David adalah seorang anak panti asuhan. Ia jatuh hati dengan Kasih yang merupakan putri dari keluarga pemilik rumah panti asuhan tempatnya dibesarkan.
Keluarga Kasih melarang keras hubungan asmara Kasih dengan David.
Setelah melewati manisnya kemesraan dan pahitnya perjuangan. David dan Kasih menjadi pemenang. Selamanya cinta sejati mereka tidak pernah terpisahkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nada Indah
“Apa kamu yakin betul ingin pergi ke kota itu?”,
“Di sini kan juga banyak tempat untuk kuliah”,
“Apa iya harus ke sana?”, tanya ibu.
“Nada sudah yakin bu”,
“Di sana kan memang khusus tempat buat belajar music. Kalau di sini tidak ada yang seperti itu”, jawab Nada.
“Ya sudah kalau kamu memang sudah yakin betul. Ibu hanya bisa mendoakan mu supaya kamu lancar kuliah di sana, berhasil jadi sarjana”, doa ibu.
“Tapi ingat ya cantik. Kamu di sana tidak punya siapa-siapa. Harus hati-hati dalam bergaul. Jangan salah pilih teman. Jangan mau kalau diajak yang aneh-aneh. Apalagi kalau sampai narkoba. Awas kamu”, pesan ibu.
“Aamiin. Ibu tidak usah khawatir. Nada ke sana mau focus belajar”,
“Biar selesai cepat lalu bisa kerja cari uang. Supaya Nada bisa mandiri tidak merepotkan ibu lagi”, jawab Nada.
“Memangnya kalau sudah lulus sarjana music itu bisa kerja apa?”, pertanyaan yang selalu diulang oleh ibu Nada.
“Ya banyak bu. Bisa jadi guru, bisa buka tempat les, bisa ngelamar kerja kemana-mana, banyak dibutuhkan”, jelas Nada.
“Jaman sekarang yang penting ijazahnya bukan gelarnya”, tambahnya.
“Bener ya. Ibu tidak mau kalau kamu setelah lulus balik jadi pengamen lagi. Harus punya pekerjaan yang tetap”, pinta ibu.
“Pasti bu. Sudah, ibu tidak usah terlalu mikir yang berlebihan”,
“Lagi pula selama ini Nada main di café bukan ngamen di jalan”, terang Nada.
Nada adalah seorang pemain alat music yang berbakat. Dari kecil ia sudah pandai bermain gitar.
Sejak usia belasan tahun ia sudah berani bermain dengan orang-orang dewasa. Karena kemampuannya ia diajak bergabung dengan kelompok music yang rata-rata usia pemainnya seumuran dengan ayahnya.
Setelah tamat SMA. Gadis itu memilih untuk merantau.
Nada akan kuliah mengambil jurusan seni music di kampus ternama. Sebuah universitas yang menjadi impian bagi seniman-seniman muda penuh talenta untuk menimba ilmu di sana. Dari tempat itu sudah banyak terlahir artis-artis hebat.
*
Hari berangkat.
“Pamit dulu ya bu”,
“Doakan Nada supaya berhasil”,
Nada memeluk dan mencium ibunya.
”Ibu doakan semoga kamu berhasil, terkabul semua cita-citamu”,
“Di sana dipertemukan dengan orang-orang baik”, doa ibu.
“Nada, kamu tidak pamit sama bapakmu dulu”, kata ibu.
“Nanti ibu saja yang pamit kan”,
“Takutnya Nada ketinggalan kendaraan”, ucap Nada.
Nada enggan berpamitan dengan bapaknya yang masih tidur. Karena ia tidak terlalu dekat dengannya. Karena bapak yang tinggal di rumah bersamanya bukanlah ayah kandungnya.
Sejak kecil Nada Indah sudah ditinggal pergi oleh ayah kandungnya. Ibu nya tidak pernah memberitahukan alasan yang jelas kenapa ayah kandungnya sampai tega pergi meninggalkan keluarganya.
Yang Nada tahu tentang ayah kandungnya dari cerita orang-orang di kampung adalah, ayahnya seorang pemain gitar yang jago.
Karena itu lah selama ini Nada bersungguh-sungguh belajar gitar untuk bisa seperti sang ayah yang tidak pernah dijumpainya.
Selama ini Nada juga bermain music bersama teman-teman ayah kandungnya. Mereka mengajari Nada banyak hal.
Mereka juga mengajak Nada untuk tampil bermain di café. Dan mereka benar-benar menjaga anak dari sahabat mereka yang pergi begitu saja tanpa pamit.
Nada semasa kecil selalu berharap suatu saat ayah aslinya akan pulang.
Nyatanya orang yang setiap hari ditunggunya itu tidak pernah kembali. Bahkan meski ibunya sudah menikah dan punya anak lagi, Nada masih berharap akan datangnya sebuah keajaiban.
Saat usianya belasan tahun Nada mengubah keyakinannya itu.
Jika memang ayah kandungnya sudah tidak sudi untuk pulang kembali ke kampungnya. Maka ia tetap yakin akan bertemu dengannya.
Ia yang akan mencari ayahnya. Sejauh apa pun itu. Meski harus ke pulau seberang.
Tidak banyak bukti kenangan tentang ayah kandung Nada yang ia punya. Hanya 1 lembar foto yang ia copot dari pas foto buku nikah ayah dan ibunya.
Dan sebuah nama.
Rahman.