya di depan rumah sakit dan segera ia membawa istrinya ke ruang UGD.
Dokter meminta agar Salman menunggu di luar ruang UGD.
Lima belas menit kemudian dokter keluar dan memanggil Salman.
"Bagaimana keadaan istri saya dok?" tanya Salman dengan wajah yang cemas.
"Kondisi istri dan kandungannya sangat lemah dan sebaiknya harus rawat inap untuk beberapa hari ini" jawab dokter.
Salman langsung menghela nafasnya saat mendengar jawaban dokter. Ia meminta kepada dokter untuk memindahkan istrinya ke ruang VVIP dan ia meminta untuk tidak sembarangan orang yang bisa masuk kesana.
Kemudian dokter meminta perawat untuk segera memindahkan Ela ke ruang pemulihan yang diinginkan oleh Salman.
Sesampainya di ruang perawatan Salman duduk di kursi samping tempat tidur istrinya yang masih belum sadarkan diri.
Jam menunjukkan pukul sebelas siang dimana Ela baru saja membuka matanya dan ia melihat Salman yang sedang duduk sembari tersenyum tipis menatap wajahnya.
"Sayang mana yang sakit?" tanya Salman.
Ela langsung menutup matanya dan meminta suaminya untuk menceraikannya.
"Menikahlah dengan Casandra Mas, kasihan anak yang ada dalam kandungannya" pinta Ela.
"Sayang apakah kamu meragukan aku lagi? Casandra bukan mengandung anakku, aku yakin itu" ucap Salman.
"Kalau misalkan itu anak Mas Salman bagaimana? Apa Mas mau lepas tanggung jawab?" tanya Ela.
Salman terdiam dan ia tidak bisa menjawab apa yang ditanyakan oleh istrinya itu.
"Mas akan tanggung jawab tapi Mas tidak bisa menikah dengan Casandra dan jangan kamu paksa Mas untuk menikah dengannya" ucap Salman.
Ela hanya bisa diam saja saat mendengar perkataan suaminya.
Kemudian Salman mengambil ponselnya dan meminta Erwin untuk menyelidiki semuanya. Ia juga meminta agar Nyonya Emilia ataupun yang lain tidak ada yang curiga.
"Aku akan mengikuti permainanmu Casandra" gumam Salman.
Salman keluar dari ruang perawatan dan menuju ke kantin untuk membeli roti coklat kesukaan Ela.
Melihat suaminya yang keluar dari ruang pemulihan Ela mengambil kertas dan menuliskan sesuatu kepada suaminya.
Setelah itu ia melepas selang infusnya dan segera pergi dari rumah sakit.
Ela lekas memanggil taksi dan ia pun langsung masuk kedalam.
"Antarkan saya ke jalan Melon" pinta Ela.
Supir taksi langsung melajukan mobilnya menuju ke jalan melon.
"Nona apakah anda baik-baik saja? Wajah anda pucat sekali"
Ela kembali jatuh pingsan dan supir taksi itu langsung kembali membawa Ela ke rumah sakit. Ia tidak mau jika nanti terjadi apa-apa dengan Ela dan malah berurusan dengan polisi.
Sementara itu Salman yang baru saja dari kantin langsung terkejut ketika tidak mendapati istrinya yang ada di ruang pemulihan.
"Sayang kamu dimana? Sayang!" Salman melihat selang infus yang terlepas.
Ia juga melihat surat yang ditinggalkan oleh istrinya untuk dirinya.
Disaat akan membaca surat itu tiba-tiba ia dikejutkan dengan kedatangan perawat yang memanggilnya.
"Istri anda pingsan dan sekarang ada di ruang UGD" ucap Perawat.
Salman memasukkan surat itu ke dalam saku pakaiannya dan segera ia bergegas menuju ke ruang UGD.
Sesampainya di ruang UGD perawat mengatakan kalau supir taksi itu yang mengantarkan Ela kembali kesini.
"Terima kasih Mas sudah membawa istriku kembali ke rumah sakit" ucap Salman sambil menjabat tangan supir taksi itu.
Supir taksi itu menganggukkan kepalanya dan ia mengatakan apa yang terjadi pada Ela yang memintanya untuk diantar ke jala Melon.
Salam langsung mengingat dimana jalan itu ada sebuah rumah sederhana milik Ela dulu.
Kemudian Salman memberikan beberapa lembar uang merah kepada supir taksi itu.
Supir taksi itu langsung menolak karena ia hanya ingin menolong Ela yang sedang jatuh pingsan.
Melihat penolakan dari supir taksi itu Salman memberikan kartu namanya.
"Hubungi saya jika ada apa-apa" pinta Salman.
"Iya Tuan" supir taksi itu langsung meninggalkan rumah sakit.
Kemudian perawat kembali memindahkan Ela ke ruang pemulihan.
Salman melihat istrinya yang masih belum sadarkan diri dengan kondisi kaki yang diikat tali putih oleh perawat.
"Dokter menyarankan untuk sementara kami akan mengikat kaki pasien agar tidak kabur lagi" ucap perawat.
Setelah sampai di ruang pemulihan perawat meminta agar Salman tidak meninggalkan istrinya sendirian.
"Iya Sus, aku akan menjaga istriku" ujar Salman.
Setelah perawat keluar dari ruang pemulihan, Salman mencium kening istrinya yang masih belum sadarkan diri.
Ia baru ingat dengan surat yang ditinggalkan oleh istrinya tadi dan ia langsung membaca surat itu.
Mas Salman suamiku yang paling aku cintai, maafkan aku jika untuk sementara waktu aku pergi meninggalkan kamu. Aku hanya ingin menenangkan diri dulu Mas.
Jujur aku belum siap jika Mas Salman nanti akan menikah dengan Casandra dan jika itu terjadi lebih baik aku yang mengalah.
Maafkan aku yang belum bisa menjadi istri yang sempurna.
Ela.