Dicintai pacar secara ugal-ugalan X
Dicintai sepupu secara ugal-ugalan ✓
Olivia berasal dari desa. Wanita cantik berkulit kuning Langsat serta rambut panjang bergelombang mencoba peruntungan mendaftar sebagai pengajar disalah satu sekolah di ibukota. Nasib baik Seakan berpihak padanya, ketimbang menyewa kos atau kontrakan sang bibi yang merupakan adik dari ibunya menawarkan untuk tinggal bersama dirumah nya. Dari situlah percintaan tabu dimulai antara Olivia dengan sepupu laki-laki bernama Galang. Nyatanya antara Olivia dan Galang itu sendiri tidak pernah bertemu sedari kecil. Meski usia Galang terpaut dibawah Olivia tak menyurutkan jalinan cinta itu bersemi. Akankah mereka bisa terus melanjutkan hubungan. Ataukah terpaksa mengakhiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rismasuzy93, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 21
Bukan tanpa alasan Oliv meminta turun ditempat itu. Oliv tahu ada rencana besar yang akan Andi lakukan setelah ini. Oleh sebabnya. Seturunya dia dari motor Andi. Dia memang menyadari ada pangakalan ojek.
Itu alasan utama Oliv berdusta mengatakan pada Andi bahwasanya ingin membeli barang. Olivia langsung berlarian menuju pangakalan ojek yang tidak terlalu jauh.
"Pak. Tolong ikuti motor itu yah. Nanti saya bayar lebih."
Ojek bersedia. Kemudian bergegas mengikuti dimana motor Andi melaju. Dalam perjalanan jantung Oliv berdebar tak karuan. Ia terus merapal doa agar sesuatu yang lebih mengerikan tidak pernah terjadi. Aksi nekatnya ini mungkin akan menimbulkan masalah baru. Tapi siapa yang peduli, rasa penasaran yang terlanjur menjeratnya kian membumbung tinggi.
"Pak. Kayaknya motor itu berhenti dirumah pagar putih itu yah?" Tanya Oliv memastikan.
"Iya, Mbak bener. Berarti kita berhenti juga disitu?" Tanya balik tukang ojek.
"Iya pak. Berhenti disampingnya aja." Lantas Oliv turun. Dan ojek itu balik arah usia menerima bayaran dari Oliv. Jumlah uang yang membuat senyum mengembang bak terbubuh ragi.
"Terimakasih mbak." Oliv tak menjawab. Hanya anggukan dari kepalanya.
Dia tak peduli bila aksi nya jauh dari kata sopan. Masuk kedalam rumah orang tanpa undangan. Ia menyelonong begitu saja demi mengetahui apa yang Andi lakukan bertemu Tiffany.
"Apa kamu masih belum paham juga Fany, aku sama Oliv itu hanya main-main untuk kedok aja supaya orang nggak berfikiran yang macem-macem. Tapi didalam hati aku cuma ada Rey karena kita berdua masih saling mencintai asal kamu tau!"
Oliv bergetar sampai sekujur tubuh kala mendengar tiap kalimat perdebatan Antara Andi dan Tiffany. Sesuatu yang ia sangka diawal jauh lebih menyakitkan tenyata sangat menjijikan sekaligus mengerikan.
*****
Jejak air mata Oliv usap kasar. Sebelum dirinya benar-benar pergi ia menyempatkan menatap Andi dengan rasa penuh kecewa. Hingga ia berbalik arah melangkah lebar menjauh dari hadapan Andi.
Andi telah menorehkan luka serta menghancurkan kepercayaan terhadap laki-laki. Sosok pria gagah, charming, tak kenal lelah ketika memiliki modus mendekati Oliv secara lembut.
Kini semua kesan itu hancur dalam waktu bersamaan. Andi ternyata tidak sebaik yang ada dalam pikiran, pria itu tega menjadikan Oliv sebagai bahan uji coba guna menutupi kesalahannya Dimata manusia.
"Olivia..Oliv.." Andi meraih tangan wanita itu.
Oliv menghentak kasar menyadari Andi menggenggam secara tiba-tiba.saat perempuan itu mengarahkan Atensinya pada sosok lelaki itu, begitu kentara jika tersirat kekecewaan yang tak terelakan.
"Aku minta maaf Liv, aku bisa jelasin kalau yang kamu denger itu-"
"Cukup Mas. Aku nggak mau denger apapun lagi. Semua udah jelas." Oliv menyingkirkan bulir bening yang kembali mengalir membuat pipi nya basah.
Wanita itu kembali pergi membawa luka batin kian meradang. Tetapi, dipihak Andi tak ingin Oliv pergi begitu saja tanpa ada penyelesaian.
"Liv, please. Tolong kasih aku kesempatan buat jelasin semuanya." Andi memohon akan raut kacau.
Keduanya berada diluar kediaman Tiffany. Oliv menghela nafas mengurai sesak yang menghimpit rongga dadanya. "Apa yang kamu denger memang benar Liv, aku seorang laki-laki yang punya kelainan. Tapi aku ingin berubah Liv,"
"Kamu ingin berubah dengan cara mempermainkan aku?" Cecar Oliv. Tak lagi lari, wanita itu memilih menghadapi permasalahan yang menggali luka yang kini menganga.
"Aku nggak nyangka mas kamu bisa sejahat itu. Disaat aku mulai percaya tapi kamu tega mempermainkan aku." Olivia mengatakan itu dengan bibir bergetar. Bola matanya bergerak-gerak kala menatap laki-laki dihadapannya.
Andi menunduk sekilas untuk membuang nafas berat. Lalu tatapannya kembali mengarah kepada Oliv untuk meluncurkan satu kalimat yang membuat Oliv dadanya sesak seperti dihantam Godam tak kasat mata.
"Aku rasa nggak ada bedanya sama kamu 'kan? Kita sama-sama punya kesalahan. Begitu juga kamu, kamu menerima perasaan aku tetapi kamu juga menjalin hubungan sama Galang."
Deg!
Dada Oliv naik turun. Retinanya merebak, penuturan Andi membuatnya sesak. "K-kamu tahu?" Keadaan kini berbalik.
Rasa kecewa yang menggulung nya perlahan pudar seiring rasa malu berkelindan. "Aku lihat semuanya Liv. Waktu di hutan aku menyaksikan semua saat kamu melakukan hal diluar batas sama Galang."
Glekk..
Tenggorokan Oliv merasa tercekik seperti menelan sekam. Amarah yang sempat merebah kini tunggang langgang berganti rasa takut dan malu datang dalam satu waktu.
"Kenapa? Apa yang sedang kamu pikirkan? Apa kamu pikir aku akan mengadu sama orangtua Galang?" Ada senyum mengulas di bibir Andi. "Nggak Liv, aku nggak sejahat itu. Hanya aja aku nggak habis pikir. Setiap hari aku membayangkan tentang hubungan kalian."
Oliv makin tergugu laksana patung. Andi berhasil menjungkir balikan keadaan. Dia yang awalnya sebagai tersangka atas skandalnya yang mana dia seorang penyuka sesama jenis. Kini berubah seolah-olah yang berhak dihakimi adalah Oliv karena memiliki hubungan cukup intim bersama sepupu nya sendiri.
Andi tersenyum pada akhirnya. Lalu satu tangan menyentuh pucuk kepala wanita yang masih betah bergeming. "Kamu nggak usah terlalu banyak mikir. Aku nggak mau kamu sakit karena permasalahan ini. Aku anter kamu pulang yah. Dan kita Songsong hati esok seperti biasa. Hm?" Senyum manis masih terpatri dibibir Lelaki tinggi semampai itu.
Bagai kerbau yang di cucuk hidungnya. Oliv menurut kala tangannya digandeng Andi menuju motornya. Dia pasrah mengikuti drama yang Andi ciptakan. Duduk manis dan bibir tertutup rapat ketika motor mulai melaju.
Motor Andi sudah meninggalkan nya beberapa menit lalu. Tetapi, Oliv baru mampu berjalan menuju rumah tantenya.
Langkahnya gontai Serta wajah mendung mengikuti kemana langkahnya pergi.
"Aku nggak mau putus Lang.. aku sayang sama kamu." Oliv mengangkat pandangan ketika samar-samar mendengar perempuan memohon diiringi Isak tangis.
Tetapi. Olivia enggan memikirkan hal tersebut. Permasalahan yang tengah dialaminya jauh lebih rumit. Sampai ia masuk kedalam rumah. Atensinya berserobok dengan pandangan Galang juga Mutia yang duduk di ruang tamu.
Galang menatap dengan wajah datar. Tetapi, Disana tersirat tanda tanya besar mengapa Oliv datang dengan keadaan kacau.
"Bu Oliv." Mutia bersikap ramah kepada gurunya. Oliv tersenyum lalu memilih melenggang.
"Lang..kamu denger aku kan. Sumpah aku sayang banget sama kamu. Aku nggak mau kita putus." Mutia masih memohon.
Terdengar helaan nafas dari Galang. "Kamu kenapa nggak mau ngertii sih. Aku nggak punya perasaan sama sekali Mutia."
Oliv masih mendengar semua perdebatan antar dua remaja itu. Hingga ia menguak pintu kamar dan memilih masuk kedalamnya Setidaknya hanya tempat tidur yang mengerti keadaan. Memberikan kenyamanan disaat kondisinya kacau balau.
Bersambung. . .