Sebuah cerita horor yang mengikuti petualangan tiga orang sahabat sejati Maxim, Alexa Dan Leo yang tinggal diDesa Batu Chadas yang terletak diHolland Tengah. Pada malam Halloween tiba mereka memutuskan untuk menyelidiki sebuah Rumah Tua yang terkenal angker dan dihuni oleh penyihir yang bernama Hiltja. Ketiga nya terdorong rasa ingin tahu untuk menemukan bukti yang katanya dirumah tua itu terdapat sebuah kutukan yang berhubungan dengan dunia kegelapan. Setelah mereka berhasil mengungkapkan misteri rumah tua itu. Mereka menyadari bahwa rumah tua bukan hanya berhantu saja. Melainkan bisa menghubungkan dunia lain. yaitu Dunia manusia dan roh. yang memprediksi tentang kebangkitan roh roh jahat yang bisa membuat manusia diambang kehancuran antara hidup dan mati.
Bagaimana kah kelanjutan kisah ini. nantikan kelanjutan nya..
pesan moral yang bisa ambil. Dengan ketulusan dalam persahabatan bisa mengalahkan semuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wida_Ast Jcy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 2. SUARA DARI KEGELAPAN
Disaat mereka mencuba untuk lari tiba-tiba. langkah mereka terhenti. karena semua pintu tertutup dengan rapat. Hanya tinggal yang tampak suasana kegelapan. Di tengah ruangan gelap, mereka berdiri kaku, menatap pintu yang tertutup rapat di depan.
Sunyi menyelimuti, hanya ada suara langkah samar dari lorong yang baru mereka lewati. Jantung mereka berdebar kencang udara semakin dingin, seolah olah ada sesuatu yang tidak terlihat memisahkan jarak mereka.
Alexa menelan ludah, mencoba meredam rasa takut yang perlahan menguasainya.
“Apa... apa yang barusan kita lihat tadi? Apa aku salah lihat?” bisiknya gemetar.
“Ini... mungkin hanya kebetulan,” Maxim mencoba menjawab dengan suara yang bergetar, berusaha terdengar tenang. Ia melirik ke meja di mana buku itu jatuh. Buku itu masih terbuka, halaman-halamannya bergoyang perlahan meski tidak ada angin.
Leo, yang biasanya selalu bisa mencairkan suasana, kini hanya terdiam, menatap pintu dengan tatapan kosong.
“Kita... kita harus keluar dari sini,” katanya dengan suara datar. Maxim mengangguk setuju. “Ya, mungkin kita bisa coba lewat jendela,” ujarnya, meskipun terdengar putus asa.
Tetapi, saat mereka berbalik menuju jendela, sebuah bayangan merah yang tadi hanya samar samar kini terlihat semakin jelas, membentuk sosok tinggi dengan mata merah bersinar dalam gelap. Sosok itu tertawa pelan, suaranya membuat bulu kuduk mereka berdiri.
"Hihihihi... aku datang... (suara misterius)
Alexa mencengkeram lengan Leo, sementara Leo tanpa sadar menggenggam tangan Maxim. Mereka berdiri terdiam, menatap sosok yang semakin mendekat. Lalu sosok itu berhenti, dan tawanya berubah menjadi bisikan yang hanya terdengar oleh mereka.
“Siapa yang mengusik rumahku?” Suara itu terdengar tajam dan mengancam. “Siapa yang berani menyentuh buku terlarangku?” Kalian tidak akan selamat, kalian akan mati. Hihihi....
"Mmm.... ma.. matii. Maafkan kami. kami tidak bermaksud jahat dan mengganggu mu. " ucap Maxim.
Maxim berusaha mengumpulkan keberanian, walau suaranya tetap gemetar.
“Ka... kami... kami cuma ingin tahu soal tempat ini. Kami tidak punya niat jahat.” ucap lagi menjelaskan.
Sosok itu tertawa lebih keras kali ini, membuat debu-debu dari langit-langit berjatuhan.
"Hihihihi.....“Tidak ada niat jahat? Siapa pun yang menyentuh milikku harus siap menerima akibatnya!” kata suara misterius itu.
Leo melirik Alexa dan Maxim, ketakutan tergambar jelas di wajahnya. Di ujung lorong, seolah ada bayangan lain yang mengintip, menunggu saat untuk menyerang. Bayangan merah... bayangan hitam. bayangan yang tidak terlihat begitu jelas. Dan tiba-tiba Alexa melihat sesuatu.
“Lihat itu...” bisik Alexa, matanya tertuju ke lantai.
Tanda tanda simbol ini. Sangat terlihat jelas dilantai. Apa maksud dari simbol ini. Bisik Lexa kepada kedua teman nya.
Maxim menarik napas panjang, berusaha menenangkan diri.
“Kita harus naik ke lantai atas. Mungkin di sana ada jendela atau jalan keluar lain,” katanya dengan suara penuh keputusasaan. Alexa dan Leo mengangguk, lalu mereka bertiga menaiki tangga kayu yang berderit pelan.
Dan mereka bertiga pun naik ke tingkat atas, disana mereka melihat sebuah kamar tidur Dan mereka melihat ada sesuatu di dalam kamar itu. Sesuatu benda yang terbungkus kain putih. Maxim pun memberanikan diri untuk masuk Dan membuka benda yang terbalut kain putih itu.
Kerena rasa penasaran dia pun membuka kain itu Dan terlihat sebuah cermin, cermin yang terlihat indah. dan mengkilap.
"Lihat ini. "ucap nya memberi tahu keada kedua teman nya Alexa Dan Leo.
“Tunggu, kenapa cermin ini bisa begitu bersih?” bisik Alexa sambil terus mengamati. Mereka bertiga pun memandangi cermin itu secara berbarengan. Mereka terkejut saat memandang cermin itu. Kerena mereka tidak melihat bayangan dirimu mereka sendiri. Melain kan mereka melihat sesuatu ada yang keluar dari cermin itu. Seperti dunia lain. Dan tiba-tiba suara misterius keluar dari cermin itu.
“Aku telah menanti kedatangan kalian di rumah ini, di dalam kegelapan. Apakah kalian siap menyambut ku?” HIihihiiii...... Suara itu mengakhiri kalimatnya dengan tawa mengerikan.
Alexa menggelengkan kepala, wajahnya diliputi ketakutan.
“Kita harus keluar dari sini. Ini bukan lagi soal penasaran kita benar-benar dalam bahaya,” katanya, sambil mundur perlahan lahan dari cermin.
Dan ketika, saat ia berbalik, pandangannya tertumpuk pada lingkaran aneh yang terukir di lantai dengan simbol-simbol menyeramkan, sisa-sisa dari ritual gelap. Lilin yang mati di tengah lingkaran menunjukkan bahwa ritual itu baru saja selesai.
Maxim bergumam dengan panik, “Ini pasti ulah Hiltja. Mungkin dia meninggalkan kutukan di rumah ini.” ucap maxim memberi tahu.
Leo, yang semula ragu dengan hal-hal mistis, kini tak lagi meragukannya. Ia memandang kedua temannya dengan putus asa.
“Kita tidak bisa tinggal di sini. Apapun ini, kutukan atau tidak, kita harus keluar dari sini!” jawap Leo.
Tiba-tiba, terdengar suara langkah berat di luar kamar, mendekat perlahan. Langkah itu terasa lambat namun pasti, seperti seseorang yang tahu mereka tidak punya jalan keluar. Ketiganya saling berpandangan, sadar bahwa waktu mereka terbatas.
Mereka bertiga pun saling berpegangan, dengan berusaha mencari jalan keluar dari jendela yang mereka lihat terbuka lebar itu. Mereka berusaha
untuk meraih jendela itu. tetapi tiba tiba jendela itu tertutup keras.
Bruukk... (bunyi jendela) mereka pun terkejut.
Dan tiba-tiba mereka melihat bayangan merah muncul dengan mata nya yang besar. seperti marah dan mau menerkam mereka bertiga. Sekarang mereka bertiga betul-betul melihat dengan jelas bayangan itu. Seorang wanita berjubah merah dan berkerudung merah yang terlihat hanya mata nya yang besar dan merah menyala. Menatap mereka dengan ganas dan mengancam.
"Aku sudah menantikan kalian sudah lama, Apakah kalian mencari jalan keluar??? Hihihi.. ucap suara misterius itu.
"Tidak ada jalan keluar disini anak muda. Kalian akan tetap tinggal bersama ku disini. Hihihi... ucap suara misterius lagi.
Mereka bertiga menyadari bahwa mereka dalam bahaya besar. Ini bukan hanya rasa ingin tahu tentang rumah tua ini saja, tetapi ini sudah jauh diluar kendali mereka. Ini sudah masalah ancaman dan bahaya.
Mereka baru sadar kalau mereka betul-betul terperangkap dalam rumah tua ini.
"Hihihihi.... kalian akan mati...(suara misterius)
"Hihihihi... kalian akan menemani aku disini, dirumah ini selamanya. "suara misterius itu sepertinya memang menginginkan mereka bertiga.
“Aku tidak mau mati di sini!” Maxim berteriak, penuh ketakutan. “Kita harus cari jalan keluar sekarang, jangan biarkan Hiltja mengurung kita di sini!”
"Kita harus selamat,, kalau pun kita mati. aku tidak mau mati dirumah tua ini. " ucap nya lagi.
"Iya.. kita harus mencari jalan. aku pun tidak mau mati disini. kita harus cari jalan keluar apapun caranya. "ucap Alexa pulak.
(Apakah mereka akan berhasil menemukan jalan keluar???)
BERSAMBUNG...