CERAI YUK 2
KENALAN DULU SAMA TOKOH VISUAL CERAI YUK 2 VERSI AI YUK....
RADITYA GUNAWAN - MANAGER
MELISA INDAH PERMATA - ISTRI
KALISTA VIONITA - MENDIANG ISTRI
BIANCA AYU PRASTIKA - DESAINER
KEVIN - DIREKTUR HOTEL
SINTYA DESWITA - SAHABAT KALISTA
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Eh, denger ya. Gue emang kismin. Tapi gue nggak minat buat jadi selingkuhan om om kayak lo?" - Melisa.
"Saya nggak nawarin kamu untuk jadi selingkuhan saya. Saya cuma mau nawarin kamu untuk jadi pengasuh anak-anak saya. Itu aja." - Raditya
"Kalau cuma mau jadi pengasuh anak-anak lo, ngapain harus nikah sama lo segala? Lo mau ngebegoin gue?" - Melisa
"Saya nggak mau ada fitnah diantara kita. Kamu butuh uang, saya butuh figur ibu untuk anak-anak saya. Kalau kamu setuju, tanda tangan kontrak ini. Kalau enggak, juga nggak masalah. Kita batalkan saja." - Raditya.
...----------------...
Di dalam sebuah kontrakan berukuran empat kali empat. Seorang wanita usia 30 tahunan, yang seharusnya sudah menikah dan punya anak, tapi masih betah hidup men-jomblo dengan tujuan hidup yang tidak menentu.
Wanita itu tidur sambil tengkurap dengan rambut acak-acakan persis seperti perempuan habis diperkosa. Suara dengkur dan sedikit iler yang menjuntai keluar dari sudut bibirnya menandakan jika ia sangat lelah menjalani kehidupan ini.
Bagaimana tidak, ia harus bekerja seharian tanpa henti demi mengumpulkan pundi-pundi rupiah untuk bertahan hidup di ibu kota yang keras ini. Syukur-syukur dia tidak menjual diri. Sebab memang prinsip hidupnya yang sudah tertanam sejak dini,
Biar miskin, tapi punya harga diri.
DUMM DUMM DUMM
Suara pintu kontrakan digedor dengan sangat kuat dari luar. Menimbulkan suara bising yang sangat menganggu ketenangan penghuni di dalamnya.
"MEL..!!MELISA !! Buka pintunya atau kalau tidak akan saya dobrak?" teriak seseorang dari arah luar kontrakan.
Wanita bernama Melisa itu pun memicingkan matanya. Suara ketukan pintu memecah gendang telinganya. Dia berusaha menutup kepalanya dengan bantal, namun sia-sia.
Perempuan yang tak lain adalah ibu pemilik kontrakannya itu, tampaknya tidak mengenal kata menyerah. Perempuan gendut itu kembali menggedor pintu kontrakannya dengan keras.
"Iihhh... Berisik banget sih!" Melisa lalu bangkit dan membuka pintu.
"Heh.. duit." ucap wanita gembul tersebut seraya menengadahkan tangannya kepada Melisa.
"Bu, ini tuh masih pagi banget loh bu. Masih jam 7." ucap Melisa. Dia menggaruk-garuk kepalanya.
"Saya ngak-pe-du-li. Bayar. Kamu udah telat tiga hari."
"Ya elah, baru juga tiga hari, belum juga satu bulan." Ucap Melisa.
"Apa kamu bilang? 'Baru'. Enak bener kamu bilang 'baru'. Kamu pikir, satu juta dua ratus ribu itu dibagi 30 hari berapa? Empat puluh ribu, tau? Sekarang kamu kali tiga, berapa? Seratus dua puluh ribu. Satu karung beras. Paham kamu?"
"Ini kok jadi belajar perhitungan sih pagi-pagi. Ya udah ya udah ah, tunggu, aku ambil ke dalam dulu." ucap Melisa ketus.
Tak lama Melisa masuk, dia sudah keluar lagi seraya membawa beberapa lembar uang merah jambu dan biru toska.
"Nih..." ucap melisa seraya menyodorkan uang tersebut. Wanita gendut itu pun langsung menghitungnya.
"Kurang lima puluh ini." ucap ibu pemilik kontrakan.
"Aduh bu, tinggal lima puluh lagi. Buat ongkos."
"Emang mau kemana kamu pagi-pagi kayak gini?" tiba-tiba nada bicara wanita gendut itu turun drastis setelah menerima uang.
"Aku mau... Astaga! Iya, aku lupa. Aku ada interview. Mati aku." Melisa langsung masuk ke dalam dan menutup pintu kontrakannya. Ia bahkan tidak peduli akan wanita gendut tadi.
Melisa langsung berlari ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya. Kemudian dia mengganti bajunya dengan pakaian hitam putih yang identik dengan pencari lowongan kerja di ibu kota.
Dia menyanggul rambut panjangnya ala ala pramugari pesawat terbang. Tidak lupa deodoran mengingat dia tidak mandi serta parfum yang sedikit lebih banyak dari biasanya. Yah setidaknya walau pun nanti dia ditolak, kehadirannya tidak menjadi musibah bagi HRD yang nanti meng-interview dirinya.
Melisa langsung memanggil abang-abang ojek pangkalan dan segera berangkat menuju ke lokasi tempat ia akan melakukan interview. Namun sayang, jalanan yang macet membuat Melisa sampai di perusahaan tersebut telat tiga puluh menit.
"Kamu ini, baru hari pertama udah nggak disiplin." ucap pria berkepala plontos yang duduk di depan Melisa.
"Saya minta maaf Pak. Jalanan macet." Melisa nampak pasrah.
"Kalau kamu mau cari yang nggak macet, ya jangan cari kerja di ibu kota. Cari kerjanya di hutan Amazon sana. Di jamin, pasti nggak macet. Bayangin aja kalau semua karyawan telat dengan alasan macet kayak kamu ini. Mau jadi apa perusahaan.
"Intinya bapak terima saya atau nggak sih? Kalau nggak, saya keluar sekarang nih." ucap Melisa tegas dan mulai kesal.
"Ya udah, silahkan kamu keluar sekarang." ucap HRD itu lagi.
Melisa langsung bangun dan keluar dari ruangan HRD tersebut. Mulutnya bergoyang-goyang menirukan cara bicara sang HRD tadi.
Dasar nggak punya hati!
Melisa keluar dari gedung tinggi tersebut. Lagi-lagi dia harus kecewa karena tidak di terima kerja. Padahal sudah dari sebulan yang lalu dia berusaha namun tidak juga membuahkan hasil. Nasibnya sangat tidak beruntung.
Melisa lalu mengambil buku catatannya. Dia mencoret nama perusahaan yang baru saja menolak dirinya. Kemudian melihat kembali nama tempat lainnya yang ada membuka loker.
"Selanjutnya... " Ucap Melisa. Dia melihat list loker yang begitu banyak di catatannya. List loker hasil menyusuri mbah Google semalam suntuk.
"Ha, ini dia. Kalista Bakery. Di jalan... " Ucapnya sambil berdiri. Dia kemudian langsung berjalan menuju tepi jalan. Namun tanpa dia sadari, dompetnya justru terjatuh.
"Ojek bang..." panggil Melisa pada salah seorang ojek pangkalan yang ada di sekitaran gedung tersebut.
"Kemana neng?" tanya abang ojek tersebut.
"Ini bang. Ke sini." ucap Melisa seraya menunjuk catatannya.
"Oh, itu sih dekat dari sini neng. Ya udah, naik aja." ucap abang ojek.
Melisa pun memakai helm dan naik. Kemudian mereka langsung menuju ke alamat yang di tuju. Dan benar saja, lokasinya tidak seberapa jauh dari tempat Melisa melakukan interview menyakitkan tadi.
"Berapa bang?" Melisa.
"20 ribu aja neng." Ucap abang ojek.
"Sebentar ya bang." Melisa lalu turun dan membuka helmnya. Dia kemudian mulai mencari-cari dompetnya di dalam tas ransel yang dia pakai. Namun tak ia temukan.
"Cepetan mana duitnya...?" ucap abg ojek.
"Sabar napa? Ini juga lagi di ambil." Balas Melisa.
Mana sih dompet gue. Perasaan tadi ada di dalam tas... Apa jangan-jangan... Aduh, sial. Ini pasti jatuh di depan kantor tadi nih. Sial-sial. Gimana gue bayar abang ojeknya? Apa gue kabur aja ya? ( monolog Melisa).
"Cepetan. Gue mau narik lagi nih. Lama banget..! " Ucap pria tinggi kurus bagai burung kutilang itu.
Saat abang ojek tersebut menunggu bayaran dari Melisa, wanita urakan itu malah memilih lari dan kabur dari tanggung jawabnya. Entah apa yang ada di dalam benak perempuan yang hobi mengunyah permen karet itu saat ini?
"Woy tunggu. Jangan kabur lo." Teriak tukang ojek.
Melisa tidak peduli, dia tetap tidak mau berhenti. Sampai terlepas sanggul rambutnya dan terurai lah rambut panjang wanita itu. Dia tetap berlari.
Sampai tiba-tiba seorang pria turun dari dalam mobil dan melihat kepada Melisa yang tengah berlari ke arah dirinya. Pria itu terdiam cukup lama dalam menatap Melisa. Hingga Melisa berada cukup dekat dengan dirinya. Degup jantungnya seketika saja seolah berhenti berdetak. Dia terperanjat melihat Melisa. Namun Melisa tidak tahu.
Melisa langsung memegang pria itu sebab dia sudah lelah berlari. Lari dari kenyataan. Kenyataan kalau abang tukang ojek itu sudah berdiri tepat di depan pria tersebut.
"Om om... tolongin. Tolongin om." ucap Melisa dengan tangan memegang lengan pria dewasa itu dari belakang.
"Hei, enak aja main kabur. Bayar dulu lo..." Ucap tukang ojek.
"Ini ada apa ya?" Tanya pria berkemeja dan dasi tersebut.
"Ini nih... cewek tengil ini. Udah naik ojek, kagak mau bayar.." Jelas tukang ojek.
" Hai, gue bukan kagak mau bayar ya, tapi dompet gue jatoh. Ngerti kagak lo?" Alasan Melisa.
"Alah, hari gini lo pakek alesan dompet jatoh. Lo kira gue percaya gitu? Alasan lo itu udah sering di pakek sama FTV-FTV di channel televisi yang satu untuk semua itu tu. Gue kagak percaya. Bayar sekarang." Pinta tukang ojek.
"Ya tapi gue kagak punya duit lagi... Mau bayar pakek apa coba?" Melisa tampak mulai mendung.
"Kalau lo kagak punya duit, napa lo naik ojek? Lo jalan kaki aja. Tuhan ngasih lo kaki, biar kalau lo miskin, lo bisa jalan kaki. Gratis kemana-mana. Kecuali lo kaya, kayak bapak ini. Baru lo naik mobil." Hina tukang ojek.
Melisa terdiam. Dia masih bersembunyi dibalik pria berdasi itu.
"Ya udah, bawa mari tas lo.." Tukang ojek itu mulai menarik paksa tas Melisa.
"Eh jangan bang... gue cuma punya ini bang.." Melisa mencoba mempertahankan tasnya.
"Bang bang... Sebentar...sebentar." Tiba-tiba pria berdasi itu bicara.
Tukang ojek dan Melisa pun terdiam seketika. Mereka langsung mengalihkan atensi mereka kepada pria berdasi itu, yang sejak tadi hanya diam saja melihat mereka berdua ribut.
"Biar saya yang bayar ya? " Ucap pria berdasi itu sambil mengambil dompetnya dari saku celananya.
"Berapa?" Tanyanya lagi.
"20 ribu... " Jawab tukang ojek.
Pria itu mengeluarkan selembar uang warna biru toska dan memberikan kepada tukang ojek tersebut.
"Nggak usah di kembali..." Kata pria itu lagi.
"Ya, makasih." Kata tukang ojek kepada pria itu.
"Hei, selamat lo ya. Perkara duit 20 ribu aja, ngabisin energi gue aja lo." Tukang ojek itu kemudian berlalu meninggalkan Melisa dan pria berdasi tersebut.
Tanpa Melisa sadari, dia masih bersembunyi di belakang si pria sambil tetap memegang kedua lengan pria tersebut.
"Tukang ojeknya udah pergi.." Ucap Pria itu.
Melisa lalu melepaskan pegangan tangannya. Dia kemudian berdiri seraya merapikan rambutnya yang sudah seperti rambut singa itu.
"Makasih ya om..." Ucap Melisa.
"Kalista... " Ucap pria itu.
"Ka... Kalista?" Melisa melihat ke belakang dan sampingnya. Dia mengira jika pria tersebut melihat orang yang bernama Kalista itu.
"Om manggil siapa? " Tanya Melisa lagi. Namun pria dewasa itu tidak menjawab dan hanya menatap dirinya. Melisa pun merasa heran. Dia kemudian berlalu meninggalkan pria itu seraya menyanggul kembali rambutnya.
Dasar aneh...
"Bersambung...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hai Hai.... jumpa lagi ya kita. Semoga kalian sehat selalu. By the way... Video Klip Cerai Yuk?! seasons pertama sudah ada di instagram author loh... Buruan liat dan jangan lupa untuk follow dan like videonya ya... 😇🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Wiwien
baru baca part 2 nih Thor,,
Kalista apa melisa yg dikiat Radit??
2024-11-03
1
Yulia Irawan
oh.... ternyata Kalista beneran meninggal....😭😭😭🤧🤧🤧
2024-11-03
1
LV Edelweiss
Iyaa... 💔
2024-11-03
1