" Aku harap kamu tidak lupa apa yang terjadi semalam.Kamu lebih dulu menyerahkan diri padaku jadi jangan memintaku untuk bertanggung jawab dan satu lagi jangan perna katakan pada siapapun tentang ini karena aku akan menikah " Bara
" Ya aku akan menyimpan nya sampai mati " Aira rafiqah Herlambang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yhani_HT, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Embun sakit
Aira tidak mengerti dengan dirinya sejak tadi hanya membalikkan badannya di atas tempat tidur mencari kenyamanan nya tapi hasilnya nihil.
Pandangan nya berahli ke arah pintu berharap seseorang akan masuk tapi sama saja , tepaksa Aira ke luar dari kamar itu dia menatap sekeliling paviliun yang sudah gelap karena sebagian lampunya di padam kan .
Dengan pelan Aira melangkahkan kakinya ke salah satu ruangan.
Tok ...tok ....
" Kakak " Panggil Aira lembut " Aku masuk ya " Izinnya memegang handel pintu.
" Iya sayang " Mendapatkan izin dari dalam ruangan itu Aira membuka pintu dengan perlahan lalu menutup nya kembali .
Bara meninggalkan pekerjaan nya sebentar menatap Aira ,seolah paham Bara memundurkan tempat duduknya sehingga Aira langsung duduk di pangkuan sang suami .
" Tidak bisa tidur " Aira mengaguk menyembunyikan wajahnya di leher sang suami .
" Selesai kan ini dulu ya tinggal sedikit baru aku temani "Lanjut nya mengelus punggung Aira dengan lembut .
" Pengen mau kakak " Ujar Aira manja .
" Iya sayang,tunggu ya " Bara kembali melanjutkan pekerjaan nya setelah tidak mendapatkan jawaban dari istri nya .
" Kaka masih lama ,aku mau kakak " Ulang nya tak sabaran membuat Bara tertawa kecil .
" Dikit lagi sayang,sabar ya " Bara mencium kepala Aira dengan lembut sambil tersenyum.
Setengah jam berlalu akhirnya pekerjaan Bara selesai lalu keduanya kembali ke kamar tanpa menurun kan Aira di gendongan nya .
" Sekarang " Aira mengaguk cepat, dengan pelan Bara membaringkan Aira di atas tempat tidur mereka .
"Dede kangen sama Ayah ya " Bara mencium perut Aira dengan pelan lalu menatap wajah istri nya tersenyum.
Cup
Bara mencium bibir Aira sekilas lalu kembali menatap Aira dengan lekat .
" Kakak " Rengek Aira memalingkan wajahnya ke samping karena malu .
" Lihat aku " Aira menggeleng pelan sehingga Bara memegang kedua sisi wajah istri nya untuk menetap nya Perlahan Bara mendekatkan wajahnya hingga akhirnya benda kenyal itu kembali bertemu .
Aira menerima membalas permainan bibir suaminya bahkan dia memberikan akses untuk suaminya menorobos lebih dalam lagi .
Kedua kaki Aira langsung melingkar di pinggang Bara, seperti nya wanita hamil itu benar-benar menginginkan sentuhan suaminya.
" Kakak " Aira menengadah ke atas saat Bara bermain di lehernya, tangan kanannya meremas rambut sang suami dengan pelan .
" Kakak "
💐
💐
💐
Huh .....Huh ....Huh ......
Suara napas saling bertautan itu memenuhi ruangan kamar itu,Bara menatap ke arah samping nya di mana Aira masih mengatur napasnya.
" Kalian baik² saja kan ? " Aira mengaguk pelan .
Bara memiringkan tubuhnya mengelus kening Aira yang basah oleh keringat.
" Besok pemeriksaan Dede kan ? " Bara menunduk untuk melihat wajah istri nya " Nanti periksa nya setelah makan siang boleh ? " Izin Bara lembut .
" Nanti aku pergi sama Ibu saja kalau Kaka sibuk " Jawab Aira mengakat wajah nya ke atas .
" Hanya pagi saja setelah itu tidak lagi,sisanya bisa Farhan yang selesai kan " Jawab Bara mengelus wajah lembab Aira .
" Kakak " Panggil Aira tanpa mengalihkan wajahnya dari suaminya.
" Kenapa Hm , Cup " Bara mencium bibir Aira sekilas " Lapar " Aira menggeleng pelan.
" Boleh aku pulang ? " Izin Aira takut " Aku kangen sama Ibu dan ayah " Lanjut nya sendu .
" Boleh ,Tapi harus aku yang antar " Aira mengaguk setuju dari pada dia tidak bisa pulang sama sekali .
" Kapan ? " Tanya Aira .
" Minggu depan " Seketika wajah Aira berubah masam " Kelamaan Kaka " protes Aira memanyunkan bibirnya.
" Kalau sekarang tidak bisa Ra ,aku ada beberapa pekerjaan yang harus aku selesaikan dengan cepat ' Jawab Bara lembut .
" Kalau gitu aku pulang sendiri saja nantikan di temani Bumi " Bara menaikan alisnya sebelah menatap Aira " Hanya Bumi " Aira mengaguk cepat " Embun ? " Seketika Aira terdiam .
" Untuk teman kakak " Jawabnya ragu² .
" Iya sudah " Bara memilih untuk tidak memperpanjang nya .
"Bersihkan dulu milikmu mandi nya nanti besok pagi saja nanti kalian sakit ini sudah larut malam " Bara membantu Aira untuk bangun lalu keduanya ke kamar mandi .
💐
💐
💐
Pagi harinya paviliun di heboh kan dengan Embun yang tiba-tiba saja rewel,bahkan sejak duduk di meja makan bersama Bumi dia hanya diam membaringkan kepalanya di atas meja makan .
" Ade mau minum " Tawar Bumi lembut .
" Mau Bunda Mas " Rengek Embun berkaca-kaca.
Sejak tadi Embun ingin sekali bersama Aira,tapi sebagai Kaka, Bumi memberikan penjelasan sebaik mungkin .
" Sabar ya ,Bunda sedikit lagi turun " Jawab Bumi lalu memalingkan wajahnya ke arah tangga .
" Lo keponakan Aunty Syifa kenapa ? " Syifa menarik kursi yang berada di depan Bumi begitu juga dengan Syafa .
" Jangan ganggu Syifa " Tegur Vania yang baru datang bersama pelayan menyusun makanan di atas meja.
" Ade sakit " Syafa menatap Embun dengan lekat " Mau Bunda " Cairan bening itu mulai membasahi pipi Embun .
Merasa tidak tega melihat Embun menangis Bumi langsung turun dari kursinya meninggalkan meja makan itu , Namun saat akan menaiki tangga di ujung paling atas di melihat kedua orangtuanya.
" Bunda ,Ade nangis " Ujar Bumi dari arah bawah .
Bara langsung menahan lengan Aira saat melihat wanita itu akan berlari .
" Kamu hamil " Bara langsung memperingati sang istri nya "Pelan² saja turun nya " Lanjut nya tegas.
" Kakak duluan saja ke bawah " Aira menjadi khawatir saat mendengar suara Embun semakin kencang " Tapi kamu pelan² ok " Bara lebih dulu turun meninggalkan Aira sendirian di tangga.
" Tunggu bunda " Ujarnya pada Bumi saat sudah berada di bawah lalu melanjutkan langkahnya ke arah dapur .
Princess ayah kenapa " Bara langsung menggendong Embun yang sudah seseguhkan.
" Koh hangat Bu " Bara menatap Vania yang mengaguk pelan " Semalam baik² saja koh " Lanjut nya bingung.
' Bu....nda ...." Ujar Embun seseguhkan.
" Sabar ya bunda sudah mau ke sini " Ujar Bara mengelus punggung Embun .
" Tadi ayah mau gendong tapi dia tidak mau ,sama si kembar juga tidak mau " Radhi menatap cucunya yang masih menangis dalam gendongan Bara .
" Itu Bunda " Ujar Syifa saat melihat Aira mendekati meja makan bersama Bumi .
Embun langsung mengulurkan tangan nya meminta Aira untuk menggendong nya .
Cantiknya Bunda kenapa ? " Saat akan mengambil ahli Embun dari gendongan suaminya , Bara menjauhkan tubuhnya " Biar sama ayah saja " Ujar Bara tegas .
" Kasian kakak " Bara tetap menolak memberikan Embun pada Aira sehingga membuat tangisan Embun semakin kencang.
" Aira gendong nya sambil duduk saja " Ujar Radhi.
" Iya Ayah " Aira langsung menarik kursi nya lalu menatap suaminya " Sini sayang " Bara mendudukkan Embun di pangkuan Aira .
" Koh panas Kak " Aira menatap Bara meminta penjelasan pada suaminya.
" Aku juga baru tahu yank " Jawab Bara cepat tidak ingin di salah kan .
" Bunda pusing " Aduh Embun seseguhkan.
" Iya sayang,jangan nangis lagi ya biar kepalanya tidak sakit " Ujar Aira lembut .
" A....de ....mau Bu...nda " Jawabnya seseguhkan.
" Iya sayang " Aira merapikan rambut Embun menggunakan tangannya.
" Aku suapin saja ya Ra " Aira menatap Bara menggeleng " Kakak duluan saja kan ada pekerjaan pagi ini " Jawab Aira lembut.
" Masih ada waktu nya " Bara mengambilkan makanan untuk Aira , sedangkan Syafa mengambilkan makanan untuk Bumi .
" Ade mau makan apa ? " Tanya Aira lembut namun Embun menggelengkan kepalanya.
" Sedikit saja " Tetap Embun menggelengkan kepalanya " Bunda buatkan bubur ya " Lagi² Embun menggeleng.
" Terus Ade mau apa ? Nanti bunda masakan " Sekalipun Aira tidak bisa masak tapi sebisa mungkin dia akan lakukan untuk putri nya .
" Mau Bunda " Jawabnya lirih .
" Iya ini kan sama Bunda tapi Ade harus makan " Embun menggeleng pelan ,Bumi yang melihat Aira sudah kehabisan akal akhirnya dia membuka suara .
" Ade suka spaghetti kan ? " Embun mengaguk pelan "Ade mau itu ? " Tanya Bumi menggegam tangan Embun " Mau " Jawab Embun .
" Bahkan aku saja ayah nya tidak tahu " Jawab Bara tertawa kecil menatap Bumi yang begitu perhatian pada Embun .
" Makanya jangan hanya tahu buat dan kerja " Cibir Vania menatap Bara.
" Kalau Bara tidak kerja istri sama anakku makan apa Bu " Jawab Bara seadanya.
" Sudah jangan ribut lagi , mendingan kamu bantu suapi Aira " Radhi melerai istri dan putranya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"