"Syifa saya bilang turun sekarang"
"nggak mau Gus gue belum puas makan mangganya, kan kata Gus nggak boleh buang-buang makanan ntar mubazir "ucapnya tak peduli dengan tatapan seorang pria di bawah sana .
"mau turun atau saya cium "
para santri mendengar itu langsung kaget mereka tak menyangka gusnya ternyata sangat so sweet ini terhadap istrinya.
"hah" mata gadis itu melotot tajam
"bugh"
"auwsshhh "ringis gadis itu saat melompat dari pohon akibat mendengar ancaman gusnya syifa syeena queenza Abimanagadis cantik dan super duper bar-bar Dia terpaksa harus menikah dengan seorang gus tampan
akankah suaminya dapat merubah sifat keberbaran istrinya dan dapat meluluhkan hatinya
kalau mau lanjutannya yuk! langsung join 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ALFI MARTIS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Kreeek
"SYIFAAAA."
"SYIFAAAA."
"Ssssshh Awwww."
Belum sempat Gus Alwi sampai ke dekat batang pohon Syifa sudah jatuh duluan. Tapi yang anehnya dia jatuh meringis sedikit langsung berhenti. Tapi dia jalannya megang megang pingganya sambil mengusapnya.
"Santai.. Santai Gue Ndak Papa kok." ucap Syifa.
"Kamu akan di hukum." ucap Gus Alwi.
"Gus, kok gue di hukum sih, kan Gue udah jatuhin semua mangganya. Harusnya Gus itu ber-terimkasih sama Gue." ucap Syifa membuat semua orang melongoh. Tadi Gus Raffi yang di lawan mereka masih maklumi. Karena, Gus Raffi ketegasan nya kalah jauh sama Gus Alwi. Dan Ini Syifa malah melawannya lagi,
Sungguh nyalinya sangat diluar Nurul pikir mereka.
"Ikut saya." ucap Gus Alwi.
"Umi, Abi, Gus anak Umi sama Abi datarnya minta ampun sih." gerutu Syifa membuat semua orang melongoh kecuali yang sudah mengetahui status Syifa.
"Maklumi aja ya Nak." ucap Umi Aya tersenyum geli, melihat raut wajah Syifa.
"Lain kali, jangan naik pohon ini lagi ya. Tinggi soalnya, Abi dan Umi takut kamu kenapa napa Nak." ucap Abi Bima. Sungguh
percakapan mereka membuat parasantri maupun santri wati bertanya tanya. Ada hubungan apa mereka sebenaranya?
"Insyaallah Abi, Umi." ucap Syifa tersenyum dalam hati. "Gue kan cuman di larang jangan naik, pohon mangga yang ini, otomatis tidak ada larangan dong buat pohon mangga yang lain. "batin Syifa. Sungguh dia tidak bisa hidup tanpa menaiki sebuah pohon mangga. Jiwa monyetnya sudah mendarah daging. Itu sih menurut sih Andik.
"Kalau gitu aku pergi dulu Ya Mi, Bi." Pamit Syifa. Di ikuti Umi Aya, dan Kyai Rahen. Setelahmenyuruh para santri dan santriwati mengumpulkan buah mangga.
"KALIAN JANGAN BINGUNG SAMA TUH BOCAH TENGIL. DIA ITU SEPUPUNYA GUS ALWI. NAH, ITU KAN PERTANYAAN YANG ADA DI BENAK KALIAN?" Teriak Andik.
"Ohh.. Ternyata sepupuan." ucap mereka mengangguk.
"GUS, GUS ALWIIIII." teriak Syifa dari ruang tamu, tapi yang di panggil tidak nyahut sama sekalih.
"Ini sih Gas di mana sih, disuruh ke sini. Eh malah ngehilang udah kaya gondoruo aja." gerutu Syifa dan berniat melangkah
Keluar rumah. Tapi tangannya di tahan oleh Gus Alwi.
"Mau kemana him?" tanya GusAlwi datar.
"Ya mau balik lah Gus." ucap Syifa.
"Eeeeeh Gus, Lepasin nggak." ujar Syifa karena tangannya di tahan Gus Alwi. Dan di tarik menaiki tangga.
"Gus, pinggang gue sakit Njj*r." gerutu Syifa sambil memegang pinggulnya. Gus Alwi yang mendengar itu langsung menggendong Syifa ala Bridal style, dengan spontan Syifa langsung melingkarkan tangannya di leher Gus Alwi. Agar tidak terjatuh.
"Ihhh Gus, jangan modus deh...
Cepat turunin Gue." ucap Syifa tidak mau di gendong.
"diam." suara dingin dari Gus Alwi. Membuat Syifa langsung diam, dia menatap wajah Gus Alwi dari bawah sehingga ketampanan Gus Alwi bertambah berkali kali lipat.
Ceklek
"Duduk sini." ucap Gus Alwi. Dan berjalan ke arah laci Untuk mengambil sesuatu.
"Loh Gus itu buat apa? Itu kan minyak urut." tanya Syifa sudah mulai was was.
"Menurut kamu?" Gus Alwibalik bertanya.
"Ya itu kan buat ngurut." ucap Syifa wajahnya sudah mulai pucat, dia tipe orang yang tidak suka di urut. Karena trauma dengan suatu kejadian.
"Buka baju kamu." ucap Gus Alwi.
"Hah, buat apa? Gus jangan mesum ya. Gue kasih nih Umi sama Abi." ancam Syifa kaget dengan perkataan Gus Alwi.
"Ya sudah sana lapor. Kalau ingin malu sendiri." ucap Gus Alwi.
"Gue udah nggak punya urat malu. Udah putus saat gue kelas 6SD. Mau di sambungin tapi nggak ada lemnya, jadi males." jawab Syifa asal Gus Alwi ingin sekalih tertawa mendengar itu. Tapi dia tahan karena harus membuat Syifa takut agar dia tidak mengulangi kesalahannya lagi.
"Buka bajunya." ucap Gus Alwi lagi.
"Ihhhh Nggak mau Gus." tolak Syifa sambil menyilangkan tangannya di dada.
"Ck, Syifa nurut."
"Nggak Nanti Gus cari kesempatan lagi, kan gue Nggak mau."
"Syifa, saya suami kamu, bahkan melakukan lebih pun halal halal saja. "kesal Gus Alwi.
"Iya Gue tau Gus Alwi suami Gue. Tapi gue masih nggak rela perlihatkan tubuh gue ini." ucap Syifa.
"Buka sendiri, atau saya yang buka?" tanya Gus Alwi. Syifa langsung gelagapan.
"Yaudah deh, Gue sendiri. Tapi kan pinggang gue yang sakit ni. Jadi Gue naikin aja ya. Gausah di buka juga kali."ucap Syifa.
Syifa pun langsung mengangkat sedikit gamisnya. DanGus Alwi mulai membalurkan tangannya menggunakan minyak urut dan mengurut pinggang Istri
Bar barnya ini.
Setelah beberapa menit barulah selesai, Syifa pun memilihuntuk mandi, dia tidak tahan dengan baunya minyak urutnya.
"Gus thank's ya pinggag gue udah baikan." ucap Syifa setelah memakai gamis yang bermodel dan berwarna lain. Walaupun jilbabnya masih di pakai asal asalan tapi dia masih terlihat cantik.
"Duduk sini." ujar Gus Alwi tanpa menatap Syifa. Syifa pun berjalanenuju suaminya di sofa king size itu. Gus Alwi membunuh laptopnya dan menghadap ke arah Syifa. Tangannya terulur ke bawah dagunya Syifa.
"Ehhh Gus Mau ngapain?"
tanya Syifa menghindar.
"Sini." ucap Gus Alwi dingin. Syifa pun menurut, sesaat kemudian Syifa di buat tertegun karena Gus Alwi yang merapikan hijabnya. Sungguh suaminya ini sangat serba bisa.
"Wah, jantung Gue Nggak aman nih. Terasa lari maraton." gumam Syifa dan masih di dengar oleh Gus Alwi.
"Di suruh ikutin lomba saja." ujar Gus Alwi.
"Hah, maksudnya?"
"Tidak ada.
"Wah Gus memang serba gunadeh." ucap Syifa melihat tampilan dirinya di kaca besar. Setelah selesai hijabnya di rapiin oleh tangan ajaib Gus Alwi.
"Kamu pikir saya tepung serba guna."
"Maksudnya serba bisa Gus." ucap Syifa.
"Kalau begitu Gue pergi dulu ya Gus." ucap Syifa dan berniat pergi.
"Sini." perintah Gus Alwi lagi.
"Issssh apalagi sih Gus. Sini, sini teruus." gerutunya.
"Cium." Gus Alwi
mengulurkan punggung