Gabrielle Shaquille Ma, pria tampan dengan nama keren, kekayaannya membuat semua wanita tergila-gila dengannya, bahkan banyak dari mereka berharap bisa tidur dengannya satu malam saja.
Tidak disangka, hati pria yang dingin dan suka menyendiri ini akan tergerak oleh seorang pelayan restoran yang sedang dipermalukan di depan umum.
Sejak detik itu juga, gadis ini telah tertancap di hatinya.
Halo gengsss, selamat datang di dunia ke-uwuan kita. Novel ini adalah pecahan dari novel History Of Liang Zhu(Reinkarnasi Kedua). Di sarankan banget buat baca novel itu dulu sebelum lanjut baca ke novel yang ini biar kalian nggak bingung. Selamat membaca dan semoga terhibur ya 😉😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bangkitnya Sang Junior
Ares membukakan pintu mobil untuk Tuan Muda-nya begitu mereka sampai di rumah. Deretan penjaga dan juga pelayan membungkuk hormat sambil menyapa Tuan Muda mereka.
"Selamat malam Tuan Muda!" sapa Nun, kepala pelayan di rumah ini.
Gabrielle mengangguk. Dia melepaskan jasnya kemudian memberikannya pada Nun.
"Terima kasih" ucap Gabrielle sopan.
Nun adalah seseorang yang sudah berada di dekat Gabrielle semenjak kecil selain Ares. Dia ikut mengawasi tumbuh kembangnya hingga sekarang. Meskipun Nun bukanlah manusia sungguhan, tapi dia memiliki sikap yang cukup hangat layaknya orang biasa. Kakek buyutnya membuat Nun menjadi paling spesial dengan memprogram otaknya menggunakan DNA manusia.
"Apa Tuan Muda ingin makan malam?",.
Gabrielle mengangguk.
"Aku akan turun setelah membersihkan tubuhku!" jawab Gabrielle sambil berjalan masuk ke dalam lift.
Nun paham. Dia mengangguk ke arah Tuan Muda-nya sebelum pintu lift tertutup.
"Siapkan makan malam untuk Tuan Muda. Satu jam lagi makanan itu harus sudah siap di atas meja!" perintah Nun pada para pelayan.
"Baik Nun!",.
Ting
Pintu lift terbuka. Gabrielle melangkah keluar sambil membuka dasi di lehernya. Dia berhenti di depan pintu kamar kemudian menoleh kearah belakang.
"Apa kau sudah mendapatkan informasi tentang Elea?" tanya Gabrielle serius.
Ares mengangguk.
"Sudah Tuan Muda, dan semua perkataannya benar. Nona Elea adalah seorang anak yatim piatu. Dia tinggal di sebuah panti asuhan sejak dia bayi. Sayangnya anak buah kita belum bisa mendapatkan informasi yang berhubungan dengan orangtua kandung Nona Elea, Tuan Muda",.
"Aku tidak peduli dengan orangtuanya. Apa kau tau kenapa Elea di perlakuan seperti itu saat tinggal di panti asuhan?" tanya Gabrielle sambil berjalan masuk ke dalam kamarnya.
Ares segera mengambil dasi dari tangan Tuan Muda-nya.
"Jawabannya sama dengan apa yang di sampaikan oleh Nona Elea siang tadi Tuan Muda. Mereka semua menganggap keberadaan Nona Elea sebagai pembawa sial. Untuk alasannya sendiri anak buah kita belum bisa mendapatkannya!",.
Gabrielle terdiam. Seperti ada yang mengganjal disini. Tidak mungkin Elea-nya di perlakuan seperti itu jika tidak di dasari oleh alasan yang kuat. Apalagi pemilik panti juga ikut membully-nya.
"Gali terus informasi itu Ares. Aku akan membuat perhitungan dengan mereka semua jika alasan mereka membully Elea tidak berdasar!" kesal Gabrielle.
"Baik Tuan Muda!",.
"Kau boleh keluar!",.
Gabrielle masuk ke dalam kamar mandi. Dia melucuti pakaiannya sendiri kemudian berdiri menghadap cermin.
"Elea, sihir apa yang kau pakaikan di tubuhmu sampai aku jadi gila seperti ini? Hal istimewa apa yang kau sembunyikan di belakangmu?" gumam Gabrielle sambil menyentuh wajahnya sendiri.
Untuk pertama kalinya Gabrielle tertarik pada seorang wanita. Selama ini hatinya tidak pernah tergerak meskipun ada seorang wanita yang berdiri t*lanjang di hadapannya. Awalnya Gabrielle berpikir kalau dirinya itu tidak normal. Juniornya sama sekali tidak pernah menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Dia bahkan pernah meminta Ares untuk mencari wanita dengan menjanjikan hadiah yang sangat besar jika wanita itu berhasil membuat juniornya sadar. Tapi hasilnya nihil. Juniornya santai-santai saja saat wanita itu mulai meliuk-liukkan tubuhnya di hadapan Gabrielle. Dan yang terjadi hari ini benar-benar membuatnya kaget. Juniornya tiba-tiba bangkit dengan begitu gagahnya saat Gabrielle berada di dekat Elea. Padahal jika di perhatikan baik-baik porsi tubuh Elea sangat jauh dari tipe wanita idamannya. Tubuhnya kurus, dada dan bokongnya juga terlihat rata. Sama sekali tidak menarik, tapi justru itulah yang berhasil membuat juniornya terbangun.
"Haissshhhh sialan, kenapa kau bangun di saat yang tidak tepat sih!" gerutu Gabrielle sambil menatap juniornya yang sudah berdiri tegak.
Kepalanya tiba-tiba menjadi pusing. Gabrielle tau kalau juniornya membutuhkan tempat untuk bernaung. Tapi dia ingat kalau dia sedang sendirian.
"Hmmmmm, sepertinya aku harus mandi air dingin malam ini!" gumam Gabrielle lesu.
Dengan wajah malas Gabrielle menyalakan shower. Dia membiarkan tubuh kekarnya berada di bawah guyuran air dingin selama mungkin sampai juniornya mengaku kalah.
"Sepertinya aku harus segera menjadikan Elea Nyonya di rumah ini. Aku bisa mati membeku jika harus mandi air dingin setiap malam!" ucap Gabrielle sambil mengelap tubuhnya dengan handuk.
Setelah mengenakan pakaian, Gabrielle bergegas keluar dari kamarnya menuju meja makan. Dia mengangguk kearah Nun dan juga para pelayan yang sedang membungkuk hormat.
"Dimana Ares?" tanya Gabrielle.
Nun menjawab sambil menyiapkan makanan keatas piring Tuan Muda-nya.
"Ares sedang berada di ruang kerjanya Tuan Muda. Apa perlu saya memanggilnya kemari?",.
Gabrielle menggeleng. Dia mulai menikmati makanan yang tersaji diatas piringnya.
"Biarkan saja",.
Nun mengangguk. Dia lalu menuangkan air putih ke dalam gelas sambil memperhatikan Tuan Muda-nya yang terlihat segar.
"Tuan Muda?",.
Gabrielle menoleh. Dia diam menunggu Nun melanjutkan perkataannya.
"Apa ada sesuatu yang terjadi di perusahaan?" tanya Nun.
"Maksudmu?",.
"Wajah Tuan Muda terlihat berseri-seri. Saya sedikit penasaran!" jawab Nun.
Gabrielle tersenyum.
"Nun",.
"Ya Tuan Muda",.
"Sebentar lagi rumah ini akan segera memiliki Nyonya. Bagaimana menurutmu?" tanya Gabrielle sambil memasukkan makanan ke dalam mulutnya.
"Itu kabar yang sangat baik Tuan Muda. Kapan Tuan Muda akan membawa Nyonya pulang?" tanya Nun antusias.
Gabrielle terdiam. Dia belum sempat memikirkan hal ini karena dia baru bertemu dengan Elea siang tadi. Itupun secara tidak sengaja.
"Aku belum tau Nun. Kami baru bertemu tadi siang" jawab Gabrielle lesu.
Nun tanggap. Dia segera mengusap bahu Tuan Muda-nya untuk memberi semangat.
"Buatlah alasan agar Nyonya bersedia menikah dengan anda, Tuan Muda. Tidak ada salahnya untuk sedikit memaksa Nyonya masuk ke rumah ini!",.
Ares yang saat itu muncul di ruang makan hanya bisa terdiam mendengar ide sesat yang di katakan oleh Nun. Nun hanya peduli pada kesenangan Tuan Muda-nya saja, dia akan menghalalkan segala cara untuk mewujudkan semua hal yang di inginkan oleh Tuan Muda mereka.
"Apa bisa seperti itu Nun?" tanya Gabrielle ragu.
"Tentu saja bisa Tuan Muda. Memangnya apa yang salah dengan hal itu? Pernikahan adalah sebuah berkah, masalah perasaan hal itu akan muncul seiring berjalannya waktu. Saya yakin lambat laun Nyonya akan menerima alasan kenapa Tuan Muda memaksanya. Benar begitu kan Ares?!".
Ares mengangguk. Dia tentu saja langsung setuju jika hal itu bisa membuat hati Tuan Muda mereka merasa senang.
"Yang di katakan oleh Nun itu benar, Tuan Muda. Tidak perlu menunda waktu untuk membawa Nona Elea masuk ke rumah ini!",.
Gabrielle akhirnya terhasut oleh perkataan kedua orang ini.
"Baiklah. Setelah makan aku akan langsung membawa Elea kemari!",.
Wajah Ares dan Nun langsung pias mendengar perkataan Tuan Muda mereka. Pria kaku ini benar-benar tidak bisa menyikapi perkataan mereka dengan bijak. Memang iya mereka memberikan ide untuk segera membawa calon Nyonya mereka ke rumah ini. Tapi tidak malam ini juga, bambang.
"Ekhmmm Tuan Muda, sebaiknya jangan malam ini. Nona Elea bisa mati jantungan kalau Tuan Muda membawanya kemari sekarang!" cegah Ares.
Wajah Gabrielle berubah kesal mendengar larangan Ares. Dia lalu menatapnya tidak suka.
"Apa kalian sedang mempermainkan aku?" tuduh Gabrielle.
Nun dan Ares kompak menggeleng.
"Bukan begitu maksud kami Tuan Muda!" sahut Ares bingung bagaimana menjelaskannya.
"Lalu?",.
"Begini Tuan Muda, kita bisa mengatur strategi dulu untuk membuat Nona Elea bersedia menikah dengan anda. Jika di paksa seperti ini takutnya Nona Elea marah dan menolak untuk masuk ke rumah ini!" jawab Ares berharap agar otak Tuan Muda-nya bisa merespon dengan baik.
Gabrielle terdiam. Dia lalu melirik sinis kearah Nun kemudian menunjuknya.
"Kau yang memberikan ide untuk memaksanya masuk ke rumah ini!",.
Nun mengangguk. Tidak ada gunanya dia melawan. Meskipun pintar, Tuan Muda mereka sangat bodoh mengenai masalah percintaan. Hal seperti ini saja harus mereka yang turun tangan.
"Saya mengaku Tuan Muda. Memang saya yang meyakinkan Tuan Muda untuk segera membawa Nyonya masuk ke rumah ini. Tapi bukan berarti harus sekarang!" sahut Nun.
"Jadi ini salahku?" tanya Gabrielle kesal sambil menunjuk dadanya sendiri.
"Tidak, Tuan Muda. Kami berdua yang bersalah!",.
"Cihhhh, dasar menyebalkan!",.
Gabrielle tersenyum tipis. Dia segera menghabiskan makan malamnya sebelum mengatur rencana untuk memaksa Elea agar mau menikah dengannya dan menjadi Nyonya di rumah ini. Membayangkannya saja langsung membuat juniornya Gabrielle kembali menegang. Sungguh, dia sudah tidak bisa lagi menunda pernikahan ini.
🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄
🌻VOTE SEBANYAK-BANYAKNYA GENGSS...
LIKE,COMMENT DAN RATE BINTANG LIMA
🌻IG: nini_rifani
🌻FB: Nini Lup'ss
🌻WA: 0858-5844-6308